Stoikiometri
421420022
Pada tahun 1819 dua orang Prancis, seorang sarjana kimia, piere dulong
dan sarjana fisika, Alexis Petit, menemukan hubungan antara kalor jenis unsur
padat dan massa atomnya. Ilmuan ini mengukur kalor jenis beberapa unsur.
Hasil kali kalor jenis dengan massa atom biasanya disebut kapasitas kalor.
massa molekul X a
Mr = 2RH RH= =
massa molekul H b
3. Spektroskupis massa
Cara ini adalah cara yang paling tepat dalam menentukan massa atom
relative. Alat ini terdiri atas kran, listrik tegangan tinggi, jaringan kawat, celah,
kutub magnet serta detector. Disini partikel sampel (M) ditabrak oleh electron
berenergi tinggi sehingga terionisasi. Karena energy electron diatur sedemikian
rup, maka terjadi umumnyan ion positif satu (M+),
E 2E
=
M B²r²
Konsep mol ini menyatakan kuantitas yang tergantung pada jumlah atom
atau molekul dan bukan massa/beratnya.
Pada percobaan ini, yang dijadikan dasar adalah metode job atau metode
variasi kontinyu. Dalam metode ini dilakukan sederetan pengamatan yang
kuantitas molarnya sama, tetapa kuantitas pereaksi berbeda-beda (bervariasi).
Salah satu sifat fisika tertentu dipilih untuk diperiksa seperti misalnya massa,
volume, suhu, dan daya serap. Oleh karena kuantitas pereaksinya berlainan,
maka perubahan harga sifat-sifat fisika dari sistem ini dapat digunakan untuk
meramal Stoikiometri sistem.
2.2 Lembar data keselamatan bahan
Untuk teks pernyataan –H selengkapnya dari yang disebutkan dalam Bagian ini, lihat
Bagian 16.
2.2 Campuran
tidak berlaku
Bagian 3 – Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
3.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum : Pemberi pertolongan pertama harus
melindungi dirinya.
Setelah terhirup : hirup udara segar.Jika napas terhenti:
berikan napas buatan mulut ke mulut atau
secara mekanik. Berikan masker oksigen
jika mungkin.Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Setelah kontak pada mata :
bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata.Lepaskan lensa
kontak.
Setelah tertelan : beri air minum (paling banyak dua gelas).
Segera cari anjuran pengobatan.Hanya di
dalam kasus khusus, jika pertolongan
tidak tersedia dalam satu jam, rangsang
untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif and
konsultasikan kepada dokter secepatnya.
3.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Tidak tersedia informasi.
3.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan
Sesudah itu berikan : Sodium sulfate (1 sendok makan/1/4 l air).
Bagian 4 – Tindakan Penanggulangan Kebakaran
4.1 Media pemadaman api
Media pemadam yang sesuai : bubuk kimia kering, busa
tahan-alkohol, karbon
dioksida (CO2).
Media pemadam yang tidak sesuai : Jangan gunakan aliran air
yang deras.
4.2 Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran
Tidak mudah terbakar.Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya.
Kebakaran dapat menyebabkan berevolusi: hydrogen fluoride
4.3 Saran bagi petugas pemadam kebakaran
Alat perlindungan khusus bagi petugas pemadam kebakaran Jangan berada di
zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan.Untuk menghindari
kontak dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan pakaian pelindung yang
sesuai.
4.4 Informasi lebih lanjut
Informasi lebih lanjut Tekan (pukul kebawah) gas/uap/kabut dengan semprotan
air jet.Cegah air pemadam kebakaran mengkontaminasi air permukaan atau
sistim air tanah.
Bagian 5 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan
5.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman Taati label tindakan
pencegahan.
Tindakan higienis Segera ganti pakaian yang terkontaminasi.Gunakan krim
pelindung kulit.Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
5.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.Kering.Simpan di tempat yang berventilasi baik.Simpan
dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang-
orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang.
5.3 Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada penggunaan
spesifik lain yang diantisipasi
Bagian 6 –Sifat-sifat Fisika dan Kimia
6.1 Informasi tentang sifat fisika dan kimia
Bentuk : padat
Warna : keputih-putihan
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : kira-kira 6,9 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur : 560 °C terurai
Titik didih/rentang didih : 1.325 °C pada 1.013 hPa
Titik nyala : tidak menyala
Laju penguapan : Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) : Produk ini tidak mudah-
menyala.
Terendah batas ledakan : Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan : Tidak berlaku
Tekanan uap : kira-kira1 hPa pada 745 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif : Tidak tersedia informasi.
Densitas : 3,23 g/cm3 pada 25 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif : Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air : kira-kira1.430 g/l pada 20 °C
Koefisien partisi (n-oktanol/air) : Tidak berlaku untuk zat
anorganik
Suhu dapat membakar sendiri : Tidak tersedia informasi.
Suhu penguraian : > 560 °C
Viskositas, dinamis : Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai
mudah meledak
Sifat oksidator : tidak ada
6.2 Data lain
Densitas curah : kira-kira1.500 kg/m3
Bagian 7 – Reaktifitas dan Stabilitas
7.1 Reaktifitas
Lihat bagian 10.3.
7.2 Stabilitas Kimia
Kepekaan terhadap cahaya
7.3 Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah kondisi spesifik/khusus
Beresiko meledak dengan : Logam basa, Amonia,
senyawa halogen-
halogen,hydrogen peroxide,
perchloryl fluoride
Reaksi eksotermik dengan : Oksidator Resiko ignisi dan
pembentukan gas atau uap
yang tidak menyala dengan :
Fluorin
7.4 Kondisi yang harus dihindari
Suhu diatas titik lebur.
7.5 Bahan yang harus dihindari
tidak ada informasi yang tersedia
3. AQUADEST (MSDS, 2006)
Bagian 1 – Identifikasi Bahaya
1.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni
Eropa.
1.2 Elemen label
Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008
Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No 1272/2008.
1.3 Bahaya lain
Bahaya lain yang tidak dihasilkan
dalam klasifikasi GHS: Tidak ada yang diketahui.
Bagian 2 – Komposisi dan Informasi Bahan
2.1 Bahan
Sinonim : Dihidrogen Oksida, Deionized water, Aqua,
Aquadestilata
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18.02 g/mol
No. CAS : 7732-18-5
No. EC : 231-791-2
Komentar Tidak ada bahan berbahaya menurut Peraturan (EC) No. 1907/2006
2.2 Campuran
Tidak berlaku
Bagian 3– Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
3.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum
Tidak ada bahaya yang memerlukan tindakan pertolongan pertama yang khusus.
3.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda Gejala yang
berhubungan dengan penggunaan Kami tidak memiliki penjelasan berbagai
gejala toksik.
3.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus
yang diperlukan Tidak tersedia informasi
Bagian 4 – Tindakan Penanggulangan Kebakaran
4.1 Media pemadaman api
Media pemadaman yang sesuai Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang
sesuai untuk situasi lokal dan lingkungan sekeliling.Media pemadaman yang tidak
sesuai Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman yang diberikan.
4.2 Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran
Tidak mudah terbakar.
4.3 Saran bagi petugas pemadam kebakaran
Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Tidak ada
4.4 Informasi lebih lanjut tidak ada
Bagian 5 – Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
5.1 Langkah-langkah pencegahandiri
,alat pelindung dan prosedur tanggap darurat Tidak ada
5.2 Tindakan pencegahan Lingkungan
Tidak ada tindakan pencegahan khusus diperlukan.
5.3 Metode dan bahan untuk penyimpanan dan pembersihan
Amati kemungkinan pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10). Tuangkan
kedalam pipa saluran.
5.4 Rujukan ke bagian lainnya
Indikasi mengenai pengolahan limbah , lihat bagian 13.
Bagian 6 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan
6.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman Taati label tindakan
pencegahan.
Tindakan higienis Tidak diperlukan
6.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, Simpan pada+5°C hingga +30°C
6.3 Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada penggunaan
spesifik lain yang diantisipasi
Bagian 7 – Sifat-sifat Fisika dan Kimia
7.1 Informasi tentang sifat fisika dan kimia
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : pada 20 °C netral
Titik lebur : 0 °C
Titik didih/rentang didih : 100 °C pada 1.013 hPa
Titik nyala : Tidak berlaku
Laju penguapan : Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) : Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan : Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan : Tidak berlaku
Tekanan uap : 23 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak : tersedia informasi.
Densitas : 1,00 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif : Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air : larut sepenuhnya
Koefisien partisi (n-oktanol/air) : Tidak berlaku
Suhu dapat membakar sendiri : Tidak berlaku
Suhu penguraian : Dapat didistilasi dalam kondisi
tidak terurai (undecomposed)
pada tekanan normal.
Viskositas, dinamis : 0,952 mPa.s pada 20 °C
Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai
mudah meledak.
Sifat oksidator : tidak ada
7.2 Data lain
Suhu menyala : Tidak berlaku
Energi penyalaan api minimum : Tidak berlaku
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
No Nama alat Kategori Gambar Fungsi
Sebagai wadah
untuk menampung
1. Gelas 1
dan menyimpan
kimia
larutan.
untuk membuat
larutan dengan
konsentrasi tertentu,
2. Labu Takar dan mengencerkan
1 larutan dengan
keakurasian yang
tinggi
Sebagai alat bantu
untuk memindah /
memasukkan
3. Corong 1 larutan ke wadah /
Gelas tempat yang
mempunyaai
dimensi
pemasukkan sampel
bahan kecil.
untuk mengukur
5. Gelas Ukur 1 volume cairan
6. Pipet Tetes Membantu
memindahkan
cairan dari wadah
1 yang satu ke wadah
lainnya dalam
jumlah yang sangat
kecil (tetes demi
tetes).
untuk memanaskan
larutan yang mudah
terbakar, dan untuk
7.
Hot Plate 2 menghomogenkan
larutan
Untuk menyaring
partikel padat yang
Kertas 1 terdapat pada
8. Saring larutan
Batang
9. pengaduk
Untuk mengaduk
larutan
1
Hasil
b. pengenceran larutan KI dari 0,05 molar menjadi 0,005 Molar
Larutan Ki 0,05
molar
Hasil
3.2.2 Reaksi Ion dalam Larutan
Hasil
3.2.3 Asam Hidrat
Garam Hidrat
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
1) Hasil Pengamatan
a. Percobaan Pembuatan Larutan
c. Garam Hidrat
2) Perhitungan
n = M.V
Dik : molar larutan Pb(NO3)2 =0,01 Molar
Volume Aqua Dm = 35 ml
Dit : n = ….?
n
Penye : M =
V
n=M × V
b. Pengenceran Larutan KI
Rumus : M 1 ×V 1=M 2× V 2
M2 = 0,005 Molar
Dit : V2 = …?
Penye : M 1 ×V 1=M 2× V 2
M 2 ×V 2
V1 =
V1
0,005 ×100
V 2=
0,5
V 2=10 ml
Pb2+(aq) + 2I–(aq) –> PbI2 (s)
¿ 50,38 gr −0,64 gr
¿ 49,74 gr
¿ 100,41 gr – 0,64 gr
= 99,77 gr
Massa Larutan Ionik =Massa Akhir – Massa Awal
¿ 276,77 gr−126,48 gr
¿ 150,29 gr
4.2 Pembahasan