KELOMPOK 5
1. Fida Rizki Anggraeni (082001600031)
2. Muhammad Alif Kusuma (082001600012)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebisingan merupakan masalah yang sering dijumpai oleh perusahaan besar
saat ini. Penggunaan mesin dan alat kerja yang mendukung proses produksi
berpotensi menimbulkan suara kebisingan. Kebisingan adalah terjadinya bunyi
yang tidak di kehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan.
Untuk menghitung kebisingan lalu lintas pada kali ini dilakukan pengukuran
dengan menggunakan alat Sound Level Meter dengan menghitung jumlah
kendaraan dari jenis kendaraan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu.
Ditetapkan jenis kendaraannya agar dapat diproyeksikan berapa kadar kebisingan
yang ditimbulkan oleh jenis kendaran tertentu.
2.2 Sumber
Sumber bunyi di lalu lintas gemerisik daun dan suara gerimis mempunyai
tingkat kebisingan 0-20 dBA, pada percakapan mempunyai tingkat kebisingan
20-40 dBA, pada radio pelan, percakapan rumah yang keras dan kegaduhan
kantor mempunyai tingkat kebisingan 40-60 dBA, pada perushaan, radio keras
dan jalan mempunyai tingkat kebisingan 60-80 dBA, pada peluit polisi, jalan
raya, pabrik tekstil, pekerjaan mekanis merupakan skala intensitas kebisingan
yang sangat keras dan mempunyai tingkat kebisingan 80 – 100 dBA, pada ruang
ketel, mesin turbin uap, mesin diesel besar, kereta bawah tanah mempunyai
skala intensitas kebisingan yang sangat amat keras dan mempunyai tingkat
kebisingan 100-120 dBA (Suharsono, 1991).
2.3 Dampak
Selama ini orang berpendapat bahwa kebisingan hanya dapat
menimbulkan efek terhadap indra pendengaran. selain menyebabkan ketulian,
kebisingan sering menimbulkan beberapa gangguan seperti gangguan
percakapan, tidur, pelaksanaan tugas, perasaan, dan faal tubuh (Siswanto,1991).
Selain berdampak pada gangguan pendengaran, terdapat efek kebisingan
lainnya, yaitu: gangguan tidur dan istirahat, mempengaruhi kapasitas kerja
pekerja. Dari segi fisik gangguan kebisingan dapat berupa pupil yang
membesar, dari segi psikologis kebisingan dapat menimbulkan stress, penyakit
mental, dan perubahan sikap atau kebiasaan (Chanlett,1979).
2.5 Pengendalian
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka pengendalian
kebisingan lalu lintas (Hobbs, 1979).
1) Desain jalan dan lokasi.
a. Lokasi jalan.
Jalan dibangun pada lokasi yang jauh dari daerah sensitif dengan
harapandapat mengurangi tingkat kebisingan dan membawa suasana daerah
sekitarnya terbebas oleh polusi udara.
b. Peredam kebisingan.
Pembuatan dan penempatan berbatasan dengan dengan jalan akan
sangat efektif untuk mengurangi kebisingan. Tanaman memberikan
pengurangan tidak lebih dari 5 dB.
c. Membuat terowongan.
Dengan membuat terowongan, suara yang dikeluarkan atau
ditimbulkan kendaraan akan diredam oleh dinding-dinding terowongan
sehingga dapat mengurangi kebisingan.
d. Elevasi.
Jalan yang dibangun ditempat yang lebih tinggi ataupun ditempat
yang lebih rendah dari sumber kebisingan dapat mengurangi tingkat
kebisingan yang diterima oleh receiver.
e. Gradien.
Tanjakan sebesar 5% dapat meningkatkan kebisingan (khusus yang
ditimbulkan oleh truk ) sebesar 3 dB, dan tanjakan sebesar 7% (curam) dapat
meningkatkan kebisingan sebesar 5 dB.
2) Desain perkerasan.
Penggunaan agregat halus pada campuran perkerasan dapat mengurangi
kebisingan sebesar 5 – 10 dB.
2. Kompas (Hp) - 1
3. Hand Counter - 1
4. Stopwatch (Hp) - 1
4. Hygrometer - 1
5. Anemometer - 1
No. Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar
6. Barometer - 1
1. Hygrometer 36 %RH
4. Suhu 33,1 °C
KE- KE- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 75,2 81,1 75,9 76,6 74 76,6 82,9 72,2 74,3 72 70,5 69,8
2 71,2 64,3 69,8 78,7 71,3 71 67,5 67,9 69,7 67,5 75,1 72,6
3 74,1 72,2 71,9 73,4 75,5 75,1 68,6 72,2 71,1 72,5 76,8 73,8
4 86,1 77,6 72,7 75,2 78,3 73,1 73,6 74,1 79,6 8,1 77,5 79,6
5 74,8 76,6 72,6 78,4 72,3 77,3 74,5 74,3 72,7 73,4 72,6 76,2
6 74 73,4 75,4 72 87,4 73 74,3 72,7 72,1 73,7 74,2 72,2
7 71,2 79,4 74,4 75,5 71,6 74,2 72,3 76,9 71,7 73,3 73,9 72,3
8 73,4 73,8 70,3 71,3 73,4 73,2 76,7 86 74 70,7 77,4 75,8
9 77,8 73,9 75,6 76,6 74,4 74,9 89,4 76,3 76,3 75,7 74,2 72,9
10 72,6 75,5 72,8 72,9 74 71,3 77,4 72,5 74,8 72,6 71,9 71,9
Catatan
Sepeda
842 904 406 144 133 50 56 63,7 64,0 63,5 52,1 55,7
Motor
Tabel 5.6 Data Leq10 Menit Kebisingan Lalu Lintas Semua Kelompok
Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10
menit Kel 1 menit Kel 2 menit Kel 3 menit Kel 4 menit Kel 5 menit Kel 6 menit Kel 7 menit Kel 8 menit Kel 9
1
Leq1mnt = 10 Log (100,1∗L1 + ⋯ + 100,1∗L12 ) . 5 dB(A)
60
Keterangan :
L1 = Nilai tingkat kebisingan pada 5 detik ke-1 di menit ke-1.
L12 = Nilai tingkat kebisingan pada 5 detik ke-12 di menit ke-10
Keterangan :
L1 = Nilai tingkat kebisingan selama 1 menit (Leq 1 menit) menit ke-1.
Lx = Nilai tingkat kebisingan selama 1 menit (Leq 1 menit) menit ke-10
Keterangan :
Loe = Emisi Kebisingan (dBA)
Ni = Jumlah Kendaraan
V = Kecepatan kendaraan rata-rata (km/jam)
D = Jarak dari sumber ke penerima (10 m)
T = Lamanya dampak (jam)
6.1.4 Rumus Leq Total
Leq 1 Leq n
Leq total = 10 x Log(10 10 + ⋯ + 10 10 )
Keterangan :
Leq total = Intensitas kebisingan total (dBA)
Leq1 – Leq5 = Hasil Perhitungan Leq masing-masing kendaraan (dBA)
6.1.5 Rumus Intensitas Kebisingan Pada Jarak Jam ke- 2 (L2)
R2
L2 = L1 − 20 Log ( )
R1
Keterangan :
L2 = Leq dalam fungsi jarak (dBA)
L1 = Leq Total (dBA)
R2 = Tingkat kebisingan pada jarak 50 m
R1 = Tingkat kebisingan pada jarak 10 m
6.2 Perhitungan
1
1) Leq (1 menit) = 10 x Log x 60 (100,1x75,2 + 100,1x81,1 + 100,1x75,9 +
1
2) Leq (10 menit) = 10 x Log x 10 (100,1x76,9 + 100,1x72,3 + 100,1x73,6 +
= 55, 68 dBA
𝑁𝑖 15 1,5
Leq(sedan) = Loe + 10 Log 𝑉𝑖 𝑥 𝑇 + 10 Log – 13
𝐷
17 15
= 60 + 10 Log (30𝑥 0,17) + 10 Log (10)1,5 − 13
= 52, 97 dBA
𝑁𝑖 15 1,5
Leq(mikrobus) = Loe + 10 Log 𝑉𝑖 𝑥 𝑇 + 10 Log – 13
𝐷
55 15
= 73 + 10 Log (30𝑥 0,17) + 10 Log (10)1,5 − 13
= 71, 07 dBA
𝑁𝑖 15 1,5
Leq(bus) = Loe + 10 Log 𝑉𝑖 𝑥 𝑇 + 10 Log – 13
𝐷
13 15
= 80 + 10 Log (30𝑥 0,17) + 10 Log (10)1,5 − 13
= 71, 80 dBA
𝑁𝑖 15 1,5
Leq(truck) = Loe + 10 Log 𝑉𝑖 𝑥 𝑇 + 10 Log – 13
𝐷
5 15
= 83 + 10 Log (30𝑥 0,17) + 10 Log (10)1,5 − 13
= 70, 65 dBA
𝑅2
5) L2 = L1 + 10 Log (𝑅1)
50
L2 = 12, 404 + 10 log (10) = 83,023 dBA
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kebisingan lalu lintas kelompok 5 menggunakan hand
counter untuk menghitung banyaknya kendaraan yang melaju di depan tugu
reformasi, didapatkan data kendaraan lalu lintas yaitu 133 sepeda motor, 17 sedan,
55 mikrobus, 13 bus dan 5 truk selama setengah jam. Setelah itu melakukan
pengukuran kebisingan lalu lintas, menggunakan cara sederhana dengan alat Sound
Level Meter (SLM) 2 diukur dengan tingkat tekanan bunyi dB(A) yang telah di
kalibrasi dengan dengan Sound Level Calibrator dalam 94 dB (tertinggi) untuk
mengukur kebisingan di Tugu Reformasi, Grogol. Kemudian dilakukan
pengukuran meteorologi saat pengamatan, yaitu tekanan udara dengan barometer
sebesar 780 mmHg, kecepatan angin dengan anemometer sebesar 1,22 m/detik,
juga didapatkan suhu sebesar 33,1oC, kelembaban udara dengan hygrometer
sebesar 36% Rh, dan arah angin utara dengan kompas.
Setelah melakukan praktikum terhadap tingkat kebisingan dan data yang telah
didapatkan kemudian dihitung dalam perhitungan kebisingan maka didapatkan
hasil Leq (Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan Sinambung)
dalam 1 menit dB(A) sebesar 76,9 dBA dan Leq pada 10 menit dB(A) yaitu 76,1 dBA.
Kemudian dilakukan perhitungan Leq dari masing-masing jenis kendaraan untuk
mengetahui kebisingan lalu lintas sesuai dengan jenis kendaraan, Leq sepeda motor
sebesar 55,6 dBA dalam 50 km/jam dengan kecepatan sepeda motor 56 km/jam, Leq
sedan sebesar 52,97 dBA dalam 30 km/jam dengan kecepatan sedan 60 km/jam, Leq
mikrobus sebesar 71,07 dBA dalam 30 km/jam dengan kecepatan sedan 73 km/jam,
Leq bus sebesar 71,80 dBA dalam 30 km/jam dengan kecepatan sedan 80 km/jam
dan Leq truck sebesar 70,65 dBA dalam 30 km/jam dengan kecepatan sedan 83
km/jam. Didapatkan Leq total sebagai L1 sebesar 76,033 dBA dan L2 sebesar 83,023
dBA.
VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan dari laporan praktikum kebisingan lalu lintas adalah sebagai
berikut:
1. Tekanan udara dengan barometer sebesar 780 mmHg, kecepatan angin
dengan anemometer sebesar 1,22 m/detik, juga didapatkan suhu sebesar
33,1oC, kelembaban udara dengan hygrometer sebesar 36% Rh
2. Leq (Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan
Sinambung) 1 menit dB(A) di Tugu Reformasi, Grogol kelompok 5 yaitu
76,9 dBA.
3. Leq (Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan
Sinambung) 10 menit dB(A) di Tugu Reformasi, Grogol kelompok 5 yaitu
76,1 dBA.
4. Tingkat kebisingan pada lingkungan Universitas Trisakti, Grogol masih
dalam kondisi normal tidak berpotensi mengganggu kesehatan lingkungan
maupun manusia.
5. Hasil rata-rata tingkat kebisingan masing-masing kelompok lebih tinggi
dari baku mutu karena lokasi pengambilan sampling jaraknya terlalu dekat
dengan jalan raya atau sumber bising.
6. Hasil tingkat kebisingan menggunakan SLM lebih tinggi dibandingkan
perhitungan Leq total kendaraan dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhi tingkat atau intensitas kebisingan pada lokasi tersebut
selain faktor kendaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Hobbs, F.D., 1979. Traffic Planning and Engineering, Second edition, edisi
Indonesia, 1995, terjemahan Suprapto T.M. dan Waldijono, Perencanaa dan
Teknik Lalu Lintas, Edisi kedua, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Suharsono, H. 1991. Dampak pada Udara dan Kebisingan. Bahan Kuliah Kursus
AMDAL. PPLH-IPB. Bogor.
Wilson, C.E. 1998. Noise control: measurement, analysis and control of sound and
vibration. Harper & Row Publisher, Inc. New York USA
LAMPIRAN
1. Denah Lokasi Sampling
2. Baku Tingkat Kebisingan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 48 Tahun 1996