Anda di halaman 1dari 5

V.

LANDASAN TEORI

Ilmu kimia sebagai bagian ilmu pengetahuan alam,mempelajari komposisi dan struktur zat
kimia serta hubungan keduanya dengan sifat zat tersebut. Komponen (susunan) zat
menyatakan perbandingan unsur yang membentuk zat itu. Struktur zat kimia yang
sesungguhnya menggambarkan letak atom-atom dalam ruang tiga dimensi dan ditunjukkan
dalam kertas yang hanya berdimensi dua (Syukri,1999:1-4).

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-
perubahan yang dialami materi,dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang
direncanakan.Ilmu kimia mempunyai dua bidang yang luas yaitu kimia deskriptif dan kimia
teoritis. Kimia deskriptif merekam ciri-ciri atau karakteristik zat-zat yang memperbedakan
satu dengan yang lain, menguraikan kondisi-kondisi zat itu berinteraksi dan meringkaskan
sifat-sifat dan kegunaan zat baru apa saja yang dihasilkan. Sedangkan kimia teoritis
menjelaskan mengapa perubahan-perubahan itu terjadi. Penjelasan-penjelasan ini berfokus
pada tabiat partikel-partikel terkecil (dari materi), yang terlalu kecil untuk dilihat namun
banyak yang telah dipelajari daripadanya lewat pengukuran-pengukuran tak langsung
(Charles W.Keenan,1991:2).

Pendekatan secara filosofis untuk mempelajari alam disebut metode ilmiah (scientific
method). Metode ilmiah lebih dari hanya sekedar pernyataan resmi dan langkah-langkah yang
selalu dilakukan untuk memecahkan masalah secara logis (James E.Brady,1999:25)

Langkah-langkah umum dalam metode ilmiah antara lain :


1.Mengadakan pengamatan
Dalam mengadakan pengamatan,kita melakukan percobaan dengan keadaan yang di
kendalikan agar di dapat data yang sama bila percobaan di ulang. Data yang terkumpul
kemudian di susun sedemikian rupa sehingga ditemukan hal yang menarik. Pernyataan
umum yang di simpul kan dari fakta percobaan di sebut hukum alam .
2.Merumuskan Hipotesis
Hukum biasanya di ungkapkan dalam pernyataan sederhana atau berupa hubungan
satu besaran dengan besaran lain,tetapi tidak berisi penjelasan kenapa terjadi demikian
Penjelasan yang dapat di terima adalah yang masuk akal dan telah teruji kebenaran nya.
oleh sebab itu ,di perlukan penjelasan sementara yang di sebut hipotesis .
3.Melakukan percobaan
Penelitian terhadap suatu objek,untuk mengetahui kebenaran suatu hipotesis
4.Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan untuk mendapatkan suatu teori adalah puncak kegiatan dalam
metode ilmiah.
5.Membuat laporan
Langkah terakhir dalam metode ilmiah adalah membuat laporan agar ahli lain
mengetahui hasil temuannya(Ralph H petrucci,1985 hal 58).
Data yang diperoleh dalam penelitian bisa bersifat kualitatif maupun bersifat kuantitatif.
Data yang bersifat kualitatif terdiri atas hasil-hasil pengamatan umum tentang sistemnya.
Data kuantitatif berupa angka-angka yang diperoleh lewat berbagai pengukuran terhadap
sistem. Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti merumuskan hipotesis atau penjelasan
sementara (tentatif) untuk sekelompok hasil pengamatan. Percobaan lanjutan diancang untuk
menguji keabsahan hipotesis dengan sebanyak mungkin cara dan prosesnya dimulai dari awal
kembali. Setelah semua data terkumpul, seringkali diharapkan untuk merangkum informasi
dengan ringkas sebagai suatu hukum. Dalam Sains, hukum adalah suatu pernyataan
matematis atau verbal yang ringakas tentang suatu hubungan antara fenomena-fenomena
yang selalu sama dalam keadaan yang sama (Raymond Chang,2005:4-5).

Hukum biasanya diungkapkan dalam pernyataan sederhana atau berupa hubungan suatu
besaran dengan yang lain yang dapat diungkapkan melalui rumus atau persamaan
matematika, sehingga orang lebih mudah untuk mengungkapkan, memahami dan
memakainya, tetapi tidak berisi penjelasan kenapa terjadi demikian. Penjelasan yang dapat
diterima adalah penjelasan yang masuk akal dan telah teruji kebenarannya.

Hipotesis yang teruji kebenarannya melalui percobaan yang dilakukan berulangkali dapat
dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan umun yang disebut teori (Syukri,1999:3).

Teori adalah suatu prinsip penyatu yang menjelaskan sekumpulan fakta dan atau hukum-
hukum yang diperoleh berdasarkan fakta-fakta itu. Jika suatu teori disanggah melalui
percobaan, maka toeri itu harus disingkirkan dan diubah sehingga konsisten dangan data
percobaan (Raymond Chang,2005:4-5).

Bidang kimia yang mempelajari aspek kuantitatif unsur dalam suatu senyawa atau reaksi
disebut stoikiometri ( Bahasa Yunani,Stoicheon yang berarti unsur dan Metrain yang berarti
mengukur). Dengan kata lain stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut
hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi (Syukri,1999:23).

Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan reaktan dalam reaksi
kimia. Perhitungan stoikiometri paling baik dikerjakan dengan menyatukan kuantitas yang
diketahui dan yang tidak diketahui dalam mol dan kemudian bila perlu dikonver si menjadi
satuan lain (Raymond Chang,2005:81).

Stoikiometri berdasarkan pada 3 hukum Kimia, yaitu :

a. Hukum Kekekalan Massa : Massa zat sebelum bereaksi sama dengan


massa zat sesudah reaksi.
b. Hukum Perbandingan Tetap : Pada s``uatu senyawa kimia, perbandingan
massa setiap unsur pembentuk senyawa disebut tetap.
c. Hukum Perbandingan Berganda : Jika dua unsur membentuk dua senyawa, maka
perbandingan massa setiap unsur pembentuk senyawa tersebut merupakan angka
sederhana (Djulia Onggo,2013:3).

Stoikiometri dirujuk sebagai proses membuat perhitungan yang didasarkan pada rumus-
rumus dan persamaan-persamaan berimbang. Perhitungan stoikiometri mengharuskan
penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul senyawa. Bobot atom dan molekul
biasanya dipaparkan dalam satuan massa atom(sma). Dalam 1 gram senyawa terdapat 6,022
× 1023 sma. Bilangan ini disebut bilangan Avogadro. Banyaknya zat apa saja yang
mengandung 6,022 × 1023 sma (atom, molekul, dan seterusnya), zat itu disebut 1 mol. Massa
satu mol zat disebut bobot molar, yang dalam gram sama banyak dengan bobot molekul
dalam satuan massa atom. Bobot molar zat-zat perlu diketahui untuk mentafsirkan hasil-hasil
perubahan kimia (Charles W.Keenan,1991:66 ).

Kajian tentang bobot dalam reaksi-reaksi kimia disebut stoikiometri, yang berarti
mengukur unsur. Topik ini merupakan dasar untuk menentukan komponen senyawa dan
campuran dan dapat digunakan untuk memperkirakan hasil dalam pembuatan senyawa kimia.
Perhitungan ini merupakan dasar dari konsep mol, dan digunakan untuk menyeimbangkan
persamaan kimia. Zat yang dihasilkan dari penguraian termal KclO3 adalah zat padat KCl dan
gas O2 dengan menggunakan katalis MnO2

2KClO3MnO2 2KCl(s) + 3O2(g)

Untuk menentukan stoikiometri pada reaksi ini, perlu diperoleh jumlah mol O2 yang
dibebaskan, yang dapat dihitung dari hukum gas ideal n = PV/RT, sehingga diperlukan
informasi tentang tekanan, volume dan suhu dari gas oksigen.

Karena volume oksigen yang dihasilkan diukur dengan cara pemindahan air, uap air
juga akan ada dalam gas. Percobaan dirancang sedemikian, sehingga tekanan total oksigen
dan air dapat anda ukur kuantitasnya dengan barometer. Tekanan parsial oksigen dalam labu
dapat dihitung tekanan total dan tekanan uap air.

Rumus kimia adalah sekumpulan simbol unsur dalam suatu senyawa kimia yang
merupakan gabungan unsur. Rumus senyawa terbagi atas dua yaitu:

1. Rumus empiris
Rumus empiris adalah rumus kimia yang sederhana sehingga perbandingan atom-
atom penyusunnya paling kecil.
2. Rumus molekul
Rumus molekul adalah rumus kimia keseluruhan pembentuk molekul tersebut.

Rumus empiris maupun rumus molekul diperoleh dari analisa unsur yang dilakukan
melalui pembakaran suatu zat. Zat yang hanya mengandung C, H dan O ketika dibakar akan
menghasilkan gas CO2 dan H2O dan massa O diperoleh dari selisih massa sampel dikurangi
jumlah massa (C+H) dengan asumsi zat tersebut murni (Djulia Onggo,2013 :5-8).
Rumus senyawa menjelaskan tentang jumlah atom dari tiap unsur dalam suatu satuan
senyawa tersebut.

Persen komposisi (percent composition) adalah persentase massa dari tiap unsur yang
terkandung dalam suatu senyawa. Persen komposisi diperoleh dengan membagi massa tiap
unsur dalam 1 mol senyawa dengan massa molar senyawa tersebut dikalikan 100 %. Secara
matematis, persen komposisi sebuah unsur dalam suatu senyawa dapat ditulis sebagai :

𝑛 × massa molar unsur


Persen komposisi suatu unsur = × 100%
massa molar senyawa

Dimana n adalah jumlah mol unsur dalam 1 mol senyawa (Raymond Chang,2005:65)

Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan kimia
berimbang memberikan dasar stoikiometri. Stoikiometri memungkinkan dihitungnya susunan
persentase (bobot) suatu senyawa dari rumus empiris maupun molekul. Lebih penting dalam
kehidupan nyata ialah bahwa stoikiometri memungkinkan dihitungnya rumus empiris dari
susunan persentase yang harus ditetukan dengan eksperimen(Charles W.Keenan,1991:67 )

Persamaan reaksi adalah gambaran proses pereaksi (reaktan)yang terletak di ruas kiri
berubah menjadi produk di sebelah kanan. Tanda panah diantara ruas kiri dan ruas kanan
menunjukkan perubahan dari pereaksi menjadi produk.

Penulisan persamaan reaksi harus dilengkapi dengan wujud zat, untuk zat padat
ditandai dengan (s), cair (l), dan gas (g) sedangkan zat yang larut dalam air ditandai dengan (aq)
berarti aqueous, persamaan reaksi harus disetarakan yaitu jumlah atom pada reaktan harus
sama dengan jumlah atom pada produk, selain itu jumlah muatan pada reaktan juga harus
sama dengan jumlah muatan pada produk.

Ketika menyetarakan reaksi, unsur-unsur yang ada di pereaksi harus muncul juga di
produk reaksi dalam jumlah yang sama. Atom oksigen dapat disetarakan dengan cara
menambahkan air untuk reaksi yang berlangsung dalam pelarut air, sedangkan atom hidrogen
dapat disetarakan dengan penambahan ion H+. Jika reaksi berlangsung dalam suasana basa,
tambahkan ion OH- pada pereaksi juga pada produk, kemudian setiap ion H+ bergabung
dengan OH- mrnjadi H2O.

Koefisien reaksi digunakan untuk menyetarakan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi
kimia. Koefisien boleh dalam bentuk pecahan tetapi pada akhir dapat dikalikan dengan
pengali tertentu sehingga diperoleh bilangan bulat. Jika ion poli atom pada reaksi kimia tidak
berubah baik pada reaktan maupun produk, dapat disetarakan secara kelompok (Djulia
Onggo,2013:6).

Ketika seorang kimiawan mengerjakan suatu reaksi, reaktan biasanya tidak terdapat
dalam jumlah stoikiometri (stoichiometri amounts)yang tepat, yaitu dalam perbandingan
yang ditunjukkan oleh persamaan yang setara. Karena tujuan reaksi adalah menghasilkan
kuantitas maksimum senyawa yang berguna dari sejumlah tertentu materi awal, seringkali
satu reaktan dimasukkan dalam jumlah berlebih untuk menjamin bahwa reaktan yang lebih
mahal seluruhnya diubah menjadi produk yang diinginkan. Konsekuensinya beberapa reaktan
akan tersisa pada akhir reaksi. Reaktan yang pertama kali habis digunakan pada reaksi kimia
disebut pereaksi pembatas karena jumlah maksimum produk yang terbentuk tergantung
pada berapa banyak jumlah awal dari reaktan ini. Jika reaktan ini telah digunakan semua,
tidak ada lagi produk yang dapat terbentuk. Pereaksi berlebih adalah pereaksi yang terdapat
dalam jumlah lebih besar daripada yang diperlukan untuk bereaksi dengan sejumlah tertentu
pereaksi pembatas.

Jumlah reaksi pembatas yang ada pada awal reaksi menentukan hasil teoritis dari
reaksi tersebut yaitu jumklah produk yang akan terbentuk jika seluruh pereaksi pembatas
terpakai pada reaksi. Jadi hasil teoritis adalah hasil maksimum yang didapat , seperti yang
diprediksi dari persamaan yang setara. Pada praktiknya, jumlah produk yang didapat hampir
selalu lebih kecil daripada hasil teoritis. Oleh karena itu, hasil sebenarnya dapat
didefinisikan sebagai jumlah produk sebenarnya yang dihasilkan dari suatu reaksi (Raymond
Chang,2005:77-79).

Dengan mengetahui beberapa sifat jenis reaksi, kita dapat menerangkan reaksi-reaksi kimia
lebih mudah untuk dipahami. Jenis-jenis reaksi kimia antara lain :
1. Reksi pembakaran adalah suatu reaksi dimana unsur atau senyawa bergabing dengan oksigen
membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana. Misalnya (CO2, H2O, dan lain-
lain)
2. Reaksi penggabungan (sintesis) adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks
terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa).
3. Reaksi penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipisah menjadi zat-zat yang lebih
sederhana.
4. Reaksi penggantian adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur memindahkan unsur lain dalam
suatu senyawa.

Anda mungkin juga menyukai