Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA 1
TEKNIK-TEKNIK KIMIA

Nama Mahasiswa : Tasya Salsabila Pradiyanto


NIM : 0106522021
Jurusan : Gizi
Tanggal Praktikum : 26 September 2022
Asisten Praktikum : Nurul Hidayah

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat,
dan perubahan materi. Ilmu kimia meliputi topik-topik seperti sifat-sifat atom, cara atom
membentuk ikatan kimia untuk menghasilkan senyawa kimia, interaksi zat-zat melalui gaya
antarmolekul yang menghasilkan sifat-sifat umum dari materi, dan interaksi antar zat melalui
reaksi kimia untuk membentuk zat-zat yang berbeda. Ilmu kimia juga sangat bergantung
dengan pengukuran. Sebagai contoh, kimiawan menggunakan pengukuran untuk
membandingkan sifat dari berbagai zat untuk mempelajari perubahan yang terjadi dalam
sebuah percobaan. Pengukuran atau analisis dapat dibagi menjadi dua yaitu analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia seperti
mengenal unsure atau senyawa yang terdapat di dalam suatu sampel. Sedangkan Analisis
kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung
dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut seringkali dinyatakan sebagai konstituen
atau analit, menyusun sebagian kecil maupun besar sampel.

1.2 Tujuan Percobaan


Sesudah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan akan dapat :
1. Melakukan analisis kualitatif dengan teknik kimia
2. Melakukan analisis kuantitatif dengan teknik kimia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Teknik kimia adalah cabang ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari proses bahan
mentah menjadi bahan yang lebih berguna, baik berupa barang jadi ataupun barang setengah
jadi. Ilmu teknik kimia diaplikasikan terutama dalam perancangan dan pemeliharaan proses-
proses kimia, baik dalam skala kecil maupun skala besar (Agustian, Hermida, Purba, 2022).
Macam-macam teknik kimia yaitu teknik penyulingan, teknik pengukuran, teknik kristalisasi,
teknik destilasi, teknik sublimasi, dan teknik-teknik lainnya.
Analisis yaitu penjabaran dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam berbagai macam
bagian komponen dengan maksud agar dapat mengidentifikasi atau mengevaluasi berbagai
macam masalah yang akan timbul pada sistem, sehingga masalah tersebut dapat ditanggulangi,
diperbaiki atau juga dilakukan pengembangan. Kata Analisis sendiri berasal dari kata analisa,
dimana penggunaan pada kata ini mempunyai arti kata yang berbeda tergantung bagaimana
meletakkan kata tersebut. Kata analisis sendiri diadaptasi dari bahasa Inggris “analysis” yang
secara etimologis berasal dari bahasa Yunani kuno “ἀνάλυσις” (Analusis). Analisis terdiri dari
dua suku kata, yaitu “ana” yang artinya kembali, dan “luein” yang artinya melepas atau
mengurai. Bila digabungkan maka kata tersebut memiliki arti menguraikan kembali. Kemudian
kata tersebut juga diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi analisis. Analisis dibagi menjadi
dua yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah penelitian tentang
riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis (Dawaty, 2020). Perhatian
penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia, objek, institusi, serta hubungan atau
interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam upaya memahami suatu peristiwa, perilaku,
atau fenomena (Wibisono, 2019). Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu penelitian dan
sesuai dengan fakta di lapangan sebagaimana jenis metode penelitian data kualitatif tersebut.
Landasan teori juga bisa bermanfaat untuk memberikan gambaran yang umum tentang latar
penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian (Dawaty, 2020). Dalam ilmu kimia,
analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia mengenai unsur atau senyawa yang
terdapat didalam suatu sampel. Analisis kuantitatif adalah suatu analisis yang menentukan
banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dengan mengukur banyaknya volume larutan standar
yang dapat bereaksi secara kuantitatif dengan zat yang akan ditentukan (Salamah, Santoso,
Budiarti, 2018).

Titrasi merupakan suatu cara untuk menentukan konsentrasi asam atau basa dengan
menggunakan larutan standar. Larutan standar dapat berupa asam ataupun basa yang telah
diketahui konsentrasinya dengan teliti. Keadaan dengan jumlah ekuivalen asam dan basa setara
disebut dengan titik ekuivalen. Titrasi asam basa ini merupakan cara yang mudah untuk
menentukan jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Untuk menentukan asam
digunakan larutan baku asam kuat, seperti HCL. Sedangkan untuk menentukan basa digunakan
larutan basa kuat seperti NaOH. Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan
indikator asam basa yang sesuai atau dengan bantuan peralatan seperti potensiometri,
spektrofotometer, konduktometer. Titik akhir titrasi adalah titik dimana titrasi diakhiri atau
dihentikan. Dalam titrasi biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari
keseluruhan larutan yang dititrasi kemudian dilakukan proses pengenceran. Berdasarkan sifat
larutan standarnya, titrasi dibedakan menjadi dua yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri
merupakan reaksi penetralan yang menggunakan larutan asam sebagai titran, sedangkan
alkalimetri merupakan reaksi penetralan yang menggunakan larutan basa sebagai titran (Isnaeni,
2021). Titran sendiri merupakan sebuah larutan yang diletakkan di dalam buret, sedangkan titrat
merupakan sebuah larutan yang diletakkan di dalam erlenmeyer.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
No. Alat Fungsi
Pipet tetes :
Terdapat dua jenis pipet tetes yang bisa
1. ditemukan di laboratorium, yaitu pipet
berbahan kaca dan plastik. Pipet tetes kaca
biasa digunakan untuk larutan kimia yang
reaktif atau pekat. Sedangkan pipet tetes
plastik digunakan untuk larutan kimia yang
tidak bereaksi terhadap plastik.

Pipet ukur :

2. Pipet ukur berfungsi untuk mengambil


bahan cair dengan volume tertentu yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Tabung reaksi :

3. Tabung reaksi berfungsi untuk uji kualitatif,


pemanasan sampel, dan sebagai tempat
menghomogenkan sampel.

Drupple plat :

4. Drupple plat berfungsi sebagai tempat


mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.

Cawan porselen :

Cawan porselen berfungsi sebagai wadah


5. untuk melakukan pemanasan atau
penguapan pada suatu bahan.
Erlenmeyer :
Erlenmeyer berfungsi sebagai tempat untuk
menampung bahan kimia yang akan
6. dilakukan analisa, menampung hasil proses
titrasi suatu bahan kimia dengan buret,
tempat melakukan kultivasi mikroba dalam
kultur cair, dan wadah untuk
mencampurkan beberapa bahan kimia
dengan komposisi media yang berbeda.

Bunsen burner :

Bunsen burner berfungsi untuk uji kualitatif


7. dalam pengujian kimia yang memerlukan
proses pemanasan.

Kaki tiga :

Kaki tiga berfungsi untuk menopang atau


8. menahan labu dan gelas kimia selama
pemanasan.

Kawat kasa :
Kawat kasa berfungsi untuk menahan
9. beaker atau labu ketika proses pemanasan
menggunakan pemanas bunsen atau
pemanas spiritus.

Penjepit tabung reaksi :


Penjepit tabung reaksi berfungsi untuk
menjepit tabung reaksi pada saat di
10. panaskan dan memindahkan tabung yang
telah di panaskan ataupun ketika proses
pemanasan berlangsung.

Kertas saring :

11. Kertas saring berfungsi untuk menyaring


suatu larutan agar terpisah dari partikel
kasar (ampas).

Botol pencuci :

12. Botol pencuci berfungsi untuk membilas


bahan-bahan yang tidak bisa larut dalam air
dan membilas peralatan-peralatan lab
sebelum digunakan.

Timbangan :

13.
Timbangan analitik berfungsi untuk
menimbang suatu zat atau bahan kimia.

Sudip :

14. Sudip berfungsi untuk mengambil bahan


kimia yang bentuknya padat atau serbuk
sebelum hendak ditimbang.
Gelas ukur :

15.

Gelas ukur berfungsi sebagai alat ukur


volume larutan atau cairan kimia yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi.

Buret :
16.
Buret berfungsi untuk mengukur volume
suatu cairan yang dikeluarkan dengan tepat.
Biasanya penggunakan buret dilakukan
pada proses titrasi yang membutuhkan
perrhitungan volume reagen dengan tepat.

Bahan :
1. Aquades
2. Garam
3. Larutan pati
4. Larutan iodin
5. Larutan lugol
3.2 Cara Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Teknik Analisis Kualitatif
Pati merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia yang berasal dari tumbuhan.
Pati terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. Beras, jagung, dan gandum
mengandung 70-80 % pati, kacang-kacang kering sepeti kacang kedelai, kacang merah, dan
kacang hijau mengandung 30-60% pati (Monika, 2021)
Terdapat dua cara untuk mendeteksi adanya kandungan pati dalam suatu larutan yaitu
dengan menggunakan larutan lugol dan larutan iodin. Uji iodin merupakan salah satu metode
pengujian yang digunakan untuk membedakan polisakarida dari disakarida dan monosakarida.
(Mustakin, Tahir, 2019) Sedangkan uji lugol akan memperlihatkan perubahan warna larutan
lugol dalam pati.

Gambar 1. Larutan pati


Gambar di atas merupakan larutan pati yang belum ditetesi oleh larutan lugol dan larutan
iodin. Pada percobaan ini, dibutuhkan 4 mL larutan pati untuk ditetesi oleh larutan lugol dan
larutan iodin.
Gambar 2. Hasil percobaan pati dengan lugol
Berdasarkan hasil praktikum percobaan pertama, larutan pati yang ditetesi oleh larutan
lugol menghasilkan warna biru kehitaman. Hal ini karena pati mengandung amilum. Selain itu,
interaksi iodium dengan struktur lingkar polisakarida. Larutan lugol tidak akan mendeteksi gula-
gula sederhana seperti glukosa atau fruktosa. Pada kondisi patologis, deposit amiloid (yaitu,
deposit yang berwarna seperti pati, tetapi tidak) dapat begitu berlimpah bahwa organ yang
terkena dampak juga akan ternoda terlalu positif dalam reaksi lugol untuk pati.

Gambar 3. Hasil percobaan pati dengan iodin


Berdasarkan hasil praktikum percobaan kedua, larutan pati ditetesi oleh larutan iodin
menghasilkan warna biru kehitaman. Perubahan warna larutan terjadi karena dalam larutan pati
terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan
konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Selain itu, larutan pati juga mengandung amilum yang
menyebabkan perubahan warna tersebut.
Gambar 4 & 5. Hasil pemanasan larutan pati dengan larutan lugol dan larutan iodin
Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan ketiga, larutan pati berubah warna kembali
menjadi putih karena terdapat hidrolisis pati atau pemutusan ikatan kompleks pada amilum yang
terletak di dalam pati menjadi bagian-bagian penyusun amilum yang lebih sederhana seperti
dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa dengan bantuan larutan lugol dan larutan iodin.

4.2 Teknik Analisis Kuantitatif


Titrasi asam basa adalah metode kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu reaktan
dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat yang diketahui konsentrasinya secara tepat.
Karena pengukuran volume memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga
dikenali dengan analisa volumetrik. Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama kimia
analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikiometri dari reaksi-reaksi kimia. Pada
titrasi asam basa melibatkan larutan asam dan basa sebagai titrat maupun titran. Larutan NaOH
berfungsi sebagai titran (larutan standar) atau larutan yang sudah diketahui konsentrasinya.
Larutan NaOH ini di letakkan di dalam buret untuk nantinya akan ditetesi ke dalam titrat.
Larutan HCL berfungsi sebagai analit atau larutan yang akan dicari konsentrasi larutannya. HCL
diletakkan di dalam erlenmeyer (titrat atau titer) (Isnaeni, 2021).
Praktikum ini menggunakan indikator fenolftalein yang berfungsi sebagai indikator
titrasi yang akan menentukan titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Indikator sendiri
merupakan suatu senyawa kompleks yang mampu bereaksi dengan asam maupun basa yang
disertai dengan adanya perubahan warna yang sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen dalam
suatu proses titrasi.
Gambar 6. Larutan HCL sebelum dititrasi
Larutan HCL yang belum diketahui konsentrasinya dimasukkan kedalam erlenmeyer, hal
ini bertujuan untuk mencari dan menetukan konsentrasi HCL tersebut. Larutan HCL ini tidak
berwarna atau bening. Pada percobaan ini, menggunakan HCL sebanyak 0,1 M untuk dititrasi.

Gambar 7. Hasil titrasi HCL menggunakan NaOH


Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan keempat, titrat atau HCL berubah warna
menjadi merah jambu. Hal ini karena titran ditambahkan ke titer sediki demi sedikit hingga
keadaannya ekuivalen (tepat habis bereaksi). Disaat sudah mencapai titik tersebut, titrasi
dihentikan dan dapat diketahui volume titer yang digunakan untuk mencapai keadaan ekuivalen
yakni sebesar 18 mL. Untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa kita
menggunakan indikator larutan yang mempunyai warna yang berbeda-beda tergantung pH
larutan, indikator yang digunakan pada praktikum kali ini ialah indikator fenolftalein, dengan
indikator ini apabila titrasi sudah mencapai ekuivalen, larutan akan berubah warna menjadi
merah jambu (Isnaeni, 2021)

Titik ekuivalen sendiri ialah titik dimana kadar asam dan basa seimbang atau netral
sehingga menghasilkan air. Kelebihan sedikit saja zat titran akan menyebabkan perubahan pH
dengan cepat dan mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada indikator. Dari titik ekuivalen
terdapat persamaan reaksi kimia yaitu :

NaOH + HCL  NaCl + H2O


BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum diatas, dapat disimpulkan bahwa pati merupakan


karbohidrat yang terdiri atas amilosa dan amilopektin. Untuk mendeteksi adanya kandungan pati
dalam suatu larutan yaitu dengan menggunakan larutan lugol dan larutan iodin. Larutan pati yang
sudah dicampur oleh larutan lugol dan iodin jika dipanaskan akan berubah warna seperti semula,
karena terjadi proses hidrolisis pati. Hidrolisis merupakan reaksi antara reaktan dengan air
sehingga terjadi penguraian senyawa. Kemudian, titrasi asam basa adalah metode kuantitatif
untuk menentukan konsentrasi suatu reaktan dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan
zat yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Pada titrasi asam basa melibatkan larutan asam
dan basa sebagai titer maupun titran. Dari proses ini kita dapat mengetahui titik ekuivalen dari
setiap volume larutan NaOH yang berbeda yang menyebabkan kita dapat menghitung
konsentrasi dari larutan HCL.
DAFTAR PUSTAKA

Agustian, J., Hermida, L., & Purba, E. (2022). Roadshow 80 Tahun Teknik Kimia Indonesia:
Presentasi Pendidikan Teknik Kimia dan Bidang Karir Alumni Kepada Para Guru Kimia
Sekolah Menengah Atas/Kejuruan. 2(2).
Salamah, S., Santoso, I., & Budiarti, G. I. (2018). Petunjuk Praktikum Dasar Teknik Kimia II.
Dawaty, S. (2020). Pengertian Analisis. Analisis, 01.
Isnaeni, D. (2021). Titrasi Asam Basa. Laporan Praktikum Kimia Dasar.
Monika, A. (2021). Uji Hidrolisis Pati dengan Asam.
Mustakin, F., & Tahir, M. M. (2019). Analisis Kandungan Glikogen pada Hati, Otot, dan Otak
Hewan. Canrea Journal, 2(2).
Wibisono, A. (2019). Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Artikel DJKN, 01.

Anda mungkin juga menyukai