Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

STOIKIOMETRI

Disusun Oleh:
Nama : Muh Akmal
Stambuk : 09320230137
Kelas/Kelompok : C4/4
Asisten

(Nur Farhana, S.T.)

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ilmu kimia secara luas menggambarkan karakteristik zat-zat yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya, menguraikan kondisi zat itu
berinteraksi, menguraikan sifat-sifat serta kegunaan zat baru yang
dihasilkan dan menjelaskan mengapa perubahan-perubahan itu terjadi.
Pembelajaran ilmu kimia idealnya melibatkan pemahaman yang tidak lepas
dari tiga level representasi,yang sangat baik yaitu makroskopik, simbolik,
dan submikroskopik. Salah satu materi kimia yang dianggap sulit bahan
kimia adalah stoikiometri karena kita harus mempelajari dengan sangat baik
untuk mendapatkan ilmu (Simangunsong dan Pane 2021)
Hal ini didukukng oleh penelitian yang dilakukan oleh Sunaringtyas
menyatakan materi stoikiometri merupakan salah satu materi yang dianggap
sulit bagi siswa Materi ini dianggap sulit dipahami karena mengandung
konsep-konsep yang abstrak yaitu konsep hukum-hukum dasar kimia yang
perlu dipahami lebih mendalam dan mengandung rumus-rumus perhitungan
kimia untuk memecahkan suatu masalah yang saling berkaitan satu sama
lain, sehingga membutuhkan daya ingat yang tinggi. Keabstakan yang
termuat dalam materi ini membuat siswa cenderung menggunakan cara
menghafal untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.
Pada stoikiometri persamaan reaksi akan sangat dibutuhkan dalam
pembuatan reaksi dan perhitungannya dalam kehidupan sehari-hari ilmu
kimia sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang industri seperti industri,
tekstil makanan, dan industri farmasi. Dalam industri farmasi dan obat-
obatan dihasilkan barang yang berupa obat, baik dalam bentuk padat
maupun cair. Pembuatan obat-obatan tersebut biasanya dilakukan dengan
reaksi kimia dan melibatkan perhitungan kimia yang rumit. Selain itu
hubungan kuantitatif zat.
1.2 Tujuan Percobaan
Menentukan titik stoikiometri sistim HCL dan KOH
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stokiometri

Suatu reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul-
molekul zat-zat yang bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan kembali
dari atom-atom tersebut dalam kombinasi molekul baru. Dengan perkataan
lain, timbulzat kimia baru dan yang lama hilang, tetapi atom atomnya tetap
sama dan tidak berubah.

Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu
reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Secara garis besar, terdapat perbedaan
yang mendasar antara kedua jenis reaksi tersebut, yaitu pada reaksi redoks
terjadiperubahan bilangan oksidasi (biloks), sedangkan pada reaksi asam-basa
tidak ada perubahan biloks. Kedua kelompok reaksi kimia ini dapat
dikelompokkan ke dalam 4 tipe reaksi yaitu sebagai berikut: Sintesis,
Dekomposisi, Penggantian Tunggal, dan Penggantian Ganda.

Stoikiometri berasal dari kata yunani yaitu, stoicheion (unsure) dan


mettrein (mengukur), yang berarti mengukur unsur. Pengertian unsur-unsur
dalam hal ini adalah partikel-partikel atom, ion, molekul atau electron yang
terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam suatu reaksi kimia.
Stoikiometri yangmenyangkut cara untuk menimbang dan menghitung spesi-
spesi kimia atau dengankata lain, stoikiometri adalah kajian tentang hubungan-
hubungan kuantitatif dalam suatu reaksi kimia.(Respati,2019)

Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah


satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang
mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar
pereaksi yang berubah- ubah, namun molar totalnya sama. Sifat fisika
tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya
digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran sifat fisik
terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titikmaksimal atau minimal yang
sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan perbandingan pereaksi-
pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimiabergantung jumlah
pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap,
stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni
dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran.

Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur


dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia
secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia.
Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dengan bidang kimia. Konsep
paling fundamental dalam kimia adalah hukum konservasi massa, yang
menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kuantitas materi sewaktu reaksi
kimia biasa. (Goldberg, 2018).
A. Hukum-hukum dasar ilmu
1. Hukum Boyle
Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat
berkembang bila dipanaskan. Akhirya ia menemukan hukum
yangkemudian terkenal sebagai hukum Boyle:” bila suhu tetap,
volumegas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan
tekananya”

P1.V1 = P2.V2
2. Hukum Lavoiser disebut juga Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum


Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari
suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam
proses di dalam sistem tertutup. Massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama (tetap atau konstan). Pernyataan yang umum digunakan
untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat
berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk
suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan
harus sama dengan massa produk. Pada beberapa peristiwa radiasi,
dikataka nbahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal
ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik atau energi
potensial dansebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam
suatu sistem yang mendapat atau mengeluarkan energi, massa dalam
jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun
demikian, dalam hampirseluruh peristiwa yang melibatkan perubahan
energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang
berubah sangatlah sedikit. “Massa zat sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.”

3. Hukum Perbandingan Tetap (H.Proust)


Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau hukum Proust
(diambil dari nama kimiawan Perancis Joseph Proust) adalah hukum
yang menyatakan bahwa suatu senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur
dengan perbandingan massa yang selalu tepat sama. Dengan kata lain,
setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur yang
tetap. “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu persenyawaan
kimia selalu tetap.”
4. Hukum Gay Lussac
Menyatakan bahwa volume gas nyata apapun sangat kecil
dibandingkan dengan volume yang ditempatinya. Bila anggapan ini
benar, volume gas sebanding dengan jumlah molekul gas dalam ruang
tersebut. Jadi, massa relatif yakni massa molekul atau massa atom gas,
dengan mudah didapat. “Dalam suatu reaksi kimia gas yang diukur pada
P dan T yang sama volumenya berbanding lurus dengan koefisien reaksi
atau mol, dan berbanding lurus sebagai bilangan bulat dan sederhana.”
5. Hukum Boyle – Gay Lussac
“Bagi suatu kuantitas dari suatu gas ideal (yakni kuantitas
menurut beratnya) hasil kali dari volume dan tekanannya dibagi
dengan temperatur mutlaknya adalah konstan”. Untuk n1 = n2, maka:
P1.V1 / T1 = P2.V2 / T2
6. Hukum Dalton disebut juga Hukum Kelipatan Perbandingan
Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka
perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan
jumlah unsur lain yang tertentu massanya akan merupakan bilangan
mudah dan tetap.

7. Hukum Avogadro

Gas-gas yang memiliki volume yang sama, pada temperatur dan


tekanan yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula. Artinya,
jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidaktergantung
kepada ukuran atau massa dari molekul gas.

8. Hukum Gas Ideal

PV = nRT
Persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal alias
persamaankeadaan gas ideal.
Keterangan : P = tekanan gas (N/m2)

R = konstanta gas universal (R = 8,315


J/mol.K)V = volume gas (m3)

T = suhu mutlak gas (K)

n = jumlah mol (mol)

Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan


kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Reaksi stoikiometri adalah suatu
reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi tersebur habis bereaksi, sehingga
tidak ada molsisa dalam pereaksi atau tidak ada pereaksi pembatas. Dalam
suatu reaksi juga terdapat reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi eksoterm
apabila kalor berpindah dari system ke lingkungan sehingga suhu disekitar
larutan menjadi panas sedangkan reaksi endoterm adalah apabila kalor
berpindah dari lingkungan ke sistem, sehingga suhu sistem menjadi lebih
dingin.(Keenan, 2018)

Apabila suatu larutan berbeda dicampurkan biasanya terjadi perubahan


sifat fisik, seperti perubahan warna, suhu, bentuk, dan lain – lain. Suhu
terendah dari suatu campuran disebut titik minimum sedangkan suhu tertinggi
dari suatu campuran disebut titik maksimum. Biasanya titik maksimum
didapat apabila reaksitersebut adalah stoikiometri. Dalam suatu reaksi tidak
semua reaktan habis. Terkadang dijumpai salah satu reaktan habis bereaksi
duluan sehingga membatasi berlanjutnya reaksi, pereaksi ini disebut pereaksi
pembatas. Dari adanya pereaksi pembatas maka terdapat reaksi yang belum
bereaksi karena pereaksi yang lain sudah habis duluan, pereaksi yang bersisa
ini disebut pereaksi sisa.

Reaksi pembatas adalah prediksi yang habis lebih dahulu apabila zat-zat
yang direaksikan tidak ekuivalen, maka salah satu prediksi yang lain
bersisa jumlah reaksi bergantung pada jumlah pereaksi yang habis terlebih
dahulu. Reaksi sisa merupakan reaktan yang tidak habis bereaksi dan masih
bersisa dengan wujudnya.

Hubungan antara suhu dan reaksi stoikiometri adalah suhu akan


mencapai titik maksimum atau nilai maksimum bila reaksi tersebut adalah
reaksi stoikiometri. Karakteristik HCl antara lain HCl sangat larut dalam
pelarut air dengan membentuk larutan asam kuat. HCl adalah asam
monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu hanya
sekali. Dalam larutan asam klorida bergabungdengan molekul air membentuk
ion hidronium.
Karakteristik NaOH antara lain NaOH membentuk larutan alkalin yang
kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH murni berbentuk putih padat,
serpihan, bentuk pelet, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab
cair dan secaraspontan menyerap karbondioksida dari udara bebas. Ia sangat
larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Hendayana,
2019)

2.2 Atom

Atom merupakan partikel yang luar biasa sangat kecil sekali. Atom
yang palingbesar mempunyai massa hanya 4,8x10-22 g dandiameter hanya
5x10-10m. Tidak ada timbangan manapun di dunia ini yang dapat mengukur
massa 1 atom. Timbangan analitik di laboratorium dapat menimbang zat
sampai 0,0001 mg. Bagaimana ilmuwan menggunakan akalnya untuk
menentukan massa 1 atom. Apakah pembanding massa atom. Silahkah
diperhatikan analogi berikut:
Bagaimana cara anda menentukan berapa buah biji kacang hijau jika anda
membeli kacang hijau yang massanya 1 kg (masyarakat lebih sering memakai
istilah berat dibandingkan massa, yang betulnyamassa) Pertanyaan ini analog
dengan berapa jumlah atom pada isotop C-12, jika massanya 12 g. Anda tidak
mungkin menimbang secara langsung satu atom, bukan. Anda tidak mungkin
dapat memegang dan menimbang secara langsung 1 atom, bukan. Pada
kenyataannya anda dapat memegang dan menimbang satu biji kacang hijau,
bukan. Massa atom tergantung pada jumlah elektron, proton dan netron yang
terdapat pada suatu atom. Pengetahuan massa sebuah atom adalah penting
karena sangat

berhubungan dengan pekerjaan di laboratorium dan industri. Tetapi


atom merupakan partikel yang luar biasa sangat kecil sekali. Bahkan secuil
debu terkecil yang masih terlihat mata mengandung sekitar 1016 atom!
Dengan demikian, jelas kita tidak dapat menimbang satu atom dengan
timbangan analitik yang ada di laboratorium. (Keenan, 2019).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Gambar 3.1 Pipet ukur Gambar 3.2 Gelas ukur

Gambar 3.3 Batang pengaduk Gambar 3.4 Termometer

3.2 Bahan
A. Larutan KOH (Kalium Hidroksida)
B. Larutan HCl (Asam Sulfat)

3.3 Cara Kerja


Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan. Ambil dua gelas ukur
ukuran 100 ml, masing masing di bedaakan antara KOH dan HCl, Setelah
itu, masukkan larutan KOH dan HCl ke dalam gelas ukur yang telah
dibedakan dengan volume-volume tertentu (KOH volumenya 20 ml, 15 ml,
10 dan 5 ml) (HCL volumenya 5 ml, 10ml, 15ml, dan 20 ml) dengan catatan
memasukkan sesuai volume secara berurut. Setelah dimasukkan ambillah
dua termometer (termometer 1 di gunakan untuk Larutan KOH dan
termometer 2 digunakan untuk Larutan HCl). Ukurlah masing masing suhu
dari larutan tersebut lalu suhu tersebut di catat.

Anda mungkin juga menyukai