Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GOUT ARTHRITIS

OLEH:
TESALONIKA GLORYA SUMAKUD
NIM. 19180075

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO


FEBRUARI 2021

1
Konsep penyakit Gout Arthritis
A. Definisi
a. Gout Arthritis atau biasa disebut dengan asam urat merupakan suatu
penyakit yang menyerang persendian pada tubuh. Penyakit asam urat
bisa membuat setiap bagian tubuh yang terserang akan mengalami
suatu pembengkakan dan peradangan, sehingga menambah rasa sakit
pada pasien. Pada umumnya, penyakit asam urat ini menyerang sendi
jari, tangan, tumit, jari kaki, siku, lutut dan pergelangan tangan
(Savitri, 2021).
b. Penyakit Gout Arthritis ialah penyakit yang sering diderita oleh lansia
yang timbul karena sisa metabolisme zat purin yang berasal dari
makanan yang dikonsumsi.Seseorang yang mengalami asam urat jika
kadar asam urat dalam darahnya lebih dari 7 mg/dl pada pria
sedangkan pada wanita 6 mg/dl (Indrayani et al., 2021).
c. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Gout
Arthritis adalah salah satu penyakit yang sering diderita oleh lansia
yang dapat menyerang persendian tubuh yang ditimbul akibat sisa
metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang dikonsumsi.

2
B. Klasifikasi
A. Gout Arthritis Asimptomatik
Terjadinya peningkatan kadar asam urat serum tanpa adanya gejala lain
(Avtarina, 2021)
B. Gout Arthritis Akut
Terjadi radang sendi yang sangat akut yang muncul dalam waktu yang
singkat.Serangan yang terjadi pada sendi ditandai dengan merah, bengkak,
sakit, terasa panas dan sakit bila digerakkan. Pada serangan yang ringan
seringkali berhenti setelah beberapa jam atau dapat terus terjadi beberapi
hari. Setelah pasien sembuh dari serangan akut pasien akan masuk ke
stadium interkritikal (Avtarina, 2021)
C. Gout Arthritis Interkritikal
Pada stadium ini dapat berlangsung beberapa tahun sampai 10 tahun tanpa
serangan akut dan jika tatalaksana penyembeuhan yang menunjang maka
akan berlanjut ke stadium gout arthritis kronik (Avtarina, 2021)
D. Gout Arthritis Kronik
Terjadinya penumpukan asam urat yang meluas dan apabila tidak
dilakukan penatalaksanaan penyembuhan maka akan terjadi nyeri, kaku
dan sakit dan pembesaran dan penonjolan pada sendi (Avtarina, 2021)

C. Anatomi fisiologi
Sendi merupakan suatu penghubung antara tulang ruas yang satu dengan
ruas tulang lainnya sehingga dapat digerakkan. Terdapat tiga tipe sendi antara
lain (Heni, 2017) :
1. Sendi sinartorsis merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Sendi ini
tidak memiliki tulang rawan, dan tulang yang satu dengan tulang lainnya
dihubungkan oleh jaingan ikat fibrosa. Terdapat tipe sendi fibrosa yaitu
sutura (diantara tulang-tulang tengkorak).
2. Sendi Amfiartosis merupkan sendi kaku yang berhubungan antara dua
tulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Berada pada hubungan ruas-
ruas tulang belakang dan tulang rusuk dengan tulang belakang

3
3. Sendi Diartosis atau disebut dengan sendi hidup merupakan hubungan
antar dua tulang yang bisa digerakkan dengan bebas. Pada sendi ini
memiliki cairan synoval (rongga yang berisi minyak sendi) yang berfungsi
untuk melindungi bagian ujung tulang sendi dan sebagai pelumas sendi.
Diartosis dibagi menjadi lima macam antara lain :
a. Sendi engsel adalah hungna dua buah tulang yang salah satunya hanya
dapat digerakkan ke satu arah. Sendi ini menyerupai dengan ensel
pintu rumah yang dapat membuka ke satu arah saja sendi engsel
terdapat pada lutut dan siku serta antar ruas jari.
b. Sendi putar merupakan hubungan dua buah tulang yang
memungkinkan tulang yang satu bergerak memutar pada tulang
lainnya. Sendi putar memiliki hubungan antara tulang atlas dengan
tulang pemutar yang dapat membuat kepala dapat berputar. Sendi ini
terdapat di antara rulang pengumpil dan tulang hasta.
c. Sendi pelana yaitu sendi yang hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan ke segala arah atau bebas.Sendi ini terdapat
diantara tulang telapak tangan dengan ruas ibu jari, lutut, dan siku.
d. Sendi peluru merupakan hubungan dua tulang yang memungkinkan
terjadinya gerakan ke segala arah. Contoh sendi peluru anatar lain
hubungan antara tulang scapula dengan tulangg humerus, hubungan
antra tulang femur dan tulang pelvis virilis.
e. Sendi geser adalah hubungan dua buah tulang yang memungkinkan
pergeseran antar tulang, misalnya sendi yang terdapat pada tulang
belakang.

4
Gambar 1 Macam-Macam Sendi Gerak
(sumber:Merrieb, 2001)

D. Etiologi
Penyebab naiknya kadar asam urat dalam darah, diantaranya ialah:
memiliki keluarga yang mengidap asam urat, baru saja mengalami cedera,
hobi mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan purin berupa jeroan,
daging merah, kerap menggunakan obat-obatan tertentu seperti diuretik,
mengkonsumsi minuman beralkohol dan minuman tinggi gula serta gemar
makanan hidangan laut seperti teri, sarden, kerang, tuna (Syahadat & Vera,
2020).
Ada beberapa faktor penyebab timbulnya asam urat antara lain:
A. Faktor Primer
Dicurigai berkaitan dengan faktor genetik dan faktor hormonal yang dapat
menyebabkan gangguan metabolisme dalam tubuh diakibatkan karena
terjadinya peningkatan produksi asam urat dalam tubuh (Avtarina, 2021).
B. Faktor Sekunder
Dipengaruhi oleh pola makan yang tidak terkontrol yaitu gemar
mengkonsumsi makanan yang tinggi purin (Avtarina, 2021).

5
E. Patofisiologi
Kadar asam urat didalam darah yang normal pada pria dewasa kurang dari
7 mg/dL dan pada wanita kurang dari 6 mg/dL. Ketika lebih dari 7,0 mg/dL,
dapat menyebabkan penumpukan kristal mosodium urat. Serangan gout
arthritis tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara
mendadak kadar asam urat dalam serum. Bila kristal asam urat mengendap
sendi, maka akan terjadi respon inflamasi dan kemudian diteruskan dengan
terjadinya serangan gout arthritis. Dengan adanya serangan secara berulang-
ulang, penumpukan kristal monosodium urat dinamakan thopi akan
mengendap ke perifer tubuh yaitu pada ibu jari kaki, tangan, dan telinga.
Akibat dari penumpukan asam urat yang terjadi secara sekunder dapat
menimbulkan batu ginjal yang disertai penyakit ginjal kronis (Acces, 2020).
Gambaran kristal urat cairan sinovial sendi yang asimtomatik,
menunjukkan bahwa faktor-faktor non kristal makin berhubungan dengan
reaksi inflasi.Kristal cenderung terbentuk dijaringan ikat dan ginjal, kristal ini
menstimulasi proses inflamasi, selama neurotrofil berespons dengan ingesti
kristal.Neutrofil melepas fagolisosom, menyebabkan kerusakan pada jaringan,
yang menyebabkan inflamasi terus menerus. Sehingga proses inflamasi
merusak kartilago sendi dan tulang yang menyertai (Avtarina, 2021).

6
F. Manifestasi Klinis
Terdapat empat tahap dari perjalanan klinis gout arthritis yang tidak diobati
(Misnadiarly, 2007) :
1. Stadium I Hiperurisemia asimptomatik
Pada tahap ini asam urat serum meningkat dan tanpa gejala selain dari
peningkatan asam urat serum.
2. Stadium II Gout Arthritis Akut
Adanya pembengkakakn mendadak serta nyeri yang luar biasa yang terjadi
pada sendi bagian ibu jari kaki dan metatarsofalangeal.
3. Stadium III Interkritikal
Tidak terdapat gejala namun dapat berlangsung dari beberapa bulan
sampai tahun. Beberapa orang akan mengalami kembali serangan gout
dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Stadium IV Gout Arthritis Kronis
Bertambahnya timbunan urat dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak
dimulai. Peradangan kronis akibat kristal-kristal asam urat menyebabkan
nyeri, kaku, sakit, serta pembesaran dan penonjolan dari sendi yang
bengkak.

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Gout Arthritis sebagai berikut :
1. Pemeriksaan laboratorium: Pada pemeriksaan ini, ketika pada darah
ditemukan asam urat yang tinggi maka akan memperkuat diagnosis.
Adanya lelositosis, LED (laju endap darah) meninggi,asam urat lebih dari
7,5 mg% (Junaidi Iskandar, 2020).
2. Pemeriksaan urin (air seni) dan cairan sendi yaitu menggunakan
miskroskop dimana ditemukan suatu kristal asam urat berbentuk jarum.
Kadar asam urat dalam urine seingkali tinggi yaitu mencapai 500 mg% per
liter per 24 jam urine (Junaidi Iskandar, 2020).
3. Pemeriksaan Cairan tofi, adanya cairan berwarna putih seperti susu yang
kental sehingga sukar diaspirasi (Junaidi Iskandar, 2020).

7
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terapi gout arthritis sebaiknya mengikuti pedoman terapi
anatar lain:
1. Terapi nonfarmakologi
Pada terapi ini yang perlu dilakukan dalam membetasi asupan purin atau
rendah purin, mengurangi makanan berlemak, asupan energi sesuai
kebutuhan, tidak minum alkohol, rajin mengkonsumsi buah dan sayur
serta olahraga secara teratur (Risma, 2019)
2. Terapi Farmakologi
Pada terapi ini terdiri dari (Junaidi Iskandar, 2020) :
a. Hiperurisemia yaitu dengan menurunkan kadar asam urat dengan obat
urikosurik (allopurinol, indometasin)
b. Arthritis akut dengan pengobatan seperti
Kolkisin : merupakan obat pilihan dengan dosis yang diberikan
biasanya 1mg (2 tablet). Selanjutnya diikuti dengan 0,5 mg (1 tablet)
setiap 2 jam sampai serangan akut menghilang.
Indometasin : Memiliki daya urikosurik ringan dengan dosis yang
dianjurkan yaitu bisasanya 4 x 50 mg (2 kapsul) sehari.
Fenilbutoson : Dosis yang diberikan yaitu 100-200 mg selama
serangan kemudian diturunkan. Efek samping dari obat ini adalah
dispepsia dan nousea maka tidak disarankan pada penderita tukak
lambung seperti ulkus peptikus dan maag dan pemberian obat ini harus
berhati-hati pada penderita gagal jantung dan kerusakan ginjal karena
dapat memungkinkan terjadinya retensi air.
c. Arthritis rekuren (kambuh)
Menghindari makanan yang mengandung lemak, protein, minum
alkohol, trauma dan infeksi yang dapat menimbulkan serangan.
Dengan memberikan obat profilaktik seperti kolkisin 0,5 mg setiap
hari atau indometasin secara terus menerus. jika terjadinya serangan
akut, naikkan dosis obat ini atau berikan obat anti inflamasi lainnya.
Apabila kadar asam urat tinggi dan sering terjadi serangan sebaiknya
berikan obat urikosurik seperti salisilat 4-6 gram sehari.

8
d. Arthritis kronik
Pada arthritis kronik dapat digunakan obat seperti :
Allopurinol : Dosis dimulai dengan 300mg sehari selanjunya dosis
disesuaikan dengan kadar asam urat.Penurunan asam urat biasanya
terjadi setelah 10 hari dan penghentian obat dapt menyebabkan kadar
asam asam urat naik kembali.
Obat-obat urikosurik : yaitu obat probenecid dan sulfinpirazon.
Pemberian dosis obat probenecid yaitu 1-3 gram sehari sesuaikan
dengan kadar asam urat serum dan untuk obat sulfinpirazon diberikan
dengan dosis 200-400 mg sehari.

H. Komplikasi
A. Penyakit batu ginjal
Gangguan pada ginjal merupakan salah satu penyakit yang komplikasi
pada asam urat yang paling umum. Gangguan ini terjadi karena
terlambatnya penanganan pada penderita asam urat mengenai
penyakitnya.Ada dua penyebab bagi para penderita asam urat dengan
gangguan pada ginjal yaitu resiko kerusakan ginjal dan batu ginjal (Risma,
2019)
B. Penyakit jantung
Pada penyakit ini, asam urat menyerang endotel lapisan bagian paling
dalam pembuluh darah besar. Jika endotel rusak atau mengalami disfungsi
maka akan menyebabkan penyakit jantung koroner (Risma, 2019)
C. Kerusakan saraf
Saat monosodium urat menumpuk dan berada dekat saraf maka dapat
mengganggu fungsi saraf (Risma, 2019)
D. Peradangan tulang
Terjadi karena penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun
sekitar persendian (Risma, 2019)

Anda mungkin juga menyukai