Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

JUDUL PERCOBAAN : STOIKIOMETRI

NAMA PRAKTIKAN : MOCH. FARREL REYHAN AMIR


NIM/GRUP : 2012210014 / 06
TANGGAL PRAKTIKUM : 2 – 12 - 2022
ASISTEN : DAVID BECKHAM

LABORATORIUM KIMIA - FISIKA


DASAR UNIVERSITAS INTERNASIONAL
SEMEN INDONESIA TAHUN AKADEMIK
2020/2022
1. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan kegiatan praktikum mempunyai peranan yang sangat
krusial untuk mendukung kualitas hasil dan proses pembelajaran.
Karena kegiatan praktikum akan lebih efektif untuk meningkatkan
keahlian mahasiswa dalam pengamatan dan meningkatkan
keterampilan/aspek psikomotorik serta sebagai sarana berlatih dalam
menggunakan atupun memanfaatkan alat dan bahan yang ada di
laboratorium (Wahyudiati, 2016).
Keterampilan dasar yang dapat teramati selama praktikum
diantaranya, (1) mengambil bahan, (2) menggunakan alat, (3)
mengamati, (4) mengkomunikasikan, (5) keselamatan kerja (Kartini,
2018). Praktikum merupakan pembelajaran bertujuan agar siswa
mendapat kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan teori dengan
menggunakan fasilitas laboratorium maupun di luar laboratorium
(Wulandari et al, 2003).
Mata kuliah kimia dasar merupakan mata kuliah dasar untuk
mempelajari ilmu kimia di tingkat perguruan tinggi. Kimia dasar juga
merupakan salah satu mata kuliah yang memuat banyak konsep dan
studi praktikum (Asmaningrum et al., 2018).
Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Alfian, 2009:1).
Hal tersebut juga diperjelas oleh Winarni, dkk (2013:44) yang
menyatakan bahwa materi stoikiometri merupakan kajian tentang
hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia. Pemaknaan lebih
luas menjelaskan bahwa stoikiometri mempelajari aspek kuantitatif
rumus dan reaksi kimia, hal tersebut diperoleh melalui pengukuran
massa, volume, jumlah dan sebagainya yang terkait dengan atom, ion
atau rumus kimia serta saling keterkaitannya dalam suatu mekanisme
reaksi kimia (Ernawati, 2015:18).
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum merupakan pembelajaran bertujuan agar mahasiswa
mendapat kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan teori dengan
menggunakan fasilitas laboratorium maupun di luar laboratorium
(Wulandari et al, 2003).
Tujuan matakuliah praktikum kimia dasar I yaitu sesudah
mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menerapkan teori-teori dasar
kimia sehingga dapat digunakan untuk mendukung matakuliah/
praktikum lanjutan (Lubis dkk).

3. MANFAAT MODUL PRAKTIKUM


Dengan adanya Modul Praktikum Mahasiswa dapat mengetahui :
1. Mengetahui pengertian dari Stoikiometri.
2. Mengetahui hukum dasar kimia.
3. Mengetahui reaksi kimia yang terjadi saat praktikum.
4. Mengetahui pengertian dari molaritas.
5. Mengetahui perubahan fisika dan kimia.
6. Mengetahui Pengertian MSDS.
7. Mengetahui MSDS dari NaOH dan CuSO4
4. ALAT DAN BAHAN SERTA LANGKAH KERJA
4.1. ALAT DAN BAHAN
A. Alat dan Bahan yang digunakan :
A. Alat :
1. Gelas ukur 50 mL (1 buah) 7. Botol vial (1 buah)
4. Timbangan (1 buah) 8. Pipet volume (1 buah)
5. Termometer (1 buah) 9. Botol selai (2 buah)
6. Neraca analitik (1 buah)

B. Bahan :
1. Aquades 150 mL
2. Es Batu
3. CuSO4 20 mL
4. NaOH 1M 5mL
5. Tisu
6. Benang ikat (Secukupnya)

4.2. LANGKAH KERJA


1. PERCOBAAN A
➢ Timbanglah gelas ukur 50 mL kosong, hitung dan catat massanya.
➢ Memasukkan 50 mL aquades kedalam gelas ukur 50mL, lalu
timbang kemudian hitung dan catat massa nya.
➢ Ukurlah suhu air dengan thermometer dan bandingkan dengan suhu
sekitar.
➢ Timbanglah gelas ukur 100 mL kosong, hitung dan catat massanya.
➢ Memasukan 100 mL aquades kedalam gelas ukur 100 mL. lalu
timbang kemudian hitung dan catat massa nya.
➢ Campurkan 50 mL air dan 100 mL air menjadi satu.
➢ Timbanglah gelas ukur 250 mL kosong, hitung dan cata massanya.
➢ Memasukan 150 mL aquades kedalam gelas ukur 250 mL. lalu
timbang kemudian hitung dan catat massa nya.
➢ Hitunglah massa air yang telah dicampur dengan rumus Massa =
densitas x volume.
➢ Bandingkanlah massa sebelum dan sesudah dicampur.

2. PERCOBAAN B
➢ Memasukkan larutan CuSO4 (Cupri sulfat) sebanyak 20 mL ke
dalam gelas ukur lalu tuang larutan tersebut ke dalam botol selai.
➢ Ambilah 5 mL larutan NaOH 1 M menggunakan pipet volume.
Kemudian masukkan 5 mL larutan NaOH 1 M ke dalam botol vial.
➢ Ikatkan seutas benang ke leher botol vial, kemudian masukkan botol
vial tersebut ke dalam botol selai yang berisi larutan CuSO4 (Cupri
sulfat) dan tutup botol selai rapat-rapat.
➢ Timbanglah botol selai yang berisi botol kecil(vial) dan catat
massanya.
➢ Campurkan larutan dengan cara memiringkan botol selai agar
larutan NaOH dapat bercampur dengan larutan CuSO4 sehingga
terjadi reaksi, lakukan dengan pelan dan hati-hati, kemudian biarkan
beberapa saat.
➢ Tunggu sampai reaksi selesai, timbanglah kembali botol tersebut
lalu catat massanya dan bandingkan massanya sebelum dan sesudah
reaksi terjadi.
5. APA ITU STOIKIOMETRI?
Stoikiometri adalah studi kuantitatif reaktan dan produk dalam
reaksi kimia. Apakah satuan yang diberikan untuk reaktan (atau produk)
adalah mol, gram, liter (untuk gas), atau beberapa unit lain, kami
menggunakan mol untuk menghitung jumlah produk yang terbentuk
dalam suatu reaksi. Pendekatan ini disebut metode mol, yang berarti
bahwa koefisien stoikiometri dalam persamaan kimia dapat diartikan
sebagai bilangan mol masing-masing zat. (Chang, Chemistry10th)

6. HUKUM DASAR KIMIA ADALAH…?


Dalam kajian kimia, stoikiometri merupakan ilmu yang
mempelajari hubungan kuantitatif zat-zat yang terlibat dalam reaksi
kimia, baik reaktan maupun produk/hasil reaksi. Stoikiometri
merupakan kajian massa spesi kimia pada suatu reaksi kimia secara
kuantatif (Onggo, 2013). Stoikiometri didasari pada 3 hukum kimia,
yaitu :
a) Hukum kekekalan massa (hukum lavoiser)
b) Hukum perbandingan tetap(Hukum proust)
c) Hukum perbandingan berganda

6.1. HUKUM KEKEKALAN MASSA (Hukum Lavoiser)


Hukum kekekalan massa atau yang disebut dengan Hukum
Lavoisier, hukum yang dipublikasikan pada tahun 1789 ini telah dikenal
di dunia kimia. Hukum Lavoisier ini dibahas dengan melihat proses
fermentasi anggur. Yang mana kuantitas materi (jumlah materi) sebelum
dan sesudah operasi itu terhitung sama. Bahkan massa yang ada hanya
mengalami perubahan dan modifikasi, tidak ada yang diciptakan atau
dimusnahkan dalam operasi apa pun. Lavoisier di sini menggunakan
'jumlah materi' sebagai sinonim dalam menyebutkan 'massa'. Karena
definisi massa sendiri adalah jumlah materi yang dikandung dalam suatu
benda (Martins, 2022).

6.2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP (Hukum Proust)


Hukum perbandingan tetap ini adalah hukum yang dipublikasikan
oleh seorang kimiawan Prancis bernama Joseph Proust yang mana
menjelaskan bahwa sampel yang diambilnya dari beberapa senyawa
yang sama, selalu mengandung unsur penyusunnya dengan
perbandingan massa yang terhitung sama. Sebagai contohnya yaitu
kandungan air yang terdiri dari 2 molekul hidrogen dengan 1 molekul
oksigen. Dari mana pun asal air tersebut, jika perbandingan massa unsur
berbeda dalam senyawa tertentu adalah tetap (Hidayah, dkk., 2020).

6.3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA (Hukum Dalton)


Dua unsur yang membentuk lebih dari satu macam senyawa,
misalnya unsur karbon dengan oksigen dapat karbon monoksida dan
karbon dioksida. John Dalton (1766-1844) mengamati adanya suatu
keteraturan perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa.

7. APA ITU REAKSI KIMIA?


Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil
reaksi (Syukri, 1999). Reaksi kimia berjalan dengan kecepatan atau laju
tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi perlu
dikendalikan jika kita menginginkan membandingkan laju reaksi dari
berbagai macam reaksi (Masel, 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi terdiri dari suhu,
konsentrasi pereaksi, sifat pereaksi dan katalis (Syukri, 1999).
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan jalan memvariasi salah
satu faktor (misalnya konsentrasi reaktan) dan mengendalikan faktor
lainnya.
8. APA ITU MOLARITAS?
Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan kosentrasi
larutan, selain molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas
menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam satu liter larutan.
Molaritas dilambangkan dengan notasi M dan satuannya adalah
mol/liter (James E. Brady, 2000).
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang ada dalam
jumlah tertentu pelarut, atau sejumlah tertentu larutan. Di sini kita akan
mempertimbangkan salah satu unit yang paling umum digunakan dalam
kimia, molaritas (M), atau konsentrasi molar, yaitu jumlah mol zat
terlarut per liter larutan. Molaritas didefinisikan sebagai ;

9. PERUBAHAN FISIKA
Berdasarkan klasifikasi perubahan materi terbagi menjadi dua, yaitu
perubahan kimia dan perubahan fisika. Sebenarnya, perubahan kimia
dan fisika sama-sama menjelaskan mengenai gejala suatu materi namun
yang membedakannya adalah analisis sifat dari kedua perubahan
tersebut (Sidauruk, 2005).
Perubahan fisika adalah analisis bentuk perubahan pada suatu zat
yang dapat dilihat tampilan fisiknya. Bisa dibilang perubahan fisika
adalah perubahan yang dapat kembali ke wujud semula (reversible)
karena tidak menghasilkan zat baru. Contoh sederhana dari perubahan
fisika adalah perubahan wujud air menjadi kristal ketika didinginkan
dan kembali lagi menjadi air ketika es kristal dipanaskan (Reza
Rozaqul).
10. PERUBAHAN KIMIA
Perubahan Kimia adalah jenis perubahan pada bentuk dan ukuran
zat guna menghasilkan suatu zat baru (perubahan zat). Perubahan zat
akibat peristiwa kimia dapat disebut dengan persamaan reaksi kimia.
Persamaan reaksi kimia menyatakan gambaran zat yang mempengaruhi
sebelum dan sesudah reaksi
Perubahan kimia dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya proses makanan membusuk, kayu terbakar, besi berkarat,
campuran hidrogen dan oksigen yang menghasilkan air dan beberapa
peristiwa lain.

11. APA ITU MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET) ?


Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB) adalah dokumen yang berisi informasi
mengenai potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan
lingkungan) dan cara bekerja yang aman dengan produk kimia. Ini
adalah titik awal yang penting untuk pengembangan program
keselamatan dan kesehatan yang lengkap.
MSDS juga berisi informasi tentang penggunaan, penyimpanan,
penanganan dan prosedur darurat semua yang terkait dengan material.
MSDS berisi lebih banyak informasi tentang materi daripada label.
MSDS dipersiapkan oleh pemasok atau produsen bahan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberi tahu apa bahaya dari produk, cara
menggunakan produk dengan aman, apa yang akan terjadi jika
rekomendasi tidak diikuti, apa yang harus dilakukan jika terjadi
kecelakaan, bagaimana mengenali gejala overexposure, dan apa yang
harus dilakukan jika insiden terjadi (Imrotahudin ST.).
12. MSDS NaOH
A. POTENSI BAHAYA
a) Dapat menyebabkan iritasi mata dan kerusakan mata.
b) Dapat menyebabkan kulit terbakar.
c) Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Zat korosif yang
terhirup dapat mengakibatkan edema toksik pada paru-paru.
d) Jika tertelan dapat menyebabkan pedih pada saluran pernapasan
dan pencernaan atas.
B. CARA PENYIMPANAN
Menyimpan di tempat yang sejuk, kering, berventilasi baik
tempat yang jauh dari bahan-bahan yang tidak kompatibel. Tetap
tertutup rapat. Cuci bersih setelah memegang material. (Rahmawati
Rizka).

13. MSDS CuSO4


A. POTENSI BAHAYA
a) Dapat menyebabkan respons alergi pada individu yang
sensitif.
b) Efek gastrointestinal yang parah dapat terjadi dengan
overdosis akut.
c) Dapat menyebabkan iritasi mata jika terkena
B. CARA PENYIMPANAN
Selalu gunakan Peralatan Perlindungan Diri yang
dianjurkan. Tidak diperlukan nasihat penanganan khusus.
Kontak dengan mata Penyimpanan Simpan di tempat kering,
dingin, dan berventilasi baik (Life Technologies New Zealand
Limited).
14. TABEL PERLAKUAN PRAKTIKUM
14.1. PERCOBAAN A
PERLAKUAN PENGAMATAN
Menyiapkan alat dan bahan. Memastikan setiap alat dalam kondisi
bersih dan siap digunakan, bahan yang
digunakan.

Menimbang botol selai. Menimbang botol selai dengan


timbangan tunggu hingga stabil hasil
timbangan, kemudian catat.

Mengisi botol selai dengan Ambilah beberapa bongkah es batu


es batu. dan masukkan kedalam botol selai
kemudian timbang kembali dengan
neraca analitik, catat hasilnya.

Tunggu es batu cair Menunggu sampai es batu benar-


kemudian timbang. benar mencair kemudian timbang
kembali menggunakan neraca
analitik, amati dan perubahan massa
dan kemudian catat.

14.2. PERCOBAAN B
PERLAKUAN PENGAMATAN
Menyiapkan alat dan bahan. Memastikan alat dalam kondisi
bersih dan siap dipakai dan
meyiapkan bahan yang akan di uji
coba.

Menyiapkan botol vial dan Ikatlah leher botol vial dengan


masukan NaOH kedalam botol benang, kemudian masukan NaOH
vial. 1M sebanyak 5 mL kedalam botol
vial.
Ambil CuSO4 dan masukkan Ambilah CuSO4 sebanyak 20 mL
kedalam botol selai. menggunakan gelas ukur dan pipet
kemudian masukkan kedalam botol
selai.

Masukkan botol vial kedalam Memasukan botol vial yang sudah


botol selai dan timbang. diisi dengan NaOH kedalam botol
selai yang sudah isi dengan CuSO4
dan pastikan tali berada di luar
serta botol dalam kondisi berdiri
tidak tumpah, kemudian timbang
menggunakan neraca analitik.
Mencampur larutan NaOH dan Campurlah larutan NaOH dan
CuSO4 CuSO4 dengan cara memiringkan
botol selai sampai larutan yang ada
di dalam botol vial tumbah dan
tercampur kemudian aduk dengan
menggoyang-goyangkan botol
selai. Amati reaksi yang terjadi
kemudian catat.

15. DATA HASIL PENGAMATAN


15.1. PERCOBAAN A
D1: Massa botol selai = 163.3 g
Massa botol selai + es batu = 191.9 g
Massa botol selai + air (es batu mencair) = 191.5 g
D2: Analisa massa saat masih berupa es batu dan sudah mencair?

D3: Menurut hukum kekekalan massa Lavoiser,


“dalam sistem tertutup, massa suatu zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama (tetap/konstan).”

*Penyebab massa awal dan akhir percobaan berbeda


Hipotesis =
1. Alat timbang yang sudah tidak lagi akurat, kadang sudah
tidak akurat.
2. Tutup botol selai kurang rapat Sehingga terjadi kebocoran
pada saat pencairan.
3. Pada waktu membersihkan embun yang di luar ada gram
kecil dari tisu atau kotoran menempel di dinding botol selai,
ataupun tidak membersihkan embun dengan bersih.

15.2. PERCOBAAN B
D1: Massa botol selai = 162.1 g
Massa botol selai + botol vial + NaOH 5mL + CuSO4 20 mL awal
= 197,4155 gram
Massa botol selai + botol vial + NaOH 5mL + CuSO4 20 mLakhir
= 197,4129 gram

D2: Analisa massa awal sebelum rekasi dan akhir sesudah reaksi ?

D3: Menurut hukum kekekalan massa Lavoiser,


“dalam sistem tertutup, massa suatu zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama (tetap/konstan).”

Hipotesis =
1. Alat timbang yang sudah tidak lagi akurat, kadang sudah tidak
akurat.
2. Tutup botol selai kurang rapat sehingga terjadi kebocoran pada saat
pencairan.
3. Pada waktu membersihkan embun yang di luar ada gram kecil dari
tisu atau kotoran menempel di dinding botol selai, ataupun tidak
membersihkan embun dengan bersih.
16. PEMBAHASAN
16.1. MENJELASKAN LANGKAH KERJA
16.1.1. PERCOBAAN A

Dalam kegiatan praktikum stoikiometri terbagi menjadi dua


tahap percobaan, yaitu percobaan A dan percobaan B. Pada
praktikum percobaan A bahan yang digunakan adalah es batu.
Langkah kerja pada praktikum ini adalah menganalisis total massa
sebelum dan sesudah reaksi. Langkah awal yang dilakukan adalah
memasukkan es batu kedalam botol selai. Kemudian di timbang
menggunakan neraca, dan diperoleh massanya sebesar 191.9 gram.
Setelah proses penimbangan, menunggu beberapa saat sampai es batu
tersebut mencair. Agar lebih cepat mencair, bisa dilakukan dengan
cara membolak-balikan botol selai. Setelah es batu tersebut mencair
timbang kembali massanya dengan menggunakan neraca, dan hasil
massa yang diperoleh sebesar 191.5 gram. Faktor yang menyebabkan
perbedaan massa pada percobaan ini dikarenakan kurangnya
keakuratan pada proses percobaan.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencari perubahan apa
yang terjadi pada bahan yang digunakan dan faktor apa yang
mempengaruhi terjadinya perubahan pada bahan yang digunakan.
Perubahan wujud zat merupakan perubahan termodinamika dari
suatu bentuk ke suatu fase yang lainya. Perubahan ini dipengaruhi
oleh fakkor-faktor yang diberikan pada zat tersebut. Dalam kegiatan
praktikum stoikiometri percobaan A terdapat perubahan fisika
dimana terdapat perubahan dari zat padat berubah menjadi zat cair.
Perubahan fisika merupakan perubahan yang tidak mengakibatkan
pembentukan zat baru. Sedangkan perubahan kimia mengakibatkan
hilangnya zat-zat membentuk zat-zat baru (Soetyono, 2015).
Dalam percobaan A terdapat perubahan suhu yang
mengakibatkan es mencair. Es tersebut dimasukkan kedalam botol
selai. Saat es tersebut mencair, botol akan menjadi dingin. Uap air
yang berada di sekitar botolpun akan mendingin dan lama kelamaan
mengalami kondensasi menjadi tetesan air yang melekat pada
dinding botol. Pada proses penimbangan dinding botol tersebut perlu
dibersihkan, agar ketika pada proses penimbangan tidak mengalami
perubahan massa.
Dalam percobaan A hanya terjadi perubahan fisika saja karena
ketika es batu mencair terdapat perubahan dari zat padat menjadi zat
cair, tetapi hal tersebut tidak mengakibatkan hilangnya zat utama dan
tidak terjadi pembentukan zat baru. Faktor yang menyebabkan
adanya peerbedaan antara massa air dan es batu adalah karena air
merupakan satu dari sedikit zat yang wujud cairnya lebih rapat
daipada wujud padatnya. Artinya es lebih ringan daripada air dan
akan mengapung ketika es tersebut dimasukkan kedalam air. Jika
benda lain akan mengerut ketika dipadatkan, es malah mengembang.
Hal ini terjadi kerena adanya ikatan hidrogen. Pada suhu di atas 4℃,
air bersifat seperti cairan pada umumnya, mengembang ketika panas
dan mengerut ketika dingin. Air mulai membeku ketika molekul-
molekulnya mulai bergerak lambat sehingga tidak mampu
memutuskan hydrogen. Ketika suhu 0℃, air mulai terjebak dalam
kisi kristal, dan masing-masing molekul berkaitan dengan maksimum
4 molekul lainya. Ikatan hidrogen mempertahankan molekul tetap
pada jarak lengan, cukup jauh untuk membuat es berkurang
kepadatanya 10% (molekulnya berkurang 10 % dalam volume yang
sama ) dibandingkan air pada suhu 4℃ (Neil, 2002).
16.1.2. PERCOBAAN B

Pada percobaan yang kedua ialah percobaan B dengan langkah


kerja yaitu menganalisis total massa dari larutan CuSO4 dan NaOH.
Percobaan kali ini dilakukan bedasarkan hukum kekekalan massa atau
hukum dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu
hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan
meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut
(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama (tetap/konstan) yang berbunyi, “Massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah tetap” (Najib, 2018).
Langkah awal pada praktikum ini adalah mengambil caian CuSO4
sebanyak 20 mL menggunakan gelas ukur. Kemudian memasukan
larutan tersebut kedalam botol yang sudah disisapkan. Setelah itu
mengambil cairan NaOH sebanyak 5 mL dan memasukannya kedalam
botol vial. Botol vial yang berisi cairan NaOH dimasukkan kedalam
botol selai yang berisi cairan CuSO4. Pada saat memasukkan botol vial
harus secara hati-hati agar cairan tidak tumpah dan botol tidak pecah.
Lalu tutup botol selai tersebut rapatrapat, agar cairan yang berada pada
botol tidak tumpah ketika direaksikan. Tali yang terikat pada botol vial
diletakkan di luar botol selai. Sebelum direaksikan botol selai yang
sudah terisi cairan CuSO4 dan NaOH ditimbang menggunakan neraca,
massa yang diperoleh sebesar 197,4155 gram. Setelah proses
penimbangan cairan tersebut direaksikan. Cara mereaksikan cairan
adalah dengan memiringkan botol selai agar cairan saling tercampur.
Setelah itu biarkan sesaat, menunggu agar hasil reaksinya terbentuk
sempurna. Pada awal sebelum di reaksikan cairan CuSO4 berwarna biru
bening, dan larutan NaOH berwarna bening. Setelah direaksikan, kedua
cairan tersebut berubah warna menjadi biru pekat. Kemudian timbang
kembali dengan menggunakan neraca, dan massa yang diperoleh
sebesar 197,4129 gram. Factor penyebab perbedaan massa pada
percobaan B sama dengan percobaan A di karenakan ketidak akuratan
saat percobaan.
Pada percobaan kali ini terdapat perubahan kimia yang terjadi pada
cairan CuSO4 dan cairan NaOH yg direaksikan. Salah satu ciri
terjadinya perubahan kimia adalah terbentuknya endapan dan perubahan
warna. Warna endapan pada hasil reaksi kimia tidak selalu sama dengan
warna zat-zat yang bereaksi. Akan tetapi , tidak semua reaksi kimia
dapat menghasilkan endapan. Perubahan kimia adalah perubahan materi
yang menghasilkan pembentukan satu atau lebih jenis materi baru.
Perubahan kimia ini berlangsung terus-menerus, mengakibatkan
terbentuknya zat atau zat baru, dan melibatkan perubahan sifat fisika dan
kimianya. Perubahan kimia disebut juga dengan reaksi kimia (Agus,
2013).
Konsep persamaan reaksi pada cairan CuSO4 dan NaOH yaitu,
CuSO4+ NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4. Penyetaraan persamaan reaksi
dilakukan sesuai dengan hukum kekekalan reaksi Lavoisier dan teori
atom Dalton. Sesuai teori atom Dalton, dalam reaksi kimia tidak ada
atom yang hilang atau tercipta, yang terjadi hanyalah penataan ulang
atom-atom reaktan membentuk susunan baru, yaitu hasil reaksi. Agar
jenis dan jumlah atom di ruas kiri sama dengan di ruas kanan, persamaan
reaksi disetarakan (diseimbangkan) dengan cara mengatur angka di
depan reaktan dan hasil reaksi. Angka yang diberikan di depan reaktan
dan hasil reaksi disebut koefisien. Angka satu sebagai koefisien tidak
dituliskan (Pranowo, 2018).
17. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang di dapat dari percobaan teknik-teknik
laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Perubahan yang terjadi pada percobaan A adalah perubahan
fisika sedangkan pada percobaan kedua adalah perubahan kimia.
2. Reaksi kimia yang yang terjadi dalam praktikum kimia adalah
CuSO4 + NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4.
3. Larutan CuSO4 sebelum direaksikan berwarna biru bening dan
NaOH berwarna bening. Setelah direaksian berwarna biru pekat.
4. Dalam sistem tertutup, massa suatu zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama (tetap/konstan).
5. Perbedaan massa dapat terjadi karena ketidak akuratan
percobaan, dengan hipotesa :
a) Alat timbang yang sudah tidak lagi akurat, kadang sudah
tidak akurat.
b) Tutup botol selai kurang rapat sehingga terjadi kebocoran
pada saat pencairan.
c) Pada waktu membersihkan embun ataupu kotoran yang
di luar ada gram kecil dari tisu atau kotoran menempel di
dinding botol selai, ataupun tidak membersihkan embun
dengan bersih.

Saran dari praktikum Stoikiometri ini antara lain lebih teliti lagi
dan berhati - hati dalam melakukan praktikum,mungkin bisa lebih
menguasai materi di bab ini terlebih dahulu agar bisa lebih cepat
dalam mengujikan larutan yang akan dipraktikkan.
18. DAFTAR PUSTAKA
Siti Assma , Raudhatul Fadhilah, Dini Hadiarti, PENGEMBANGAN
MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MULTIPEL
REPRESENTASI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X SMA
NEGERI 01 RASAU JAYA. Program Studi Pendidikan Kimia
FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Raymond Chang, 2008. CHEMISTRY 10TH EDITION. WILLIAM
COLLEGES, BOSTON
KEMENDIKBUD,20013. Teknik Dasar Pengerjaan Laboratorium
Kimia. Jakarta
NUR AFIFAH. MODUL KIMIA DASAR PENUNTUN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG.
Aladawiyah, Masriani, Rody Putra Sartika. ANALISIS
KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA DI LABORATORIUM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA. Program Studi
Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak.
Riesya dayanti ibrano. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR.
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONOEGORO.
Imrotahudin ST. JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR
Surayah Askar, PENGENALAN BEBERAPA BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DAN CARA PENANGANANYA. Balai Penelitian
Ternak, Ciawi Bogor.
Yeni Ida Kurniawati, S.Si, , Modul Ajar Dasar-Dasar Kimia Analisis,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Rizka Viviana Dwi Rahmawati, JURNAL PRAKTIKUM KIMIA
PERCOBAAN 2 STOIKIOMETR. INSTITUT TEKNOLOGI
SEPULUH NOPEMBER SURABAYA.
Jihan Rifka Nabilla, Hukum-hukum dasar ilmu kimia terdiri dari
hukum kekekalan masa, hukum perbandingan tetap, hukum
perbandingan berganda, dll. Univesitas Lampung
James E. Brady, 2000, BUKU KIMIA UNIVERSITAS
Life Technologies New Zealand Limited, LEMBAR DATA
KESELAMATAN
Najib, Ahmad, 2018, Ekstraksi Senyawa Bahan Alam, Makassar :
Penerbit Deepublish.
Neil, A, Campbell. 2002. Biology. Jakarta: Erlangga.
Pranowo, Harno Dwi, 2018, Kimia Organik Fisik, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Soetyono, I. 2015. Ilmu Kimia Teknik. Yogyakarta : Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai