PINDAH PANAS
ACARA 3 DAN 4
KONDUKSI DAN PERPINDAHAN PANAS SECARA KONVEKSI
OLEH :
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini metupaan salah satu tugas telah menyelesaikan tugas mata kuliah
Satuan Operasi Tahun Ajaran 2019/2020 Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Mataram.
Disahkan pada tanggal
Co.assisten
Khusnul Khatimah
Mengetahui
Koordinator Praktikum
ii
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN ----------- 18
4.1.Hasil Pengamatan ---------------------------------------------- 18
4.2.Pembahasan ----------------------------------------------------- 18
BAB V PENUTUP ---------------------------------------------------------- 20
5.1.Kesimpulan ------------------------------------------------------ 20
5.2.Saran ------------------------------------------------------------- 20
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------ 21
v
BAB I
PENDAHULUAN
Panas (kalor) didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya apabila suhunya
rendah maka kalor yang dikandung benda sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukakan besar kecilnya klalor yang
dibutuhkan suatu benda bergantung pada 3 faktor :
1. Massa zat
2. Jenis zat
3. Perubahan suhu
Kalor dapat dibagi menjadi dua jenis
1. Kalor yang digunakan untuk menaikan suhu
2. Kalor yang digunakan untuk merubah wujud, persamaan yang digunakan
dalam kalor laten ada dua macam.
Q= m. U dan Q=m. L
Dengan U adalah kalor uap dan L adalah kalor lebur. Dengan satuan J/Kg
Konduksi adalah perpindahan panas antara dua sustansi dari sustansi yang
bersuhu tinggi ke sustansi yang bersuhu rendah dengan adanya kontak antara
kedua sustansi secara langsung.
Misal sendok teredam dalam mangkok berisi sup air panas. Apabila disentuh,
ujung sendok akan terasa panas walaupun ujung sendok tersebut tidak
bersentuhan langsung dengan sumber kalor (panas). Laju perpindaha kalor secara
konduksi bergantung pada :
1. Panjan (L)
2. Luas penampang (A)
1
3. Konduktivitas termal K atau jenis bahan
4. Beda suhu T
Oleh karena itu, banyak kalor Q yang dapat berpindah selama waktu t tertentu
ditulis dengan persamaan berikut :
H=K.A atau Q=k.A.t
Makin besar nilai k suatu bahan, makin mudah zat itu menghantar kalor.
Bahan konduktor mempunyai nilai k besar, sedngkan bahan isolator mempunyai
nilai k kecil.
Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, zat dibagi atas dua golongan
yaitu :
1. Konduktor, yaitu zat yang dapat dengan mudah menghantarkan suatu
kalor
2. Isolator adalah zat yang sukar menghantarkan kalor
Bahan yang bersifat konduktor maupun isolator masing-masing mempunyai
manfaat dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja sesuai dengan penggunaanya.
Sebagai contoh, untuk memanaskan makanan, kita tidak perlu menyentuh kalor
dari api langsung ke makanan. Akan tetapi dapat kita gunakan panci aluminium
yang gagangnya terbuat dari plastik tahan panas. Panci aluminium adalah
konduktor yang sebagai media untuk memindahkan kalor dari api kemakanan,
sedangkan plastik sebagai isolator yang baik sehingga dapat menahan panas dari
aluminium.
1.2. Tujuan praktikum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat digambarkan sebagai
hasil tumbukan molekul-molekul.Sementara satu ujung benda dipanaskan,
molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat.Sementara itu, tumbukan
dengan molekul-molekul yang langsung berdekatan lebih lambat, mereka
mentransfer sebagian energi ke molekul-molekul lain, yang lajunya kemudian
bertambah.Molekul-molekul ini kemudian juga mentransfer sebagian energi
mereka dengan molekul-molekul lain sepanjang benda tersebut.Dengan demikian,
energi gerak termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang benda.Hal inilah
yang mengakibatkan terjadinya konduksi.Konduksi atau hantaran kalor hanya
terjadi bila ada perbedaan suhu.Berdasarkan eksperimen, menunjukkan bahwa
kecepatan hantaran kalor melalui benda yang sebanding dengan perbedaan suhu
antara ujung-ujungnya.Kecepatan hantaran kalor juga bergantung pada ukuran dan
bentuk benda. Untuk mengetahui secara kuantitatif, perhatikan hantaran kalor
melalui sebuah benda uniform tampak seperti pada gambar berikut. Konduksi
dapat dibagi menjadi dua berdasarkan berubah atau tidaknya suhu terhadap waktu,
yaitu konduksi tunak (steady) dan konduksi tak tunak (unsteady).Konduksi tunak
dapat dijelaskan sebagai konduksi ketika suhu yang dihantarkan tidak berubah
atau distribusi suhu konstan terhadap waktu.Sebaliknya, konduksi tak tunak jika
suhu berubah terhadap waktu. (Tim Penyusun. Buku Panduan Praktikum POT 1.
1989).
Konduktivitas termal (k) merupakan suatu konstanta yang dipengaruhi oleh
suhu yang nilainya akan bertambah jika suhu meningkat. Selain memiliki
karakteristik yang dipengaruhi oleh suhu, nilai k juga merupakan suatu besaran
yang dapat mengidentifikasi sifat penghantar suatu benda.Bahan yang memiliki
konduktivitas termal yang besar biasanya dikategorikan sebagai penghantar panas
yang baik, dan sebaliknya.Umumnya, nilai k logam lebih besar daripada
nonlogam, dan k pada gas sangat kecil. Unit konduktivitas termal biasanya
dinyatakan dalam Watt/moC atau BTU/jam.ft.o F.Pada zat padat, energi kalor
dihantarkan dengan cara getaran kisi bahan. Selain itu, menurut hukum
Wiedemann-Franz, konduktivitas termal zat padat mengikuti konduktivitas
elektrik, dimana pergerakan elektron bebas yang terdapat pada kisi tidak hanya
4
menghasilkan arus elektrik tapi juga energi panas. Hal ini adalah salah satu
penyebab tingginya nilai konduktivitas termal beberapa jenis zat padat, terutama
logam.Untuk kebanyakan gas pada tekanan sedang konduktivitas termal
merupakan fungsi suhu.Pada gas ringan, seperti hidrogen dan helium memiliki
konduktivitas termal yang tinggi.Gas padat seperti xenon memiliki konduktivitas
kecil, sedangkan sulfur hexafluorida, yang berupa gas padat, memiliki
konduktivitas termal yang tinggi berdasar tingginya kapasitas panas gas ini. (De
Nevers, Noel. 1951).
Konduktivitas termal suatu bahan adalah ukuran kemampuan bahan
untukmenghantarkan panas. Berlaku untuk sebuah bahan berbentuk balok
dengan penampang lintang A, energy yang dipindahkan persatuan waktu antara
dua permukaan berjara l. (Halauddin, 2006)
5
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
6
BAB IV
4.1.Hasil Pengamatan
4.1.1. Tabel hasil Pengamatan
Suhu
No Waktu Besi Aluminium Kaca
T1 T2 T1 T2 T1 T2
1 0 33℃ 31℃ 31℃ 31℃ 32℃ 31℃
2 1 35℃ 31℃ 37℃ 31℃ 33℃ 31℃
3 2 37℃ 31℃ 49℃ 31℃ 34℃ 31℃
4 3 41℃ 31℃ 60℃ 31℃ 35℃ 31℃
5 4 43℃ 31℃ 64℃ 31℃ 35℃ 31℃
6 5 43℃ 31℃ 69℃ 31℃ 36℃ 31℃
Dari tabel hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahan yang dangan cepat
melelehkan lilin menandakan bahan tersebut dalam proses perpindahan kalor
sangat cepat juga, dilihar dari besi yang dipanaskan perpindahan kalor pada besi
dengan sangat cepat merespon panas dan memiliki partikel-partikel yang baik
unutk menghantarkan kalor, begitupun aluminium T1 atau ujung benda yang
dipanaskan dengan sangat cepat merespon perubahan suhu sehingga dapat
melelehkan suatu lilin, namun pada kaca tak mampu melelhkan suatu lilin sebagai
objek percobaa perpindahan kalor. Namun bisa kita tarik suatu kesimpulan bahan
yang dengan cepat menghantarkan kalor adalah aluminium, namun tidak
dielahkan semua benda dalam percobaan ini mampu memindahkan kalor tapi ada
bahan yang sulit menghantarkan kalor ada juga yang sangat cepat, tergantung
masing-masing partikel yang tersusun pada bahan tersebut.
7
Misalnya panas yang berpindah dari batang sebuah logam akibat pemanasan salah
satu ujungnya. Proses terjadinya konduksi dimana perpindahan kalor dari suhu
yang lebih rendah ke suhu yang lebih tinggi, ambil salah satu contoh pada saat
melakukan praktikum dimana proses pemanasan ujung besi akan menghantarkan
kalor ke ujung yang sebelahnya dimana partikel-partikel bahan yang memiliki
suhu yang tinggi akan berpindah ke suhu yang lebih rendah, pada saat pemanasan
ujung besi dengan api ujung tersebut akan mengalami perubahan suhu lebih
tinggi, suhu yang tinggi ini akan berpindah ke ujung besi yang bersuhu rendah,
dan suhu yang rendah akan mengisi ruang kosong pada ujung besi yang
dipanaskan dan perputaran partikel tersebut akan terjadi selama pemanasan terjadi
yang mengakibatkan suhu pada ujung besi yang tidak dipanaskan akan
mengalaimi perubahan suhu sehingga menyebabkan panas pada ujungnya,
begitulah proses perpindaha kalor secara konduksi yang dilakukan saat menjalani
praktikum pindah panas.
4.3.Garafik Perubahan Suhu Pada bahan
4.3.1. Grafik perubahan suhu pada besi
40
30
suhu
T1
20 T2
10
0
1 2 3 4 5 6
Perubahan suhu yang yang terjadi selama 5 menit adalah dimana T2 adalah
suhu awal besi sebelum dipanaskan, ketika ujung besi tersebut dipanaskan selama
5 menit suhunya dengan sangat seginifikan bertambah itu menandakan proses
konduksi pada besi atau perpindahan kalor pada besi sangat baik, kita bisa lihat
pada T1 atau ujung besi yang tidak dipanaskan mengalami kenaikan suhu. Suhu
8
ujung besi yang tidak dipanaskan mengalami kenaikan suhu dari 33 ℃, selama 5
menit mengalami kenaikan menjadi 43 ℃
4.3.2. Grafik perubahan suhu pada aluminium
40 T1
30 T2
20
10
0
1 2 3 4 5 6
Perubahan suhu yang yang terjadi selama 5 menit adalah dimana T2 adalah
suhu awal aluminium sebelum dipanaskan, ketika ujung aluminium tersebut
dipanaskan selama 5 menit suhunya dengan sangat seginifikan bertambah itu
menandakan proses konduksi pada besi atau perpindahan kalor pada besi sangat
baik, kita bisa lihat pada T1 atau ujung aluminium yang tidak dipanaskan
mengalami kenaikan suhu. Suhu ujung besi yang tidak dipanaskan mengalami
kenaikan suhu dari 31 ℃, selama 5 menit mengalami kenaikan menjadi 69 ℃.
Perpindahan kalor pada aliminium lebih cepat dibandingkan besi, kita bisa lihat pada
tabel dan grafik perubahan suhu dengan waktu.
9
4.3.3. Perubahan suhu pada kaca
T1
32
T2
31
30
29
28
1 2 3 4 5 6
Proses perubhan suhu atau perpindahan kalor secara kondksi pada kaca tidak terlalu
baik itu menandakan kaca tidak dapat menghantarkan kalor dengan baik, kaca bisa
menghantarkan kalor namaun kurang baik. Dilihat dari garifik perubahan suhu pada
ujung kaca yang dipanasakan dengan ujung kaca yang tidak dipanaskan, tidak terjadai
perubhan suhu yang sangat signifikan yang menyebabkan lilin tidak meleleh. Bisa
dibilang elektron-elektron bebasa pada kaca sangat minim sekali, karen proses konduksi
terjadi jika elektron-elektron bebasa pada suatu bahan sangat berkontribusi dalam proses
perpindahan kalor.
10
BAB V
5.1.Kesimpulan
11
ACARA 4
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perpindahan kalor dengan zat penghantar disertai dengan adanya perpindahan
bagian-bagian zat itu. Perpindahan kalor secara konveksi disertai dengan gerakan
massa atau gerkan partikel-partikel zat perantaranya. Konveksi hanya terjadi pada
zat yang dapat mengalir (fluida). Ada dua cara perpindahan panas melalui
hantaran yaitu secara konveksi alamiah dan konveksi paksa. Contoh konveksi
secara alamiah adalah pada pemanasan air. Setelah air dibagian bawah panci
menerima kalor, air tersebut akan memuai sehingga menyebabkan massa jenis air
lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis air yang diatasnya. Perbedaan massa
jenis tersebut menyebabkan partikel-partikel air yang bermassa jenis lebih kecil
akan bergerak keatas. Tempat yang ditinggalkan oleh air yang bermassa jenis
kecil itu akan diisi kembali oleh air yang bermassa jenis lebih tinggi. Peristiwa
tersebut berlangsung secara terus menerus sehingga partikel didalam air panik
berputar naik turun. Aliran-aliran partikel yang bergerak tersebut disertai dengan
perpindahan panas. Sementara itu konveksi paksa banyak digunaka pada sistem
pendingin mesin, misalnya pada mesin mobil, kapal dll.
1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum perpindahan panas secara konveksi adalah :
1. Memahami mekanisme perpindahan panas secara konveksi.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan panas secara
konveksi.
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
14
a banyak ha1 yang boleh terjadi. Energi ka1or yang menimpa suatu permukaan,
sebagian akandipantulkan, sebagian akan diserap ke da1am bahan, dan sebagian
akanmenembus bahan dan terus ke luar. Jadi da1am mempelajari perpindahan kal
or radiasi akan dilibatkan suatu fisik permukaan (Masyitah dan Haryanto 2006).
Konveksi atau aliran adalah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat
yangdipanaskan. Proses perpindahan panas secara aliran atau konveksi merupakan
satufenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan.Jadi
dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaa
n dankeadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama.
Lazimnya,keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat proses
konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam
hal ini dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2
dengan Tl>T2. Kini terdapatkeadaan suhu tidak seimbang diantara bahan dengan
sekelilingnya. Perpindahan kalordengan jalan aliran dalam industri kimia
merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak dipakai. Konveksi hanya
dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan ka1or ini
hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasanzat ini terjadi aliran, karena
masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus dibawa kesuhuyang sama tinggi. Oleh
karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertamadipanaskan memperoleh
masa jenis yang lebih kecil daripada bagian masa yang lebihdingin. Sebagai
akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor tersebar pada seluruh zat (Masyitah dan
Haryanto 2006).
Proses perpindahan kalor secara aliran atau konveksi merupakan satu
fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi
dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan
permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang
utama.Konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk
pengangkutan kalor ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat
ini terjadi aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus dibawa ke
suhu yang sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang
pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil daripada bagian
15
masa yang lebih dingin.Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor
akhirnya tersebar pada seluruh zat. Pada kedua proses konduksi dan konveksi,
faktor yang paling penting yang menjadi penyebab dan pendorong proses tersebut
adalah perbedaan suhu. Apabila perbedaan suhu terjadi maka keadaan tidak stabil
termal akan terjadi. Keadaan tidak stabil ini perlu diselesaikan melalui proses
perpindahan kalor. (Dewitt, 2002).
16
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
17
BAB IV
4.1.Hasil Pengematan
a. Sedikit demi sedikit tinta mulai menyebar dalam 20 detik
b. Dalam waktu 1 menit tinta sudah mulai tercampur.
c. Dalam waktu 3 menit tinta sudah terlihat berubah warna.
d. Dalam waktu 5 menit tinta sudah menjadi warna ungu.
4.2.Pembahasan
Dengan persamaan kalor :
𝑄 = ℎ. 𝐴 . ∆𝑡
Dimana Q adalah kalor, h adalah tinggi larutan, A adalah luas penampang,
dan ∆𝑡 adalah total suhu awal dan akhir.
h A T1(℃) T2 (℃)
𝑄 = ℎ. 𝐴 . ∆𝑡
𝑄 = 7,8 × 40,82 × (39 − 22)
= 7,8 × 40,8 × 17
= 5,412 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
18
yang telah kami lakukan. Dalam hal ini, panas akan mengalir karena adanya
perbedaan suhu. Percobaan dilakukan dengan cara memanaskan air didalam gelas
ukur yang dipanaskan. Ketika sumber api dinyalakan dan diletakkan tepat di
bawah pantat gelas ukur, air yang berada di dasar akan memiliki suhu yang lebih
tinggi dari pada air yang berada di bagian atasnya. Hal tersebut mengakibatkan air
di dasar wadah akan memuai karena terus dipanasi. Oleh sebab itu, karena rapat
massanya lebih kecil, maka air akan memuai ke atas.
19
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Tinta yang semulanya dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi air, ketika
pantat gelas dipanaskan dan air mulai membuih, tinta akan menyebar tercampur
dengan air.
5.2.Saran
Diharapkan mahasiswa disaat menjalnkan praktikum datang tepat pada
waktunya, tak lupa juga harapannya alat yang digunakan selama praktikum lebih
lengkap lagi agar supaya mahasiswa dapat belajar mengenal alat-alat yang ada di
labolatorium sambil mahasiswa melaksanakan praktikum.
20
DAFTAR PUSTAKA
21