Anda di halaman 1dari 25

UU NO 17 TAHUN 2008

Tentang PELAYARAN
PERBANDINGAN MATERI MUATAN UU NOMOR 21
TAHUN 1992 DENGAN UU NOMOR 17 TAHUN 2008

NO KETERANGAN UU NO. UU NO
21/1992 17/2008

1. JUMLAH BAB 15 (LIMA 17 (TUJUH


BELAS) BAB BELAS) BAB

2. JUMLAH 132 164 (SERATUS


PASAL (SERATUS ENAM PULUH
TIGA PULUH EMPAT)
DUA) PASAL PASAL
BAB VIII :
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN

KESELAMATAN DAN KESELAMATAN PERLINDUNGAN


KEAMANAN ANGKUTAN DAN KEAMANAN LINGKUNGAN MARITIM
DI PERAIRAN PELABUHAN
Terpenuhinya persyaratan: Terpenuhinya manajemen Terpenuhinya prosedur
kelaiklautan kapal keselamatan dan sistem pencegahan &
Kenavigasian pengamanan fasilitas penanggulangan
pelabuhan meliputi: pencemaran dari
- Prosedur pengamanan kegiatan berikut ini:
- Kepelabuhanan
fasilitas pelabuhan.
- Sarana dan prasarana - Pengoperasian kapal
- Pengangkutan limbah,
pengamanan
pelabuhan. bahan berbahaya &
- Sistem komunikasi beracun di pelabuhan
- Personel pengamanan - Pembuangan limbah di
perairan
- Penutuhan kapal.
PENGERTIAN / DEFINISI
sesuai UU nomor 17 tahun 2008
• Perairan Indonesia adalah laut teritorial beserta perairan kepulauan
dan perairan pedalaman (Pasal 1 butir 2)
• Angkutan di perairan adalah kegiatan mengangkut dan/atau
memindahkan penumpang dan/atau barang dengan menggunakan
kapal (Pasal 1 butir 3)
• Pelabuhan adalah tempat yg terdiri atas daratan, dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat
barang, berupa teminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran. (butir 16)
• Kelaiklautan kapal adalah keadaan kapal yg memenuhi persyaratan
(butir33)
• Keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi
persyaratan ( pasal 34)
PENGERTIAN / DEFINISI
sesuai UU nomor 17 tahun 2008

• Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis


tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin,
mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk
kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan
bangunan terapung yang tidak berpindah pindah (Pasal
36)
• Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan
yang diangkat oleh Menteri dan memiliki keweangan
tertinggi untuk menjalankan pengawasan dipenuhinya
ketentuan peraturan untuk menjamin keselamatan dan
keamanan pelayaran (Pasal 56)
Angkutan Perairan

Angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkut


dan/atau memindahkan penumpang dan/atau barang
dengan menggunakan kapal.
Jenis angkutan di perairan terdiri atas:
• angkutan laut;
• angkutan sungai dan danau; dan
• angkutan penyeberangan.

Angkutan laut terdiri atas:


» angkutan laut dalam negeri;
» angkutan laut luar negeri;
» angkutan laut khusus; dan
» angkutan laut pelayaran-rakyat.
RUANG LINGKUP BERLAKUNYA
UNDANG-UNDANG NO 17 TH 2008
Pasal 4

1. Semua kegiatan angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran serta
perlindungan Indonesia yang berada di luar perairan Indonesia
2. Semua kapal asing yang berlayar di perairan Indonesia.

Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas :


3. Angkutan di Perairan
4. Kepelabuhanan
5. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran
6. Perlindungan Lingkungan Maritim
Angkutan Laut

Kegiatan angkutan laut dalam negeri dilakukan oleh


perusahaan angkutan laut nasional dengan
menggunakan kapal berbendera Indonesia serta
diawaki oleh Awak Kapal berkewarganegaraan
Indonesia.

Kapal asing dilarang mengangkut


penumpang dan/atau barang antar pulau
atau antar pelabuhan di wilayah perairan
Indonesia.
Angkutan Laut dalam dan Luar Negeri

Kegiatan angkutan laut dari dan ke luar negeri


dilakukan oleh perusahaan angkutan laut nasional
dan/atau perusahaan angkutan laut asing dengan
menggunakan kapal berbendera Indonesia dan/atau
kapal asing.
Perusahaan angkutan laut asing hanya dapat
melakukan kegiatan angkutan laut ke dan
dari pelabuhan Indonesia yang terbuka bagi
perdagangan luar negeri dan wajib
menunjuk perusahaan nasional sebagai agen
umum.
Angkutan Penyeberangan

Angkutan penyeberangan merupakan angkutan yang


berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan
jaringan jalan atau jaringan jalur kereta api yang
dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut
penumpang dan kendaraan beserta muatannya.
Perusahaan angkutan laut asing hanya dapat
melakukan kegiatan angkutan laut ke dan
dari pelabuhan Indonesia yang terbuka bagi
perdagangan luar negeri dan wajib
menunjuk perusahaan nasional sebagai agen
umum.
Kegiatan Jasa Angkutan di Perairan

ANGKUTAN BARANG KHUSUS DAN BERBAHAYA


1. Pengangkutan barang khusus dan barang berbahaya wajib
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Barang khusus dapat berupa:
- kayu gelondongan (logs);
- barang curah;
- rel; dan
- ternak.
3. Barang berbahaya berbentuk:
- bahan cair;
- bahan padat;
- bahan gas.
ALUR PELAYARAN DI LAUT (PM Nomor 68 th 2011)
ALUR PELAYARAN terdiri dari :
1. alur pelayaran internasional
2. alur pelayaran nasional

ALUR PELAYARAN INTERNASIONAL meliputi dari Alur Laut Kepulauan


Indonesia; jaringan pelayaran yang menghubungkan antar pelabuhan
internasional hub dan pelabuhan internasional; dan jaringan pelayaran
yang menghubungkan antara pelabuhan internasional hub dan pelabuhan
internasional dengan pelabuhan internasional di negara lain.

ALUR PELAYARAN NASIONAL yaitu alur pelayaran yang menghubungkan


pelabuhan nasional dengan pelabuhan internasional atau pelabuhan
internasional hub; alur pelayaran yang menghubungkan antar pelabuhan
nasional; alur pelayaran yang menghubungkan antara pelabuhan nasional
dan pelabuhan regional; dan alur pelayaran yang menghubungkan antar
pelabuhan regional.
Perlintasan adalah suatu perairan dimana terdapat satu atau
lebih jalur lalu lintas yang saling berpotongan dengan satu
atau lebih jalur utama lainnya.

Hak Lintas Alur Laut Kepulauan adalah hak kapal dan pesawat
udara asing untuk melakukan pelayaran atau penerbangan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Konvensi
dengan cara normal hanya untuk me1akukan transit yang
terus menerus, langsung, dan secepat mungkin serta tidak
terhalang.
Status Hukum Kapal

Setiap kapal yang digunakan untuk berlayar wajib diukur.

Metode pengukuran dalam negeri dilakukan


untuk pengukuran dan penentuan tonase
kapal yang berukuran panjang kurang dari 24
m (dua puluh empat meter).
Metode pengukuran internasional dilakukan
untuk pengukuran dan penentuan tonase
kapal yang berukuran panjang 24 m (dua
puluh empat meter) atau lebih.
Surat Ukur

• Pada kapal yang telah diukur wajib dipasang tanda


selar.
• Tanda selar harus tetap terpasang di kapal dengan
baik serta mudah dibaca.

TANDA SELAR :
GT.760 No. 12/B2
Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal

• Surat tanda kebangsaan kapal harus selalu berada di


atas kapal bila sedang berlayar.
• Kapal yang telah didaftar di Indonesia dapat
diberikan surat tanda kebangsaan kapal Indonesia
sebagai bukti kebangsaan.

Surat tanda kebangsaan kapal diberikan


sebagai dasar bagi kapal untuk dapat
mengibarkan bendera Indonesia sebagai
bendera kebangsaan.
SISTEM PENDAFTARAN KAPAL

• Sistem terbuka (kapal yang didaftarkan tidak harus


milik warga negara tersebut)

• Sistem tertutup (kapal yang didaftarkan


hanya kapal milik warga negara dimana
berdasarkan UU negara tersebut)
KELAIKLAUTAN KAPAL
(SEA WORTHY SHIP)

keadaan kapal yang memenuhi persyaratan


keselamatan kapal, pencegahan pencemaran
perairan dari kapal, pengawakan, garis muat
dan pemuatan, kesejahteraan awak kapal, dan
kesehatan penumpang, status hukum kapal,
manajemen keselamatan dan pencegahan
pencemaran dari kapal, dan manajemen
keamanan kapal untuk berlayar di perairan
tertentu
Pemenuhan setiap persyaratan kelaiklautan kapal
dibuktikan dengan sertifikat kapal dan/atau surat
kapal sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
KESELAMATAN KAPAL

Sebuah kapal dapat disebut safety jika secara :


a. Material
b. Konstruksi
c. Bangunan
d. Permesinan dan perlistrikan
e. Stabilitas
f. Tata susunan serta perlengkapan termasuk
perlengkapan alat penolong dan radio serta
g. Elektronika kapal

dinyatakan berfungsi dengan baik dan telah diuji


serta memiliki sertifikat yg masih berlaku
SURVEY KAPAL

• INITIAL SURVEY/SURVEY AWAL, survey yg


dilakukan sebelum kapal dioperasikan atau
sebelum dikeluarkan sertifikat, survey yg
dilakukan secara menyeluruh
• RENEWAL SURVEY/survey perpanjangan,
yang dilakukan tidak boleh lebih dari 5
tahun
SURVEY KAPAL
• INTERMEDIATE SURVEY, survey antara yang
dilakukan dalam jangka 3 bulan sebelum atau
sesudah tahun kedua atau tahun ketiga (30 bulan
atau 2,5 th dr max 5 th)

• ANNUAL SURVEY, survey tahunan yg dilakukan 3


bulan sebelum atau sesudah tanggal dikeluarkan
sertifikat, setiap tahunnya
Surat Tanda Kebangsaan Kapal
adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa kapal telah dicatat
dalam register kapal-kapal, yaitu setelah memperoleh Surat Ukur,
dimana tujuan dari Pendaftaran kapal ini adalah untuk
memperoleh Bukti Kebangsaan Kapal

Tanda bukti kebangsaan berupa Surat laut atau Pas Kapal itu
penting karena dengan mengibarkan bendera kebangsaan dapat
diketahui kebangsaan dari kapal yang bersangkutan

1. Sebagai kekuatan hukum didalam Negara Indonesia, artinya :


- Bahwa kapal sudah didaftarkan dalam register kapal
- Bahwa kapal itu bukan kapal asing, melainkan kapal
Indonesia yang tunduk pada hukum Negara Indonesia
2. Sebagai kekuatan hukum dikuar Negara Indonesia, meliputi :
- Bahwa pada saat kapal berada di wilayah teritorial negara
lain, diatas kapal itu tetap merupakan wilayah Kedaulatan
Negara Republik Indonesia
Bukti Kebangsaan berupa :

1. Surat Laut : diberikan kepada kapal yang besarnya 500 m3 atau


lebih (isi kotor) yang bukan kapal nelayan atau kapal persiar (atau
diatas GT 175)
2. Pas Besar/Pas Tahunan : diberikan kepada kapal yang besarnya
20 m3 atau lebih (isi kotor) tetapi kurang dari 500 m3 , yang bukan
kapal nelayan atau kapal pesiar (atau dari GT 7 sampai dengan GT
175)
3. Pas Kecil (Pas Biru) : diberikan kepada kapal-kapal yang isi
kotornya kurang dari 20 m3 atau kapal nelayan dan kapal pesiar
(atau dibawah GT 7)

Anda mungkin juga menyukai