B. Jenis Kebisingan
Suma’mur (1993) mengemukakan jenis kebisingan berdasarkan sifat dan spektrum
bunyi dapat dibagi sebagai berikut :
1. Bising yang kontinyu Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6
dB dan tidak putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising
ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik
berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.
b. Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya
mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya
gergaji sirkuler, katup gas.
2. Bising terputus-putus Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu
bising yang berlangsung secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif
tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api
3. Bising impulsif Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB
dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara
tembakan suara ledakan mercon, meriam.
4. Bising impulsif berulang Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi
berulang-ulang, misalnya mesin tempa.
C. Karakteristik Kebisingan
Terdapat beberapa karakteristik kebisingan yang terdapat pada modul ajar
Kebisingan dan Getaran PPNS (Jami’in, Anindita and Santoso, 2019). Diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Frekuensi, merupakan satuan getar yang dihasilkan dalam satuan waktu (detik)
dengan satuan Hz. Frekuensi yang dapat didengar manusia 20-20.000 Hz.
Frekuensi di bawah 20 Hz disebut Infra Sound sedangkan frekuensi di atas 20.000
Hz disebut Ultra Sound. Suara percakapan manusia mempunyai rentang frekuensi
250 – 4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia punya frekuensi sekitar 1.000
Hz.
2. Intensitas suara, didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditransmisikan
melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media.
3. Amplitudo, merupakan satuan kuantitas suara yang dihasilkan oleh sumber suara
pada arah tertentu.
4. Kecepatan suara, merupakan suatu kecepatan perpindahan perambatan udara per
satuan waktu.
5. Panjang gelombang, merupakan jarak yang ditempuh oleh perambatan suara
untuk satu siklus.
6. Periode, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo, satuan
periode adalah detik.
7. Oktave band, merupakan kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang
dapat di dengar dengan baik oleh manusia. Distribusi frekuensi-frekuensi puncak
suara meliputi Frekuensi : 31,5 Hz – 63 Hz – 125 Hz – 250 Hz – 500 Hz – 1000 Hz – 2
kHz – 4 kHz – 8 kHz – 16 kHz.
D. Sumber Kebisingan
Sumber kebisingan ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu
pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber
kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat
pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Sumber kebisingan
suara terbesar di kapal adalah di ruang mesin. Kebisingan dengan tingkat intensitas tinggi
yang tidak disadari menyebabkan dampak serius bagi ABK serta ketidaknyamanan untuk
setiap penumpang. Dengan begitu perlu adanya peredaman kebisingan suara agar
didapatkan lingkungan yang sehat (Yudo and Jokosisworo, 2006).
Gambar 2. IMO Limits for noise levels (dB(A)) specified for various spaces (International
Maritime Organization)
• Llyod’s Register (LR) – Provisional Rules for Passenger and Crew Accommodation
Comfort, Provisional Rules for Passenger and Crew Accommodation Comfort
Gambar 4. BKI Limits for noise levels (dB(A)) specified for various spaces (Biro Klasifikasi
Indonesia, 2014)
B. Langkah Kerja
1. Siapkan aplikasi SLM pada smartphone, pastikan satuan yang digunakan adalah
dB(A);
2. Usahakan suara gangguan (noise) lingkungan seminimal mungkin;
3. Hidupkan mesin dengan ketentuan sebagai berikut:
- Untuk mobil, atur kecepatan putar mesin pada 3000 RPM,
- Untuk sepeda motor, atur kecepatan putar mesin pada 5000 RPM. Jika sepeda
motor tidak dilengkapi dengan tachometer, atur tuas gas kira-kira setengah dari
gas penuh;
4. Letakkan SLM pada jarak 0,5-meter dari mesin;
5. Ukur tingkat kebisingan mesin dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pastikan SLM sejajar dengan telinga pengamat, arahkan microphone ke sumber
(mesin);
- Lakukan pengukuran selama 30 detik;
- Ambil nilai maksimal yang tertera pada SLM, catat ke lembar kerja;
- Ulangi sampai didapat 5 kali data pengukuran;
6. Ulangi Langkah 5 untuk jarak 1-meter dan 1,5-meter.
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN MESIN KENDARAAN
BERMOTOR
Nama Mahasiswa : Denis Irwin Maulana
NRP : 0317040021
Mesin yang diamat : Supra 4-Langkah, SOHC, Silinder Tunggal 124,89 cc
Pengukuran Tingkat Kebisingan (dB(A))
0,5-m 1-m 1,5-m
Ke-1 85 84 81
Ke-2 84 84 80
Ke-3 85 84 80
Ke-4 85 84 80
Ke-5 85 84 80