Abstract
Sound level meter is a tool used to measure how much noise affects workers in carrying
out their duties at work. The sound noise measurement practicum aims to measure sound noise in
a certain area and time, map out noise noise in the area within a certain time, and validate and
understand the characteristics of the sound level meter gauge used. The method used is to compare
two sound level gauges at 5 different measurement points where each point contains 6 readings
and is done every 2 minutes. The measurement results of this practicum are the highest standard
sound level meter noise level in the HY library which is equal to 77.9 dB and the lowest in lobby
HY is 60.43 dB. While the highest sound level meter test noise level is in the HY library which is
equal to 73.18 and the lowest in the HY lobby is equal to 54.66 dB.
Keywords: Sound Level Meter, Noise
atau kehendaki inilah yang sering disebut L= tingkat intensitas bunyi (sound
bising atau kebisingan (Notoatmodjo, 2011). pressure level)dB
Kebisingan suara merupakan suara yang
I= intensitas suara (watt/m2)
didengar oleh seseorang tetapi tidak
dikehendaki. Proses terpapar kebisingan I0= intensitas referensi
sampai ketelinga ini melalui mekanisme
Pengukuran intensitas bunyi dapat
pendengaran yaitu suara bising dikumpulkan
dilakukan menggunakan alat sound level
oleh daun telinga (auriculla) untuk disalurkan
meter (SLM). Sound level meter (SLM)
kelubang telinga kemudian menuju
adalah Sound Level Meter adalah alat yang
membrane tympani. Kebisingan dapat
digunakan untuk mengukur seberapa besar
menyebabkan berbagai pengaruh antara lain
suara bising mempengaruhi pekerja dalam
kerusakan indera pendengaran yang dapat
melaksanakan tugasnya ditempat kerja. Alat
menyebabkan penurunann daya dengar yang
SLM ini dilengkapi oleh sistem kalibrasi dan
bersifat permanen atau ketulian, peningkatan
dapat mengukur kebisingan diantara 30-130
tekanan darah dan denyut jantung, resiko
dB dan frekuensi dari 20-20.000 Hz. Oleh
serangan jantung dan gangguan pencernaan
karena itu, dari penjelasan diatas bahwa
serta stress yang dapat menyebabkan
pengukuran intensitas bunyi untuk
mengetahui tingkat kebisingan di suatu e. Mencatat hasil pengukuran
tempat sangat diperlukan. dan menghitung rata-rata
kebisingan.
II. Metode Praktikum
f. Mengulangi langkah a-e untuk
1. Alat dan Bahan 5 lokasi yang berbeda.
a. Dua (2) Sound Level Meter (SLM) 3. Skema Percobaan
merk Krisbow KW06-290 dan
HA:1311088
b. GPS
c. Stopwatch
2. Prosedur Kerja
a. Persiapan alatMemasang baterai
pada tempatnya.
a. Menekan tombol power.
b. Mengecek garis tanda pada
monitor untuk mengetahui
kondisi baterai dalam keadaan
baik atau tidak.
Gambar 1. Skema Percobaan
b. Pengukuran
4. Pengambilan Data
a. Memilih selektor pada posisi Pengambilan data dilakukan
slow. dengan cara mengambil 5 titik atau
b. Memilih selektor range tempat berbeda yang berada di
intensitas kebisingan. Sekolah Vokasi UGM. Setiap 2 menit
c. Menentukan lokasi sekali dicatat nilai kebisingannya dan
pengukuran. selama 6 kali setiap 1 wilayah.
d. Melakukan pengamatan
III. Hasil dan Pembahasan
selama 2 menit pada setiap
lokasi pengukuran dengan 6 Tabel 1. Hasil Data Pengukuran Kebisingan
Lek = 10 log
1 1058,2/10 + 1067,5/10 + 1065,2/10 +
6
75,8/10 73,5/10 72,8/10 72,5/10
1073,9/10)
(10 + 10 +10 +10 +
1071,9/10+1070,8/10 ) Lek = 71,86 dBA
1
a. Standar Lek = 10 log (1059,1/10 + 1062.3/10 +
6
Saran
V. Daftar Pustaka