Anda di halaman 1dari 29

MODUL BAB HITAM

OLEH:
KELOMPOK I

Pembimbing:
dr. Fera The M.Kes
SKENARIO
Seorang laki-laki 50 tahun masuk RS dengan
keluhan buang air besar warna hitam sejak 5 hari lalu
disertai muntah dengan cairan seperti kopi selama 2
hari terakhir. Pasien sudah 5 tahun mengeluh nyeri ulu
hati yang hilang timbul. Sebelumnya, pasien sering
minum obat anti reumatik sebanyak 3 tablet oleh
karena nyeri daerah sendi lutut.

KELOMPOK 1
KATA KUNCI
• Laki – laki 50 tahun
• BAB hitam sejak 5 hari yang lalu
• Muntah dengan cairan seperti kopi selama 2 hari
terakhir
• 5 tahun mengeluh nyeri ulu hati yang hilang timbul
• Pasien sering minum obat anti rematik sebanyak 3
tablet krn nyeri daerah sendi lutut

KELOMPOK 1
ANATOMI SALURAN PENCERNAAN KELOMPOK 1
SISTEM
GASTROINTESTINAL
menerima makanan dan mencernanya menjadi
sistem organ dalam manusia yang zat-zat gizi dan energi
berfungsi untuk Pengunyahan
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
Proses Pencernaan Penelanan
Mulut
membuang bagian makanan yang tidak dapat
Saluran Pencernaan Pencampuran
dicerna atau merupakan
Tenggorokan (faring) sisa proses pencernaan
Organ yang termasuk dalam Pankreas
tersebut dari tubuh
Kerongkongan (esofagus)
sistem pencernaan Hati
Lambung (gaster)
Kandung Empedu
Usus halus
Usus besar (kolon)
Rektum
Anus
ANATOMI SALURAN PENCERNAAN

KELOMPOK 1
DEFINISI
Muntah seperti kopi
(Hematemesis) muntahan darah segar berwarna merah segar atau hematin

Indikasi perdarahan proksimal ligamentum treitz

Buang Air Besar feses berwarna hitam yang biasanya berasal dari
berwarna hitam
perdarahan SCBA
(Melena)

Warna darah, tergantung:


1.Lamanya hubungan antara
atau kontak antara darah
dengan asam lambung
2.Besar kecilnya perdarahan

KELOMPOK 1
Etiologi
Kelainan pada esofagus
a. Pecahnya varises esofagus
Sirosis hepatis  hipertensi portal
b. Karsinoma esofagus
Gambaran karsinoma yang hampir menutup esophagus
dan mudah berdarah terletak di sepertiga bawah
esophagus
c. Esofagitis dan tukak esofagus
Biasanya ringan sehingga lebih sering timbul melena
daripada hemetemesis

KELOMPOK 1
d. Sindrom Mallory-Weiss

Terdapat gejala Frekuensi Tekanan Pecahnya arteri


muntah tanpa muntah intraabdominal di submukosa
isi meningkat meingkat esofagus/kardia

e. Esofagogastritis korosiva
Mengkonsumsi zat mengandung asam sitrat
dan asam HCl yang bersifat korosif

KELOMPOK 1
Kelainan pada esofagus
a. Gastritis erosiva hemoragika
Penyebab terbanyak adalah akibat obat-obatan
yang mengiritasi mukosa lambung atau obat yang
merangsang timbulnya tukak
b. Tukak lambung
Tukak lambung akut biasanya bersifat dangkal
dan multipel yang dapat digolongkan sebagai
erosi
Nyeri dan Nyeri Nyeri dan
Muntah
pedih ulu bertambah pedoh Melena
darah
hati hebat berkurang

KELOMPOK 1
c. Karsinoma lambung
Pasien umumnya berobat dalam fase
lanjut dengan keluhan rasa pedih dan nyeri
di ulu hati, rasa cepat kenyang, badan lemah

KELOMPOK 1
PATOMEKANISME
Keadaan Normal
asam lambung dan pepsin tidak akan menyebabkan
kerusakan mukosa lambung dan duodenum

Beberapa Kondisi
Ketidakseimbangan penggunaan NSAID, H.
Pylori, dll
Darah dilambung akan
bercampur dengan HCl, Infeksi Mukosa Lambung /
Pepsin dan pigmen porfirin Duodenum

Jika terjadi vomitus


Menimbulkan iritasi
(erosi/ulserasi)
hematemesis

Darah dari duodenum


Melena tertahan di sal. Cerna sekitar
6 - 8 jam

KELOMPOK 1
PATOMEKANISME

Akumulasi refleks muntah


Komponen darah +
Asam Lambung membentuk hematin hitam

muntah berwarna kehitaman

Bila sekitar 50-100 mL darah telah Selama 6-8 jam


terakumulasi di saluran cerna (lebih
sering di duodenum)
feses berwarna kehitaman (melena)

Cox-1
Muncul MK berupa sindrom
terhambat dispepsia, hematemesis-
melena

Penggunaan NSAID Regenerasi mukosa


jangka panjang Sintesis Iritasi lokal
lambung terhambat
prostaglandin mukosa lambung
berkurang

KELOMPOK 1
Gambar 3. Lokasi Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas3

KELOMPOK 1
PENEGAKAN DIAGNOSIS
a) Anamnesis
a. Sejak kapan terjadi perdarahan,
ditanyakan riwayat penyakit hati kronis
perkiraan banyaknya perdarahan,
riwayat mengkonsumsi NSAID,
apakahobatperdarahan
rematik, alkohol,
terjadi terus
Setiap pasien dengan
jamu –jamuan obat untukmenerus,
penyakit jantung
timbul perdarahan
keluhan hematemesis dan
riwayat penyakit ginjal berulang kali, dan warna darah yang
melena, perlu ditanyakan
keluar.
hal-hal berikut, yaitu :
riwayat penyakit paru
b. Riwayat perdarahan sebelumnya.
perdarahan ditempat lainnya

e. Kebiasaan minum alkohol. c. Riwayat muntah berulang yang


awalnya tidak berdarah.
f. Kemungkinan penyakit hati kronis,
demam dengue, tifoid, gagal ginjal d. Riwayat konsumsi obat pereda
kronis, diabetes mellitus, dan nyeri (NSAID) dan jamu-jamuan
hipertensi.

g. Riwayat nyeri epigastrium yang


berhubungan dengan makanan
untuk memikirkan tukak peptik

KELOMPOK 1
PENEGAKAN DIAGNOSIS

b) Pemeriksaan Fisik

•Periksa status hemodinamk, kesadaran, tanda vital


•Stigmata penyakit hati kronis, seperti : ikterus, spider
nevi, ascites, splenomegali, eritema Palmaris, edema
tungkai
•Nyeri tekan epigastrium.
•Bising usus meningkat
•Colok dubur dan aspirat nasogastric tube (NGT)

KELOMPOK 1
PENEGAKAN DIAGNOSIS
c) Pemeriksaan Laboratorium

Darah Lengkap

Faal Hati
Kadar urea nitrogen darah yang
meningkat

d) Pemeriksaan Penunjang

ENDOSKOPI merupakan pemeriksaan diagnostik pilihan

digunakan untuk pengobatan awal

dilakukan dalam kurun waktu 12 - 24 jam setelah pasien


masuk dan keadaan hemodinamik stabil

lebih dari 95% pasien dengan gejala hematemesis, melena


dan keduanya dapat ditentukan lokasi perdarahan dan
penyebab perdarahannya.

KELOMPOK 1
PENEGAKAN DIAGNOSIS

d) Pemeriksaan Penunjang

ANGIOGRAPHY dapat digunakan untuk mendiagnosa dan


menatalaksana perdarahan berat

Conventional mengidentifikasi adanya lesi massa, seperti


Radiographic Imaging tumor intra-abdominal ataupun abnormalitas
pada usus

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

1) Gastritis Akut (Erosif)


2) Ulkus Peptikum
3) Dll.

KELOMPOK 1
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

1. Perdarahan dan Gastritis Erosif


Gastritis Erosif
perdarahan subepitel dan erosi

Penyebab tersering : Faktor penunjang terjadi gastritis erosif :


Penggunaan NSAID Usia Jenis kelamin

Alkohol dosis yang tinggi atau kombinasi dari NSAID


Stress penggunaan NSAID dalam jangka waktu
yang lama
penggunaan disertai antikoagulan

severe comorbid illness

KELOMPOK 1
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
2. ULKUS PEPTIKUM
Terdapat pada 50% kasus perdarahan SCBA

Berhubungan dengan H. Pylori


Organisme ini menyebabkan gangguan pertahanan
mukosa dan memiliki efek inflamasi langsung pada
mukosa lambung dan duodenum

Gambar 4. Gambaran endoskopi pada pasien gastric ulcer


akibat penggunaan NSAID dan test H.Pylori negatif6

KELOMPOK 1
PATOMEKANISME

KELOMPOK 1
MANIFESTASI KLINIS

Nyeri
Sindrom epigastrium
dispepsia
Gastritis dan Mual
Ulkus Peptikum
Kembung

Muntah

Perdarahan Hematemesis

Melena

KELOMPOK 1
PENATALAKSANAAN

a) Non -Farmakologik

Bed-rest

Resusitasi Cairan

jika penderita mengalami perdarahan berat, cairan salin


normal segera diberikan untuk menggantikan volume
intravascular yang hilang

KELOMPOK 1
PENATALAKSANAAN
b) Farmakologik

Obat-obatan yang digunakan pada penderita hematemesis melena :

PPI anti sekresi asam untuk


(Proto Pump Inhibitor) mencegah perdarahan berulang
•Antasida
•Sukralfat masih boleh diberikan dengan tujuan
•Antagonis Reseptor H2 penyembuhan lesi mukosa perdarahan

Digunakan bila penyebab utama


Antibiotik terjadinya ulkus adalah Helicobacter
pylori.

Digunakan untuk mencegah ulkus


Misoprostol gastrikum yang disebabkan oleh obat-
obat anti peradangan non-steroid.

KELOMPOK 1
PENATALAKSANAAN

d) Terapi Operatif

Jarang diperlukan pembedahan untuk mengatasi ulkus karena


pemberian obat sudah efektif. Pembedahan terutama dilakukan untuk :

• Mengatasi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya prforasi, penyumbatan yang


tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau mengalami
kekambuhan)
• 2 kali atau lebih perdarahan karena ulkus
• ulkus gastrikum yang dicurigai akan menjadi ganas
• ulkus peptikum yang berat dan sering kambuhan.

Tetapi setelah dilakukan pembedahan, ulkus masih dapat kambuh dan dapat timbul
masalah-masalah lain seperti pencernaan yang buruk, anemia dan penurunan berat
badan.

KELOMPOK 1
KOMPLIKASI

GASTRITIS EROSIF :

1. Perdarahan saluran cerna bagian atas, berupa hematemesis


dan melena yang dapat berakhir menjadi syok hemoragik;
2. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan
absorbsi vitamin B12

ULKUS PEPITKUM :
1. Kadang-kadang suatu ulkus menembus seluruh lapisan mukosa sehingga terjadi perforasi
usus, karena isi usus tidak steril, hal ini dapat menyebabkan infeksi rongga abdomen.
Nyeri pada perforasi sangat hebat dan menyebar. Nyeri ini tidak hilang dengan makan
atau antasida.
2. Obstruksi lumen saluran GI dapat terjadi akibat episode cidera, peradangan dan
pembentukan jaringan perut yang berulang-ulang. Obstruksi paling sering terjadi di
saluran sempit antara lambung dan usus halus ada di pylorus (Sfingter di lokasi ini).
3. Dapat terjadi perdarahan apabila ulkus menyebabkan erosi suatu arteri atau vena di usus.
Hal ini dapat menyebabkan hematemesis (muntah darah) atau melena (keluarnya darah
saluran GI atas melalui tinja). Apabila perdarahannya hebat dan mendadak, maka dapat
timbul gejala-gejala syok. Apabila perdarahannya lambat dan samar maka dapat terjadi
anemia hipokronik mikrosisik.

KELOMPOK 1
PENCEGAHAN
• Kurangilah makanan yang dapat mengiritasi
lambung
• Hilangkan kebiasaan mengonsumsi alkohol dan
merokok
• Ganti obat penghilang rasa sakit dari golongan
NSAID
• Berkonsultasi dengan dokter
• Memelihara tubuh
• Banyak olahraga
• Memanajemen stres

KELOMPOK 1
PROGNOSIS

 Prognosis tergantung dari perjalanan penyakit dan komplikasi yang


terjadi. Kebanyakan pasien berhasil diobati dengan eradikasi infeksi H
pylori, menghindari NSAID, dan penggunaan yang tepat terapi anti
sekresi. Eradiksi infeksi H pylori menurunkan tingkat kekambuhan ulkus
60-90% menjadi sekitar 10-20%.

Rockall et al berhasil mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang dapat


digunakan untuk memprediksi tingkat mortalitas.

Total skor < 3 merupakan indikasi prognosis yang baik,


sedangkan skor > 8 mencerminkan risiko kematian yang tinggi

KELOMPOK 1
Tabel 4. Sistem scoring Rockall terhadap risiko perdarahan ulang dan kematian pada perdarahan
gastrointestinal akut
Skor
Variable
0 1 2 3
Usia (tahun) < 60 60-79 ≥80 -
Syok Tidak ada HR >100x/menit SBP <100 mmHg, takikardia -
(takikardia)
Komorbid Tidak ada Tidak ada Gagal jantung Gagal ginjal, gagal
hati, keganasan
yang telah
bermetastasis
Diagnosa Mallory Weiss, tidak Diagnosis lain Keganasan saluran cerna -
ada lesi, tidak ada bagian atas
stigmata perdarahan

Stigmata Tidak ada atau tidak - Darah pada saluran cerna atas, -

perdarahan terdapat dark spot adherent clot, visible/spurting


vessel
mayor

KELOMPOK 1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai