Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemanduan


Menurut Edy Hidayat (2009;19) Pemanduan adalah Kegiatan pandu dalam
membantu, memberikan saran dan informasi kepada nahkoda tentang keadaan
perairan setempat yang penting agar navigasi-navigasi dapat dilaksanakan dengan
selamat, tertib, dan lancer demi keselamatan kapal dan lingkungan. Kapal Pandu
yang berfungsi sebagai sarana bantu pemanduan adalah kapal dengan karakteristik
tertentu digunakan untuk kegiatan mengangkut pandu dari atau ke kapal yang
akan dipandu.
Menurut jurnal Ika citra sari (2016;191) jasa pelayanan pemanduan kapal
merupakan pelayanan pertama dan trakhir yang diberikan kepada kapal yang akan
singgah di suatu pelabuhan,oleh karna itu hal ini sangat penting untuk terus
meningkatkan pelayanannya.
Menurut Edy Hidayat (2009;19) Untuk dapat melaksanakan tugas
pemanduan dengan baik di perlukan sarana penunjang yaitu :
1. Motor pandu yaitu kapal untuk menjembut atau mengantar pandu di tengah
laut.
2. Kapal tunda yaitu untuk membantu menyandarkan kapal maupun
untuk mengawal pada alur pelayaran yang sempt.
3. Regu kepil(Regu kepil darat dan regu kepil laut),untuk membantu
mengikat/melepas tali kapal.
Untuk mengukur kebersihan pelayanan pandu atau kenerja oprasional pandu
ada 2 macam:
a. Waiting Time atau waktu tunggu pelayanan pandu,dihitung sejak
permimtaan pandu oleh perusahaan pelayaran sampai pandu naik ke kapal.
b. Approach Time adalah jumlah yang di gunakan pelayanan,sejak kapal
bergerak dari lego jangkar sampai ikat tali di tambat atau sebaliknya.
Menurut Lasse(2014;103) penatalaksanaan yang penting untuk kapal masuk
dan keluar,antara lain:
1. Kapal Masuk

6
7

a. Pandu membawa surat perintah tugas dan dokumen bukti pelayanan


yang di tandatangani nakhoda.
b. Koordinasi antara pandu dengan petugas kade meter di terminal
untukuntuk presisi posisi penyandaran kapal.
c. Petugas kade dan pandu mesing-masing mencatat waktu ikat tali
pertama kapal di dermaga (bollard) sebagai titik awal penetapan waktu
tambat (berthing time) kapal.
d. Sebelum pandu meninggalkan kapal, bukti pelayanan panduatau
sertifikat pandu di tandatangani oleh nakhoda/perwira yang memakili.
e. Nakhoda kapal tunda membuat laporan pelayanan tunda yang mencatat
waktu awal & akhir pelayanan,dan rute pelayanan.
2. Kapal Keluar
a. Pandu melaksanakan visual inspection atas kondisi kapal dan membuat
dokumentasi yang perlu bagi keselamatan pelayaran.
b. Pandu berkoordinasi dengan petugas kade untuk mencatat data yang
sama perihal waktu lepas tali terakhir.
c. Sertifikat pandu dibuat dan di tandatanganinakhoda/perwira menjelang
pandu menyelesakan tugas dan turun dari kapal.
d. Nakhoda kapal tunda membuat laporan pelayanan tunda yang mencatat
waktu awal & akhir pelayanan,dan rute pelayanan.

Menurut Edy Hidayat (2009;19) ada beberapa pelayanan kapal yang ada di
PT.Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Cabang Tanjung Balai Karimun yaitu:
a. Labuh
Perairan pelabuhan khususnya yang berupa kolam pelabuhan harus
dapat dipergunakan untuk berlabuh kapal dengan aman sambil
menunggu pelayanan berikutnya yaitu bertambat di dermaga.
Uang labuh tidak dipungut pada beberapa kapal yang menggunakan
perairan pelabuhan, diantarannya :
1) Kapal kecil dengan ukuran dari 3.5 GRT.
2) Kapal yang hanya melintasi perairan tersevut.
3) Kapal milik pemerintah (kapal perang,kapal bea cukai dan lain-
lain) yang tidak digunakan untuk kegiatan niaga.
8

4) Kapal baru yang dibuat, selama dipelabuhan tidak menaikkan atau


menurunkan barang/penumpang.
5) Kapal mati yang ditempatkan dilokasi tertentu.
b. Tunda
Penundaan kapal adalah pekerjaan mendorong, mengawal,
menjaga, menarik atau menggandeng kapal yang berolah gerak, untuk
bertambat kea tau untuk melepas dari tambatan,pelampung, breasthing
dolpin, pinggiran dan kapal lainnya dengan mempergunakan kapal
tunda.
Departemen perhubungan memberikan pedoman tentang jumlah
dan ukuran PK kapal tunda untuk meaksanakan penundaan sebagai
berikut :
1) Panjang kapal 70 M s.d 100 M minimal ditunda dengan 1 unit
kapal tunda dengan daya minimal 800 PK.
2) Panjang kapal 101 M s.d 150 M minimal ditunda dengan 2 unit
kapal tunda dengan daya minimal 1.600 PK.
3) Panjang kapal 151 M s.d 200 M minimal ditunda dengan 2 unit
kapal tunda dengan daya minimal 3.400 s.d 5.000 PK.
4) Panjang kapal 201 M s.d 300 M minimal ditunda dengan 2 unit
kapal tunda dengan daya minimal 5.000 s.d 10.000 PK.
5) Panjang kapal 301 ke atas minimal ditunda dengan 4 unit kapal
tunda dengan daya minimal 10.000 PK.
c. Tambat
Tambatan adalah bangunan fasilitas pelabuhan untuk
merapatnya/sandar kapal,bisa dibuat dari beton,besi/kayu,pelampung
breasting dolpin maupun pinggiran pantai.
Untuk memperlancar bongkar muat atau untuk mengurangi antrian
kapal, maka ditempuh beberapa kebijakan misalnya kapal yang akan
tambat diharuskan menyerahkan :
1) Manifest bongkar dan rencana muat.
9

2) Sertificat kran (crane) kapal untuk melihat kemampuan serta


kehadalan kran kapal.
3) Crane Sequence List, dokumen tentang urutan pembongkaran
barang.
d. Pandu
Pemanduan adalah Kegiatan pandu dalam membantu, memberikan
saran dan informasi kepada nahkoda tentang keadaan perairan setempat
yang penting agar navigasi-navigasi dapat dilaksanakan dengan
selamat, tertib, dan lancer demi keselamatan kapaldan lingkungan.
Kapal Pnadu yang berfungsi sebagai sarana bantu pemanduan adalah
kapal dengan karakteristik tertentu digunakan untuk kegiatan
mengangkut pandu dari atau ke kapal yang akan dipandu.
1. Upaya peningkatan pelayanan pemanduan di perairan wajib pandu PT.
Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung Balai Karimun.
Menurut undang-undang No.15 Tahun 2015 (bab iv:pasal 27) pandu dalam
melaksanakan tugas pemandu mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a. Membantu nakhoda atau pemimpin kapal untuk mengambil tindakan
yang tepat dalam menjamin keslamatan dan keamanan.
b. Membri semua petunjuk yang diperlukan kepada Nakhoda untuk belayar
dengan selamat dan untuk ketertiban lalu lintas kapal.
c. Memenuhi pemintaan Nakhoda untuk mengambil alih komando oleh
grak kapal
d. Pandu harus berkoordinasi dengan kapal lain yang dipandu,maupun yang
tidak dipandu,serta dengan menara control/stasiun panduu atau Vessel
Traffic Service (VTS) untuk ketertiban, kelancaran dan keselamatan lalu
lintas kapal.
e. Segera melaporkan bilamana terjadi kecelakaan di dalam atau di luar
kapal kepada pengawas pemanduan dan ikut aktif ambil bagian
penanganannya sebatas kewewenang yang dimilikinya.
f. Mengetahui kedalaman alur pelayaran di dalam batas perairan pandu.
g. Menerima dan menindaklanjuti laporan pandu lainya tentang kecelakaan
atau bahaya apapun yang terjadi.
10

h. Melaporkan kepada pengawas pemandu tentang perubahan kedalaman


alur pelayaran di perairan pandu yang di peroleh dari hasil pemeruman,
serta penempatan sero penangkapan ikan atau penghalang alur lainy,
perubahan posisi, cahaya dan atau periode rambu/pelampung suar.
i. Ikut mengamati kemungkinan terdapat membuangan sampah dan atau
minyak dari kapal, yang dapat mengakibatkan pengotoran dan
pencemaran di lengkungan alur pelayaran.
j. Melaporkan kemungkinan adanya jangkar, rantai dan tali kapal di alir
pelayaran yang dapat membahayakan pelayran lainnya.
k. Berpakaian dinas pandu dan atribut yang telah di tetapkan dan di
lengkapi dengan perlengkapan keselamatan serta alat komunikasi yang
memenuhi persaratan.
l. Membantu Nakhoda agar mentaati dan memahami peraturan setempat
yang berlaku, serta perubahanya.
m. Melaporkan kepada pengawasan pemanduan bila Nakhoda menyimpang
dari petunjuk yang diberikat atau menyulikan pandu dalam bertugas.
n. Member bimbingan kepada calon pandu dan sesame pandu tentang
mengenal alur pelayaran stempat.
o. Melakukan pengamatan sarat muka belakang kapal, kondisi stabilitas
setiap kali sebelum memandu.
p. Melaporkan kepada pengawas pemandu bila Nakhoda tidak dapat
menunjukan bukti jaminanansuransi kapal.
2. Dokumen – Dokumen yang Diperlukan Dalam Pelayanan Pemanduan
dan Penundaan Kapal
a. Dokumen Form 1A
Menurut jurnal Nunuk,(2015;5) Merupakan dokumen yang dibuat untuk
permintaan penggunaan jasa untuk kapal, seperti jasa pelayanan labuh,
jasa pelayanan tambat, jasa pelayanan pemanduan, jasa pelayanan
penundaan,dokumen ini berisikan :
1) Nama kapal
2) Bendera kapal
11

3) Pemilik
4) Keagenan
5) Status kapal
6) Jenis kapal
7) Jenis kunjungan
8) Sifat kunjungan
9) Bobot kapal
10) Panjang kapal (LAO)
11) Pelabuhan asal
12) Pelabuhan Tujuan
13) Tanggal tiba
14) Voyage
b. Dokumen Form 2A-1
Merupakan dokumen yang dibuat sebagai pembuktian penggunaan
pelayanan jasa kapal bahwa pihak pemberi jasa sudah memenuhi
permintaan pelayanan jasa seperti jasa pelayanan pemanduan dan
penundaan kapal yang berisikan :
1. Nama kapal,
2. Bendera kapal,
3. Keagenan
4. Jenis kapal,
5. Bobot kapal.
6. Panjang kapal
7. Pelabuhan asal
8. Pelabuhan tujuan
9. Tanggal dan jam labuh
c. Dokumen Form 4A
Merupakan dokumen yang dibuat untuk nota tagihan pelayanan jasa kapal,
seperti jasa pelayanan labuh, jasa pelayanan tambat, jasa pelayanan
pemanduan, jasa pelayanan penundaan, dan jasa air bersih. Segala costatau
12

biaya yang dikenakan atas semua jenis pelayanan jasa di jumlahkan


menjadi satu nota dalam form 4A.
3. Hambatan-hambatan Yang Terjadi Pada Saat Pelaksanaan Pelayanan
Jasa pandu
Menurut Nunuk (2015;5) Ada beberapa masalah yang menghambat
kelancaran dalam proses pelayanan jasa pandu di PT. pelabuhan Indonesia I
(Pelindo) Cabang Tanjung Balai Karimun.
a. Armada Sarana Pemanduan Kurang
Dalam pemanduan kapal-kapal yang melayani kapal masuk atau keluar
dari daerah palabuhan tidak sepadan dengan banyaknya kapal-kapal yang
berdatangan di perairan wajib pandu Karimun, akibatnya kapal-kapal
banyak yang menunggu di kolam antrian.
b. Pelayanan Pemanduan terlambat
Dikarenakan pemandu tidak sesuai pada jadwal dan waktu yang telah
ditentukan sehingga pemanduan kapal menjadi terlambat.
c. Kapal pandu dan kapal tunda sering mengalami kerusakan sehingga
menghambat proses pemanduan kapal.
4. Pelayanan Kapal
Menurut Edy Hidayat (2009;13) Pelayanan Kapal dimulai dari kapal masuk
keperairan pelabuhan, berada di kolam pelabuuhan ketika akan bersandar di
tambatan, sampai saat kapal meninggalkan pelabuhan. Dalam rangka menjangkau
keselamatan kapal, penumpang dan muatannya sewaktu memasuki alur pelayaran
menuju dermaga atau kolam pelabuhan untuk berlabuh, maka untuk pelabuhan-
pelabuhan tertentu dengan kapal-kapal tertentu harus dipandu oleh petugas pandu
yang disediakan oleh pelabuhan.
Pemerintah telah menetapkan perairan-perairan yang termasuk dalam
kategori perairan wajib pandu, perairan pandu luar biasa dan perairan di luar batas
perairan pandu. Untuk mengantar petugas pandu ke/dan kapal diperlukan perlatan
kapal yang disebut kapal pandu. Terhadap kapal yang keluar masuk pelabuhan
dan mempunyai panjang kapal 70 meter, harus menggunakan kapal tunda,
sedangkan terhadap kapal yang panjangnya (LOA = Length Of All) lebih dari 30
13

meter, sebagai pertimbangan keselamatan, diharuskan menggunakan kapal kepil.


Pengepilan adalah melaksanakan pekerjaan untuk mengikat dan melepaskan tali
kapal-kapal yang berolah gerak ketika akan bersandar atau bertolak dari sebuah
dermaga, jembatan, pelampung, dolphin, dll.
5. Pengertian Perusahaan Pelayaran
a. Pengertian Perusahaan Pelayaran
Menurut Suwarno (2011;128) Pengertian Perusahaan Pelayaran
adalah badan usaha milik negara atau swasta, berbentuk perusahaan
negara persero, Perseroan terbatas (PT), Perseroan Comanditer (CV),
dan lain-lain yang melakukan usaha jasa dalam bidang penyediaan
ruangan kapal laut untuk kepentingan mengangkut muatan penumpang
(orang) dan barang (dagangan) dari suatu pelabuhan asal ke pelabuhan
tujuan (bongkar), baik didalam negeri (interinsulair) maupun luar
negeri (ocean going shipping).
Menurut Engkos Kosasih dan (2007;6). Pelayaran dilihat dari jenis
kegiatannya yaitu :
1) Pelayaran Niaga (Shipping Business, Commercial Shipping atau
Merchant Marine) adalah usaha jasa dalam bidang penyediaan
ruangan pada angkutan air atau angkutan laut untuk kepentingan
mengangkut muatan penumpang dan barang dagangan dari suatu
pelabuhan asal (muat) ke pelabuhan tujuan (bongkar) baik dalam
negeri maupun luar negeri.
2) Pelayaran Bukan Niaga yaitu pelayaran angkatan perang, pelayaran
dinas pos, pelayaran dinas penambang, pelayaran penjagaan pantai,
pelayaran hidrografi dan sebagainya.
6. Pengertian Kapal
a. Pengerian Kapal
Menurut Undang –undang No 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, Kapal
adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan
dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau energy lainnyaditarik atau
ditunda termasuk kendaraan yang berdaya dukung denamis, kendaraan
14

dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang
tidak perpindah-pindah.
Kapal merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting,

khususnya bagi negara maritim seperti halnya negara kita. Di suatu

negara kapal memegang peranan yang paling menentukan dalam

pelayanan nasional, dan peranan pelayanan sangat mempengaruhi bagi

kehidupan sosial ekonomi penduduknya. Demikian juga bagi rangka

kepentingan administrasi pemerintah pada umumnya, serta dalam

pertahanan negara, peranan pelayaran sangatlah penting.

b. Jenis-jenis Kapal

Berikut ini beberapa jenis kapal menurut Suwarno (2011;131) sebagai


berikut :
1. Kapal Tanker
Kapal laut jenis ini untuk mengangkut muatan cair. Karena muatan
cair bisa bebas bergerak ke belakang/depan/kiri/kanan yang
membahayakan stabilitas kapal, maka ruangan kapal dibagi dalam
beberapa kompartement vertikal yang berupa tengki-tengki.
2. Kapal Bulk Cargo Carrier
Jenis kapal laut ini untuk mengangkut muatan curah dengan jumlah
banyak dalam sekali jalan. Bentuk muatan biasanya berbutir-butir
(grain cargo), seperti beras, gandum, biji besi, batu bara dan
sebagainya.
3. Kapal General Cargo Carrier
Jenis kapal laut ini untuk mengangkut muatan umum (general cargo),
yang terdiri dari macam-macam barangdalam bentuk potongan
maupun dibungkus, dalam peti, keranjang, dan lain-lain.
4. Off Shore Supply Ship
Kapal laut jenis ini untuk mengangkut bahan/peralatan, makanan, dan
lain-lain untuk anjungan. Pengeboran minyak tanah ditengah laut, juga
15

termasuk melaksanakan tugas penundaan, pemadaman kebakaran, dan


sebagai sludge tank (membuang minyak bekas/kotor).
5. Kapal Container atau Kapal Cellular Container
Kapal laut ini untuk mengangkut muatan general cargo yang
dimasukkan kedalam container atau muatan yang perlu dibekukan
dalam reefer container.
6. Roll-On / Roll-Of (RORO)
Kapal laut jenis ini dapat memuat container diatas trailer masuk
dari belakang bersama trailernya (roll-on) juga membongkar
kontainerdiatas trailernya keluar dari belakang (roll-of) dengan
membuka pintu kapal.
7. Lighter Aboard Ship (LASH)
Kapal laut jenis ini memuat tongkang (tongkangnya ikut berlayar),
terkadang tongkangnya bermesin. Dengan demikian kapal jenis ini
tidak terlalu terikatdengan masalah penyandaran kapal.
8. Kapal Penelitian/Perambuan
Untuk fungsi pemetaan, hidrografi, oceanografi, seismografi, dan
melakukan penelitian dilaut.
9. Kapal Penumpang (Passenger Vessel)
Kapal laut ini digunakan untuk mengangkut penumpang, dibangun
dengan banyak geladak dan ruang (cabin) penumpang terdiri dari
beberapa tingkat atau kelas.
10. Kapal Barang Penumpang (Cargo-Passenger Vessel)
Jenis kapal laut ini digunakan untuk mengangkut penumpang dan
barang secara bersama-sama. Berarti kapal tersebut mempunyai
banyak geladak dan cabin penumpang serta cargo hatches.
11. Kapal Barang Dengan Akomondasi Penumpang Terbatas
Ini merupakan kapal biasa (General Cargo atau Bull Cargo Carrie)
tetapi diizinkan membawa penumpang maksimum dua belas orang.
12. Kapal Tunda
16

Kapal tunda adalah Harbour Tug untuk memberikan pelayanan


kepada kapal yang mempunyai panjang lebih dari 70 meter yang
melakukan gerakan (olah-gerak) di perairan wajib pandu, baik yang
akan sandar ataupun meninggalkan pelabuhan dengan cara
menggandeng,mendorong dan menarik.
13. Kapal Pandu
Kapal Pandu adalah Sarana transportasi laut bagi petugas pandu
untuk naik/ turun ke/dari kapal yang dipandu dalam berolah gerak di
perairan wajib pandu, perairan wajib pandu luar biasa dan perairan
diluar perairan wajib pandu saat masuk/keluar pelabuhan atas sandar
dan lepas ke/dari dermaga/tambatan.
14. Kapal Kepil
Kapal Kepil adalah sarana bantu pemanduan untuk pengepilan yaitu
menerima/melepas tali dari/ke kapal untuk dipasangkan/dilepaskan
dari bolder
15. Kapal Tongkang
Kapal yang digunakan untuk mensuplai (melayani kebutuhan) air
bersih ke kapal, terutama yang berlabuh di rede atau di tempat lain
yang tidak terjangkau jaringan instalasi air bersih.
7. Pengertian Pelabuhan
a. Pengertian Pelabuhan
Pelabuhan menurut Undang-undang Nomor KM. 21 Tahun
2007(bab1;3) adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan
pengusahaan yang dipegunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun
penumpang dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
Menurut Bambang Triatmodjo (2010;3) Pelabuhan (port) adalah
daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi
dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat
17

bertambat untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat-
tempat penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya, dan gudang-
gudang dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih
lama selama menunggu pengiriman kedarah tujuan atau pengapalan.
b. Peran Pelabuhan
Menurut Lasse, (2014;5) peran pelabuhan ialah dalam kedudukan
pelabuhan pelabuhan sebagai sub system terhadap pelayaran, dan
mwngingat pelayaran sendiri adalah pembawa bendera mengikuti pola
perdagangan (ship follows the trade), maka pelabuhan menjadi salah satu
unsure penentu terhadap aktivitas perdagangan. Pelabuhan yang dikelola
secara efisien akan mendorong kemajuan perdagangan, bahkan industry di
daerah belakag akan malaju dengan sendirinnya.
c. Jenis Pelabuhan
Menurut Edy Hidayat (2009;02). Jenis pelabuhan dapat
diklasifikasikan bredasarkan beberapa hal seperti :
1. Berdasarkan lokasinnya yaitu :
a) Pelabuhan Pesisir
b) Pelabuhan sungai, muara
c) Pelabuhan Fyord
2. Berdasarkan pola administrasinya :
a) Mempinyai otonomi
b) Dikendalikan/dibawah pengawasan :
c) Oleh lembaga pemerintah
d) Oleh industri swasta
e) Oleh lebih dari satu badan
3. Pelabuhan
Menurut Suyono (2007;3) Pelabuahn terbagi lima yaitu :
a) Pelabuhan internasional
b) Pelabuhan internasinonal
c) Plabuhan nasinonal
d) Pelabuhan regional
e) Pelabuhan lokal
18

4. Fungsi Kepelabuhan
Menurut Lasse (2014;5) ada beberapa fungsi pelabuhan yaitu :
a) Gateway
Berawal dari kata pelabuhan atau port yang berasal dari kata
Latin porta telah bermakna sebagai pintu gerbang atau Gateway.
Pelabuhan berfungsi sebagai pintu yang dilalui orang dan barang
kedalam maupun ke luar pelabuhan yang bersangkutan. Disebut
sebagai pintu karena pelabuhan adalah jalan atau area resmi bagi
lalu lintas barang perdagangan. Masuk dan keluarnya barang
harus memenuhi prosedur kepabeanan dan kekarantinaan, diluar
jalan resmi tersebut tidak dibenarkan.
b) Link
Dari batasan pengertian yang telah dipaparkan terdahulu,
keberadaan pelabuhan pada hakikatnya memfasilitasi
pemindahan barang muatan antar moda transportasi darat
(inland transport) dan moda transportasi laut (maritime
transport) menyalurkan barang masuk dan kaluar daerah pabean
secepat dan seefisien mungkin. Pelabuhan versi UNCTAD
berfungsi sebagai mata rantai (link) yang menjadi penghubung
rangkaian transportasi atau A port is, therefore, an essential link
in the international maritime transport chain dan menyatakan
bahwa “the primary function of a sea port is to transfer cargo
between maritime and inland transport quickly and efficiently”.
Pada fungsinnya sebagai link ini terdapat setidaknya tiga unsure
penting yakni: (a) menyalurkan atau memindahkan barang
muatan dari kapal ke truck; (b) operasi pemindahan berlangsung
cepat artinya minimum delay ; dan (c) efisien dalam arti biaya.
c) Interface
Barang muatan yang diangkut via maritime transport setidaknya
melintasi area pelabuhan dua kali, yakni satu kali di pelabuhan
muat dan satu kali di pelabuhan bongkar. Di pelabuhan muat
19

dan demikian juga di pelabuhan bongkar dipindahkan dari/ke


sarana angkut dengan menggunakan berbagai fasilitas dan
peralatan mekanis maupun non mekanis. Peralatan untuk
memindahkan muatan menjebatani kapal dengan truck/kereta
api atau truck/kereta api dengan kapal. Pada kegiatan tersebut
fungsi pelabuhan adalah antar muka (interface). Di setiap
operasi pemindahan barang yang terdiri dari operasi kapal,
operasi transfer dermaga, operasi gudang/lapangan, dan operasi
serah terima barang alat-alat angkat & angkut (lifting & transfer
equipment) mutlak perlu. Pada pelayanan barang muatan curah
fungsi interface secara fisik nyata sekali. Peralatan
loader/unloader menhubungkan kapal dengan kereta api/truck
didarat. Kehandalan (reliability) alat-alat dan metode kerja yang
sistemik merupakn unsure penentu tingkat kecepatan,
kelancaran, dan efisiensi aktivitas kepelabuhanan.
d) Industrial Entity
Pelabuhan yang diselenggarakan secara baik akan bertumbuh
dan akan menyuburkan bidang usaha lain sehingga area
pelabuhan menjadi zone industry terkait dengan kepelabuhanan
atau “a port could be regarded as a collection of businesses (ie.
Pilotage, towage, stevedoring, storage, bonded warehouse,
container, bul, tanker, cruise, bunkering, water supply) serving
the international trade”.
5. Fasilitas Penunjang Pelabuhan
Menurut Edy Hidayat (2009;75) ada beberapa fasilitas
penunjang pelabuhan yaitu :
a. Lapangan Penumpukan
Lapangan Penumpukan adalah suatu tempat yang berada di
luar dan terletak didekat dermaga yang digunakan untuk
menyimpan barang-barang yang akan dimuat ke kapal atau
setelah di bongkar dari kapal.
b. Terminal
20

Terminal adalah tempat berlabuhnya kapal-kapal untuk


melakukan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal.
Terdapat beberapa jenis terminal sesuai dengan fungsi dari :
1) Terminal Petikemas
2) Terminal Penumpang
3) Terminal Convensional
4) Car Terminal
penumpukan barang
c. Jalan
Jalan adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan
maupun pejalan kaki, lintasan jalan ini menghubungkan antara
satu tempat dengan tempat yang lain, jalaan ini harus disususn
dengan konstruksi tertentu sehingga dapat menahan beban dan
kecepatan kendaraan yang direncanakan.
d. Gudang
Menurut jurnal Benny (2011:62) Gudang adalah tempat
pemampungan barang yang tertutup agar terlindung dari cuaca.
Gudang merupakan bagian yang penting dari suatu pelabuhan
karna didalam gudang inilah barang yang akan dibongkar dari
kapal untuk sementara disimpan, kecuali bila muatan dimuat
dalam petikemas.
6. Dermaga
Menurut Bambang Truatmodjo (2010;15) Dermaga adalah
tempat di mana kapal dapat berlabuh akan bertambat dan melakukan
kegiatan bongkar muat, panjang dermaga harus cukup untuk
menampung seluruh panjang kapal atau setidak-tidaknya 80% dari
panjang kapal,belakang dan tengah kapal.
7. Jenis Dermaga
a) Dermaga Konvensional
Dermaga konvensional adalah dermaga yang digunakan untuk
melakukan aktifitas bongkar/muat kapal cargo. Dermaga
konvensional terdiri dari peralatan dermaga, gudang-gudang,
21

lapangan terbuka dan perlengkapan dengan kran-kran (portal-


crane) untuk membantu pembongkaran/pemuatan kapal,
dermaga konvensional dipakai untuk kapal-kapal cargo biasa.
b) Dermaga khusus
Selain kapal petikemas dan general cargo, ada jiga kapal-kapal
dengan muatan khusus, seperti kapal ferry dan Ro-Ro.
Biasanya untuk kapal-kapal ini disediakan dermaga khusus.
Kapal-kapal pengangkut minyak atau tanker juga disediakan
tempat khusus untuk aktifitasnnya, terpisah dari kapal-kapal
lainnya karena tanker biasannya mengangkut bahan bakar yang
bisa membahayakan kapal-kapal lainnya.
c) Dermaga Peti Kemas
Merupakan dermaga yang digunakan untuk melakukan
bongkar muat kapal-kapal petikemas. Dermaga petikemas
terdiri dari lapangan yang terbuka dan dilengkapi dengan
crane-crane untuk bongkar/muat petikemas crane-crane
tersebut dinamakan gantry crane, dermaga ini juga dilengkapi
dengan alat-alat angkat khusus petikemas dan juga alat untuk
memindahkan dan menumpukkan secara mekanis.
d) Perairan
Bongkar/muat dapat juga dilakukan diperairan, di sini muatan
diangkut dari dan kekapal menggunakan tongkang. Kapal
melakukan lego jangkar, diikat di pelampung atau pada
tonggak pengikat (dolpin).Kegiatan bongkar muat ini
dinamakan mid-stream activities. Namun apabila
pengangkutannya lebih mudah menggunakan angkutan darat,
agar kegiatannya bisa dilakukan lebih cepat, maka bongkar
muatnnya dilakukan didermaga.
8. Tipe-tipe Struktur Dermaga
Menurut Edy Hidayat (2009;38) tipe-tipe struktur dermaga
terbagi atas beberapa :
22

a) Dermaga Tipe Gravitasi


Dinding dermaga tipe gravitasi di klasifikasikan lain menjadi
dinding dermaga tipe kaison, dinding dermaga tipe blok berbentuk
L dinding dermaga tipe blok beton segi empat.
b) Dermaga Tipe Tiang Turap

Metode-metode desain dari tipe tiang turap ini menggunakan


dinding tiang turap baja dipancangkan ke tanah berpasir atau tanah
kohesif yang keras

c) Dermaga Tipe Tiang Turap dengan Pelantar Peringan


Dinding dermaga tiang turap dengan sebuah pelantar peringan
(relieving platform) tanpa bangunan pembungan jangkar dengan
sebuah dinding tiang turap di depan,disini struktur dari pelantar
peringan adalah sebuah struktur berbentuk L.
d) Dermaga Tipe Bendungan Elak Berongga Plat Baja
Desain dari dinding dermaga tipe elak berongga dalam pengunaan
dari plat-plat baja sebagai pengganti dari tiang turap baja straight
web.
e) Dermaga Tipe Pir terbuka Dengan tiang pancang Vertikal
Desain terhadap gaya seismik dari sebuah dermaga tipe pir terbuka
dengan tiang pancang vertical perlu dibuat sesuai dengan metode
koefisian seismic. Dalam pemeriksaaan kemampuan tahan gempa
bumi, sebuah analisa dinamis dengan respon seismic
dipertimbangkan untuk dibuat.
f) Dermaga Tipe Pir Terbuka Dengan Pemasangan Tiang Pancang
Miring
Bagian ini berlaku untuk jembatan di tepi pantai, berhubungan
dengan gaya-gaya dasar dan desain untuk menghalangi gaya
diagonal susunan konstruksi tiang pancang.
g) Dermaga Tipe Pir-Pir Terpisah
Pir (pilar) terpisah juga berfungsi sebagai pondasi kran, struktur
harus didesain dengan mempertimbangkan bentuk dua dimensi
kran, karakteristik gerak serta penurunan pasca konstruksi.
23

h) Dermaga Tipe Pir Terapung


Metoda desain dari dermaga tipe pir terapung ini menjelaskan
instalasi pir terapung padatempat yang pengaruh ombak serta
antara pasang surutbya sedikit, nama bagian-bagian pir terapung
ban bagian-bagian pontoon.
i) Dermaga Tipe Tambatan kapal di Laut Lepas (Berthing Dolpin)
Desain dermaga tipe tambatan kapal dilaut lepas ini berhubungan
dengan desain konstruksi pangkalan pelabuhan tambatan kapal di
laut lepas seperti : tipr pancang, tipe tiang turap baja, dinding
rongga bendungan elak dan tipe kaison.
2.1. Gambaran Umum Objek Penulisan
1. Sejarah Singkat PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung
Balai Karimun
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) lahir melalui berbagai perubahan
bentuk usaha dan status hukum pengusahaan jasa kepelabuhanan. Pada tahun
1945-1951 perusahaan berada di dalam wewenang Departmen Van Scheepvaart
(suatu badan peninggalan pemerintah Belanda) yang berfungsi untuk memberikan
layanan jasa kepelabuhanan yang dilaksanakan oleh Haven Bedrijf. Pada tahun
1952 sampai denga tahun 1959, pengelolaan pelabuhan dilaksanakan oleh Jawatan
Pelabuhan.
Sejak tahun 1960 pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia dilakukan oleh
Badan Usaha Milik Negara di bawah pengendalian pemerintah. Bentuk Badan
Usaha Milik Negara yaitu perusahaan negara pelabuhan yang diberi kewenangan
untuk mengelola pelabuhan umum sejak tahun 1960 sampai dengan tahun 1993
telah mengalami beberapa perubahan, disesuaikan dengan arah kebijakasanaan
pemerintah dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan mengimbangi
pertumbuhan permintaan layanan jasa kepelabuhanan yang dinamis.
Sejarah perusahaan sejak tahun 1960 sampai dengan sekarang adalah sebagai
berikut :
24

a. Tahun 1960-1963 : Pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Perusahaan


Negara (PN) Pelabuhan I-VII berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun
1960.
b. Tahun 1964-1969 : Aspek komersil dari pengelolaan pelabuhan tetap
dilakukan oleh PN Pelabuhan, tetapi kergiatan operasional pelabuhan.
c. dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority.
d. Tahun 1969-1983 : Pengelolaan sebagian besar pelabuhan umum dilakukan
oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 1969. PN Pelabuhan dibubarkan dan lembaga pemerintah
Port Authority menjadi BPP.
e. Tahun 1983-1992 :pengelolaan pelabuhan umum dibedakan antara pelabuhan
umum yang diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan.
Pengelolaan pelabuhan umum yang diusahakan dilakukan oleh Perusahaan
Umum (Perum) Pelabuhan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang
tidak diusahakan dilakukan oleh unit pelaksana teknis di bawah Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 1983. Perum Pelabuhan I merupakan salah satu dari empat
Perum Pelabuhan di Indonesia yang mengelola pelabuhan-pelabuhan yang
diusahakan dan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
1983.
f. Tahun 1992-sekarang : Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tanggal
19 Oktober 1991 tentang pengalihan status Perusahaan Pelabuhan menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero), maka bentuk Perusahaan Umum Pelabuhan
diubah menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, sesuai akte
pendirian/Anggaran Dasar yang dibuat Notaris Robert Purba, SH tanggal 02
Januari 1999 sebagaimana dimuat dalam Berita Negara TI tanggal 01
November 1994 No. 87 Tambahan Berita Negara RI tanggal 02 Januari 1999
No. 01.
Sejak tahun 1960 pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia dilakukan
oleh Badan Usaha Milik Negara di bawah pengendalian pemerintah. Bentuk
Badan Usaha Milik Negara yaitu Perusahaan Negara Pelabuhan yang diberi
25

kewenangan untuk mengelola pelabuhann umum sejak tahun 1960 sampai


dengan tahun 1993 telah mengalami beberapa perubahan, disesuaikan dengan
arah kebijaksanaan pemerintah dalam rangka menunjang pembangunan
nasional dan mengimbangi pertumbuhan permintaan layanan jasa
kepelabuhan yang dinamis.
Cabang Pelabuhan Tanjung Balai Karimun salah satu cabang dari PT.
Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang selalu berkomitmen untuk selalu
memenuhi kebutuhan masayarakat di sekitarnya.
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung Balai Karimun ingin
meningkatkan jumlah pesaing di bidang jasa pelayanan kapal, mendorong
harus adanya peningkatan kualitas dan pengoptimalan sumber daya
perusahaan khususnya Cabang Tanjung Balai Karimun dimana aktivitas
dominan bisnisnya bersandar pada jasa pelayanan kapal.
2. Visi, Misi Dan Motto PT.Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Cabang
Tanjung balai Karimun
a. Visi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung Balai Karimun
ditetapkan sebagai berikut:
“Menjadi Nomor Satu di Bisnis Kepelabuhan di Indonesia”.
b. Misi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung Balai
Karimun ditetapkan sebagai berikut:
“Menyediakan jasa kepelabuhan yang terintergrasi, berkualitas dan
bernilai tambah untuk memacu pertumbuhan ekonomi wilayah”.
c. Motto PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung Balai
Karimun di tetapkan sebagai berikut:
“Kenyamanan Dan Kepuasan Pelanggan Adalah Merupakan Tujuan
Kami”.
26

3. Struktur Organisasi PT. Pelabuhan Indonesia I (PERSERO) Cabang


Tanjung Balai Karimun.
Gambar 2.1
Struktur organisasi PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung
Balai Karimun

GENERAL MANAGER

Capt. SYAHRI RAMADANA, MM, M.Mar

MANAGER UMUM MANAGER BISNIS

LUKMAN SOS JUNAIDI SE

MANAGER KEUANGAN
MANAGER TEKNIK
MANGARA L. TOBING
KUSMONO

Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung Balai


Karimun.
27

Tabel 2.1

Hari dan jam kerja PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung
Balai Karimun

HARI JAM KERJA JAM ISTIRAHAT

SENIN 08.00 WIB– 17.00 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB

SELASA 08.00 WIB– 17.00 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB

RABU 08.00 WIB – 17.00 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB

KAMIS 08.00 WIB – 17.00 WIB 12.00 WIB – 13.00 WIB

JUM’AT 08.00 WIB– 17.00 WIB 11.30 WIB – 13.00 WIB

Sumber : PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung Balai Karimun

4. Tugas dan Tanggung Jawab


a. General Manager
Tugas dan tanggung jawab General Manager antara lain :
1) Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan cabang.
2) Menjadi kordinator dalam pelaksanaan tugas masing – masing kepala
divisi sekaligus membina dan mengawasi.
3) Membahas rencana pendapatan dan belanja perusahaan cabang,
member petunjuk kepada kepala setiap divisi.
b. Divisi Bisnis
Tugas dan tanggung jawab Divisi Bisnis antara lain :
28

1) Menyiapkan dan melaksanakan upaya pengembangan kerja sama yang


baik antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung
Balai Karimun dengan semua pemakai jasa – jasa kepelabuhanan dan
para mitra kerja.
2) Merencanakan dan melaksanakan kagiatan pengusahaan dan
pemasaran usaha jasa pelayanan kapal dan barang, properti dan
persewaan perairan, air kapal dan darat, usaha terminal, dan pelayanan
umum serta usaha – usaha jasa lainnya.
3) Melaksanakan pengembangan usaha jasa pelayanan kapal dan barang,
property dan persewaan perairan, air kapal dan darat, usaha terminal
dan pelayanan umum serta usaha – usaha jasa lainnya, dalam rangka
ekstensifikasi maupun intensifikasi usaha, kordinassi dengan instansi
dan unit – unit kerja terkait.
4) Melaksanakan pendaftaran kunjungan kapal serta menyusun jadwal
penyandaran kapal yang sedang bertambat di dermaga umum dan
dermaga untuk kepentingan sendiri di dalam daerah lingkungan kerja
wilayah perairan wilayah Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau.
5) Menerima dan melayani permintaan jasa pelayanan kapal dan barang
di dermaga umum dan dermaga untuk kepentingan sendiri didalam
daerah lingkungan kerja wilayah daratan dan perairan Pelabuhan
Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau.
6) Melaksanakan kegiatan penguasahaan, pemasaran, dan pengembangan
usaha kerja sama usaha pelayanan pemanduan, penundaan dan
pengepilan dengan para operator pelabuhan khusus maupun dermaga
non milik ( dermaga untuk kepentingan sendiri ) di dalam daerah
wilayah perairan wajib pandu pelabuhan Tanjung Balai Karimun
Kepulauan Riau.
c. Divisi Teknik
Tugas dan tanggung jawab divisi teknik antara lain :
1) Mengkoordinasi penyusunan rencana dan program pembangunan,
perbaikan barat dan pemeliharaan bangunan fasilitas, peralatan dan
29

instalasi pelabuhan secara periodik bersama – sama dengan unit – unit


kerja terkait.
2) Menyiapkan rancang bangun ( design ) dari rencana anggaran biaya (
RAB ) dari setiap program pembangunan dan rehabilitasi berat
bangunan fasilitas yang akan dikelola sendiri oleh Divisi Teknik,
koordinasi dengan unit – unit kerja.
3) Menyusun dan menyiapkan standartisasi biaya bahan, biaya upah dan
biaya – biaya lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
pembangunan, perbaikan beat dan pemeliharaan bangunan fasilitas
serta peralatan dan instalasi pelabuhan dilingkungan cabang
Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau.
4) Melaksanakan analisis dan evaluasi secara periodik atas kerja utilisasi
dan produktivitas bangunan fasilitas serta peralatan dan instalasi
pelabuhan Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau.
5) Mengawasi hasil pelaksanaan data entry dan input / output
dilingkungan Divisi Teknik.
d. Divisi Keuangan
Tugas dan tanggung jawab divisi keuangan antara lain :
1) Melaksanakan penelitian ( vertifikasi ) semua bukti pembukuan
transaksi keuangan ( uang dan barang ) sesuai dengan peraturan dan
ketentuan yang berlaku serta melaksanakan pembukuan transaksi
keuangan.
2) Melaksanakan kegiatan menerima, menyimpan dan mengeluarkan kas
/ bank, surat berharga, barang – barang persediaan, perbekalan (
logistic ) dan barang – barang transit.
3) Melaksanakan perhitungan, menerima, menyusun laporan dan
mengumpulkan bukti – bukti paja dan transaksi keuangan sesuai
dengan peraturan perpajakan yang berlaku serta menyetorkan ke Kas
Negara.
4) Mengkoordinasi pelaksanaan penyususnan rencana kerja manjemen
dan anggran ( RKM dan RKA ), mengendalikan pelaksanaan anggaran
30

serta menyusun laporan realisi anggaran cabang Tanjung Balai


Karimun.
5) Mengawasi hasil pelaksanaan data entry dan input / output control di
lingkungan Divisi Keuangan.
e. Divisi Umum
Tugas dan tanggung jawab Divisi Umum antara lain :
1) Melaksanakan tata usaha kepegawaian, kepangkatan dan
pengangkatan, pemberhentian dan pensiun pegawai serta
melaksanakan kegiatan kesejahteraan dan kesehatan pegawai cabang
beserta keluarganya.
2) Melaksanakan penyusunan rencana pelaksanaan program keselamatan
dan kesehatan kerja ( K3 ) dilingkungan PT. Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Cabang Tanjung Balai Karimun, koordinasi dengan instansi
dan unit – unit kerja terkait.
3) Melaksanakan pemeliharaan keamanan dan pengamanan dan
pengamanan terhadap gedung kantor PT. Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Cabang Tanjung Balai Karimun dan lingkungan sekitarnya,
koordinasi dengan instansi keamanan eksternal, internal dan unit –
unit kerja terkait.
4) Mengkoordinasi pelaksanaan data entry dan input /output control di
lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Tanjung
Balai Karimun.
5) Mengadakan dan memelihara koordinasi kerja yang harmonis dengan
unit – unit kerja lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.

Anda mungkin juga menyukai