Anda di halaman 1dari 7

Kapal dan Perahu digunakan untuk berbagai aktivitas, transportasi orang dan barang, menangkap ikan,

pesiar, penyelamatan, penyeberangan dsbnya

1. Daerah operasional

Perbedaan yang pertama adalah terletak di daerah operasional yang dimilikinya. Perahu memiliki
daerah operasional di kawasan perairan yang terbatas atau lebih kecil lingkup operasionalnya seperti
untuk menyeberang sungai, berlayar hingga memancing. Sedangkan untuk kapal bisa dipakai untuk
menyeberangi kawasan perairan yang lebih luas dan jauh bahkan hingga mencapai antar negara.

2. Kapasitas daya tampung Perahu ada yang berukuran kecil hingga sedang, namun tetap saja daya
tampung yang dimilikinya jauh lebih rendah ketimbang daya tampung kapal. Perahu umumnya
digunakan untuk mengangkut sejumlah penumpang dalam jumlah kecil, untuk memancing hingga
tujuan rekreasi. Sedangkan kapal didesain khusus untuk mengangkut barang dan penumpang dalam
jumlah serta ukuran yang lebih besar.

3. Ukuran Untuk ukuran perahu yang kecil memang tidak didesain untuk membawa barang atau
penumpang dalam jumlah besar yang terlalu berat. Sedangkan untuk ukuran kapal memang didesain
untuk bisa menampung barang bawaan dan penumpang yang lebih banyak serta berukuran besar.
Bahkan kapal bisa mengangkut mobil, truk, kontainer hingga perahu di dalamnya.

4. Sistem navigasi Perbedaan yang berikutnya adalah dilihat dari teknologi navigasi yang digunakan.
Untuk navigasi perahu biasanya menggunakan sistem navigasi yang terbilang sederhana seperti
menggunakan layar bertenaga angin dan dayung. Sedangkan untuk sistem navigasi kapal jauh lebih
canggih dan modern sehingga bisa lebih mudah untuk mengangkut jumlah banyak ke tujuan yang lebih
jauh.

5. Awak atau navigator Sebuah perahu akan dinavigasikan oleh seorang awak yang mengetahui
bagaimana cara mengendalikan dan mengoperasionalkan perahu secara sederhana. Sedangkan kapal
akan dioperasikan oleh seorang navigator atau nahkoda yang profesional serta terlatih untuk
mengendarai kapal dengan sistem navigasi yang canggih. Maka hitungan satu awak atau kru kapal
sangat dipengaruhi oleh ukuran serta tujuan perjalanan kapal tersebut.

Kapal/Perahu dikategorikan berdasarkan

Jumlah lambung (Monohull atau Multihull)

Bentuk dan ukuran (Supertanker, Pram, dighy dll.)

Material (Baja,Alumunium,Kayu,FRP,Komposit)

Jenis penggerak (Tenaga orang, Mesin dan Layar)

Daerah asal (Junk, Gondola,Phinisi, Lete-lete


Jenis kapal: Kapal Militer/Perang ,Kapal Dagang/Komersial Kapal Penangkap Ikan Kapal Pesiar dan
Perahu Lomba Kapal/Perahu Danau, Sungai dan Penyusur pantai Kapal/Perahu khusus lainnya

Kapal perang: Air Craft Carrier (Kapal induk),Cruiser (Penjelajah), Destroyer (Perusak),Frigate
(Frigat),Corvette (Korvet), Submarine (Kapal selam) ,Amphibious Assault Ship (Kapal amphibi)

Apa Alasan Kapal Tidak Tenggelam?

Alasan kuat mengapa sebuah kapal bisa mengapung dan tidak tenggelam adalah karena adanya hukum
Archimedes. Teori ini menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena massa jenis kapal lebih ringan dari
massa jenis air.

Massa Jenis Benda yang Lebih Kecil, Memiliki Ruang yang Luas, Memiliki Lambung Kapal dengan Volume
Besar

Sebagaimana telah diketahui bersama, bahwa kapal dapat bergerak karena akibat adanya daya dorong
dari baling – baling. Daya dorong baling – baling ini diperoleh dari tenaga motor / pesawat
penggeraknya. Pesawat penggerak ini boleh berasal dari suatu motor atau suatu turbin uap atau dari
mesin uap

Galangan kapal

Galangan kapal adalah sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan membuat kapal. Kapal-
kapal ini dapat berupa kapal pesiar/yacht, armada militer, cruise line, pesawat barang atau penumpang.

Jenis2 dok kapal

Pengedokan Adalah suatu proses memindahkan kapal dari air/laut ke atas dock dengan bantuan fasilitas
pengedokan. Untuk melakukan pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan
berhati-hati mengingat spesifikasi bentuk kapal yang khusus dan berbeda-beda setiap kapal.Biro
Klasifikasi Indonesia dan syah Bandar menentukan periode-periode pengedokan kapal(perbaiakan kapal
diatas dok), yang kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis bahan yang dipakai sebagi badan kapal,
keadaan/ kebutuhan kapal.

Dok kolam: Graving Dock yaitu suatu fasilitas pengedokan kapal yang berbentuk meyerupai Kolam yang
terletak di tepi pantai. Pada graving dock mempunyai beberpa elemen atau bagian yang penting
diantaranya adalah: pintu penutup ( yang berhubungan dengan perairan pantai), pompa-pompa
pengering, mesin gulung(cupstand), tangga-tangga ( untuk naik turun keadasar dan atas kolam, crane
( untuk transportasi) dll. Dimana umumnya dinding-dinding sisi dan belakang terdiri dari bangunan
beton bertulang, Dasar dari kolam ini terdiri dari beton bertulang yang telah dipancang paku-paku bumi
(concrete pile) sedangkan pintu penutupnya terbuat dari pelat baja yang konstruksinya dibuat
sedemikian rupa, sehingga pintu tersebut dapat mengapung, dimana pintu penutup ini dilengkapi
tangki-tangki ballast yang digunakan untuk menenggelamkan
dan mengapungkan pada waktu pengoperasiannya serta dilengkapi dengan katup-katup (valves) dan
pompa-pompa. Pada bagian bibir pintu yang bersinggungan dengan bibir kolam (graving dock) diberi
packing dari karet untuk memperoleh kekedapan pada waktu air dalam kolam kosong.
dok apung: Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi dilaut yang digunakan untuk Pengedockan
kapal dengan cara menggelamkan dan mengapungkan dalam arah vertikal. Konstruksi floating dock ini
umumnya terbuat dari baja dan plat, dimana sumber Listrik penyuplinya dapat digolongkan menjadi dua
yaitu : suplai listrik dari darat atau dari floatingnya sendiri. Salah satu hal yang paling tampak dari
floating dock ini adalah kemampuannya Untuk mereparasi pontonya sendiri (self dockijng). Floating
dock dilengkapi dengan Bagian-bagian utama dari Dock Apung adalah sebagai berikut :

· Pompa pengeluaran

· Katup-katup pemasukan

· Jangkar dan rantai jangkar

· Crane pengangkat
Heling dan Slipway

heling adalah peralatan ditepi perairan yang digunakan untuk menaikkan kapal untuk diperbaiki, dengan
pertolongan rel tapa merubah kedudukan kapal. Kecondongan bagian heling dibawah air merupakan
tempat kedudukan untuk kapal. Tergantung dari kedudukan kapal dengan arah rel heling terbagi atas :

SlipwaySlipway adalah peralatan ditepi peraiaran yang diguanakan untuk menaikkan kapal yang akan
diperbaiki melalui rel dan pertolongan keret serta dengan beberapa penggeserannya. Seperti pada
heling, sleepway pun tergantung kdudukan kapal terhadap rel terbagi atas

• Slipway melintang

• Slipway mamanjang

• Sehingga dengan satu slipway kita dapat memperbaiki beberapa kapal atau membuat kapal baru.

Syncrolift Drydock

•Syncrolift adalah cara pengedokan kapal dengan menggunakan lift. Platform dari syncrolift diturunkan
dengan pertolongan penghantar dan lift dari beberapa mesin Derek listrik kanan dan kiri.

Setelah platform mencapai kedudukan yang tertentu, yang sudah barang tent telah dipersiapkan balok
lunas dan balok samping yang diperlukan maka kapal dimasukkan . Kemudian platform diangkut sampai
pada permukaan. Penghantar tetap dari platform it dapat berupa pipa baja atau beton. Jumlah mesin
Derek listrik ini minimum adalah empat, lebih banyak lebih baik.
Jenis-jenis Dock yang umum adalah sebagai berikut :

• Untuk keperluan membersihkan badan kapal dibawah garis air, memeriksa kerusakan-kerusakan,
memperbaiki kerusakan-kerusakan serta mencat badan kapal dibawah garis air maka dapat digunakan
beberapa jenis dok yaitu :

• a) Dok Kolam (Graving Dock/Dry Dock)

• b) Dok Apung (Floating Dock)

• c) Dok Tarik (Slipway Dock)

• d) Dok Angkat (Syncrholift)

Metode Konvensional

Metode ini memusatkan pekerjaan pada masing-masing sistem fungsional yang ada di kapal. Dengan
kata lain metode ini memandang kapal sebagai sebuah sistem. Proses pengerjaan kapal dengan metode
ini berjalan dengan sangat lamban. Karena perkejaan dilakukan satu persatu dan bertahap. Pertama
lunas dipasang terlebih dulu, kemudian gading-gading dipasang dikulitnya. Bila badan kapal hampir
selesai dirakit peerjaan outfitting dimulai. Pekerjaan outfitting-nya pun dipasang sistem demi sistem,
seperti pemasangan ventilasi, sistem pipa, lisatrik, mesin, dll.

Metode ini merupakan metode paling awal sehingga tingkat produktivitasnya pun masih sangat rendah.
Mutu pekerjaan dengan metode ini masih sangat sangat rendah juga karena hampir seluruh pekerjaan
dilakukan secara manual pada building berth. Dengan proses pekerjaan secara manual tersebut, maka
kegagalan pada proses pekerjaan sangat sering terjadi. Akibatnya, penambahan jam lembur (overtime)
tidak dapat dihindari.

Metode Modern (Full Outfitting Block System)

Metode ini biasa disebut sebagai metode zone/area/stage. Perubahan teknologi dari konvensional
menjadi modern dimulai pada tahap ini. Tahapan ini ditandai dengan lane construction process dan zone
outfitting yang merupakan aplikasi group teknologi pada hull construction dan outfitting work. Group
teknologi adalah metode analitis untuk secara sistematik menghasilkan produk dalam kelompok-
kelompok yang mempunyai kesamaan dalam perencanaan maupun proses produksinya. Kebanyakan
galangan-galangan di Eropa dan Jepang menggunakan metode ini.

Pada metode ini galangan mengelompokkan proses produksi berdasarkan kesamaan proses produksi,
sehingga pekerja lebih mudah dan cepat dalam melakukan pekerjaan di bengkel kerja. Dengan metode
ini maka peningkatan produktivitas galangan dapat lebih mudah ditingkatkan. Dan pada pekerjaan
outfitting-nya dilakukan dengan metode zone outfitting. Jika pada metode sebelumnya pekerjaan
outfitting dikerjakan berdasarkan fungsinya, maka pada tahap ini pekerjaan outfitting dikerjakan
berdasarkan region/zone. Pengerjaan outfitting pada metode ini dibagi menjadi tiga proses, on-unit, on-
block, dan on-board :
FAKTOR LINGKUNGAN LAUT YANG BERPENGARUH UNTUK RANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN LAUT

• KEDALAMAN PERAIRAN

•ANGIN

• GELOMBANG ARUS

• KONDISI DASAR LAUT

• PENGGERUSAN

• TEKTONIK(GEMPA BUMI)

JENIS ANJUNGAN BERDASARKAN FUNGSI

• PRODUCTION PLATFORM(ANJUNGAN PRODUKSI)

• ACCOMODATION PLATFORM(ANJUNGAN AKOMODASI)

• WELLHEAD PLATFORM(ANJUNGAN UNTUK KEPALA SUMUR)

• FLARE PLATFORM(ANJUNGAN OBOR)

• SELF CONTAINED PLATFORM

JENIS BANGUNAN DILIHAT DARI SISTEM DAN STRUKTUR

• BANGUNAN TERPANCANG : Fixed Jacket Leg Structure, Jack Up Structure Self Elevating Unit)
Anj.Dongkrak

• BANGUNAN TERIKAT : Tension Leg Platform, Mooring Bouy(Bui Tambat)

• BANGUNAN TERAPUNG : Kapal, Semi Submersible(Anjungan Benam)

JENIS BANGUNAN TERPANCANG

FIXED JACKET LEG OFFSHORE STRUCTURE:BANGUNAN INI BISA DIPAKAI SEBAGAI

• KEPALA SUMUR(WELL HEAD)

• PRODUKSI(PRODUCTION)

• AKOMODAS!(LIVING QUARTER

• OBOR (FLARE)

• JEMBATAN HUBUNG(JUNCTION)
OFFSHORE JACKET STRUCTURE

a TERDIRI DARI JACKET LEG STRUCTURE DAN DECK STRUCTURE

• JUMLAH KAKI(JACKET LEG) BISA 3, 4, 6, 8 YANG TERGANTUNG BEBAN YANG DITOPANG(DECK LOAD)

• JUMLAH LEBIH 400 DI PERAIRAN INDONESIA, MULAI 10 M SD 100 M

JENIS BANGUNAN TERPANCANG

• SELF CONTAINED PLATFORM

• SEMUA PERALATAN ADA DIATAS ANJUNGAN INI, WELL HEAD, PROCESSING, FLARE, ACCOMODATION,
HELIPAD

• UNTUK LAUT DALAM LEBIH DARI 100 M

• BERKAKI 8 ATAU LEBIH

• SEPERTI UTK LAUT CINA SELATAN(NATUNA), NORTH SEA

JENIS BANGUNAN TERPANCANG

• JACK UP STRUCTURE(ANJUNGAN DONGKRAK)

BERKAKI 3-4 YANG DAPAT DITURUNKAN KEDASAR LAUT UNTUK EKSPLORASI PENGEBORAN SAMPAI
KEDALAMAN 50-100 M BISA DIAPUNGKAN DAN DIPINDAHKAN DENGAN DITARIK KAPAL TUNDA

JENIS BANGUNAN TERIKAT

1. TENSION LEG PLATFORM(ANJUNGAN APUNG TERIKAT)

DIOPERASIKAN DI LADANG WEST SENO SELAT MAKASSAR PADA KEDALAMAN

1000 METER MENGGUNAKAN ANJUNGAN BENAM DENGAN PENGIKAT SEMACAM BUMBUNG BAJA YG
BERPENEGANG

2. MOORING BOUY(BUI PENAMBAT)

Bui terapung dan dikat dengan satu atau beberapa utas rantai kedasar laut.

Untuk menambatkan kapal tanker ditengah laut (tapa bersandar dikade) sambil membongkar muatan
minyak melalui pipa bawah laut.

JENIS BANGUNAN APUNG

1. KAPAL BOR(DRILLING SHIP)Bisa beroperasi pada kedalaman 300 meter sampai 1500 meter Ditengah
kapal ada moon pool yaitu lubang untuk menara bor dan peralatan bor.Menggunakan dynamic
positioning system agar bisa diam pada posisi g dikehendaki dengan bantuan beberapa thruster
2. SEMI SUBMERSIBLE(ANJUNGAN BENAM) Bangunan geladak yang ditopang oleh 4 atau 6 kolom yang
berdiri diatas dua ponton Port & Starboard) Untuk pengeboran Eksplorasi pada kedalaman 200-500
meter. Juga untuk pemasangan pipa dan derek apung.Umumnya menggunakan Dynamic Positioning
System Stabil dan bisa bergerak sendiri atau ditarik kapal tunda

JENIS BANGUNAN APUNG

Dipergunakan untuk membantu kegiatan penambangan minyak dan gas dilaut.

Kapal Tanker

Kapal Supply(Supply Vessel)

Kapal Penampung (Floating Storage)

Kapal Tunda(Tug Boat)

Kapal Crew(Crew Boat)

Kapal Kepil(Mooring Boat)

Diving Support Vessel

Floating Crane /Derrick Barge

BKI

PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau biasa disingkat menjadi BKI, adalah sebuah badan usaha milik
negara Indonesia yang diberi wewenang untuk mengklasifikasi kapal niaga berbendera Indonesia.
Klasifikasi merupakan kegiatan penggolongan kapal berdasarkan konstruksi lambung, mesin, dan listrik
kapal untuk memberikan penilaian mengenai kelaiklautan kapal untuk berlayar

BKI adalah adalah badan klasifikasi nasional yang secara resmi ditunjuk oleh Pemerintah RI untuk
melakukan klasifikasi terhadap kapal-kapal berbendera Indonesia ataupun kapal-kapal asing yang
beroperasi di wilayah NKRI, serta melakukan survei periodik untuk kapal yang telah beroperasi guna
mengevaluasi status laik laut kapa

Anda mungkin juga menyukai