KEBISINGAN
L
E
H
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi kebisingan
1.3.2 Mengetahui Sifat kebisingan dan Sumber Bunyi
1.3.3 Mengetahui Jenis-jenis Kebisingan
1.3.4 Mengetahui Pengukuran Kebisingan
1.3.5 Mengetahui Nilai ambang batas kebisingan dan Standar Kebisingan
1.3.6 Mengetahui Pengaruh Kebisingan
1.3.7 Mengetahui Pengendalian Kebisingan
BAB 2
PEMBAHASAN
Ada tiga cara atau metode yang digunakan dalam pengukuran akibat
kebisingan dilingkungan kerja.
1. Pengukuran dengan titik sampling
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi batas hanya
pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk
dapat mengevaluasi kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan sederhana
misalnya kompresor/generator. Jarak pengukuran dari sumber harus
dicantumkan missalnya 3 meter dari jetinggian 1 meter. Selain itu juga harus
diperhatikan arah mikrofon alat ukur yang digunakan.
2. Pengukuran dengan peta kontur
Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dala
mengukur kebisingan, karena peta tersebut dapat menetukan gambar tentang
kondisi kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini dilakukan dengan
membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai dengan
pengukurannya yang dibuat. Biasanya dibuat kode pewarnaan untuk
menggambar keadaan kebisingan dengan intensitas dibawah 85 dBA warna
orange untuk tingkat kebisingan diatas 90dBA, warna kuning untuk kebisingan
dengan intensitas antara 85-90 dBA.
3. Pengukuran dengan gird
Untuk mengukur dengan gird adalah dengan membuat contoh data
kebisingan pada lokasi yang diinginkan. Titik-titik sampling harus dibuat
dengan jarak interfal yang sama diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran lokasi
dibagi menjadi beberapa kotak yang berukuran dan jarak yang sama, misalnya:
10 x 10 M. kotak tersebut ditandai dengan batis dan kolom untuk memudahkan
identitas.
TINGKAT KEBISINGAN
No PEMAPARAN HARIAN
(dBA)
1. 85 8 Jam
2. 88 4 Jam
3. 91 2 Jam
4. 94 1 Jam
5. 97 30
menit
6. 100
Setelah pengukuran kebisingan dilakukan, maka perlu15dianalisis apakah
menit atau kriteria
kebisingan tersebut dapat diterima oleh telinga. Berikut ini standar
kebisingan yang ditetapkan oleh berbagai pihak berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.718/Men/Kes/Per/XI/1987,tentang kebisingan
yang berhubungan dengan kesehatan.
2 B 45 55
3 C 50 60
4 D 60 70
Zona A diperuntukan bagi tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan
kesehatan dsb, Zona B diperuntukan perumahan, tempat pendidikan, rekreasi,
dan sejenisnya, Zona C diperuntukan untuk perkantoran, pertokoan, perdagangan,
pasar, dan sejenisnya serta Zona D industri, pabrik, stasiun kereta api, terminal
bis, dan sejenisnya.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan pada pembaca makalah ini yaitu kiranya
pembaca makalah ini bisa mengetahui dengan jelas tentang Perkembangan
Keilmuan Promosi Kesehatan agar dapat berguna bagi kehidupan para pembaca
makalah ini, dan kiranya pembaca makalah ini bisa mengkritik dan memperbaiki
cara penulisan atau penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, Valentinus, 1995, Pengantar Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Penerbitan
Universitas Atma Jaya.
Joko, S (Penerjemah), 1995, Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. WHO.
Kadir, sunarto, 2010, Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan. Gorontalo: Universitas
negeri Gorontalo.
Machfoeds, ircham, 2003, Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Yogyakarta: fitramaya
Mulia, ricki, 2005, Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta: Grahara Ilmu.