Latar Belakang
akhirnya telah memberikan dampak meningkatnya arus barang dan dan kunjungan
kapal di Pelabuhan Tanjung Priok. Tidak terlepas juga dalam hal jumlah
penumpang yang datang dan keluar dari Pelabuhan Utama Tanjung Priok.
Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok telah berusaha meningkatkan keselamatan
penumpang dan barang dan menghindari kecelakaan kapal, hal ini dilakukan
mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan juga mengacu kepada
keselamatan pelayaran yang tertuang dalam Safety of life at Sea (SOLAS) 1974
Pasal IX yaitu International Safety Management (ISM) Code.
Keselamatan sangat penting dalam moda transportasi laut, karena moda
transportasi ini saat ini menggunakan kapal yang besar yang dapat mengangkut
muatan barang dan manusia. Sehingga bila terjadi kecelakaanakan mengakibatkan
kerugian yang besar terlebih lagi jika memakan korban jiwa. Saat ini Pelabuhan
Utama Tanjung Priok adalah salah satu pelabuhan yang memiliki tingkat
kepadatan lalu lintas kapal tertinggi di Indonesia. Kondisi keselamatan pelayaran
yang diharapkan adalah mewujudkan zero accident, tetapi dalam kenyataannya di
Pelabuhan Tanjung Priok kondisi tersebut belum dapat terpenuhi. Penelitian ini
perlu dilakukan untuk mengetahui faktor dominan yang menyebabkan masih
terjadinya kecelakaan kapal dan memberikan masukan berupa kebijakan yang
dapat diterapkan untuk mewujudkan zero accident.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Pelayaran
Keselamatan
Di dalam Bab VIII Bagian Kesatu Pasal 116 Undang – Undang No. 17
Tahun 2008 disebutkan bahwa:
(1) Keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi keselamatan dan keamanan
angkutan di perairan, serta perlindungan lingkungan maritim.
(2) Penyelenggaraan keselamatan dan keamanan pelayaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah.
Dari ketentuan ayat (1) diatas dapat didefiniskan bahwa keselamatan
pelayaran sebagai suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan
keamanan yang menyangkut angkutan di perairan dan kepelabuhanan.
4
Pemanduan
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam keselamatan pelayaran yaitu
pemanduan kapal. Pemanduan kapal dimulai saat kapal akan memasuki atau
keluar dari kolam pelabuhan. Menurut Abdullah (dalam Sari 2017), pemanduan
berfungsi untuk memandu kapal yang akan keluar atau memasuki pelabuhan atau
perairan wajib pandu. Menurut Peraturan Kementerian Perhubungan No. 57
Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal Pasal 11 Ayat 1, bahwa
pelaksanaan pemanduan dan penundaan kapal di perairan wajib pandu dan
perairan pandu luar biasa harus dilakukan oleh seorang pandu. Personel pandu
merupakan orang yang terdidik dan terlatih untuk mengenal kondisi dan
5
Kecelakaan
ISM Code adalah bagian yang tidak terpisahkan dari konvensi SOLAS
berdasarkan kesepakatan dalam sidang Maritime Safety Committee, IMO pada
tanggal 24-5-1994. Inisiatif perumusan ISM Code dilakukan oleh committee yang
sama dengan perumus dan penyempurna SOLAS dari tahun 1960 hingga
1974/1978 yaitu Maritime Safety Committee (MSC). ISM Code ditetapkan sebagai
chapter IX SOLAS dengan pertimbangan kemudahan untuk efektivitas
penerapannya mengingat bahwa SOLAS sendiri telah diratifikasi oleh negara-
negara anggota IMO termasuk Indonesia melalui Keppres No.65/1980.
7
Penelitian Terdahulu
Kerangka Penelitian
Evaluasi
- Deskriptif
Tercapainya Tidak - SWOT Analysis
Keselamatan
Pelayaran
Ya
Strategi
Implikasi Manajerial
3 METODE
Penelitian ini adalah jenis penelitian studi kasus (case study) yaitu
berlokasi di Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok.
Jenis dan sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri yaitu
data primer meliputi:
1. Data primer yang didapat dari data langsung dari pihak Kesyahbandaran dan
wawancara mendalam (in-depth interview). Selanjutnya data yang
dikumpulkan diolah dengan tabulasi dan dikelompokkan untuk mendapatkan
faktor-faktor utama penyebab kecelakaan.
2. Data sekunder diperoleh didapat dari buku, jurnal, arsip dan sumber data
lainnya.
Pengolahan Data
Analisis Data
Opportunity dan Threat adalah faktor atau elemen yang sepenuhnya di luar
kendali manajemen (eksternal dan tidak dapat dikontrol). Opportunity adalah
memberikan suatu peluang sukses bagi perusahaan, bila perusahaan mempunyai
kekuatan untuk melaksanakannya, sedangkan Threat adalah segala sesuatu yang
memiliki potensi mengancam kelangsungan perusahaan, seperti sumber daya
manusia, kondisi alam, teknologidan sebagainya.
Pengaruh faktor internal dan eksternal tersebut di atas, kemudian dinilai
secara kuantitatif dengan menggunakan nilai kriteria dan rating, sesuai dengan
opini responden dalam bentuk tabel matriks IFAS yang terdiri dari faktor strength
dan weakness dan EFAS yang terdiri dari opportunity dan threat, melalui
penilaian kriteria dan rating (skala) pengaruh setiap elemen kekuatan atau
kelemahan maupun peluang atau ancaman. Kerangka pemikiran kuadran SWOT
tercantum dalam tabel 2.
STRENGTH WEAKNESS
Internal
Eksternal
juga berkaitan juga dengan data kecelakaan yang dikumpulkan dari tahun 2014
hingga 2016, dimana dalam kurun waktu tersebut terjadi 18 kecelakaan kapal.
Data kecelakaan kapal di Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok dari 2014 sampai
2016 dapat dillihat pada Tabel 3.
30
25
0
2011 2012 2013 2014 2015
Berdasarkan grafis diatas terlihat bahwa trend kecelakaan kapal jika dilihat
dari faktor kesalahan manusia (human error factor) memiliki trend yang menurun.
Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti:
- tersedianya sumber daya yang berkompeten dengan pelaksanaan ISM Code
- pemahaman dan pelaksanaan ISM Code yang semakin baik
- pengawasan oleh ISM Code Auditorn yang semakin baik
- fasilitas yang menunjang keselamatan pelayaran yang semakin baik
20
18
Tenggelam / Sunk
16
14 Tubrukan / Collision
12
Kandas / Grounded
10
8 Terbakar / Fired
6
Lainnya / Others
4
Linear (Tubrukan /
2
Collision)
0
2011 2012 2013 2014 2015
Dari grafis diatas terlihat bahwa trend yang meningkat terjadi untuk
kecelakaan kapal karena tubrukan/ collision. Hal ini dapat terjadi karena
kemungkinan seperti :
- semakin bertambahnya jumlah kapal
- lalu lintas olah gerak kapal yang semakin padat
- masih terbatasnya rambu navigasi pelayaran
Jumlah kecelakaan kapal berdasarkan wilayah dapat dilihat pada Tabel 6.
35
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa trend kecelakaan kapal masih lebih
banyak terjadi di wilayah Indonesia Bagian Barat, hal ini dapat dipahami karena :
- wilayah Indonesia Bagian Barat memiliki Selat Malaka yang merupakan
salah satu alur pelayaran terpadat di dunia
- menunjukkan konsentrasi perdagangan dan pergerakan barang masih
banyak terdapat di wilayah barat
- beberapa pelabuhan besar terdapat di wilayah barat
Belanda ketika itu jalan kereta api dapat menjangkau setiap kade. Ketika Jakarta
masih bernama Batavia barang-barang yang diangkut dari dan ke pelabuhan
Tanjung Priok tidak menggunakan jasa angkutan truk karena jasa angkutan ini
belum dikenal.
Visi
Visi Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok adalah: terunggul
dalam kinerja dan sebagai panutan dalam pelayanan keselamatan dan keamanan
pelayaran.
Misi
Misi Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok adalah: memberikan
pelayanan prima dalam pengaturan pengendalian dan pengawasan keselamatan
dan keamanan pelayaran sesuai standar nasional dan internasional di wilayah
kerja Pelabuhan Tanjung Priok.
Fungsi
Berdasarkan Permenhub nomor PM 34 tahun 2012 tentang organisasi dan
tata kerja kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan
keamanan pelayaran, serta koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan. Dalam
melaksanakan tugas yang telah diamanatkan tersebut, kantor Kesyahbandaran
Utama Tanjung Priok menyelenggarakan fungsi:
1) Pelaksanaan pengawasan, dan pemenuhan kelaiklautan kapal, keselamatan,
keamanan, dan ketertiban di pelabuhan serta penerbitan Surat Persetujuan
Berlayar.
2) Pelaksanaan pengawasan tertib lalu lintas kapal di perairan pelabuhan dan alur
pelayaran.
3) Pelaksanaan pengawasan kegiatan alih muat di perairan pelabuhan, kegiatan
salvage dan pekerjaan bawah air, pemanduan dan penundaan kapal.
4) Pelaksanaan pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran terkait dengan
kegiatan bongkar muat barang berbahaya, barang khusus, limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3), pengisian bahan bakar, ketertiban embarkasi dan
debarkasi penumpang, pembangunan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan
reklamasi.
5) Pelaksanaan bantuan pencarian dan penyelamatan (Search And Rescue/SAR),
pengendalian dan koordinasi penanggulangan pencemaran dan pemadaman
kebakaran di pelabuhan serta pengawasan pelaksanaan perlindungan
lingkungan maritime.
6) Pelaksanaan pemeriksaan kecelakaan kapal.
7) Penegakan hokum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
27
BAGIAN
TATA USAHA
SUBBAGIAN UMUM
DAN
BIDANG BIDANG HUMAS
BIDANG
KESELAMATAN LALU LINTAS DAN
STATUS HUKUM
BERLAYAR ANGKUTAN LAUT
DAN SERTIFIKASI
PENJAGAAN DAN DAN USAHA
KAPAL
PATROLI KEPELABUHANAN
SEKSI
LALU INTAS DAN
SEKSI SEKSI
ANGKUTAN LAUT
STATUS HUKUM KESELAMATAN
KAPAL BERLAYAR
SEKSI
PERENCANAAN DAN
PEMBANGUNAN
SEKSI
SEKSI SEKSI
PENJAGAAN,
SERTIFIKASI BIMBINGAN
PATROLI DAN
KAPAL USAHA DAN JASA
PENYIDIKAN
KEPELABUHANAN
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Situasi Umum
Letak Geografis
PelabuhanTanjung Priok terletak di Pantai Utara Pulau Jawa, tepatnya di
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, pada posisi 106°52’ Bujur Timur 6°6’ Lintang
Selatan.
Pasang Surut
Waktu tolok : GMT + 07.00
Muka Surutan (ZO) :60 cm dibawah duduk tengah
Sifat Pasang Surut : Marian Tunggal
Tunggang Air rata-rata pada pasang purnama : 86 cm
Tunggang air rata-rata pada pasang mati : 26 cm
30
Arus
Kecepatan maksimum arus mencapai 1 knot dengan arah sekitar 50, terjadi
pada waktu air surut. Arus pasang surut mempunyai kecepatan sekitar 0,3 knot
dengan arah 45°. Kecepatan air pasang surut mencapai 1,1 knot pada waktu
springtides dengan arah sekitar 50° pada waktu air surut dan sekitar 230° pada
waktu air pasang.
Lain-lain
Gelombang tertinggi 3 meter terjadi antara bulan November-Maret, rata-rata
naik turun tinggi gelombang 1 meter, kecepatan angin maksimum 2 knot perjam
pada pergantian musim angin barat antara bulan November-April dan angin timur
antara bulan Mei-Desember. Temperatur rata-rata 27 °C dengan kelembaban
bervariasi sekitar 80°-90°.
Keadaan kolam
Pelabuhan Nusantara I : Kedalaman 5-6 mLWS
Pelabuhan Nusantara II : Kedalaman 5-6 mLWS
Pelabuhan I : Kedalaman 6-10 mLWS
Pelabuhan II : Kedalaman 7-10,5 mLWS
Pelabuhan III : Kedalaman 8-12 mLWS
Terminal Peti Kemas : Kedalaman 10-12 mLWS
Bogasari : Kedalaman 9-10 mLWS
Darma Karya Perdana : Kedalaman 8-10 mLWS
Perancah Minyak Bumi : Kedalaman 5-6 mLWS
Alur Masuk
Kedalaman alur masuk pelayaran Pelabuhan Tanjung Priok:
a. Alur pada pintu masuk Dam barat kedalamannya rata-rata 12,5 mLWS
b. Alur menuju pelabuhan Nusantara kedalamannya rata-rata 6,0 mLWS
c. Alur menuju Pelabuhan I, II, II dan Pengasingan kedalamannya rata-rata 12,0
Mlws
Sebelah Barat:
Sepanjang garis pantai kedudukan air rendah (ARP) dari ujung batas
sebelah barat samapi ujung batas sebelah timur.
Sebelah Timur:
Garis yang menghubungkan antara titik sejauh 1.500 M sebelah timur
jembatan Kresek (di jalan Cilincing) dengan titik sejauh 200 M sebelah timur
Muara Kalibaru (digaris pantai dengan kedudukan air rendah /ARP).
Lokasi Berlabuh
Berdasarkan petunjuk Administrator Pelabuhan Tanjung Priok tentang
perlunya lokasi labuh di Pelabuhan Tanjung Priok berdasarkan tipe dan ukuran
kapal:
1. Lokasi labuh untuk kapal tunda dan tongkang dibatasi oleh koordinaat
06°.15S-106°.51 T dalam radius ½ MIL.
2. Untuk kapal kargo dengan ukuran panjang kurang dari 100 m, yang
menangani kargo di wilayah labuh dan juga kapal pemerintah dibatasi oleh
koordinat:
a. 1) 06° 04' ,62 S -106° 52' ,35 T
2) 06° 04' ,62 S -106° 52' ,75 T
3) 06° 04' ,10 S -106° 52' ,65 T
4) 06° 04' ,10 S -106° 52' ,35 T
b. 1) 06° 04' ,62 S -106° 52' ,90 T
2) 06° 04' ,62 S -106° 54' ,90 T
32
Keadaan organisasi
1 S2 15
2 S1 73
3 D III 38
4 SLTA 284
5 SLTP 37
Jumlah Pegawai 447
Sumber: kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok
1. Strategi S-O
- Melakukan promosi secara berkala kepada para agen pelayaran dan
pemilik kapal dan pihak lain yang concern atas keselamatan pelayaran
tentang kesiapan Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok dalam
pelaksanaan ISM Code
- Meningkatkan pelayanan dalam hal keselamatan pelayaran sesuai
dengan standar ISM Code
2. Strategi W-O
- Menanmbah sumber daya yang dibutuhkan di bidang ISM Code dan
terus meningkatklan keahlian mereka melalui serangkaian diklat atau
pelatihan
35
Implikasi Manajerial
Prioritas Kebijakan
Dari beberapa implikasi manajerial yang telah diutarakan dan dihubungkan
dengan kondisi umum Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok saat ini, maka
program prioritas yang dapat dijalankan yaitu :
- Menyediakan infrastruktur keselamatan pelayaran diantaranya penambahan
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
- Menambah tenaga ISM Code Auditor dan sertifikasinya melalui pelatihan dan
diklat keselamatanpelayaran
36
5 SIMPULAN
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Gatiputri, Rona. 2011. Gambaran tindakan bahaya dan kondisi bahaya terhadap
risiko terjadinya kecelakaan kerja di Divisi Kapal Niaga PT. PAL
Indonesia Surabaya. Jurnal ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga.
2(4): 61-67.
Hadiguna RA, Nisa K. 2013. Indikator kinerja logistik di Pelabuhan Teluk Bayur
[tesis]. Padang (ID): Universitas Andalas.
Hanafiah, Isril. 2012. Akuntabilitas publik DPRD terhadap pelayanan aparatur
pemerintah. Jurnal Demokrasi dan Otonomi Daerah. 10(2): 131-135.
Hetherington C, Flin R, Mearns K. 2006. Safety in shipping: the human element.
Journal of Safety Research. 37 (2006): 401- 411.
Hinze, W Jimmie. 1997. Construction Safety. New Jersey (US): Prentice-Hall, Inc.
IMO. 2014. ISM Code, International Safety Management Code with Guidelines
for its Implementation. London (GB): Overseas Book Co.
Indra Y. 2008. Dampak penerapan International Safety Management (ISM) Code
terhadap peningkatan keselamatan pelayaran dan pengelolaan pelabuhan
Ujung-Kamal Madura [tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada.
Kementerian Perhubungan. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia no 17
tahun 2008 tentang pelayaran. Jakarta (ID): Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan. 2012a. Peraturan Menteri Perhubungan no 34 tahun
2012 tentang organisasi dan tata kerja kantor Kesyahbandaran Utama. Jakarta
(ID): Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan. 2012b. Peraturan Menteri Perhubungan no 36 tahun
2012 tentang organisasi dan tata kerja kantor Kesyahbandaran dan otoritas
pelabuhan. Jakarta (ID): Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan. 2012c. Keputusan Kepala Kantor Kesyahbandaran
kelas utama Tanjung Priok no 304 tahun 2012 tentang petunjuk teknis tata
cara pemanduan kapal di Pelabuhan Tanjung Priok. Jakarta (ID):
Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan. 2015. Peraturan Kementerian Perhubungan no 57
tahun 2015 tentang pemanduan dan penundaan kapal. Jakarta (ID):
Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan. 2016. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut
no HK 103/1/16 DJPL tahun 2016 tentang petunjuk teknis pelaksanaan audit
manajemen keselamatan kapal. Jakarta (ID): Kementerian Perhubungan.
Kementerian Tenaga Kerja. 1998. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03
Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
Jakarta (ID): Kementerian Tenaga Kerja.
Lady L, Marliana P, Umyati A. 2014. Kajian kecelakaan kapal di pelabuhan
Banten menggunakan Human Factors Analysis and Classification System
(HFACS). Jurnal Rekayasa Sistem Industri. 3(2): 46-52.
Lasse DA. 2014. Keselamatan Pelayaran di Lingkungan Teritorial Pelabuhan
dan Pemanduan Kapal. Jakarta (ID): Grafindo Perkasa.
Lozowicka D, Kaup M. 2015. Analysis of the cause and effect of passenger ship
accidents in the Baltic sea. Scientific Journals of the Maritime University of
Szczecin. 44(116): 68-74.
Malisan J. 2011. Kajian pencemaran laut dari kapal dalam rangka penerapan PP
Nomor 21 Tahun 2010 tentang perlindungan lingkungan maritim. Jurnal
Penelitian Transportasi Laut . 13(1): 65-77.
38
LAMPIRAN
41
Lampiran 1Jumlah pengenaan sanksi administratif berdasar hasil putusan Mahkamah Pelayaran 2011-2015
No Uraian Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Peringatan Orang 9 12 8 11 3
2 Sanksi Orang
Administratif <
6 bulan
3 Sanksi Orang 24 13 21 24 12
Administratif 6
bulan
4 Sanksi Orang 0 0 3 0 0
Administratif <
12 bulan
5 Sanksi Orang 0 0 1 0 0
Administratif
12 ≥ bulan
6 Sanksi Orang 0 0 0 0 1
Administratif
maksimum (2
tahun )
7 Bebas Orang 3 12 9 23 2
8 Di luar Orang 0 1 0 0 0
Yurisdiksi
Mahpel
Jumlah 36 38 43 60 19
41
42
KUESIONER
Harnoli Rahman
NIM.P056153043.20EK
43
KUESIONER
a. Identitas Responden
b. Mohon anda memberi tanda (√) pada tempat yang disediakan sesuai pendapat
anda mengenai pernyataan dibawah ini, sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
1 = Sangat tidak setuju
2 = Tidak setuju
3 = Kurang setuju
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
c. Mohon untuk mengisi pada bagian titik-titik yang telah disediakan untuk
memberikan informasi tambahan sebagai kondisi aktual saat ini.
N Skala penilaian
Pertanyaan
No 1 2 3 4 5
1 √
Pelaksanaan ISM Code telah berjalan baik
1 √
44
KUESIONER
N Skala penilaian
Pertanyaan
No 1 2 3 4 5
A. KEKUATAN
1Sumber daya manusia yang memahami
1. pelaksanaan ISM Code cukup memadai
2Tenaga ISM Code Auditor telah memahami dan
2. membantu dalam pelaksanaan audit keselamatan
3Kelengkapan infrastruktur yang mendukung
3. pelaksanaan ISM Code telah cukup baik
4Bagian Keselamatan Berlayar saat ini telah
4. menjalankan fungsinya secara maksimal
B. KELEMAHAN
1Terlepas dari keberadaan sumber daya yang
1. berkompeten di bidang keselamatan pelayaran,
saat ini masih dirasakan kurangnya kemampuan
sumber daya yang ada
2Peralatan dan infrastruktur yang mendukung
2. program keselamatan pelayaran masih kurang
3Salah satu penyebab kecelakaan kapal biasanya
3. sering terjadi pada daerah alur masuk dan keluar
pelabuhan atau kolam pelabuhan, dilihat dari
kondisi kolam pelabuhan yang ada sudah cukup
baik perawatannya seperti pengerukan yang rutin
dilakukan
C. KESEMPATAN
1Pelaksanaan ISM Code di Kesyahbandaran
1. Utama Tanjung Priok berdampak signifikan
terhadap ship call kapal
2Pelaksanaan ISM Code di Kesyahbandaran
2. Utama Tanjung Priok memberikan dampak
terhadap kepercayaan internasional
3Dilihat dari segi antusias pegawai
3. Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, banyak
yang ingin mendalami mengenai ISM Code
45
N Skala penilaian
Pertanyaan
No 1 2 3 4 5
D. ANCAMAN
1Jika dilihat dari pelabuhan besar lain di di luar
4. negeri yang juga melaksanakan ISM Code, hal
ini dapat menjadi pesaing bagi Kesyahbandaran
Utama Tanjung Priok
2Penilaian dari audit internasional atas
5. pelaksanaan ISM Code di Kesyahbandaran
Utama Tanjung Priok memberikan dampak
terhadap image Kesyahbandaran Utama Tanjung
Priok
TERIMA KASIH
46
RIWAYAT HIDUP