BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang
hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal
(Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92).
Kolik abdomen adalah rasa nyeri pada perut bersifat hilang timbul dan bersumber dari
organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari yaitu infeksi pada organ didalam
perut (mencret,radang kandung empedu,batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah
penghilang rasa sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat.
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan diantara dada dan region inguinalis.
Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari suatu penyakit.Nyeri akut
abdomen juga bisa didefinisikan sebagai serangan nyeri perut berat perisisten, yang terjadi
tiba-tiba serta membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya.
2.2 Anatomi
Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian atas antara hati
dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J, gaster akan berakhir pada
pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan membuka saat
pengisian dan pengosongan lambung.
Gaster berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara anatomis dan visuil sulit
dibedakan dari jejenum dan ileum, hanya saja panjang duodenum, kira-kira 25 cm dan
berakhir pada ligmen-ligmen treltz berupa sebuah ligamen yang berjalan dari sisi kanan
diafragma dekat hiafus esophagus dan melekat pada perbatasan duodenum dan jejenum.
Sisa dari usus halus adalah jejenum ¾ bagian akhir disebut ileum. Secara anatomis
letak jejenum adalah diperut bagian kiri, sedangkan ileum dibagian kanan. Makanan masuk
melalui sphincter pylorium ke duodenum, maka sisa makanan akan melalui katub ileoccal
valve, yang mencegah berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujung
caecum terdapat apendix vermicularis.
Colon / usus besar :
Ini lebih besar dari usus halus yang terdiri dari :
* Caecum
* Colon pars desendens
* Colon Pars aseenden
* Colon transversum
* Rectum
Lapisan usus besar ini terdiri dari
* Tunika serosa
* Tunika muskularis
* Tunika submukosa
* Tunika mukosa
2.3 Patofisiologi
peradangan obstruktif
pendarahaan
Resiko cidera
2.4 Etiologi
2.7 Komplikasi
o usus buntu (peradangan apendix)
o penyumbatan atau obstruksi usus
o kolesistitis (radang kandung empedu) dengan atau tanpa batu empedu
o sembelit kronis
o makanan alergi
o mulas, gangguan pencernaaan, atau gastroesophageal reflux
o iskemik usus
o batu ginjal
o infrak atau insufisiensi mesenterika (kurangnya cukup pasokan darah ke usus,
kadang-kadang mengakibatkan kegagalan atau kematian bagian dari usus)
o prankreatitis (peradangan prankeas)
o ulkus
o infeksi traktus urinarus
2.7 Penatalaksanaan
(Farmakologis)
a. Obat prokinetik, untuk mempercepat peristaltik saluran gastrointestinal.
Ex. Betanekol, metoklopramid, domperiden dan cisaride
b. Obat anti sekretorik, untuk menurunkan keasaman dan menurunkan jumlah sekresi
lambung. Pada umumnya tergolong antagonis reseptor H2 (ARH2).
Ex. Simetidine, rantidine dan famatidin
c. Antasida
d. Obat pelindung mukosa
Ex. Sukralfat.
(Nonfarmakologis)
a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
b. Terapi Na+, K+, komponen darah
c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan;
selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.
f.Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik
atau infeksi.
h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
i.Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
j.Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan reseksi
usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
2.8 Pencegahan
a. Mengurangi mengkonsumsi makanan yang pedas
b. Tidak mengkonsumsi makanan yang asem
c. Kurangi mengkonsumsi makanan kemasan yang di masak instan.
d. Menghindari mengkonsumsi sayuran tertentu misalnya, kol, sawi
e. Menghindari melakukan aktivitas yang berat.