Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 2

Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL – Universitas Trisakti


Gasal 2018/2019

KELOMPOK 5
1. Fida Rizki Anggraeni (082001600031)
2. Muhammad Alif Kusuma (082001600012)

Asisten Mahasiswa : Siti Zulaiha.

KEBISINGAN LALU LINTAS

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebisingan merupakan masalah yang sering dijumpai oleh perusahaan besar
saat ini. Penggunaan mesin dan alat kerja yang mendukung proses produksi
berpotensi menimbulkan suara kebisingan. Kebisingan adalah terjadinya bunyi
yang tidak di kehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan.

Kebutuhan alat transportasi di Indonesia, terus meningkat seiring dengan


bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun. Peningkatan jumlah penduduk yang
disertai dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi menyebabkan mobilitas
yang ditandai dengan permintaan kebutuhan meningkatnya
transportasi.Peningkatan jumlah kendaraan bermotor menyebabkan bertambahnya
tingkat kebisingan di jalan raya. Dampak dari kebisingan ini menimbulkan ketidak
nyamanan baik oleh para pengguna jalan maupun masyarakat disekitarnya. Jalan
dengan volume kendaraan berat maupun kendaraan ringan yang cukup banyak
semakin beresiko menghasilkan suara bising.

Perpindahan atau pergerakan barang maupun jasa tentu saja menggunakan


sarana pengangkutan berupa kendaraan yang dalam pengoperasiannya
menimbulkan suara-suara seperti mesin yang keluar melalui knalpot maupun
klakson. Pada level-level tertentu suara-suara tersebut masih dapat ditolerir dalam
arti bahwa akibat yang ditimbulkannya bukan merupakan gangguan akan tetapi
pada tingkat yang lebih tinggi suara yang ditimbulkan oleh kendaraan tersebut
sudah merupakan gangguan atau polusi yang disebut kebisingan.

Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang


bergetar. Getaran sumber suara ini dapat mengganggu keseimbangan molekul-
molekul udara di sekitarnya sehingga molekul udara ikut bergetar. Perubahan suhu
di suatu daerah akan mengubah unsur cuaca yang lain, misalnya arah dan kecepatan
angin, serta kelembaban udara. Pergerakan udara secara horisontal atau angin
dipengaruhi oleh adanya tekanan udara yang berbanding lurus dengan suhu udara.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kebisingan yang terjadi pada suatu tempat akan
mempengaruhi kondisi udara di sekitar sumber kebisingan

Untuk menghitung kebisingan lalu lintas pada kali ini dilakukan pengukuran
dengan menggunakan alat Sound Level Meter dengan menghitung jumlah
kendaraan dari jenis kendaraan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu.
Ditetapkan jenis kendaraannya agar dapat diproyeksikan berapa kadar kebisingan
yang ditimbulkan oleh jenis kendaran tertentu.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui Tingkat Kebisingan Lalu Lintas menggunakan
Sound Level Meter dan membandingkannya dengan baku mutu tingkat
kebisingan yang telah di tetapkan di Tugu Reformasi jl. Letjen S.Parman,
depan halte Transjakarta di depan kampus A Universitas Trisakti, Grogol,
Jakarta Barat.
2.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sifat
Kebisingan merupakan terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki termasuk
bunyi yang tidak beraturan dan bunyi yang dikeluarkan oleh transportasi dan
industri, sehingga dalam jangka waktu yang panjang akan dapat mengganggu dan
membahayakan konsentrasi kerja, merusak pendengaran (kesehatan) dan
mengurangi efektifitat kerja (Wilson,1998).
Menurut Babba (2007), kebisingan di tempat kerja diklasifikasikan ke
dalam dua jenis golongan, yaitu :
A. Kebisingan yang tetap (steady noise) dipisahkan lagi menjadi dua jenis,
yaitu :
 Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise).
Kebisingan ini merupakan nada-nada murni pada frekuensi yang
beragam. Contohnya suara mesin, suara kipas dan sebagainya.
 Kebisingan tetap (Broad band noise), kebisingan dengan frekuensi
terputus dan Brod band noise sama-sama digolongkan sebagai
kebisingan tetap (steady noise). Perbedaannya adalah broad band noise
terjadi pada frekuensi yang lebih bervariasi.
B. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu:
 Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise), kebisingan yang selalu
berubah-ubah selama rentang waktu tertentu.
 Intermitent noise, kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat
berubah-ubah. Contoh kebisingan lalu lintas.
 Kebisingan impulsif (Impulsive noise), kebisingan ini dihasilkan oleh
suara-suara berintensitas tinggi (memekakkan telinga) dalam waktu
relatif singkat, misalnya suara ledakan senjata dan alat-alat sejenisnya.

2.2 Sumber
Sumber bunyi di lalu lintas gemerisik daun dan suara gerimis mempunyai
tingkat kebisingan 0-20 dBA, pada percakapan mempunyai tingkat kebisingan
20-40 dBA, pada radio pelan, percakapan rumah yang keras dan kegaduhan
kantor mempunyai tingkat kebisingan 40-60 dBA, pada perushaan, radio keras
dan jalan mempunyai tingkat kebisingan 60-80 dBA, pada peluit polisi, jalan
raya, pabrik tekstil, pekerjaan mekanis merupakan skala intensitas kebisingan
yang sangat keras dan mempunyai tingkat kebisingan 80 – 100 dBA, pada ruang
ketel, mesin turbin uap, mesin diesel besar, kereta bawah tanah mempunyai
skala intensitas kebisingan yang sangat amat keras dan mempunyai tingkat
kebisingan 100-120 dBA (Suharsono, 1991).

2.3 Dampak
Selama ini orang berpendapat bahwa kebisingan hanya dapat
menimbulkan efek terhadap indra pendengaran. selain menyebabkan ketulian,
kebisingan sering menimbulkan beberapa gangguan seperti gangguan
percakapan, tidur, pelaksanaan tugas, perasaan, dan faal tubuh (Siswanto,1991).
Selain berdampak pada gangguan pendengaran, terdapat efek kebisingan
lainnya, yaitu: gangguan tidur dan istirahat, mempengaruhi kapasitas kerja
pekerja. Dari segi fisik gangguan kebisingan dapat berupa pupil yang
membesar, dari segi psikologis kebisingan dapat menimbulkan stress, penyakit
mental, dan perubahan sikap atau kebiasaan (Chanlett,1979).

2.4 Baku Mutu


Berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomo:
KEP48/MENLH/11/1996. Ditetapkan Nilai Ambang Batas (NAB),
menyebutkan Nilai Ambang Batas (NAB) di sekolah atau sejenisnya 55 dB(A),
Baku tingkat kebisingan yang diperuntukkan kawasan atau lingkungan kegiatan
sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan.

2.5 Pengendalian
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka pengendalian
kebisingan lalu lintas (Hobbs, 1979).
1) Desain jalan dan lokasi.
a. Lokasi jalan.
Jalan dibangun pada lokasi yang jauh dari daerah sensitif dengan
harapandapat mengurangi tingkat kebisingan dan membawa suasana daerah
sekitarnya terbebas oleh polusi udara.

b. Peredam kebisingan.
Pembuatan dan penempatan berbatasan dengan dengan jalan akan
sangat efektif untuk mengurangi kebisingan. Tanaman memberikan
pengurangan tidak lebih dari 5 dB.

c. Membuat terowongan.
Dengan membuat terowongan, suara yang dikeluarkan atau
ditimbulkan kendaraan akan diredam oleh dinding-dinding terowongan
sehingga dapat mengurangi kebisingan.

d. Elevasi.
Jalan yang dibangun ditempat yang lebih tinggi ataupun ditempat
yang lebih rendah dari sumber kebisingan dapat mengurangi tingkat
kebisingan yang diterima oleh receiver.

e. Gradien.
Tanjakan sebesar 5% dapat meningkatkan kebisingan (khusus yang
ditimbulkan oleh truk ) sebesar 3 dB, dan tanjakan sebesar 7% (curam) dapat
meningkatkan kebisingan sebesar 5 dB.
2) Desain perkerasan.
Penggunaan agregat halus pada campuran perkerasan dapat mengurangi
kebisingan sebesar 5 – 10 dB.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
Tabel 3.1 Alat yang digunakan
No. Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar

1. Sound Level Meter - 1

2. Kompas (Hp) - 1

3. Hand Counter - 1

4. Stopwatch (Hp) - 1

4. Hygrometer - 1

5. Anemometer - 1
No. Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar

6. Barometer - 1

IV. CARA KERJA


4.1 Skema Diagram Sampling Kebisingan

Kalibrasikan alat Tentukan Lokasi Nyalakan alat


Sound Level Meter Sampling dan Sound Level Meter
menggunakan Sound tentukan jarak dan stopwatch
Level Calibrator titik pengukuran secara bersamaan.
dalam 94 dB. dengan poisi 10 m.

Lakukan Hitung kendaraan Ukur selama 10


perhitungan bermotor, sedan, menit dengan
selama 10 menit mikrobus, bus, truk pembacaan setiap
menggunakan yang melintasi titik 5 detik dan catat
Hand counter. lokasi yang telah data.
ditetapkan.

Catat hasil pengukuran,


Ukur data
kemudian analisa data yang
meteorologi
telah didapat.

Gambar 4.1 Skema Diagram Sampling Kebisingan Lalu Lintas


V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Lokasi Sampling
Tabel 5.1 Lokasi Sampling Kebisingan Lalu Lintas
No. Gambar Keterangan

1. Lokasi Sampling : Tugu Reformasi

Hari/tanggal : Selasa, 13 November 2018

Waktu Sampling : 09.42 - 10.02

Gambar 5.1 Lokasi


Sampling

2. Titik Koordinat : 6o10’3”S 106o47’19” E

Gambar 5.2 Titik


Koordinat Lokasi
sampling
5.2 Data Meteorologi
Tabel 5.2 Data Meteorologi di Titik Sampling Kebisingan Lalu Lintas
No Nama Alat Hasil Gambar

1. Hygrometer 36 %RH

2. Barometer 778 mmHg

3. Anemometer 1,22 m/s

4. Suhu 33,1 °C

5. Arah Angin Utara


5.3 Intensitas Kebisingan pada Jarak 10 m dari Sumber
Tabel 5.3 Intensitas Kebisingan
Kecepatan (Km/Jam)
No Jenis Kendaraan
30 40 50
1. Sepeda Motor - - 56
2. Sedan 60 - -
3. Mikrobus 73 - -
4. Bus 80 - -
5. Truck 83 - -

5.4 Intensitas Kebisingan pada Jarak 10 m dari Sumber


Tabel 5.4 Intensitas Kebisingan
Jenis Jumlah Kecepatan Intensitas Leq (dBA)
Kendaraan Kendaraan (km/jam) (dBA)
Sepeda Motor 133 50 56 55,68
Sedan 17 30 60 52,97
Mikrobus 55 30 73 71,07
Bus 13 30 80 71,80
Truck 5 30 83 70,65
Leq total 70,7
5.5 Data Sampling Kebisingan
Tabel 5.5 Data Sampling Kebisingan Lalu Lintas dalam 10 menit

JAM MENIT 5 DETIK KE-

KE- KE- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 75,2 81,1 75,9 76,6 74 76,6 82,9 72,2 74,3 72 70,5 69,8
2 71,2 64,3 69,8 78,7 71,3 71 67,5 67,9 69,7 67,5 75,1 72,6
3 74,1 72,2 71,9 73,4 75,5 75,1 68,6 72,2 71,1 72,5 76,8 73,8
4 86,1 77,6 72,7 75,2 78,3 73,1 73,6 74,1 79,6 8,1 77,5 79,6
5 74,8 76,6 72,6 78,4 72,3 77,3 74,5 74,3 72,7 73,4 72,6 76,2
6 74 73,4 75,4 72 87,4 73 74,3 72,7 72,1 73,7 74,2 72,2
7 71,2 79,4 74,4 75,5 71,6 74,2 72,3 76,9 71,7 73,3 73,9 72,3
8 73,4 73,8 70,3 71,3 73,4 73,2 76,7 86 74 70,7 77,4 75,8
9 77,8 73,9 75,6 76,6 74,4 74,9 89,4 76,3 76,3 75,7 74,2 72,9
10 72,6 75,5 72,8 72,9 74 71,3 77,4 72,5 74,8 72,6 71,9 71,9

5.6 Data Sampling Kebisingan Lalu Lintas Semua Kelompok Pagi

Catatan

= Kelompok 1 2 3 Lokasi Sampling di Jl. Kyai Tapa (Pintu 1 Gerbang Trisakti)

= Kelompok 4 5 6 Lokasi Sampling di Tugu Reformasi 12 Mei di dekat Universitas


Trisakti

= Kelompok 7 8 9 Lokasi Sampling di Jl. S Parman (Pintu 2 Gerbang Trisakti)

Tabel 5.6 Data Sampling Kebisingan Lalu Lintas Semua Kelompok


Jenis Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Kecepatan
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Kendaraan Kendar Kendar Kendar Kendar Kendar (km/ Intensitas
Leq Kel Leq Leq Leq Kel Leq Kel
aan kel aan kel aan kel aan kel aan kel (dBa)
jam) 1 Kel 2 Kel 3 4 5
1 2 3 4 5

Sepeda
842 904 406 144 133 50 56 63,7 64,0 63,5 52,1 55,7
Motor

Sedan 45 40 106 26 17 30 60 57,2 56,7 57,3 52,2 52,10

Mikrobus 126 132 206 39 55 30 73 74,7 74,9 75,1 66,5 71,1

Bus 12 12 8 15 13 30 80 71,5 71,5 72,1 70,5 71,8


Truk 13 13 5 10 5 30 83 74,8 74,8 74,8 72,2 70,7

Leq Total 78,8 78,9 79,1 75,1 76,5

Tabel 5.7 Data Sampling Kebisingan Lalu Lintas Semua Kelompok


Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kendar Kendar Kendar Kendar Nilai Leq Nilai Leq Nilai Leq Nilai Leq
Jenis Kecepatan Intensitas
aan aan aan aan Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Kendaraan (km/jam) (dBa)
6 7 8 9
Kel 6 Kel7 Kel 8 Kel 9

Sepeda 152 406 396 415


60 56 55,4 44,3 44,2 44,4
Motor

Sedan 28 106 70 84 40 60 53,8 44,3 42,5 43,3

Mikrobus 59 206 192 210 40 73 70,1 60,2 59,9 60,2

Bus 19 8 20 10 40 80 72,2 53,1 57,0 57,0

Truk 20 5 10 8 40 83 75,4 54,0 57,0 56,1

Leq Total 77,9 61,9 63,1 63,0

Tabel 5.6 Data Leq10 Menit Kebisingan Lalu Lintas Semua Kelompok
Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10 Nilai Leq10
menit Kel 1 menit Kel 2 menit Kel 3 menit Kel 4 menit Kel 5 menit Kel 6 menit Kel 7 menit Kel 8 menit Kel 9

80,1 77,8 77,0 65,5 76,1 75,2 78,3 76,9 79,8

VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN


6.1 Rumus
6.1.1 Rumus Nilai Tingkat Kebisingan Selama 1 Menit (Leq 1 Menit)

1
Leq1mnt = 10 Log (100,1∗L1 + ⋯ + 100,1∗L12 ) . 5 dB(A)
60

Keterangan :
L1 = Nilai tingkat kebisingan pada 5 detik ke-1 di menit ke-1.
L12 = Nilai tingkat kebisingan pada 5 detik ke-12 di menit ke-10

6.1.2 Rumus Nilai Tingkat Kebisingan Selama 10 Menit (Leq 10 Menit)


1
Leq10mnt = 10 Log (100,1∗L1 + ⋯ + 100,1∗Lx ) . 1 dB(A)
10

Keterangan :
L1 = Nilai tingkat kebisingan selama 1 menit (Leq 1 menit) menit ke-1.
Lx = Nilai tingkat kebisingan selama 1 menit (Leq 1 menit) menit ke-10

6.1.3 Rumus Leq masing – masing kendaraan


Ni 15 1,5
Leq(jenis kendaraan) = Loe + 10 Log [ ] + 10 Log [ ] − 13
Vi x T D

Keterangan :
Loe = Emisi Kebisingan (dBA)
Ni = Jumlah Kendaraan
V = Kecepatan kendaraan rata-rata (km/jam)
D = Jarak dari sumber ke penerima (10 m)
T = Lamanya dampak (jam)
6.1.4 Rumus Leq Total
Leq 1 Leq n
Leq total = 10 x Log(10 10 + ⋯ + 10 10 )
Keterangan :
Leq total = Intensitas kebisingan total (dBA)
Leq1 – Leq5 = Hasil Perhitungan Leq masing-masing kendaraan (dBA)
6.1.5 Rumus Intensitas Kebisingan Pada Jarak Jam ke- 2 (L2)
R2
L2 = L1 − 20 Log ( )
R1
Keterangan :
L2 = Leq dalam fungsi jarak (dBA)
L1 = Leq Total (dBA)
R2 = Tingkat kebisingan pada jarak 50 m
R1 = Tingkat kebisingan pada jarak 10 m

6.2 Perhitungan
1
1) Leq (1 menit) = 10 x Log x 60 (100,1x75,2 + 100,1x81,1 + 100,1x75,9 +

100,1x76,6 + 100,1x82,9 + 100,1x72,2 + 100,1x74,7 + 100,1x72,0 +


100,1x70,5 + 100,1x69,8 ) dB(A)
= 76, 9 dB(A)
Leq (10 menit)

JAM MENIT 5 DETIK KE- Leq


1 Menit
KE- KE- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(dBA)
1 75,2 81,1 75,9 76,6 74 76,6 82,9 72,2 74,3 72 70,5 69,8 76,9
2 71,2 64,3 69,8 78,7 71,3 71 67,5 67,9 69,7 67,5 75,1 72,6 72,3
3 74,1 72,2 71,9 73,4 75,5 75,1 68,6 72,2 71,1 72,5 76,8 73,8 73,6
4 86,1 77,6 72,7 75,2 78,3 73,1 73,6 74,1 79,6 8,1 77,5 79,6 78,7
5 74,8 76,6 72,6 78,4 72,3 77,3 74,5 74,3 72,7 73,4 72,6 76,2 75,1
6 74 73,4 75,4 72 87,4 73 74,3 72,7 72,1 73,7 74,2 72,2 78,2
7 71,2 79,4 74,4 75,5 71,6 74,2 72,3 76,9 71,7 73,3 73,9 72,3 74,6
8 73,4 73,8 70,3 71,3 73,4 73,2 76,7 86 74 70,7 77,4 75,8 77,6
9 77,8 73,9 75,6 76,6 74,4 74,9 89,4 76,3 76,3 75,7 74,2 72,9 80,2
10 72,6 75,5 72,8 72,9 74 71,3 77,4 72,5 74,8 72,6 71,9 71,9 73,7
Leq 10 MENIT (dBA) 76,1

1
2) Leq (10 menit) = 10 x Log x 10 (100,1x76,9 + 100,1x72,3 + 100,1x73,6 +

100,1x78,7 + 100,1x75,1 + 100,1x78,2 + 100,1x74,6 + 100,1x77,6 +


100,1x80,2 + 100,1x73,7 ) x 1 dB(A)
= 76, 1 dB(A)
𝑁𝑖 15 1,5
3) Leq(sepeda motor) = Loe + 10 Log 𝑉𝑖 𝑥 𝑇 + 10 Log – 13
𝐷
133 15
= 56 + 10 Log (50𝑥 0,17) + 10 Log (10)1,5 − 13

= 55, 68 dBA
𝑁𝑖 15 1,5
Leq(sedan) = Loe + 10 Log 𝑉𝑖 𝑥 𝑇 + 10 Log – 13
𝐷
17 15
= 60 + 10 Log (30𝑥 0,17) + 10 Log (10)1,5 − 13

= 52, 97 dBA
𝑁𝑖 15 1,5
Leq(mikrobus) = Loe + 10 Log 𝑉𝑖 𝑥 𝑇 + 10 Log – 13
𝐷
55 15
= 73 + 10 Log (30𝑥 0,17) + 10 Log (10)1,5 − 13

= 71, 07 dBA
𝑁𝑖 15 1,5
Leq(bus) = Loe + 10 Log 𝑉𝑖 𝑥 𝑇 + 10 Log – 13
𝐷
13 15
= 80 + 10 Log (30𝑥 0,17) + 10 Log (10)1,5 − 13

= 71, 80 dBA
𝑁𝑖 15 1,5
Leq(truck) = Loe + 10 Log 𝑉𝑖 𝑥 𝑇 + 10 Log – 13
𝐷
5 15
= 83 + 10 Log (30𝑥 0,17) + 10 Log (10)1,5 − 13

= 70, 65 dBA

4) Leq total = 10 Log x (100,1xLeq(sepeda motor) + . . . + 100,1xLeq(truck) ) dB(A)


Leq total = 10 Log x (100,1x55,68 + 100,1x52,97 + 100,1x71,07 +
100,1x71,80 + 100,1x70,65 )
= 76, 033 dBA

𝑅2
5) L2 = L1 + 10 Log (𝑅1)
50
L2 = 12, 404 + 10 log (10) = 83,023 dBA

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kebisingan lalu lintas kelompok 5 menggunakan hand
counter untuk menghitung banyaknya kendaraan yang melaju di depan tugu
reformasi, didapatkan data kendaraan lalu lintas yaitu 133 sepeda motor, 17 sedan,
55 mikrobus, 13 bus dan 5 truk selama setengah jam. Setelah itu melakukan
pengukuran kebisingan lalu lintas, menggunakan cara sederhana dengan alat Sound
Level Meter (SLM) 2 diukur dengan tingkat tekanan bunyi dB(A) yang telah di
kalibrasi dengan dengan Sound Level Calibrator dalam 94 dB (tertinggi) untuk
mengukur kebisingan di Tugu Reformasi, Grogol. Kemudian dilakukan
pengukuran meteorologi saat pengamatan, yaitu tekanan udara dengan barometer
sebesar 780 mmHg, kecepatan angin dengan anemometer sebesar 1,22 m/detik,
juga didapatkan suhu sebesar 33,1oC, kelembaban udara dengan hygrometer
sebesar 36% Rh, dan arah angin utara dengan kompas.

Setelah melakukan praktikum terhadap tingkat kebisingan dan data yang telah
didapatkan kemudian dihitung dalam perhitungan kebisingan maka didapatkan
hasil Leq (Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan Sinambung)
dalam 1 menit dB(A) sebesar 76,9 dBA dan Leq pada 10 menit dB(A) yaitu 76,1 dBA.
Kemudian dilakukan perhitungan Leq dari masing-masing jenis kendaraan untuk
mengetahui kebisingan lalu lintas sesuai dengan jenis kendaraan, Leq sepeda motor
sebesar 55,6 dBA dalam 50 km/jam dengan kecepatan sepeda motor 56 km/jam, Leq
sedan sebesar 52,97 dBA dalam 30 km/jam dengan kecepatan sedan 60 km/jam, Leq
mikrobus sebesar 71,07 dBA dalam 30 km/jam dengan kecepatan sedan 73 km/jam,
Leq bus sebesar 71,80 dBA dalam 30 km/jam dengan kecepatan sedan 80 km/jam
dan Leq truck sebesar 70,65 dBA dalam 30 km/jam dengan kecepatan sedan 83
km/jam. Didapatkan Leq total sebagai L1 sebesar 76,033 dBA dan L2 sebesar 83,023
dBA.

Jika dibandingkan dari seluruh kelompok pagi nilai kebisingan tertinggi


Leq10 menit pada saat menggunakan alat SLM terdapat pada kelompok 1 sebesar
80,1 dBA yang lokasi samplingnya di Jl. Kyai Tapa (Pintu Gerbang Trisakti), namun
terdapat kelompok 2 dan 3 juga yang memiliki lokasi sampling yang sama dengan
Leq10 menit sebesar 77,8 dBA dan 77,0 dBA. Dan jika dibandingkan dengan hasil
perhitungan Leq total kendaraan kelompok 1 sebesar 78,8 nilai kebisingan lebih
rendah dibandingkan menggunakan SLM.

Pada lokasi sampling di Tugu Reformasi 12 Mei di dekat Universitas Trisakti


hasil bising yang tertinggi terdapat pada kelompok 6 yaitu Leq10 menit sebesar
75,2 dBA dan Leq total kendaraan 77,9 dBA. pada lokasi sampling di Jl. S Parman
(Pintu 2 Gerbang Trisakti) yang memiliki tingkat kebisingan tertinggi yaitu
kelompok 8 yaitu Leq total 63,1 dBA. Dapat disimpulkan dari setiap kelompok hasil
perhitungan Leq total kendaraan memiliki nilai kebisingan relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan hasil Leq10 menit menggunakan alat SLM kemungkinan
terdapat beberapa hal yang mempengaruhi hasil pengukuran bising menggunakan
SLM hasil tingkat kebisingan lebih tinggi dibandingkan perhitungan Leq total
kendaraan dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi tingkat atau intensitas
kebisingan pada lokasi tersebut selain faktor kendaraan. Dan menurut Baku
Tingkat Kebisingan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun
1996 tingkat kebisingan pada lingkungan sekolah atau sejenisnya 55 dBA, namun
hasil dari rata-rata masing-masing kelompok memiliki tingkat kebisingan lebih dari
ketentuan baku mutu karena lokasi pengambilan sampling jaraknya terlalu dekat
dengan jalan raya yang dimana terlalu dekat dengan sumber bising pada lokasi
tersebut.

Maka, dapat disimpulkan tingkat kebisingan pada Tugu Reformasi, Grogol


masih dalam kondisi normal tidak berpotensi mengganggu kesehatan lingkungan
maupun manusia. Karena gangguan kebisingan yang terus menerus dapat
berdampak negatif pada keadaan lingkungan sekitar, kenyamanan, serta kualitas
pribadi seseorang. Kebisingan dapat menurunkan kualitas kesehatan manusia dan
dampak kebisingan lingkungan yang bersumber dari mesin-mesin alat transportasi
(bus, truk, mobil, motor, pesawat, kereta, kapal uap) akan menyebabkan
permasalahan pada sistem peredaran darah dan permasalahan pada jantung.

VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan dari laporan praktikum kebisingan lalu lintas adalah sebagai
berikut:
1. Tekanan udara dengan barometer sebesar 780 mmHg, kecepatan angin
dengan anemometer sebesar 1,22 m/detik, juga didapatkan suhu sebesar
33,1oC, kelembaban udara dengan hygrometer sebesar 36% Rh
2. Leq (Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan
Sinambung) 1 menit dB(A) di Tugu Reformasi, Grogol kelompok 5 yaitu
76,9 dBA.
3. Leq (Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan
Sinambung) 10 menit dB(A) di Tugu Reformasi, Grogol kelompok 5 yaitu
76,1 dBA.
4. Tingkat kebisingan pada lingkungan Universitas Trisakti, Grogol masih
dalam kondisi normal tidak berpotensi mengganggu kesehatan lingkungan
maupun manusia.
5. Hasil rata-rata tingkat kebisingan masing-masing kelompok lebih tinggi
dari baku mutu karena lokasi pengambilan sampling jaraknya terlalu dekat
dengan jalan raya atau sumber bising.
6. Hasil tingkat kebisingan menggunakan SLM lebih tinggi dibandingkan
perhitungan Leq total kendaraan dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhi tingkat atau intensitas kebisingan pada lokasi tersebut
selain faktor kendaraan.
DAFTAR PUSTAKA

Babba J (2007). Hubungan Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja dengan


Peningkatan Tekanan Darah. Tesis. Semarang. Universitas Diponegoro.

Chanlett, E.T. 1979. Environmental Protection. Edisi Kedua. USA:


McGrawHillBook Company. Dirjektorat Jendral Pemberantasan

Hobbs, F.D., 1979. Traffic Planning and Engineering, Second edition, edisi
Indonesia, 1995, terjemahan Suprapto T.M. dan Waldijono, Perencanaa dan
Teknik Lalu Lintas, Edisi kedua, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Siswanto. (1991). Pestisida, Surabaya:Balai Hygiene Perusahaan, Kesehatan


Kerja (Hyperkes) dan Ergonomi.

Suharsono, H. 1991. Dampak pada Udara dan Kebisingan. Bahan Kuliah Kursus
AMDAL. PPLH-IPB. Bogor.

Wilson, C.E. 1998. Noise control: measurement, analysis and control of sound and
vibration. Harper & Row Publisher, Inc. New York USA
LAMPIRAN
1. Denah Lokasi Sampling
2. Baku Tingkat Kebisingan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 48 Tahun 1996

Anda mungkin juga menyukai