KEBISINGAN LINGKUNGAN
Disusun oleh:
2024
BAB 1 PENDAHULUAN
Kebisingan merupakan semua bunyi yang tidak dikehendak yang bersumberkan dari alat-
alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
bahaya. Salah satu faktor fisik yang berpengaruh terhadap tenaga kerja adalah kebisingan, yang
bisa menyebabkan berkurangnya pendengaran.Faktor kimia, fisik, biologi, fisiologi dan mental
psikologi ditempat kerja dapat mempengaruhi kesehatan para tenaga kerja. Penyakit akibat
kebisingan menempati urutan pertama dalam daftar penyakit akibat kerja. Di berbagai industri di
Indonesia presentase penyakit akibat kebisingan ini berkisar antara 30%-50%.Besarnya proporsi
penyakit akibat kerja karena paparan kebisingan, maka perlu adanya upaya pengendalian bahaya
sehingga dapat mengurangi dampak paparan kebisingan tersebut. Pengendalian bahaya kerja
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh setiap perusahaan baik
formal maupun informal dalam upaya mengendalikan dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra dari perusahaan dan
meningkatkan kinerja dari pekerja.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2 TUJUAN
Kebisingan didefinisikan sebagai suatu bunyi dengan intensitas yang tinggi, dan merupakan
suatu pencemaran yang dapat mengganggu percakapan dan merusak alat pendengaran. Dalam
KEP48/MENLH/11/1996 definisi kebisingan adalah suara yang tak diinginkan dari usaha atau
kegiatan pada tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan
kenyamanan lingkungan. Dari kedua definisi tersebut, kebisingan dapat diartikan semua bunyi
atau suara yang tak diinginkan yang mampu mengganggu kesehatan dan keselamatan (Zulkipli,
2017). Dalam mempelajari mengenai bunyi, ada 2 hal yang berkaitan dengan kesehatan
pendengaran:
Menurut Zulkarnaen, dkk (2015) Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, kebisingan
dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Bising kontinu berspektrum luas dan menetap (steady wide band noise) Bising ini relatif
tetap dalam batas 5 dBA untuk periode 0,5 detik berturut-turut, misalnya suara mesin dan
suara kipas angin. Bising kontinu, juga berspektrum sempit dan menetap (steady narrow
band noise), bising ini juga relatif tetap, tetapi hanya pada frekuensi 500, 1000, dan 4000
Hz, misalnya bunyi gergaji sirkuler dan bunyi katup gas.
Gambar 2.2.1 Contoh Grafik Steady State Wide-Band Noise
b) Bising terputus-putus (intermitten noise) Bising yang tak terjadi secara terus menerus,
melainkan ada periode relatif tenang, misalnya kebisingan di lapangan terbang.
c) Bising berasal dari ledakan tunggal (explosive noise) Bising yang memiliki perubahan
tekanan bunyi dalam waktu yang cepat dan biasanya mengejutkan pendengar. Contohnya
bunyi tembakan senapan atau meriam.
a) Bising yang mengganggu (Irritating Noise) Bising dengan intensitas yang tidak terlalu
tinggi, seperti mendengkur.
b) Bising yang menutupi (Masking Noise) Bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas.
Secara tidak langsung, bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja yang disebabkan teriakan, isyarat atau segala tanda bahaya tenggelam oleh bising.
c) Bising yang merusak (Damaging/Injurious Noise) Bising dengan intensitas yang
melampaui Nilai Ambang Batas (NAB). Bunyi jenis ini dapat merusak fungsi
pendengaran.
Menurut Setyawan. dkk (2015) Jenis kebisingan berdasarkan mekanisme penyebaran dan
perambatan energi bunyi ada 3 jenis, yaitu:
Menurut Setyawan. dkk (2015) Bila ditinjau dari sifatnya, sumber kebisingan dikelompokkan
menjadi 2 yaitu:
Sedangkan sumber bising yang ditinjau dari bentuk sumber suara yang dikeluarkannya
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Bising interior ialah bising yang bersumber dari manusia, alatalat rumah tangga atau
mesin-mesin gedung yang antara lain disebabkan oleh televisi, alat-alat musik, dan juga
bising yang ditimbulkan oleh mesin yang ada digedung tersebut, dan lainlain
2. Bising eksterior ialah bising yang dikeluarkan oleh kendaraan transportasi darat, laut,
maupun udara, dan alat-alat konstruksi. Berdasarkan Lampiran I Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 baku tingkatan kebisingan
dibedakan berdasarkan setiap fungsi kawasan dan/atau penggunaan lahan, untuk tingkatan
baku kebisingannya sebagai berikut:
Tabel 2.3 tingkat baku kebisingan
Zona Kebisingan Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan
Zona A : Intensitas 35 – 45 dB. Zona yang diperuntukkan bagi tempat penelitian, RS,
tempat perawatan kesehatan/sosial & sejenisnya.
Zona B : Intensitas 45 – 55 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perumahan, tempat
pendidikan dan rekreasi.
Zona C : Intensitas 50 – 60 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perkantoran, Perdagangan
dan pasar.
Zona D : Intensitas 60 – 70 dB. Zona yang diperuntukkan bagi industri, pabrik, stasiun
KA, terminal bis dan sejenisnya. Zona Kebisingan menurut IATA (International Air
Transportation Association)
Zona A: intensitas > 150 dB → daerah berbahaya dan harus dihindari
Zona B: intensitas 135-150 dB → individu yang
terpapar perlu memakai pelindung telinga
(earmuff dan earplug)
Zona C: 115-135 dB → perlu memakai earmuff
Zona D: 100-115 dB → perlu memakai earplug
2.5 Pengaruh Kebisingan terhadap Kesehatan
Kebisingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia yang terpapar dan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Rimantho, 2015):
Menurut Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja, nilai ambang batas merupakan standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai
intensitas rata-rata yang masih bisa diterima tenaga kerja tanpa menimbulkan gangguan
kesehatan. NAB kebisingan yaitu sebesar 85 dBA sebagai intensitas yang masih dapat diterima
oleh pekerja untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu tanpa mengakibatkan
gangguan kesehatan (Ramadhan, 2019). Berikut tabel NAB kebisingan:
Tabel 2.6.1. Nilai Ambang Batas Kebisingan Permenaker 05/2018
Pengukuran yang dilakukan jika tingkat kebisingan diduga melampaui nilai ambang
batas dan hanya di berapa titik saja, pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk
mengevaluasi kebisingan peralatan sederhana, seperti generator. Hal yang harus
diperhatikan dalam pengukuran yaitu arah mikrofon dan letaknya yang harus
dicantumkan.
Pengukuran dengan peta kontur dapat menentukan gambar mengenai kebisingan dalam
cakupan sebuah area. Gambar yang dibuat memiliki kode warna untuk mengetahui
keadaan kebisingan yang terjadi.
Untuk pengukuran ini, awalnya harus membuat contoh data kebisingan terlebih dahulu
pada lokasi yang diinginkan. Pengambilan titik sampling dilokasi semua harus memiliki
jarak interval yang sama. Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi beberpa kotak
yang berukuran dan jarak yang sama, misalnya 10 x 10 m. Kotak tersebut ditandai
dengan baris dan kolom untuk memudahkan identitas.
C1 C2 Cn
DND = + +…+
TI T2 Tn
DND ≤ 1
Dengan: Cn = Waktu pemaparan dilokasi n.
Tn = Waktu pemaparan yang diperkenankan di lokasi n (sesuai
dengan standar yang digunakan).
Jika hasilnya = 1atau < 1 dianggap aman (dibawah NAB). Jika
hasilnya > 1 dianggap tidak aman (diatas NAB).
Kebisingan kombinasi adalah kebisingan yang diterima oleh pekerja
yang disebabkan 2 atau lebih peralatan dan menimbulkan kebisingan.Untuk
kebisingan kombinasi dapat dilakukan dengan cara perhitungan tabel yaitu
dengan ukuran desibel dari 2 suara yang berasal dari 2 atau lebih mesin tersebut
ditambahkan desibel sesuai dengan tabel penambahan desibel yang tersedia.
Berikut tabel penambahan desibel pada Sound Level Meter (SLM) dari sumber
yang beragam:
Perbedaan desibel (dB) Penambahan pada level tertinggi
3
1 2.6
2 2.1
3 1.8
4 1.4
5 1.2
6 1
7 0.8
8 0.6
9 0.5
10 0.4
11 0.3
12 0.2
More 0
1. Safety helmet
2. Safety shoes
3. Ear plug
4. Wearpack
TIDAK
DITERIMA
YA
SELESAI
BAB IV
1 1 1 62
2 1 2 74,3
3 1 3 74,3
4 1 4 76,2
5 1 5 78,5
6 1 6 78,5
7 1 7 78,5
8 1 8 78,5
9 1 9 78,5
10 1 10 73,5
11 1 11 76,5
12 1 12 74,4
13 1 13 78,5
14 1 14 78,4
15 1 15 78,4
16 1 16 76,7
17 1 17 78,6
18 1 18 71,5
19 1 19 75
20 1 20 75
21 1 21 75
22 1 22 75
23 2 1 55,5
24 2 2 49,3
25 2 3 71,6
26 2 4 74,1
27 2 5 78,5
28 2 6 76,9
29 2 7 74
30 2 8 78,5
31 2 9 70,7
32 2 10 70,3
33 2 11 76,
34 2 12 77,7
35 2 13 77,8
36 2 14 78,2
37 2 15 78,2
38 2 16 76,7
39 2 17 78,6
40 2 18 78,5
41 2 19 81
42 2 20 82,1
43 2 21 75,6
44 2 22 77,8
45 3 1 52,4
46 3 2 51,9
47 3 3 74,7
48 3 4 77
49 3 5 72,5
50 3 6 76,9
51 3 7 74
52 3 8 78,5
53 3 9 70,7
54 3 10 71
55 3 11 74,6
56 3 12 78,8
57 3 13 77,8
58 3 14 78,2
59 3 15 77,4
60 3 16 82
61 3 17 76,7
62 3 18 80,5
63 3 19 81,5
64 3 20 72,1
65 3 21 74
66 3 22 78,4
67 4 1 51,8
68 4 2 52,3
69 4 3 72,3
70 4 4 77,9
71 4 5 69,2
72 4 6 72,9
73 4 7 76,6
74 4 8 77,7
75 4 9 72,5
76 4 10 76,2
77 4 11 75,3
78 4 12 75,6
79 4 13 75,6
80 4 14 81,4
81 4 15 77,4
82 4 16 82
83 4 17 76,5
84 4 18 75,8
85 4 19 81
86 4 20 80,3
87 4 21 75,6
88 4 22 85
89 5 1 74,1
90 5 2 74,1
91 5 3 74,1
92 5 4 74,1
93 5 5 74,1
94 5 6 74,1
95 5 7 74,1
96 5 8 74,1
97 5 9 72,9
98 5 10 72,3
99 5 11 79,1
100 5 12 72,7
101 5 13 77,1
102 5 14 77,5
103 5 15 78,2
104 5 16 77,8
105 5 17 79,6
106 5 18 79,6
107 5 19 79,6
108 5 20 79,6
109 5 21 79,6
110 5 22 79,6
111 6 1 79,6
112 6 2 79,6
113 6 3 79,6
114 6 4 79,6
115 6 5 79,6
116 6 6 79,6
117 6 7 79,6
118 6 8 80,2
119 6 9 75,7
120 6 10 73,2
121 6 11 73,1
122 6 12 72,8
123 6 13 79
124 6 14 81,8
125 6 15 81,8
126 6 16 81,8
127 6 17 81,8
128 6 18 81,8
129 6 19 81,8
130 6 20 81,8
131 6 21 81,8
132 6 22 81,8
133 7 1 77,4
134 7 2 77,4
135 7 3 77,4
136 7 4 77,4
137 7 5 77,4
138 7 6 77,4
139 7 7 77,4
140 7 8 77,4
141 7 9 72,6
142 7 10 78,3
143 7 11 74,4
144 7 12 76,5
145 7 13 76,7
146 7 14 76,9
147 7 15 76,9
148 7 16 82,2
149 7 17 82,2
150 7 18 82,2
151 7 19 82,2
152 7 20 82,2
153 7 21 82,2
154 7 22 82,2
155 8 1 77,3
156 8 2 77,3
157 8 3 77,3
158 8 4 77,3
159 8 5 77,3
160 8 6 77,3
161 8 7 77,3
162 8 8 77,3
163 8 9 77
164 8 10 77
165 8 11 75,3
166 8 12 75,5
167 8 13 75,4
168 8 14 75,8
169 8 15 77,7
170 8 16 80,2
171 8 17 78,4
172 8 18 78,1
173 8 19 76,6
174 8 20 75,3
175 8 21 75,3
176 8 22 76,2
177 9 1 80,7
178 9 2 80,7
179 9 3 80,7
180 9 4 80,7
181 9 5 80,7
182 9 6 80,7
183 9 7 80,7
184 9 8 80,7
185 9 9 80,7
186 9 10 80,7
187 9 11 80,7
188 9 12 76,9
189 9 13 73,4
190 9 14 81,5
191 9 15 81,5
192 9 16 81,5
193 9 17 81,5
194 9 18 81,5
195 9 19 81,5
196 9 20 81,5
197 9 21 75,1
198 9 22 82
199 10 1 82
200 10 2 82
201 10 3 82
202 10 4 82
203 10 5 82
204 10 6 82
205 10 7 82
206 10 8 82,1
207 10 9 82,1
208 10 10 82,1
209 10 11 82,1
210 10 12 76,9
211 10 13 83,4
212 10 14 83,4
213 10 15 83,4
214 10 16 83,4
215 10 17 83,4
216 10 18 83,4
217 10 19 83,4
218 10 20 78,2
219 10 21 77,2
220 10 22 82,2
221 11 1 77,2
222 11 2 77,2
223 11 3 77,2
224 11 4 77,2
225 11 5 77,2
226 11 6 77,2
227 11 7 77,2
228 11 8 82,2
229 11 9 82,2
230 11 10 82,2
231 11 11 82,2
232 11 12 76,9
233 11 13 73,4
234 11 14 79,6
235 11 15 79,6
236 11 16 79,6
237 11 17 79,6
238 11 18 79,6
239 11 19 79,6
240 11 20 79,6
241 11 21 80,1
242 11 22 74,3
Selisih Penambahan
Lokasi Intensitas Pengukuran
Kebisingan pada level
Pengukuran Kebisingan (dBA)
(dBA) tertinggi
PEKERJAAN GERINDA
PEKERJAAN LAS
Keterangan: Pada saat melakukan pengukuran pada Selasa, 9 maret 2024 mesin dibengkel Las 1
nyala semua dan digunakan untuk praktek
Pada saat melakukan pengukuran kebisingan di bengkel Las 1, kegiatan yang dilakukan
adalah pengelasan pada besi/logam. Titik pengukuran ditentukan berdasarkan luas ruangan dan
banyaknya sumber kebisingan yang terdapat di ruangan. Setelah dilakukan perhitungan, di
dapatkan 242 titik sebagai tempat pengukuran di bengkel Las 1.Dapat dilihat pada tabel hasil
pengukuran, pada titik 10,14 memiliki hasil yang paling tinggi. Hal ini terjadi karena pada titik
tersebut sedang melakukan pengelasan serta memukul logam sehingga menghasilkan bunyi yang
terdengar lebih keras dibanding lainnya. Sedangkan di titik lainnya, memiliki intenstitas
kebisingan yang lebih rendah karena tidak ada kegiatan memukul logam.
1. Antisipasi Kegiatan Antisipasi berarti melihat ada apa saja potensi bahaya yang berada di
tempat. Dalam kegiatan ini yaitu sumber kebisingan yang mungkin dapat mengganggu
yaitu mesin gerinda serta kegiatan memukul logam.
2. Rekognisi Setelah menganalisa apa saja sumber gangguan yang ada diruangan,
selanjutnya yaitu melakukan perhitungan. untuk kebisingan lingkungan, dihitung dengan
menggunakan Sound Level Meter (SLM).
3. Evaluasi Setelah melakukan perhitungan, perlu dilakukan perbandingan antara keadaan di
tempat dengan standar NAB tertentu untuk mengevaluasi apakah keadaan di lokasi
tersebut aman. untuk kebisingan lingkungan menggunakan NIOSH dan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018.
4. Pengendalian Setelah dilakukan perbandingan, akan diketahui status aman atau tidaknya
keadaan tersebut. Apabila ditemukan keadaan yang tidak sesuai dengan NAB dapat
dilakukan hirarki pengendalian sebagai berikut :
Eliminasi yaitu menghilangkan sumber kebisingan yang ada. dalam hal ini yaitu
mesin gerinda yang tidak mungkin dihilangkan karena apabila dihilangkan maka
kegiatan praktek tidak dapat dilakukan.
Substitusi : Substitusi berarti mengganti alat yang menjadi sumber kebisingan.
dalam hal ini mesin gerinda tidak dapat diganti karena mahalnya biaya pergantian
alat.
Pengendalian Teknik Pengendalian teknik berarti memberi alat-alat pendukung
untuk mengurangi kebisingan keluar ke lingkungan. Contohnya yaitu pemberian
barrier di sekitar alat. Dalam hal ini pemberian barrier kurang efektiv karena
mahasiswa atau operator tetap harus berada di dekat mesin atau alat untuk
melakukan praktek sehingga tetap saja akan terpapar kebisingan.
Pengendalian Administrasi : Pengendalian administrasi berarti dengan
mengendalikan bagaimana pekerja atau mahasiswa bekerja. Contohnya yaitu
dengan mengatur jam kerja di bengkel sesuai dengan tingkat kebisingannya. ▪
APD APD atau alat pelindung diri digunakan saat 4 cara sebelumnya dirasa
kurang efektiv untuk mengatasi permasahalan yang ada. APD dipakai untuk
melindungi diri dari kemungkinan bahaya yang akan terjadi. contoh : ear muff, ear
plug, wearpack, safety shoes dan safety helmet.
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu
bahwa untuk mengukur kebisingan dapat dilakukan menggunakan alat sound meter level
dengan cara mengikuti prosedur penggunaan alat dengan benar dan langkah-langkah
pengukuran yang sesuai dengan keperluan kita. Setelah mendapatkan data nilai
kebisingandari pengukuran yang memiliki satuan dBA, analisismenggunakan rumus DND
(Daily Noise Dose) untuk mengetahui apakah kebisingan dari ruangan yang diukur masih
dalam Nilai Ambang Batas (NAB) atau tidak, dengan ketentuan jika nilai DND ≤ 1 maka
dapat dikatakan ruangan tersebut aman dari kebisingan. Berdasarkan perhitungan
praktikum didapatkan nilai DND sebesar ≤ 1 (menggunakan acuan Permenaker No. 5
Tahun 2018) dan nilai DND sebesar ≤1 (menggunakan acuan NIOSH) yang artinya
ruangan tersebut masih aman dari kebisingan. Setelah itu, jika tingkat kebisingan melebihi
NAB maka dapat dilakukan pengendalian menggunakan hierarki pengendalian, antara
lain Eliminasi, Substitusi, Rekayasa Teknik, Pengendalian Administrasi, dan Manajemen
APD. Cara mengendalikan kebisingan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Untuk praktikum selanjutnya, lebih baik untuk melakukan pengukuran ke1 di semua titik
terlebih dahulu lalu untuk pengukuran ke-2 dan ke-3 juga dilakukan tahapan yang sama.
2. Menggunakan APD yang sesuai saat masuk bengkel untuk mengurangi resiko kecelakaan
pada saat pengukuran
3. Menggunakan alat sesuai dengan SOP sehingga tidak mengganggu yang sedang praktek
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAYOUT RUANGAN
PEKERJAAN GERINDA
PEKERJAAN LAS
Tugas pendahuluan
(kebisingan lingkungan)