Anda di halaman 1dari 10

Mengukur Tingkat Kebisingan Suara Knalpot Motor Racing

menggunakan Aplikasi Sound Meter

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Dasar 1 yang Diampuh oleh Bapak
Drs. Asri Arbie, M.Si

Oleh

Ismi Amaliya Magfira Achmad

421420022

Kelas A Pendidikan Fisika

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2021
Kata Pengantar
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas “Physics experiment with smartphone” dengan judul
“Mengukur tingkat kebisingan suara knalpot motor racing” Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan menuju kesempurnaan laporan ini.

Gorontalo, 05 Desember 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul
Mengukur Tingkat Kebisingan Suara Knalpot Motor Racing menggunakan apk.
Sound Meter
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui tingkat kebisingan sebuah sepeda motor
2. Agar mahasiswa mengetahui cara kerja dari apk. sound meter
C. Manfaat
1. Dapat lebih mudah mengukur suatu bunyi kebisingan hanya dengan menggunakan
Android.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar
D. Rumusan Masalah
Bagaimana Menggunakan Apk. Sound Meter untuk menentukan tingkat
kebisingan suara Knalpot Motor Racing
E. Landasan Teori
Suara adalah sensasi yang sewaktu vibrasi longitudinal dari molekulmolekul
udara, yang berupa gelombang mencapai membrana timpani dari telinga (Perhimpunan
Ahli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan Indonesia, 1985). Tambunan (2005),
menyatakan bahwa dalam konteks keselamatan dan kesehatan kerja, pembahasan suara
(sound) agak berbeda dibandingkan pembahasan-pembahasan suara dalam ilmu fisika
murni maupun fisika terapan. Dalam K3, pembahasan suara lebih terfokus pada potensi
gelombang suara sebagai salah satu bahaya lingkungan potensial bagi pekerja di tempat
kerja beserta teknik-teknik pengendaliannya.
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu dan tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia
dan kenyamanan lingkungan (Kepmen LH No 48. tahun 1996). Menurut Suma’mur
(2009), bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengaran dalam
telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau
suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara atau penghantar lainnya,
dan manakala bunyi atau suara tersebut tidak dikehendaki oleh karena mengganggu atau
timbul diluar kemauan orang yang bersangkutan, maka bunyi-bunyian atau suara
demikian dinyatakan sebagai kebisingan. Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang
tidak dikehehendaki. Bising menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja,
seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian,
atau ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan pendengaran, misalnya
gangguan terhadap pendengaran dan gangguan pendengaran seperti komunikasi
terganggu, ancaman bahaya keselamatan, menurunnya performa kerja, kelelahan dan
stres.
Frekuensi kebisingan juga penting dalam menentukan perasaan yang subjektif,
namun bahaya di area kebisingan tergantung pada frekuensi bising yang ada (Ridley,
2003). Menurut Harrianto (2008), tuli dapat disebabkan oleh tempat kerja yang terlalu
bising. Yang dimaksud dengan “tuli akibat kerja” yaitu gangguan pendengaran parsial
atau total pada satu atau kedua telinga yang didapat di tempat kerja. Termasuk dalam hal
ini adalah trauma akustik dan tuli akibat kerja karena bising. Industri yang menghasilkan
pajanan 90 dBA atau lebih ditemukan pada pabrik tekstil, penggergajian kayu, industri
mebel, produk-produk yang menggunakan bahan baku logam, dan industri otomotif
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan adalah Sound Level
meter. Sound Level Meter Merupakan alat untuk mengukur tinggi tekanan suara (sound
pressure level) pada berbagai berkas frekuensi suatu bising, hasil pengukurannya ialah
DAFTAR PUSTAKA
Gabriel J. F, .1996. Fisika Kedokteran. Jakarta. Penerbit Buku Fisika Kedokteran ECG
desibel. Alat ini merupakan suatu alat yang bereaksi terhadap perubahan
amplitudo tekanan suara di udara, sehingga pengukuran kuantitas objektif dari tingkat
suara dapat dilakukan tanpa menganalisa berbagai komponen frekuensi. SLM dibuat
berdasarkan standar ANSI (American National Standard Institute) tahun 1997, dan
biasanya dilengkapi dengan pengukuran 3 macam frekuensi yaitu A, B dan C untuk
menentukan secara kasar frekuensi bising yang di analisa. Jaringan frekuensi A
menyaring frekuensi rendah dibawah 500 Hz, frekuensi menengah disaring oleh B dan
frekuensi tinggi disaring oleh C. Skala A bereaksi sangat mirip dengan telinga manusia
maka dipakai untuk analisa bising dengan hasil pengukuran disebut dB A. Bising ini
sering disebut juga intermitten noise, yaitu bising yang berlangsung secara tidak terus
terusan, melainkan ada periode rekatif tenang misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang,
kereta api.

BAB II
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
a.1 Waktu : Kamis, 3 Desember 2020 pukul : 05.00
a.2 Tempat : Lapangan Terbuka
B. Alat dan Bahan

a.1 Alat :
a) Motor Racing
b) Aplikasi Sound Level Meter
c) Meteran
a.2 Bahan : -

C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
2. Menyalakan motor Racing
3. Ukurlah jarak terdekat dan terjauh dari motor menggunakan meteran
4. Buka aplikasi Sound Level Meter dan secara otomatis akan terbaca nilai kebisingan
5. Catatlah nilai yang keluar dari layar androidmu
6. Buatlah tabel perbandingan tingkat kebisingan jarak terdekat dan terjauh dari motor
racing
D. Hasil Pengamatan
No Jarak Min. dB AVG Max. dB
1. 25 cm 19.0 dB 58.7 dB 76.0 dB
2. 50 cm 7.4 dB 58.2 dB 73.2 dB
3. 100 cm 8.1 dB 26.2 dB 58.2 dB
4. 125 cm 8.1 dB 24.7 dB 58.2 dB
Jarak 25 cm Jarak 50 cm Jarak 100 cm

Jarak 125 cm
E. Pembahasan
Pengukuran tingkat kebisingan Motor Racing ini menggunakan aplikasi Sound Level
Meter yang hasilnya dapat langsung dibaca. Aplikasi ini menggunakan mikrofon built-in
untuk mengukur desibel kebisingan lingkungan (dB) dan menunjukkan nilai untuk
referensi.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat dilihat bahwa semakin jauh
jarak antara sumber bunyi dari aplikasi sound meter maka akan berkurang niw maka
akan berkurang nilai desibel yang dibaca oleh aplikasi sound meter, ini membuktikan
bahwa semakin jauh atau semakin heningnya suara maka akan mengurangi nilai
kebisingan lingkungan.
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin dekat


sumber suara angka yang ditunjukkan oleh aplikasi sound meter semakin besar.
Sebuah sound meter tidak hanya mengukur dari kebisingan sepeda motor racing tetapi
juga mengukur kebisingan lingkungan tempat kita berada.

 Saran

Dalam melakukan eksperimen ini kita perlu memperhatikan tempat, pemilihan


tempat yang tingkat kebisingannya rendah. Karena hal ini akan mempengaruhi keakuratan
dalam hasil yang ditunjukkan oleh aplikasi sound meter, bisa saja tingkat kebisingan
lingkungan yang akan di baca oleh aplikasi sound meter

Anda mungkin juga menyukai