Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1

KL-4211 OPERASI DAN MANAJEMEN


PELABUHAN

Dosen : Andojo Wurjanto Ph.D

M. Irfan Fathin I.
15512053

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
1. Pemanduan Kapal
a. Pengertian Ship Pilot
Seseorang yang bertugas menahkodai kapal yang akan masuk ke area pelabuhan maupun
keluar dari area pelabuhan. Biasanya sejak kapal masih berada di ambang luar pelabuhan
hingga memasuki kolam pelabuhan untuk berlabuh atau sandar di dermaga, begitu juga
sebaliknya.
b. Kondisi Perairan Pelabuhan yang Memerlukan Pemanduan Kapal
Perairan yang memerlukan pemanduan kapal adalah perairan dengan berdasar kepada
tingkat kesulitan dalam berlayar. Adapun hal-hal yang mempengaruhinya:
 Faktor Kapal
o Frekuensi kepadatan lalu lintas kapal
o Ukuran kapal
o Jenis kapal
o Jenis muatan kapal
 Faktor di Luar Kapal
o Kedalaman perairan
o Panjang alur perairan
o Banyaknya tikungan
o Lebar alur perairan
o Rintangan/bahaya navigasi di alur perairan
o Kecepatan arus
o Tinggi gelombang
o Ketebalan kabut
o Jenis tambatan kapal
o Keadaan sarana bantu navigasi-pelayaran
Untuk kawasan perairan yang membutuhkan jasa pandu terbagi menjadi dua:
 Perairan Wajib Pandu
Perairan yang arena kondisi perairannya wajib dilakukan pemanduan. Kawasan perairan
yang ditentukan oleh pemerintah melalui Direktorat Jendral Perhubungan Laut, dimana
kapal-kapal yang memiliki ukuran GRT (Gross Register Ton) 150 atau lebih harus
menggunakan jasa pandu.
 Perairan Pandu Luar Biasa
Kawasan perairan dimana kapal dengan ukuran yang terlah disebutkan sebelumnya, boleh
tidak menggunakan jasa pandu. Jika nahkoda kapal belum mengenal pasti kawasan
perairan tersebut maka dapat meminta bantuan seorang pandu, tetapi tidaklah perlu juka
sudah mengenalnya.
c. Hubungan Kerja antara Nahkoda Kapal dan Pilot Pandu Kapal
Dalam pelaksanaan pemanduan pilot pandu wajib memberikan petunjuk dan keterangan yang
diperlukan nahkoda atau pemimpin kapal serta membantu olah gerak kapal. Sedangkan
nahkoda atau pemimpin kapal harus memberikan keterangan mengenai data dan
karakteristik yang berkaitan dengan olah gerak kapalnya kepada pilot pandu.
d. Cara Pilot Pandu Kapal Mencapai dan Meninggalkan Kapal yang Dipadu
Pilot pandu diantar menuju kapal yang akan dipandu dengan menggunakan kapal pilot
ataupun helicopter.
Gambar Kapal Pilot
(http://1.bp.blogspot.com/-
6rJk88GjpCE/TZvxxCuDGcI/AAAAAAAAAlI/Kawp_Xc5EZU/s1600/013359712.jpg)
Kemudian pilot pandu menaiki kapal yang akan dipandu melalui tangga disamping kapal.

Gambar Pilot Pandu Menaiki Kapal


(https://i.ytimg.com/vi/UaBNsH-BdFQ/hqdefault.jpg)
Setelah itu pilot pandu dapat membantu kapal dalam bernavigasi di perairan. Pilot pandu akan
meninggalkan kapal dengan cara yang sama karena kapal/helicopter yang membawa pilot
pandu menuju kapal yang akan dipandu tersebut biasanya tetap mengikuti kapal yang
dipandu tersebut hingga tugas pilot pandu selesai (kapal bersandar di dermaga atau kapal
keluar dari perairan pelabuhan).
e. Prosedur Pemanduan Kapal
 Perusahaan angkutan laut atau penyebrangan atau agen kapal yang kapalnya
membutuhkan pelayanan jasa pemanduan, 1 x 24 jam sebelum kapal dipandu wajib
mengajukan permintaan tertulis kepada pengelola pelayanan jasa pemanduan setempat
dengan tembusan kepada syahbandar setempat.
 Permintaan pelayanan jasa pemanduan berisi informasi mengenai rencana gerakan kapal
yang akan dipandu, sebelum kapal masuk, melakukan gerakan tersendiri atau keluar
pelabuhan di dalam wilayah perairan wajib pandu.
 Berdasarkan permintaan jasa pemanduan, pengelola pelayanan jasa pemanduan
memberikan pelayanan jasa pemanduan yang dibuktikan dengan formulir bukti jasa
pandu yang ditandatangani oleh nahkoda.
 Apabila kapal telah bersandar di dermaga/jetty, berlabuh atau sampai pada batas posisi
perairan pandu atau posisi akhir tujuan pemanduan, nahkoda menyerahkan kembali
formulir bukti penggunaan jasa pandu setelah diisi dan memberikan penilaian serta
ditandatangani, kepada pandu yang telah menyelesaikan tugas.
2. Penundaan Kapal
a. Pengertian Ship Towage (Penundaan Kapal)
Pekerjaan mendorong, mengawal, menjaga, menarik atau menggandeng kapal yang berolah
gerak, untuk bertambat ke atau untuk melepas dari tambatan pelampung, breasting dolphin,
pinggiran dan kapal lainnya dengan menggunakan kapal tunda.
b. Jenis Kapal Tunda (Tug Boat)
Tug boat merupakan kapal yang berfungsi untuk menarik atau mendorong kapal lain. Baik
kapal-kapal besar yang akan bersandar di pelabuhan maupun kapal-kapal yang tidak
mempunyai penggerak sampai bangunan lepas pantai. Sesuai dengan kemampuan tenaga
pendorongnya dan peruntukannya yang ditetapkan oleh syahbandar.
Tug boat dibedakan menjadi 2, yaitu:
 Menurut Daerah Kerjanya:
o Seagoing Tug Boat

Gambar Seagoing Tugboat


Merupakan jenis tugboat yang daerah kerjanya di lautan lepas, sering digunakan
untuk operasi tengah laut seperti pelaksanaan mooring dan unmooring, biasanya
memiliki bentuk fore yang tinggi (berfungsi untuk memecah ombak) serta secara
keseluruhan lebuh besar dari jenis-jenis tugboat lainnya, memiliki mesin dan tenaga
yang sangat besar, dan dapat menampung awak 7 hingga 10 orang.
o Harbor Tug Boat

Gambar Harbor Tug Boat


(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/74/Cates_Harbour_Tug_num
ber_1_-a.jpg)
Merupakan jenis tugboat yang daerah kerjanya berada di pelabuhan. Bentuknya lebih
kecil dari seagoing tugboat. Bertugas melayani kapal untuk merapat ke dermaga. Ini
disebabkan karena kapal-kapal besar tidak cukup ‘lincah’ untuk dapat bermanuver di
pelabuhan yang ramai dengan kapal-kapal lain. Sehingga, kapal-kapal besar tersebut
ditarik atau didorong oleh harbor tugboat menuju dermaga.
o River Tug Boat

Gambar River Tug Boat


(http://41.media.tumblr.com/2547ce25b6ef081c959d42d38133ba56/tumblr_n0le9l
cYbA1swsqnco1_1280.jpg)
Merupakan jenis tugboat yang daerah kerjanya di sungai-sungai yang memiliki aliran
yang tenang, river tugboat tidak dapat dan sangat berbahaya untuk melakukan
operasi di laut lepas,karena desain hullnya yang rendah dan kotak sehingga tidak
memiliki kemampuan untuk memecah gelombang dan sangat rentan terhadap
gelombang. Lebih sering digunakan untuk menarik atau mendorong kapal tongkang,
sehingga kapal ini disebut juga dengan towboats atau pushboats.
 Menurut Posisinya Saat Menunda:
o Pushing Tug Boat

Gambar Pushing Tug Boat


(http://mysticriverpartners.com/images/tug-boat-barge.jpg)
Merupakan tugboat yang berfungsi untuk mendorong kapal lain. Kapal ini dilengkapi
dengan damprah, yaitu bantalan yang terbuat dari karet agar saat mendorong, body
kapal tidak akan tergores.
o Towing Tug Boat

Gambar Towing Tug Boat


(http://cnet3.cbsistatic.com/hub/i/r/2014/05/24/b1f8ea41-bd7c-429b-9f5b-
ea9c38e6f66e/resize/1170xauto/642e34cf1201c5300a8b4ccbe72798b1/tow-
pulling-the-ship.jpg)
Merupakan tugboat yang berfungsi untuk menarik kapal lain. Kapal ini dilengkapi
dengan winch serta talli fiber sepanjang ratusan meter yang berfungsi untuk menarik
maupun membelokkan kapal lain.
o Side Tug Boat

Gambar Side Tugboat


(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fd/US_Navy_060301-N-
3946H-
025_A_U.S._Navy_tugboat_pushes_the_guided_missile_destroyer_USS_Fitzgerald_(
DDG_62)_pier-side.jpg)
Dalam melakukan penundaan kapal, tugboat jenis ini prinsipnya menempel pada
kapal lain dan kemudian menggerakkannya.
c. Alasan Penggunaan Kapal Tunda di Pelabuhan
Karena kapal-kapal besar yang akan masuk ke perairan pelabuhan tidak cukup ‘lincah’ dalam
hal bermanuver disana, terlebih disebabkan daerah pelabuhan dipenuhi olah kapal-kapal
besar lainnya. Sehingga dibutuhkan kapal tunda untuk membantu kapal besar tersebut
bermanuver di wilayah perairan pelabuhan.
d. Jenis Operasi Penundaan Kapal Tunda (The Tug) terhadap Kapal yang Ditunda (The Tow)
 Bollard Pull
 Bollard Pull Calculation
 Pivot Point
 Position of Tug and interaction
 Girting, Girding or Tripping (GGT)
 Gob/Gog Wire or Rope
 Emergency Quick Release System for Towline
 The Effect of Wind
 The Effect of Current
 Other Concerns Effecting Maneuverability
 Length of Towing Line
 Shortening The Length of The Tow
 Establishing The Tow Connection
 Position of Barge
 Towing Alongside
 Pushing Ahead
 Double Tows and Tandem Tows
 Single Wire Under Random Tows
 Two Wire Tows
 During The Tow
 Inspection During The Towage
e. Prosedur Penundaan Kapal
Penundaan erat kaitannya dengan pemandua sehingga prosedur yang dibutuhkan untuk
melakukan penundaan sama dengan prosedur pemanduan. Artinya dalam melakukan
kegiatan pemanduan maka kapal juga akan mendapatkan layanan penundaan.
3. Ship to Ship (STS) Transfer
a. Alasan Awal Operasi Bongkar Muat dilakukan Secara STS Tanpa Melibatkan Dermaga
Karena keterbatasan perairan pelabuhan dalam mengakomodasi kapal untuk dapat masuk ke
pelabuhan tersebut. Artinya draft yang dimiliki kapal tidak dapat diakomodasi oleh pelabuhan
sehingga kapal tidak dapat merapat ke dermaga untuk melakukan bongkar-muat. Akibatnya
harus dilakukan STS di tengah laut agar barang dapat sampai di pelabuhan tersebut.
Bisa juga dikarenakan ingin mengurangi beban kapal saat akan masuk ke perairan pelabuhan,
sehingga dilakukan pengosongan muatan agar draftnya dapat memenuhi draft pelabuhan.
Juga bias untuk mengefektifkan waktu jika kapal tersebut memiliki jadwal yang padat.
b. Perkembangan Selanjutnya dalam Khasanah Kepelabuhanan Mengenai Operasi Bongkar-
Muat Secara STS
Saat ini STS berperan penting dalam transfer kargo di dunia. Perkembangan ini disebabkan
oleh berbagai alasan berbeda termasuk dari operasional maupun faktor perdagangan. Faktor
operasional terkait optimalisasi distribusi rencana antara sumber dan konsumen. Faktor
perdagangan terkait dengan penyimpanan lepas pantai di kapal akibat dari situasi contango
yang telah muncul beberapa tahun terakhir.
c. Jenis Barang/Komoditas yang di Bongkar-Muat secara STS
 Crude Oil
 LNG
 LPG
 Bulk Cargo
 Petroleum Products
d. Contoh Kasus Nyata STS Transfer Curah Cair
Karimun STS. Perairan karimun berjarak 1 jam perjalanan laut dengan menggunakan speed
boat atau ferry dari Batam. Pada Karimun STS banyak kapal chemical yang menggunakan
fasilitas STS transfer untuk melakukan kegiatan bongkar muat ke mother vessel (kapal induk).
e. Contoh Kasus Nyata STS Transfer Curah Kering
Pulau Nipah, pulau paling luar di sebelah utara pulau batam yang berbatasan langsung dengan
Negara Singapore di selat malaka dan Singapore strait ini, saat ini diizinkan oleh dinas
perhubungan pusat untuk dijadikan daerah STS transfer khususnya untuk kapal bertonase
besar seperti VLCC (Very Large Cargo Carrier).
REFERENSI

http://bahariwan-maritimepilotofindonesia.blogspot.co.id/2012/02/pilot-apa-saya-akan-menulis-
tentang.html

http://dokumen.tips/documents/pemanduan.html

PT. Pelabuhan Indonesia. 2009. Referensi Kepelabuhanan, edisi II. Jakarta: PT. Pelabuhan Indonesia

https://www.academia.edu/8765430/Artikel_Tug_Boat

http://www.kompasiana.com/rulyabdillah/7-tempat-anchorage-area-lepas-jangkar-atau-labuh-
jangkar-kapal-di-perairan-batam_54f80818a33311b3618b48e2

http://id4.ilovetranslation.com/X3zvtiYR5zr=d/

Anda mungkin juga menyukai