Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

COLIC ABDOMENA

Disusun Oleh :
Injilia V A Rogahang
19180027

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
COLIK ABDOMENA

A. Tinjauan Teoritis Medis


1. Defenisi
Colik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktusintestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnyaaliran isi usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011) 
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dandirasakanseperti
perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial
ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ yangterlibattersebut dipengaruhi
peristaltik. Beberapa yang menjadi penyebab kolikabdomenadalah kolik bilier, kolik
renal dan kolik karena sumbatan usus halus.
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktusintestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan
yangmenyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya
normal(Reeves, 2001).Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara
tiba-tiba dankadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan
sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92).
 
2. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
a. Secara mekanis :
1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan
karenaradang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di
dalamusus)
4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran) 
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus
tidakdapat bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkanoleh
kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidak seimbangan elektrolit
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darahkarena
ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
 
3. Anatomi Sistem Pencernaan

Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian atas antarahati
dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J, gaster
akan berakhir pada pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang berfungsime
nutup dan membuka saat pengisian dan pengosongan lambung.
Gaster berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara anatomis dan visual sulitdib
edakan dan jejunum dan ileum, hanya saja panjang duodenum kira-kira 25cmdan
berakhir pada ligament-ligamen treltz berupa sebuah ligament yang berjalandari sisi
kanan diafragma dekat dengan hiafus esophagus dan melekat pada
perbatasan duodenum dan jejunum sisa dari usus halus adalah jejunum ¾ bagianakhir
disebut ileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri,sedangkan
ileum dibagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter pylorium keduodenum,
maka sisa makanan akan melalui katub ileoccal valve, yangmencegah berbaliknya
makanan dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujungcaecum terdapat appendix
vermicularis. Colon (usus besar) lebih besar dari usushalus yang terdiri dari ceacum,
colon pars desendens, colon pars aseenden, colontransversum dan rectum, lapisan
usus besar terdiri dari tunika serosa tunikasubmukosa, tunika muskularis, tunika
mukosa.

4. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba-tiba atau
sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh pasien
tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ
dalamabdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding perut
(nyerisomatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi
dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung akut bia
sanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat 
dan disertai fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa
mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun
sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu
nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari
tempat lain.
 
5. Manifestasi klinis
a. Mekanika sederhana- usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntahempedu
awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggiterdengar pada
interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
b. Mekanika sederhana- usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah sedikit atau tidak ada
kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat,nyeri
tekan difus minimal.
c. Mekanika sederhana- kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,kemudian
terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difusminimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram,
nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir;distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn
nyeritekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap
atau berdarah atau mengandung darah samar (Reeves, 2011)

6. Klasifikasi
a. Kolik abdomen visceral
Berasal dari organ dalam, visceral di mana intervasi berasal dari sarafmemiliki
respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot, bukan karenairitasi lokal,
robekan atau luka karakteristik nyeri visceral diantaranya sulitterlokalisir, tumpul,
samar, dan cenderung beralih ke area dengan strukturembrional yang sama. 
b. Kolik abdomen alih 
Nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat penjalaran serabut
saraf(Reeves, 2011).

7. Komplikasi
a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )

8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital 
b. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri
c. Pemeriksaan rectal
d. Laboratorium : leokosit, HB
e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi,
berisi udara atau lipatansigmoid yang tertutup.
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium
dan klorida akibat muntah, peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi 
atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh
lipatan khusus.
h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik

9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
b. Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritoniti
c. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik,ileus
paralitik atau infeksi
d. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko
f. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresiusus
yang di lakukan sebagai prosedur kedua.

Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :


a. Terapi Na + K + komponen darah 
b. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
c. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
d. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area penyu
mbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan
e. Antasid ( obat yang melawan keasaman )

B. Tinjauan Teoritis Keperawatan
Menurut Dongoes (2002), proses keperawatan terbagi atas :
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur
semalaman karena diare, merasa gelisah dan ansietas,pembatasan aktivitas/kerja
sehubungan dengan efek proses penyakit.
Tanda : Diam, malas, mudah capek. 
b. Sirkulasi
Gejala : Tachikardi ( respons terhadp demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan
nyeri)
Tanda : TD : hipotermi, termasuk postural.
Kulit/membran mukosa : Turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi/maal
nutrisi)
c. Integritas ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misal : merasa tidak berdaya/tak
adaharapan.
Faktor stress akut/kronik, misal : hubungan dengan keluarga/
pekerjaan, pengobatan yang mahal.
Faktor budaya meningkatkan prevalensi pada populasi yahudi.
Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresie.
d. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk sampai bau dan berair. Episode
diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol (se
banyak 20-30 kali defekasi/hari ),perasaan dorong/kram ( tenesmus ),
defekasi berperdarahan per rektal.
Tanda : Menurunnya bising usus, tidak adanya peristaltik ataw adanya
peristaltukyang dapat dilihat.
Hemoroid, fisura anal (25%); fistula ferienalf.
e. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
diet/sensitif misalnya buah/sayut, prroduk susu, makanan berlemak.
Tanda : Penurunan lemak subkutan/massa otot, kelemahan tonus otot dan turgor
kulit buruk.
Membran mukosa; luka, inflamasi rongga mulut
f. Higien
Gejala : Ketidak mampuan mempertahankan keperawatan diri.Stomatitis
menunjukkan kurangnya vitamin
Tanda : Bau badan.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan
defekasi ),Titik nyeri berpindah, nyeri tekan ( atritis ), Nyeri mata, fotofobia
(iritis).
h. Keamanan
Gejala : Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis. Artritis
( memperburuk gejala dengan eksarbasi penyakt usus ).
Tanda : Lesi kulit mungkin ada misalnya : eritema nudusum ( meningkat,nyeri
tekan, kemerahan dan membengkak.

2. Masalah keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Kerusakan integritas kuli
c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubu
d. Gangguan mobilitas fisik
e. Ansietas
f. Defisiensi pengetahuan

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan b.d agent cedera biologis
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengangangguan
absorbsi nutrisi dan gangguan hipermetabolik ditandai dengan penurunan berat
badan, anoreksia, mual muntah
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intakecairan dalam
tubuh ditandai dengan mukosa bibir kering, turgor kulit jelek
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri dan perubahanstatus
kesehatan ditandai dengan wajah tampak tegang, dan ketakutan
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan interpretasiinformasi
ditandai dengan selalu bertanya-bertanya, tidak mengetahuitentang penyakitnya,
tidak ada informasi

Anda mungkin juga menyukai