DAN VENTILASI DI
BANDARA
NAMA KELOMPOK :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari kelompok kami yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang dapat membantu kami memperbaiki makalah dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kebisingan adalah suara ditempat kerja berubah menjadi salah satu bahaya
kerja (occupational hazard) saat keberadaannya dirasakan mengganggu atau
tidak diinginkan secara fisik (menyakitkan pada telinga pekerja) dan psikis
(mengganggu konsentrasi dan kelancaran komunikasi) yang akan menjadi
polutan bagi lingkungan, sehingga kebisingan didefinisikan sebagai polusi
lingkungan yang disebabkan oleh suara (Sihar Tigor B.T., 2005).
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran ( PER.13/MEN/X/2011).
Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke
gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang
memisahkan telinga tengah dengan telinga luar. Getaran suara yang dihantarkan
dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam
menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda
memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya
menjadi gelombang saraf. Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-
serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak. Getaran dari gendang
telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke
jendela oval.
Menurut Subaris dan Haryono (2008) sumber bunyi dilihat dari sifatnya dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Pemantauan Kebisingan
2. Audiometri Test
3. Pengendalian Kebisingan
4. Alat Pelindung Diri
5. Training Motivasi
6. Pemeliharaan Catatan / record
2.1.4 DAMPAK KEBISINGAN
Aktifitas bandar udara tersebut telah menimbulkan gangguan kebisingan
yang dampaknya mengganggu komunikasi, aktifitas kerja dan aktifitas
kehidupan masyarakat di lingkungan sekitar serta dapat menimbulkan penurunan
kualitas lingkungan hidup. Dalam jangka waktu pendek gangguan ini tidak
sampai menyebabkan kerusakan fisiologis pada sistem pendengaran manusia,
tetapi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan menurunnya tingkat ambang
pendengaran manusia serta gangguan psikologis penduduk sekitar.(Anonim,2011)
Data yang ada ditempuh langkah penyesuaian kondisi operasional atau melakukan
perawatan atau pemeliharan engine pesawat terbang sehingga suara yang timbul
dapat dikurangi.
Jika semua usaha pengendalian secara teknis belum berhasil menurunkan tingkat
bising maka alternatif lain adalah pengendalian secara administratif yaitu dengan
cara pengaturan pola kerja pada pekerja dikaitkan dengan penerimaan tingkat
kebisingan. (Chaeran,2008).
Kebisingan sebagai suara yang tidak dikehendaki harus kendalikan agar tidak
mengganggu kenyamanan dan kesehatan manusia. Getaran yang dibangkitkan
secara terus menerus (kontinyu) akan mengakibatkan stress, mual, atau pusing
tergantung frequensi yang dibangkitkan. Tingkat kebisingan pada suatu titik yang
berasosiasi dengan sumber peruntukan lingkungan yang tertentu disebut kebisingan
ambien. Kontrol kebisingan dilakukan sebagai upaya pengendalian kebisingan
ambien untuk mereduksi tingkat kebisingan sampai taraf yang ditentukan oleh
baku tingkat kebisingan untuk lingkungan dengan peruntukan tertentu. Secara
umum kontrol kebisingan diklasifikasikan atas tiga kategori yaitu ;
Ventilasi adalah terjadinya pertukaran udara di tempat kerja, ventilasi yang baik
bila terjadi pertukaran udara tempat kerja 2-3 kali per menit per orang. Untuk
menjamin terjadinya ventilasi udara di tempat kerja, maka tempat kerja
hendaknya dilengkapi dengan ventilasi. Ventilasi menurut jenisnya dapat dibagi
menjadi ventilasi buatan atau mekanis (AC, Exhaused fan, kipas, blower, dll).
Ventilasi alamiah dapat juga dibagi menjadi ventilasi permanen (lubang angina,
jalusi) dan tidak tetap (sementara) seperti pintu ruangan yang bila terluka dapat
berfungsi untuk ventilasi. Pertukaran udara persatuan waktu per orang ditentukan
oleh luas lubang ventilasi, kecepatan aliran udara segar yang masuk ke dalam
ruangan kerja, serta jumlah tenaga kerja yang berada dalam ruangan tersebut.
Untuk setiap sistem yang didesain khusus untuk sesuaikan degan jenis pekerjaan
dan tingkat pemaparan kontaminan.
Sistem Ventilasi :
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a. Tingkat kebisingan tertinggi berada di landasan pacu yaitu kurang lebih 88,63
dBA.
b. lama bekerja yang diperbolehkan pada area tersebut hanya 3, 46 jam.
3.2 SARAN
a. Hasil pengukuran tingkat kebisingan akibat aktifitas di Bandara perlu di evaluasi
tiap tahun untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi.
b. Setiap karyawan Bandara yang bekerja sebagai Pemadam Kebakaran dan Ground
Handling pesawat terbang harus dilengkapi ear plug dan ear muff.
c. Penggunaan pesawat terbang yang diakomodir rendah kebisingannya (senyap).
d. Bangunan gedung dan rumah sekitar Bandara harus memakai peredam suara.
e. Penanaman tanaman di sekitar Bandara yang rapat dan tertata rapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://eprints.upnjatim.ac.id/4244/1/(3)Jurnal_Rudi.pdf
2. http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/R0212027_bab2.pdf