1. d
2. d
3. d
4. d
5. h
7. kplp merupaka kesatuan penjagaan laut dan pantai mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di bidang patroli dan pengamanan,
penegakan hukum dan advokasi, tertib pelayaran, penanggulangan musibah dan pekerjaan bawah
air, sarana dan prasarana.
8. 10 imo mandatory instrument :
1. solas 1974 (safcon, safeq, safrad, pasac)
2. solas protokol 1988
3. marpol 1978/83 (iopp, nls, imdg, stp (sewage treatment plant), ispp, iapp, eiapp),
4. marpol protokol 1997 dst
5. loadline 1966 (illc - pgmi)
6. loadline protokol 1988
7. stcw 1995 = sertifikat crew, kompetensi crew, training, profision
8. tonnage 1969 surat ukur
9. colreg 1972 = alat-alat navigasi, lampu-lampu, bendera, signal
10. anti fouling system, tbt free, bwm, wbm plant, fisik didifilter, listrik, uv, chemical, ada invasis
ke perairan, dll
9. port crane adalah alat yang di gunakan untuk menumpuk peti kemas di halaman atau dimuat ke
dalam kapal (peralatan pemuatan)
10. port crane merupakan peralatan pemuatan yang penting dalam aktivitas bongkar muat di
karenakan keterbatasan daya angkut manusia, equipment, safety & risk untuk aktivitas handling
sehingga port crane digunakan.
11. jenis port crane :
A. quay crane: crane jenis ini digunakan untuk bekerja pada kontainer dari kapal ke darat dan
darat ke kapal dan oleh karena itu juga dikenal sebagai crane kapal-ke-darat (ship-to-shore
crane (sts). crane dermaga terletak di sepanjang dermaga di mana kapal kontainer mudah
diakses.
B. yard crane: crane jenis ini terutama terletak di lahan peti kemas pelabuhan, dan
memindahkan peti kemas dari halaman ke trailer.
12. jenis yard crane, yang paling umum digunakan adalah rail-mounted gantry crane (rmg) dan
rubber-tired gantry crane (rtg).
13. tahapan pekerjaan jetty master ialah memperoleh informasi kedatangan dan aktivitas
penyandaran kapal melaluli port captain dan melakukan aktivitas penyandaran (cast in) kemudian
cast off sesuai dengan prosedur yang ada.
tahapan pekerjaan loading master ialah setelah jetty master selesai melakukan aktivitas
penyandaran maka sesuai dengan instruksi port captain proses pemuatan dilakuakan (commence
loading) sampai dengan complete loading sesuai dengan prosedur yang ada.
19. jetty master harus mengetahui informasi yang dipertukarkan antara nakhoda dan pandu harus
mencakup:
a.kedalaman air minimum (water depth)
b.gelombang pasang (tide)
c. arus laut (sea current)
d.kondisi umum tempat berlabuh
e.penggunaan kapal tunda selama tambat
f. pengaturan tambatan (termasuk panjang tali, kekuatan bollard bersertifikat,
g.penggunaan jangkar, pendorong dan/atau kapal tunda jika terjadi lonjakan atau gelombang
besar) h.setiap keadaan khusus, yang mungkin dialami.
i. pandu harus menunjukkan rencana lintasan yang diinginkan, memungkinkan nakhoda untuk
sepenuhnya memanfaatkan keahlian pilot.
20. situasi saat mendekati dermaga bervariasi dan tergantung pada banyak faktor antara lain faktornya
sebagai berikut :
1. under kell clearance (jarak di bawah lunas),
2.cuaca,
3.angin,
4.arus,
5.pasang surut,
6.panjang dermaga yang tersedia dan
7.jarak ke depan dan belakang kapal dari dermaga,
8.ukuran kolam pelabuhan
22. jenis muatan yang ditangani oleh jetty atau loading master :
solid cargo = container, palet, bale (karung), grain biji-bijian, ore, nickle, iron ore, passennger,
passenger ship, roro ferry
liquid cargo = crude oil, product oil, chemical
gas cargo = lpg, lng, clng, gas carrier
23. operasi transfer kapal terjadi antara tiga pemangku kepentingan utama yang meliputi :
a. pic loading master
b. pic kapal, dan
c. surveyor atau inspektur kapal.