KIMIA DASAR
2. Tujuan Praktikum
b. Bahan
Reaksi kimia biasanya dijelaskan dalam suatu bentuk persamaan kimia dan
didalamnya terdapat reaktan, produk, dan juga intermediet produk tersebut. Contoh
dari persamaan kimia yang akan sering digunakan yaitu aA + bB cC +dD
aA + bB cC +dD. Di dalam persamaan kimia ini terdapat tanda panah yang
menyatakan arah dan tipe reaksi. Tanda panah bolak balik menunjukkan bahwa
reaksi tersebut merupakan reaksi kesetimbangan/ yang setimbang. Dalam reaksi
kimia terdapat 4 reaksi kimia dasar yang terjadi, yaitu:
a. Reaksi sintesis: Reaksi sintesis terjadi ketika dua atau lebih atom direaksikan
dan membentuk suatu senyawa baru yang lebih kompleks.
b. Reaksi dekomposisi: Merupakan reaksi kebalikan dari reaksi sintesis dimana
suatu senyawa kompleks terdekomposisi/terurai menjadi suatu atom-atom
yang sederhana.
c. Reaksi single replacement: dalam reaksi ini, suatu atom menggantikan posisi
atom lainnya dalam suatu senyawa tertentu sehingga membentuk suatu
senyawa baru.
d. Reaksi double replacement: Pada reaksi ini suatu anion dan kation dari dua
senyaa yang berbeda mengalami pertukaran pasangan dan menghasilkan dua
senyawa yang baru. (Adri, 2017).
Suhu air dengan pendekatan Suhu air diukur dan dihasilkan data
pembacaan suhu sekitar sebesar 29°C
Mencari densitas air dari suhu Dari suhu air 29°C. didapatkan densitas
sebesar 29°C sebesar 0,996 g/mL
Hitung massa air menggunakan Dari 2 volume air tersebut mendapatkan
rumus: densitas x volume massa berikut:
Air dari dua gelas tersebut Air sebanyak 100 mL dan 50 mL dari
dimasukkan ke dalam satu gelas kedua gelas tersebut dimasukkan ke
dalam satu gelas dan didapatkan volume
sebesar 150 mL
Hitung massa air menggunakan Massa total campuran dari kedua gelas
rumus: densitas x volume tersebut sebesar 150 mL dikalikan
dengan densitas menghasilkan data
sebesar 149,4 gram
Masukkan botol vial ke dalam botol Pastikan botol selai tertutup dengan rapat
selai pelan-pelan dan tutup botol selai
dengan rapat
Timbang botol selai dan botol vial, Massa botol vial dan selai sebelum
catat massanya larutan direaksikan = 175,3098 gram
Reaksikan kedua larutan dalam botol miringkan botol selai sampai dua cairan
tersebut dengan dimiringkan tersebut bercampur
Timbang botol selai dan vial yang Massa botol selai dan vial setelah
sudah direaksikan catat massanya direaksikan menghasilkan massa sebesar
= 175,290 gram
14. Perhitungan
Berikut adalah perhitungan dari praktikum percobaan A:
Diketahui : Volume gelas : 100 mL
Volume gelas : 50 mL
Suhu ruangan : 29℃
Densitas air : 0,996 g/mL
Ditanya : Massa total air 50 mL dan 100 mL?
Jawab : gelas 1 = ρ x V
= 0,996 g/mL x 100 mL = 99,6 gram
Gelas 2 = ρ x V
= 0,996 g/mL x 50 mL = 49,8 gram
total = 99,6 gram + 49,8 gram = 149,4 gram
Selisih massa total 100 mL dan 50 mL air dengan 150 mL air adalah :
Massa total – Massa campuran = 149,4 gram – 149,4 gram = 0
15. Pembahasan
Percobaan A
Pada praktikum stoikiometri kali ini terdapat dua percobaan yaitu percobaan
A dan percobaan B yang harus mahasiswa pelajari. Percobaan A kali ini yaitu
dengan langkah kerja menganilisis total massa air sebelum dan sesudah dicampur
dalam satu gelas. Pada percobaan A ini dilakukan sesuai dengan hukum kekekalan
massa. Langkah pertama yang harus dilakukan praktikan adalah mengambil air
sebanyak 50 mL menggunakan gelas ukur. Gelas ukur ini terbuat dari bahan gelas
biasa, tidak tahan pemanasan, dan biasa digunakan untuk mengukur volume cairan
atau larutan dimana jumlah volume berdasarkan pada volume didalamnya
(Wardiyah, 2016). Setelah itu masukkan air sebanyak 50 mL kedalam gelas kosong.
Langkah selanjutnya ialah mengukur suhu air menggunakan pendekatan suhu
sekitar yaitu dengan HP dan pada pengukuran kali ini dihasilkan pendekatan suhu
sebesar 29°C. Dari suhu yang didapat tersebut digunakan untuk mencari besaran
densitas sebesar 0,996 g/mL. setelah mendapatkan hasil densitas dari air 50 mL
tersebut untuk mencari massanya dapat menggunakan rumus densitas x volume
yang artinya densitas sebesar 0,996 x 50 = 49,8 gram. Cara yang sama juga
digunakan untuk mencari massa dari air yang berada pada gelas kedua yang berisi
100 mL dan mendapatkan hasil 99,6 gram. Langkah selanjutnya yaitu dengan
mencampur air dari kedua gelas tersebut yang menghasilkan 150 mL. kemudian
mencari massanya dengan cara mengalikan volume air dengan densitas dan
menghasilkan massa air 149,4 gram. Setelah itu dapat dianalisa bahwa massa
sebelum dan sesudah dicampurkan adalah sama, sehingga didapatkan bahwa
ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama, sehingga sesuai dengan
hukum kekekalan massa (Sulakhudin, 2019).
Pada praktikum stoikiometri percobaan A ini sama sekali tidak terjadi
perubahan fisika maupun perubahan kimia dikarenakan percobaan A ini hanya
mencampurkan dua senyawa yang sama yaitu air dengan air. Seperti yang kita
ketahui bahwa suatu zat atau larutan mengalami perubahan fisika merupakan
perubahan materi yang tidak disertai terjadinya zat baru, tidak berubah zat asalnya.
Hanya terjadi perubahan wujud, perubahan warna, perubahan bentuk atau
perubahan ukuran. Contoh jika air dipanaskan akan berubah menjadi uap air.
Sedangkan jika air didinginkan maka air akan membeku menjadi es. Air, es dan uap
adalah zat yang sama hanya wujudnya saja yang berbeda. (Agus, 2013). Dan
perubahan kimia adalah perubahan zat yang menyebabkan terjadinya satu atau lebih
zat yang jenisnya baru. Perubahan kimia ini bersifat tetap, menyebabkan
terbantuknya materi atau zat baru, dan melibatkan perubahan pada setiap sifat fisika
maupun kimianya. Perubahan kimia selanjutnya disebut reaksi kimia. Contoh :
Besi berkarat, proses fotosintesis, pembuatan tempe, (fermentasi), indutri asam
sulfat, industri alkohol dan lain-lain. Perubahan kimia dapat terjadi karena beberapa
proses yaitu proses pembakaran, peranginan, perusakan atau pelapukan,
fotosistensi, pencernaan makanan, dan pernapasa (Agus, 2013). Faktor yang dapat
menyebabkan adanya perbedaan massa jika terjadi perbedaan massa walaupun
sedikit yaitu karena adanya perbedaan massa jika terjadi perbedaan masa walaupun
sedikit adalah pada suhu air tersebut karena jika suhu air berbeda 1°C pun akan
berbeda densitasnya jadi akan mempengaruhi massa air tersebut. Hubungan
perbedaan massa dengan hukum kekekalan massa sendiri adalah sama karena dari
percobaan tersebut tidak ditemukan perbedaan massa pada larutan sebelum dan
sesudah bereaksi, yakni sama menghasilkan angka 149,4 g. Hukum kekekalan ma
ssa terbukti yang menyatakan bahwa massa suatu benda yang diukur dengan dua
cara berbeda atau massa suatu benda sebelum dan sesudah bereaksi besarnya sama
(Sulakhudin, 2019).
Percobaan B
Pada praktikum stoikiometri terdapat dua percoobaan, yang kedua ialah
percobaan B dengan langkah kerja yaitu dengan menganalisis total massa dari
larutan CuSO4 1M dan KOH 1M. Percobaan B kali ini dilakukan berdasarkan
hukum kekekalan massa. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mengambil larutan CuSO4 1M sebanyak 20 mL menggunakan gelass ukur.
Kemudian masukkan larutan CuSO4 1M sebanyak 20 mL ke dalam botol selai yang
sudah disiapkan. Larutan CuSO4 1M ini sering disebut juga dengan kupri sulfat atau
tembaga sulfat. Larutan ini berbentuk kristal biru dan biasanya sering kita jumpai
di apotek terdekat. Larutan ini merupakan suatu senyawa garam yang banyak
ditemukan di bumi serta mempunyai kederajatan hidrasi yang berbeda. Larutan ini
banyak digunakan di bumi, salah satunya sebagai bahan pengawetan kayu. Larutan
ini sering disebut sebagai butiran tajam yang berwarna biru atau batu biru. Larutan
ini bisa menyebabkan iritasi kulit dan iritasi mata serius. Jika terjadi kontak dengan
larutan ini maka segera cuci tangan dengan air mengalir dan sabun (Aak, 1991).
Langkah selanjutnya adalah ambil larutan KOH 1M sebanyak 5 mL ke dalam botol
vial yang sudah disiapkan.
Larutan KOH Kalium hidroksida, juga dikenal sebagai alkali adalah senyawa
anorganik dengan rumus kimia KOH. Juga sering disebut sebagai potas kaustik, itu
adalah basa kuat yang dipasarkan dalam beberapa bentuk termasuk pelet, serpih,
dan bubuk. Ini digunakan dalam berbagai aplikasi kimia, industri dan manufaktur.
Kalium hidroksida juga merupakan prekursor senyawa kalium lainnya. Kalium
hidroksida digunakan dalam makanan untuk mengatur pH, sebagai penstabil, dan
sebagai zat pengental. Langkah selanjutnya yaitu mengikatkan seutas benang ke
leher botol vial, kemudian memasukkan botol vial tersebut ke dalam botol selai
yang berisi larutan CuSO4 dan menutup botol selai dengan rapat. Kemudian
menimbang botol selai yang berisi botol vial dan menghasilkan massa sebesar
172,7711 g. setelah itu mereaksikan larutan dengan cara memiringkan botol selai
agar larutan KOH dapat bercampur dengan larutan CuSO4 , dan melakukannya
dengan hati-hati. membiarkan botol tersebut beberapa saat. Dan ternyata warna
larutan yang ada didalam botol tersebut berubah menjadi hijau tosca dan reaksi
kedua larutan menghasilkan endapan Cu(OH)2. setelah direaksikan dan terjadi
reaksi sebagai berikut :
CuSO4 + KOH K2SO4 + Cu(OH)2
Lalu menimbang kembali botol selai yang berisi botol vial setelah larutan
tersebut direaksikan dan dihasilkan massa sebesar 172,7811 g. Setelah itu dianalisa
massa sebelum dan sesudah direaksikan sama walaupun memiliki selisih sebesar -
0,01 g, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa pada percobaan B ini sesuai dengan
hukum kekekalan massa yang bunyinya “ Dalam disistem tertutup, massa sebelum
dan sesudah reaksi adalah sama” (Sulakhudin, 2019).
Pada praktikum percobaan B kali ini terjadi perubahan fisika. Perubahan
fisika yang terjadi adalah perubahan warna di larutan yang semula berwarna bening
dan biru setelah direaksikan berubah menjadi warna hijau tosca, ini sesuai bahwa
perubahan fisika merupakan perubahan materi yang tidak disertai terjadinya zat
baru, tidak berubah zat asalnya. Hanya terjadi perubahan wujud, perubahan warna,
perubahan bentuk atau perubahan ukuran. Perubahan materi secara kimia akan
menyebabkan terbentuknya zat baru. Pada perubahan kimia, susunan komponen zat
berubah. Gejala yang menyertai terjadinya perubahan kimia adalah terjadinya
perubahan warna, terjadinya endapan, terbentuk gas, dan perubahan suhu ( Afnidar,
2007). Mengapa perubahan fisika ini dapat terjadi dikarenakan adanya larutan KOH
1M yang dimasukkan ke dalam larutan CuSO4 menghasilkan terjadinya perubahan
warna pada larutan senyawa tersebut. Untuk perubahan kimia sendiri terjadi
karena adanya perbedaan molaritas dari larutan CuSO4 1 M dan KOH 1 M yang
dicampurkan. Perbedaan massa dari larutan CuSO4 20 ml dengan KOH 0,1 M 5 ml
sebelum direaksikan adalah 172,7711 sedangkan massa dari larutan CuSO4 20 ml
dengan KOH 0,1 M 5 ml sesudah direaksikan adalah 172,7711. Selisih massa dari
larutan sebelum dan sesudah direaksikan adalah 0,01 gram. Reaksi yang terjadi
antara CuSO4 dan NaOH adalah CuSO4 + NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4.
16. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan, kesimpulan yang didapat adalah:
1. Reaksi kimia yang terjadi dalam pratikum stoikiometri adalah
CuSO4 + KOH K2SO4 + Cu(OH)2
2. Dalam percobaan A dimana untuk menghitung massa 50 mL dan 100 mL
air dan dengan massa 150 mL air, menghasilkan massa yang sama sebesar
yaitu 149,4 g, sehinga sesuai dengan hukum kekekalan massa.
3. Dalam percobaan B dimana larutan CuSO4 dan KOH sebelum direaksikan
menghasilkan massa sebesar 172,7711 g dan setelah direaksikan memiliki
massa sebesar 172,7811 g dan selisih keduanya 0,01 gram. Sehingga massa
larutan sebelum dan setelah reaksi dapat dinyatakan sama atau konstan.
4. Dalam percobaan B mengalami perubahan fisika yaitu mengalami
perubahan warna dari warna bening dan biru ketika sudah direaksikan
berubah menjadi warna hijau tosca. Dan perubahan kimia yaitu
terbentuknnya endapan Cu(OH)2.