Penyusun:
Heru Santoso Wahito Nugroho, S.Kep., Ns., M.M.Kes
Telefon:
0352-752747 (rumah), 081335251726 (mobile), 0351-895216 (kantor)
E-mail:
heruswn@yahoo.co.id atau heruswn@telkom.net
website:
www.heruswn.weebly. com
Referensi:
http://www.biology.arizona.edu\biochemistry, 2003, The Biology Project-Biochemistry
http://www.wiley.com\legacy\college\boyer\0470003790\animations\electron_transport,
2008, Interactive Concepts in Biochemistry: Oxidative Phosphorylation
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian
Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
1 Biokimia-Program D3 Kebidanan
Bagian ke-3: Bioenergetika dan oksidasi biologi
Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi: energi total
sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa saat terjadi
perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh. Namun energi
dapat dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi bentuk lain.
Contohnya energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas, mekanik dan
sebagainya.
Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses ingin
berlangsung spontan. Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan sistem.
Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem mendekati keadaan
seimbang yang sejati. Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan antara
perubahan energi bebas (ΔG) pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan
entropi (ΔS), diungkapkan dalam persamaan:
ΔG = ΔH – TΔS
Di dalam kondisi reaksi biokimia, mengingat ΔH kurang lebih sama dengan ΔE, perubahan
total energi internal di dalam reaksi, hubungan di atas dapat diungkapkan dengan
persamaan:
ΔG = ΔE – TΔS
Jika ΔG bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan energi bebas
(reaksi eksergonik). Jika ΔG sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung sampai selesai
dan tidak bisa membalik (irreversibel).
Jika ΔG bertanda positif, reaksi berlangsung hanya jika memperoleh energi bebas (reaksi
endergonik). Bila ΔG sangat besar, sistem akan stabil tanpa kecenderungan untuk terjadi
reaksi.
2 Biokimia-Program D3 Kebidanan
Bagian ke-3: Bioenergetika dan oksidasi biologi
Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi bebas dari proses
eksergonik ke proses endergonik. ATP adalah nukleotida trifosfat yang mengandung adenin,
ribosa dan 3 gugus fosfat (lihat Gambar 3.1). Dalam reaksinya di dalam sel, ATP berfungsi
sebagai kompleks Mg2+
Mg2+
Energi bebas baku hasil hidrolisis senyawa-senyawa fosfat penting dalam biokimia tertera
pada Tabel 3.1. Terlihat bahwa nilai hidrolisis gugus terminal fosfat pada ATP terbagi
menjadi 2 kelompok. Pertama, fosfat berenergi rendah yang memiliki ΔG lebih rendah dari
pada ΔG0 pada ATP. Kedua, fosfat berenergi tinggi yang memiliki nilai ΔG lebih tinggi
daripada ΔG0 pada ATP, termasuk di dalamnya, ATP dan ADP, kreatin fosfat, fosfoenol
piruvat dan sebagainya.
3 Biokimia-Program D3 Kebidanan
Bagian ke-3: Bioenergetika dan oksidasi biologi
Senyawa biologik penting lain yang berenergi tinggi adalah tiol ester yang mencakup
koenzim A (misal asetil-KoA), protein pembawa asil, senyawa-senyawa ester asam amino
yang terlibat dalam sintesis protein, S-adenosilmetionin (metionin aktif), uridin difosfat
glukosa dan 5-fosforibosil-1-pirofosfat.
Senyawa ΔG0
kJ/mol kkal/mol
Fosfoenolpiruvat -61,9 -14,8
Karbamoil fosfat -51,4 -12,3
1,3-bifosfogliserat -49,3 -11,8
(sampai 3-fosfogliserat)
Kreatin fosfat -43,1 -10,3
ATP ADP + Pi -30,5 -7,3
ADP AMP + Pi -27,6 -6,6
Pirofosfat -27,6 -6,6
Glukosa 1-fosfat -20,9 -5,0
Fruktosa 6-fosfat -15,9 -3,8
AMP -14,2 -3,4
Glukosa 6-fosfat -13,8 -3,3
Gliserol 3-fosfat -9,2 -2,2
Gugus fosfat berenergi tinggi oleh Lipmann dilambangkan dengan ~℗. Simbol ini
menunjukkan bahwa gugus yang melekat pada ikatan, pada saat peralihan pada suatu
akseptor yang tepat, akan mengakibatkan pemindahan kuantitas energi bebas yang lebih
besar. Oleh karena itulah sebagian ahli biokimia lebih menyukai istilah potensial
pemindahan gugus daripada ikatan berenergi tinggi.
Berdasarkan posisi ATP pada Tabel 3.1, maka ATP merupakan donor fosfat berenergi tinggi
(donor energi bebas) bagi senyawa-senyawa di bawahnya. Di sisi lain, ADP dapat menerima
fosfat berenergi tinggi untuk membentuk ATP dari senyawa yang berada di atas ATP dalam
tabel. Akibatnya siklus ATP/ADP menghubungkan proses-proses yang menghasilkan ~℗ dan
proses-proses yang menggunakan ~℗. Dengan demikian ATP terus dikonsumsi dan terus
diproduksi. Proses terjadi dengan kecepatan sangat tinggi, karena depot ATP/ADP sangat
kecil dan hanya cukup untuk mempertahankan jaringan aktif dalam beberapa detik saja.
Ada 3 sumber utama ~℗ yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energi.
1. Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif adalah sumber ~℗ terbesar dalam organisme aerobik. Energi bebas
untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai respirasi di dalam
mitokondria dengan menggunakan oksigen.
2. Glikolisis
Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua ~℗ yang terjadi akibat pembentukan
laktat
3. Siklus asam sitrat
Dalam siklus asam sitrat satu ~℗ dihasilkan langsung pada tahap suksinil tiokinase.
4 Biokimia-Program D3 Kebidanan
Bagian ke-3: Bioenergetika dan oksidasi biologi
Oksidasi biologi
Oksidasi adalah pengeluaran elektron dan reduksi adalah pemerolehan elektron. Sebagai
contoh adalah oksidasi ion fero menjadi feri yang dilukiskan pada Gambar 3.3. Dengan
demikian oksidasi akan selalu disertai reduksi akseptor elektron.
e- (elektron)
Fe2+ Fe3+
Enzim-enzim yang terlibat dalam reaksi reduksi dan oksidasi dinamakan enzim
oksidoreduktase. Terdapat 4 kelompok enzim oksidoreduktase yaitu: oksidase,
dehidrogenase, hidroperoksidase dan oksigenase.
1. Oksidase
Enzim oksidase mengkatalisis pengeluaran hidrogen dari substrat dengan menggunakan
oksigen sebagai akseptor hidrogen. Enzim-enzim tersebut membentuk air atau hidrogen
peroksida. Contoh peran enzim tersebut dilukiskan pada Gambar 3.4
Termasuk sebagai oksidase antara lain sitokrom oksidase, oksidase asam L-amino,
xantin oksidase, glukosa oksidase.
2. Dehidrogenase
Dehidrogenase tidak dapat menggunakan oksigen sebagai akseptor hidrogen. Enzim-
enzim ini memiliki 2 fungsi utama yaitu:
Pertama, berperan dalam pemindahan hidrogen dari substrat yang satu ke substrat
yang lain dalam reaksi reduksi-oksidasi berpasangan.
Kedua, sebagai komponen dalam rantai respirasi pengangkutan elektron dari substrat ke
oksigen.
5 Biokimia-Program D3 Kebidanan
Bagian ke-3: Bioenergetika dan oksidasi biologi
Gambar 3.5 Oksidasi suatu metabolit yang dikatalisis oleh enzim-enzim dehidrogenase
3. Hidroperoksidase
Enzim hidroperoksidase menggunakan hidrogen peroksida atau peroksida organik
sebagai substrat. Ada 2 tipe enzim yang masuk ke dalam kategori ini yaitu peroksidase
dan katalase. Enzim hidroperoksidase melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa
peroksida yang berbahaya. Penumpukan peroksida menghasilkan radikal bebas yang
dapat merusak membran sel dan menimbulkan kanker serta aterosklerosis.
4. Oksigenase
Oksigenase mengkatalisis pemindahan langsung dan inkorporasi oksigen ke dalam
molekul substrat. Enzim ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu monooksigenase dan
dioksigenase.
Organisme kemotrop memperoleh energi bebas dari oksidasi molekul bahan bakar,
misalnya glukosa dan asam lemak. Pada organisme aerob, akseptor elektron terakhir adalah
oksigen. Namun elektron tidak langsung ditransfer langsung ke oksigen, melainkan dipindah
ke pengemban-pengemban khusus antara lain nikotinamida adenin dinukleotida (NAD +)
dan flavin adenin dinukleotida (FAD).
6 Biokimia-Program D3 Kebidanan
Bagian ke-3: Bioenergetika dan oksidasi biologi
NAD+ FAD
7 Biokimia-Program D3 Kebidanan
Bagian ke-3: Bioenergetika dan oksidasi biologi
Rantai transport elektron membawa proton dan elektron, memindahkan elektron dari
donor ke akseptor dan mengangkut proton melalui membran.
Kompleks I
Kompleks II
Kompleks III
8 Biokimia-Program D3 Kebidanan
Bagian ke-3: Bioenergetika dan oksidasi biologi
Kompleks IV
Secara ringkas fosforilasi oksidatif, terdiri atas 5 proses dengan dikatalisis oleh kompleks
enzim, masing-masing kompleks I, kompleks II, kompleks III, kompleks IV dan kompleks V
(Tabel 3.2).
Tabel 3.2 Informasi tentang enzim yang berperan dalam fosforilasi oksidatif
Pada Gambar 3.8, kotak biru (gelap) di bawah menunjukkan reaksi oksidasi-reduksi yang
terjadi pada masing-masing kompleks enzim. Singkatan-singkatan diuraikan sebagai berikut:
FMN: flavin mononukleotida, Fe2+S: besi tereduksi-sulfur, Fe3+S: besi teroksidasi-sulfur, cyt:
sitokrom, CoQ: koenzim Q.
1. Kompleks I
Pada tahap ini, masing-masing molekul NADH memindahkan 2 elektron berenergi tinggi
ke FMN, kemudian ke protein besi-sulfur dan terakhir ke koenzim Q (ubiquinon)
9 Biokimia-Program D3 Kebidanan
Bagian ke-3: Bioenergetika dan oksidasi biologi
2. Kompleks II
FADH2 dihasilkan oleh suksinat dehidrogenase dalam siklus asam sitrat, memindahkan
elektron ke CoQ melalui kompleks II. FADH 2 dihasilkan oleh asil KoA dehidrogenase
dalam oksidasi beta asam lemak, memindahkan elektron ke CoQ melalui kompleks yang
sama.
3. Kompleks III
CoQ memindahkan elektron ke serangkaian sitokrom dan protein besi-sulfur. Sitokrom
terdiri atas kelompok heme seperti hemoglobin dan besi dengan heme menerima
elektron.
4. Kompleks IV
Penerima terakhir dari rantai transport elektron adalah kompleks besar terdiri atas 2
heme dan 2 atom tembaga.
5. Kompleks V
Pada tahap ini, protein kompleks yang mengkatalisis konversi ADP menjadi ATP,
diisikan oleh gradien kemiosmotik. Proton mengalir kembali ke matriks mitokondria
10 Biokimia-Program D3 Kebidanan
Bagian ke-3: Bioenergetika dan oksidasi biologi
melalui kompleks ATP sintase dan energi berasal dari penurunan gradien pH
digunakan untuk membentuk ATP.
11 Biokimia-Program D3 Kebidanan