Anda di halaman 1dari 14

Modul

Ke:

06
Teknologi & Sistem Pengelasan
Materi :
1. Pengertian Kebisingan
2. Tipe – Tipe Kebisingan dalam pengelasan
3. Pengaruh dan Akibat Dari Kebisingan

Aji Abdillah Kharisma


Fakultas : Program Studi:
TEKNIK Teknik Mesin
ABSTRAK TUJUAN
Penyajian perkuliahan teknologi dan sistem 1. Memahami pengertian kebisinagn
pengelasan dilakukan guna memenuhi kemampuan 2. Mengetahui dan memahami Tipe – Tipe
teknologi khusus nya dalam proses sistem Kebisingan dalam pengelasan
pengelasan pada sebuah industri. Mata kuliah 3. Mampu mengenali Pengaruh dan Akibat Dari
teknologi dan sistem pengelasan diharapkan agar Kebisingan dalam pemgelasan
mahasiswa dapat menerapkan ilmu sains dan
prinsip rekayasa (engineering principles) untuk
menyelesaikan masalah rekayasa yang kompleks.
Mahasiswa diharapkan dapat memiliki kemampuan
dalam melakukan penelitian, eksperimen termasuk
dalam analisis dan menafsirkan data,
mengidentifikasi, merumuskan, dan memecahkan
masalah- masalah sistem pengelasan khusus nya
dalam berbagai jenis proses manufaktur industry
yang ada dalam ilmu konsentasri sistem
pengelasan pada sebuah logam.
1. Pendahuluan

1.1. Pengertian Kebisingan 1.2. Suara dan Bunyi

▪ Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha ▪ Suara dapat diartikan sebagai tekanan
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu dan tertentu yang yang dapat dideteksi telinga manusia. Di
dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
udara, suara merambat dengan
kenyamanan lingkungan (Kepmen LH No 48. tahun 1996).
kecepatan 340m/detik dan dalam cairan
▪ Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
serta padatan, kecepatan rambat lebih
Nomor PER.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 tentang nilai
ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja
besar, yaitu 1.500 m/detik dalam air dan

menyebutkan kebisingan adalah semua suara yang tidak 5.000 m/detik dalam baja (Khuriati dan
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi Komaruddin, 2006).
dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat level nya

3
1.3. Faktor-faktor kebisingan
1.4. Sumber Bising

▪ Menurut Suroto, (2010), pada dasarnya ada tiga


macam sumber titik, sumber bidang, dan sumber
garis. Untuk kebisingan lalu lintas termasuk pada
sumber garis. Sumber – sumber kebisingan dapat
bersumber dari :
2. Tipe – Tipe Kebisingan

▪ Menurut Tambunan, (2005), dilihat dari


hubungan tingkat bunyi sebagai waktu
maka kebisingan dapat dibagi menjadi :
2.1. Pengaruh dan Akibat dari Kebisingan

Tabel 2.1. Pengaruh dan akibat


dari kebisingan
2.2. Pengukuran Kebisingan

9
2.3. Alat Ukur Kebisingan
Beberapa instrument yang digunakan dalam pengukuran
kebisingan seperti dikutip dari (Luxson dkk., 2012) antara lain
sebagai berikut :
1. Pengukuran dengan titik sampling
Sound Level Meter (SLM) 2. Pengukuran dengan peta kontur
3. Pengukuran dengan Grid

Noise Dosimeter adalah instrumen untuk mengukur dan


Noise Dosimeter menyimpan level kebisingan selama waktu pajanan dan
menghitung dosis kumulatif sebagai persentase dosis atau
time weighted average pada personal, degan berbagai
exchange rate (misalnya 3,4, dan 5), criterion level 8 jam
(misalnya 80,85 dan 90 dBA), dan jarak pengukuran kebisingan
(80 sampai 130 dBA
Octave Band Analyzer adalah tipe SLM yang
khusus untuk mengukur level kebisingan yang
ditemukan dalam frekuensi band yang berguna
untuk mengukur frekuensi menengah dari 31.5,
Octave Band Analyzer
63, 125, 250, 500, 1000, 2000, 4000, 8000,
16000, 31500 Hz
2.4. Dampak Kebisingan 2.5. Pengendalian Kebisingan
▪ Menurut Tarwaka dan Sudiajeng, (2004) pengaruh ▪ Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
pemaparan kebisingan secara umum dapat di dalam rangka pengendalian kebisingan lalu
kategorikan menjadi dua yang didasarkan pada lintas (Djalante, 2010) yaitu sebagai berikut :
tinggi rendahnya intensitas kebisingan dan
1. Mengurangi kebisingan dari sumbernya yaitu
lamanya waktu pemaparan. Pertama, pengaruh kendaraan
pemaparan kebisingan intensitas tinggi (di atas 2. Pengoperasian lalu lintas
3. Pembatasan Kebisingan
NAB) dan kedua, adalah pengaruh pemaparan
kebisingan intensitas rendah (di bawah NAB)
adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Kebisingan Intensitas Tinggi


2. Pengaruh kebisingan intensitas rendah
Daftar Pustaka
1. KEPMENLH, 1996, Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup tentang Baku
Tingkat Kebisingan No. KEP-48/MENLH/11/1996, Jakarta.

2. Khuriati, A., Komaruddin, E., dan Nur, M., 2006, Disain Peredam Suara Berbahan
Dasar Sabut Kelapa dan Pengukuran Koefisien Penyerapan Bunyinya, Berkala
Fisika, Vol. 9, No. 1, hal. 15-25.

3. Djalante, S. 2010. Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan


Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) (Studi Kasus: Simpang Ade Swalayan).
Jurnal SMARTek. Vol. 8 No. 4. November 2010: 280-300.

4. Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta:


CV. Sagung Seto.

5. Luxson, Muhammad Dkk., Kebisingan Di Tempat Kerja, Jurnal Program Pasca


Sarjana Kesehatan Masyarakat, STIK Bina Husada, Palembang, 2012.

6. Tarwaka, Sholichul dan Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan,


Kesehatan Kerja, dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
Bersinar
Bersama Undira
UNDIRA mengajak Anda untuk
temukan jalanmu
untuk mencapai cita-cita, dan bersinar
lebih terang menuju masa depan yang
lebih cerah.

TERIMA KASIH
aji.abdillah.kharisma@undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai