Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA KLIEN Tn.N.

P DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL GOUTHY
ARTHRITIS DI RUANGAN YEHEZKIEL RUMAH
SAKIT UMUM GMIM BETHESDA
TOMOHON

Di Susun oleh :
Angelica Kambong

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA TOMOHON
2022
LANDASAN TEORI

GOUTHY ARTHRITIS
A. Pengertian
Gouthy Arthritis merupakan gangguan metabolik yang ditandai
dengan arthritis inflamasi akut yang dipicu oleh kristalisasi urat dalam
sendi gouthy arthritis atau yang dikenal dengan istilah asam urat
merupakan peradangan persendian yang disebabkan oleh tingginya kadar
asam urat dalam tubuh, sehingga terakumulasinya endapan Kristal
monosodium urat yang terkumpul di dalam persendian, hal ini terjadi
karena tubuh mengalami gangguan metabolisme purin (padila, 2013).
Gouthy Arthritis adalah penyakit yang diakibatkan gangguan
metabolisme purin yang ditandai dengan hiperusemia dan serangan
sinovitis akut berulang-ulang. Penyakit ini paling sering menyerang pria
usia pertengahan sampai usia lanjut dan wanita pasca monipause (Nuratif
dan Kusuma, 2015).
Arthritis pirai (gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi
karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi
akibat dari hiperusemia yang berlangsung lama atau asam urat serum
meningkat disebabkan karena penumpukan purin ekskresi asam urat serum
meningkat disebabkan karena penumpukan purin ekskresi asam urat
kurang dari ginjal. (Syaidiyah, 2018).

B. Etiologi
Penyebab dari arthritis gout meliputi, usia, jenis kelamin, riwayat
keturunan, medikasi, obesitas, konsumsi purin dan alcohol. Pria memiliki
tingkat serum lebih tinggi dari pada wanita, yang meningkatkan resiko
mereka terserang arthritis gout (Wahyu Widyanto, 2017).
Tanda dan gejala menurut Sapti (2019) yang biasa dialami oleh
penderita penyakit gout arthritis adalah kesemutan dan linu, nyeri terutama
pada malam atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkena arthritis
gout terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa menyerang
satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari, gejalanya menghilang
secara bertahap dimana sendi kembali berfungsi dan tidak muncul gejala
hingga terjadi serangan berikutnya. Urutan sendi yang terkena serangan
gout berulang adalah ibu jari kaki, sendi tarsal kaki, pergelangan kaki,
sendi kaki belakang, pergelangan tangan, lutut, bursa elekranon pada siku,
nyeri hebat dan akan merasakan nyeri pada tengah malam menjelang pagi.
Sendi yang terserang gout akan membengkak dan kulit biasanya akan
berwarna merah atau kekuningan serta terasa hangat dan nyeri saat
digerakkan serta muncul benjolan pada sendi. Jika sudah lama kulit
diatasnya akan berwarna merah kusam dan terkupas. Gejala lain yaitu
demam, menggigil, tidak enak badan, dan jantung berdenyut dengan cepat.
Faktor resiko gout arthritis menurut Wahyu widyanto (2017)
adalah usia pada umumnya serangan gout arthritis yang terjadi pada laki-
laki untuk pertama kalinya pada usia 40-69 tahun, sedangkan pada wanita
serangan gout arthritis terjadi pada usia lebih tua dari laki-laki, biasanya
terjadi pada saat menopause. Wanita memiliki hormone estrogen, hormon
inilah yang dapat membantu proses pengeluaran asam urat melalui urine
sehingga asam urat didalam darah dapat terkontrol. Jenis kelamin laki-laki
lebih tinggi kadar asam urat dari pada wanita.

C. Klasifikasi
Klasifikasi gout arthritis menurut (sanocak, 2019) diantaranya:
a. Gout arthritis stadium akhir
Radang sendi timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Lansia
tidur tanpa ada gejala apa-apa. Pada saat bangun pagi terasa sakit
yang hebat dan tidak dapat berjalam. Faktor pencetus serangan
akut antara lain berupa trauma loka, diet tinggi purin, kelelahan
fisik, stress, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik.
b. Stadium Interkritial
Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi
periode interkritik. Walaupun secara klinik tidak dapat ditemukan
Kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan masih
terus berlanjut, walaupun tanpa keluhan.
c. Stadium arthritis gout kronik
Stadium ini umumnya terdapat pada lansia yang mampu mengobati
dirinya sendiri, sehingga dalam waktu lama tidak mau berobat
secara teratur pada dokter. Gout arthritis menahan biasanya disertai
tofi yang banyak polrartikular. Tofi sering pecah dan sulit sembuh
dengan obat.

D. Manifestasi Klinis
Terdapat 4 stadium perjalanan klinis Gouthy Arthritis (Nurarif &
Kusuma, 2015) diantaranya :
a. Hiperusemia asimtomatik
Pada stadium ini asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa
gejala selain dari peningkatan asam urat serum.
b. Akut
Pada stadium ini terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri
yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsophalangeal.
c. Interkritis
Stadium ini tidak terdapat gejala-gejala yang dapat berlangsung
dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami
serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak
diobati.
d. Kronik
Tahap gout kronik dengan timbunan asam urat yang terus meluas
selam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan
kronik akibat Kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit
dan kaku, juga pembesaran penonjolan sendi bengkak ( Nuratif &
Kusuma, 2015)

E. Patofisiologi
Menurut Mutaqqin (2011) kelainan pada sendi
metatarsophalangeal terjadi akibat ditemukan penimbunan Kristal pada
membrane synovia dan tulang rawan articular. Pada fase lanjut akan terjadi
erosi tulang rawan, proliferasi synovia dan pembentukan panus, erosi
tulang rawan, perubahan gout sekunder. Selanjutnya, terjadi tofus dan
fibrosis serta ankilosis pada tulang kaki.
Adanya gouthy pada sendi kaki menimbulkan respon local, sistemik dan
psikologis. Respon inflamasi local menyebabkan kompresi saraf sehingga
menimbulkan respon nyeri.

F. Komplikasi
Komplikasi yang muncul akibat gout arthritis antara lain:
a. Gout kronik berthopus
Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjoan tofi
disekitar sendi, synovia, bursa atau tendon.
b. Nefropati gout kronik
Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperusemia terjadi
akibat dari pengendapan Kristal asam urat dalam tubulus ginjal.
c. Nefrolitiasis
Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam ginjal, bisa
menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau
infeksi (Abiyoga, 2016).

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan Radiologi
c. Pemeriksaan urine
d. Pemeriksaan cairan synovial dan tofi

H. Penatalaksanaan
Menurut Nuratif & Kusuma (2015), penanganan gout biasanya dibagi
menjadi penanganan serangan akut dan penanganan hiperusemia pada
pasien arthritis kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
a. Mengatasi serangan akut
b. Mengurangu kadar asam urat untuk mencegah penimbunan Kristal
urat pada jaringan, terutama persendian.
c. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik.
Terdapat 2 terapi dalam penanganan gout, antara lain:
1) Terapi non farmakologi terdiri dari
-Istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin, modifikasi
diet.
-pengaturan diet gouthy arthritis yaitu dengan membatasi
asupan purin yang tinggi.
2) Terapi farmakologi
-Serangan akut
-NSAID (non steroidal anti inflammatory drugs)
-Cox-2 inhibitor
-colchicine
-Steroid
-Gouthy kronik : Allopurinol, urikosurik

I. Prognosis
Tanpa terapi yang adekuat, serangan dapat berlangsung berhari-
hari, bahkan beberapa minggu, periode asimtomatik dan memendek
apabila penyakit, maka semakin besar kemungkinan menjadi progresif,
arthritis tofi kronis terjadi setelah serangan akut berulang tanpa terapi yang
adaekuat, pada pasien gouthy ditemukan peningkatan insiden hipertensi,
penyebab belum diketahui (Damayanti, 2012).

J. Patofisiologi dan Penyimpangan KDM Gouthy Arthritis


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
Pengkajian Keperawatan adalah tahap awal dan proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematik dalam pengumpulan data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian Keperawatan menurut Mutaqqin (2011)
a. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang
digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan
golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosis
medis. pada umumnya keluhan utama pada kasus gout adalah nyeri pada
sendu metatarsofalangeal ibu jari kaki kemudian serangan bersifat
poliartikuler. Gout biasanya mengenai satu atau beberapa sendi untuk
meperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat
menggunakan metode PQRST.
b. Riwayat penyakit sekarang
Mengapa pasien masuk rumah sakit, dan apa keluhan utama
pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang
dapat muncul.Riwayat kesehatan sebelumnya : untuk mendapat profil
penyakit, apakah sudah pernah sakit dan dirawat di rumah dengan
penyakit yang sama, cedera, atau operasi yang di alami individu
sebelumnya.
c. Riwayat penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab yang
mendukung terjadinya gouthy arthritis (misalnya penyakit gagal ginjal
kronis, leukimia, hiperparatiroidisme). Masalah lain yang perlu ditanyakan
adalah pernahkah klien dirawat yang berlebihan, penggunaan obat
diuretik.
d. Riwayat penyakit keluarga
Kaji adakah keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai
keluhan yang sama dengan klien karena klien gouty arthritis dipengaruhi
oleh faktor genetik. Ada produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan
tidak diketahui penyebabnya
e. Riwayat Psikososial
Respon kaji emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan
peran klien dalam kecemasan individu dengan rentang variasi tingkat
kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Deformitas sendi (pembentukan sensasi nyeri,
hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan
program pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan asam urat
pada sirkulasi. Adanya perubahan peran dalam keluarga akibat adanya
nyeri dan hambatan mobilitas fisik memberikan respon terhadap konsep
diri yang maladaptif.
f. Riwayat sosial
Mengkaji tentang bagaimana hubungan klien dengan petugas
kesehatan, hubungan klien dengan sesama pasien, dan hubungan pasien
dengan keluarga dan masyarakat sekitar dimana dia tinggal.
g. Riwayat spiritual
Apakah klien memiliki iman kepercayaan sendiri.
h. Pola kebiasaan sehari-hari
Didalamnya meliputi nutrisi dan cairan, pola eliminasi, kebutuhan
istirahat dan tidur, personal hygiene, ketergantungan/alergi, dan pola
aktivitas, dan ditanyakan serta akan dibandingkan sebelum masuk rumah
sakit dan pada saat di kaji.
i. Pemeriksaan fisik (head to toe)
Keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital dan pengkajian fisik
dari kepala, mata, hidung, telinga, mulut, leher, dada, abdomen, genetalia,
anus, ekstremitas atas dan bawah, kulit. Pemeriksaan ini dengan inspeksi,
palpasi, perkusi, serta auskultasi
j. Pemeriksaan penunjang
-pemeriksaan darah
-pemeriksaan urinalisis
k. Terapi medis
Obat-obatan yang diberikan serta terapi nonfarmakologi setelah
melakukan pengkajian Keperawatan maka akan dilaksanakan/dilakukan
pengelompokkan dan setelah itu analisa data.

2.Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah merupakan suatu penilaian klinis mengenai


respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung aktual maupun potensial. (PPNI 2017).

a. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis


b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot,
kekakuan sendi, keengganan melakukan pergerakan.
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
SDKI (2018)

3. Perencanaan Keperawatan

Rencana keperawatan merupakan rencana tindakan yang akan diberikan


kepada klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosis keperawatan yang
muncul. Rencana keperawatan berdasarkan standar intervensi keperawatan
Indonesia (SIKI, 2018) dan standar luaran keperawatan Indonesia (SLKI, 2018).

Perencanaan keperawatan pada pasien gouthy arthritis adalah:

a. Diagnosa I
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam maka
Tingkat nyeri menurun
Kriteria hasil: Keluhan Nyeri menurun
Intervensi Keperawatan:
Observasi
-Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
-Identifikasi skala nyeri
-Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Terapeutik
-Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
Terapi music).
Edukasi
-Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
-Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

b. Diagnosa II
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot,
kekakuan sendi, dan keengganan melakukan pergerakan.
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam maka
mobilitas fisik meningkat
Kriteria hasil: Pergerakan ekstremitas meningkat
Intervensi keperawatan:
Observasi
-Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
-Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
-Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
-Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis.pagar tempat tidur)
-Fasilitasi melakukan pergerakan jika perlu
-Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
-Ajarkan mobiliasasi sederhana yang harus dilakukan(mis.duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi).

c. Diagnosa III
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam maka
Tingkat pengetahuan meningkat
Kriteria hasil: kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
meningkat, perilaku membaik
Intervensi keperawatan:
Observasi
-Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
-Sediakan materi dan media pendidikan
-jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Berikan kesempatan untuk bertanya

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan , menurut Setiadi (2018), adalah pemberian


asuhan keperawatan yang dilakukan secara langsung kepada pasien. Pelaksanaan
tindakan perawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk
memenuhi kebutuhan fisik emosional. Pendekatam tersebut meliputi tindakam:
independen, interdependen, dan dependen. Tindakan keperawatan dibedakan
berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara professional
sebagaimana terdapat dalam standard praktik keperawatan.

a. Independen
Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau
tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan didefinisikan berdasarkan
diagnose keperawatan. Tindakan keperawatan merupaka suatu respon
dimana perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan
keperawatan secara pasti berdasarkan pendidikan dan pengalaman.
b. Interdependen
Tindakan keperawatan interdependen adalah tindakan yang lebih
memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya
pada ahli gizi, fisioterapi, tenaga social dan dokter.
c. Dependen
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan
medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis
dilakukan.

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Deon dan Betan (2018), evaluasi keperawatan adalaah tahap


akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan sistematis dan
terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan keluarga. Evaluasi bertujuan untuk melihat
kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA KLIEN Tn.N.P DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL GOUTHY
ARTHRITIS DI RUANGAN YEHEZKIEL RUMAH
SAKIT UMUM GMIM BETHESDA
TOMOHON
1.Pengkajian
A. Identitas Klien
Diagnosa Medis : Gouthy Arthritis

Nama : Tn. N.P

Umur : 40 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Kel.Wailan, Kec. Tomohon Utara

Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Status : Menikah

Tanggal MRS : 31 Oktober 2022 Jam : 17.25

Tanggal Pengkajian : 01 November 2022 Jam : 09.25

No.RM : 814422

No.Reg :

B. Penanggung Jawab

Nama : Ny. A.N

Umur : 39 Tahun

Alamat : Kel.Wailan. Kec. Tomohon Utara

Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA

Hubungan dengan klien: Istri

C. Keluhan Utama : Nyeri pada punggung kaki kiri

D. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga klien mengatakan pada tanggal 30 oktober 2022 sekitar
pukul 20:30 malam klien merasakan nyeri pada bagian punggung kaki
kiri, keluarga klien mengatakan penyebab terjadinya nyeri secara tiba-
tiba tidak di ketahui dan pada saat nyeri hanya dibiarkan dan tidak
meminum obat apa pun dan langsung di antar ke RSU GMIM
Bethesda Tomohon, setibanya di IGD klien dilakukan pemeriksaan
dan tindakan. Pada pukul 22.00 klien dipindahkan ke ruangan rawat
inap Elisabeth dan keesokan harinya pada pukul 17.25 tanggal 31
Oktober 2022 klien dipindahkan lagi ke ruangan Yehezkiel.
Saat dikaji klien mengatakan merasakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
pada punggung kaki kiri dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang) disertai
bengkak dan terasa panas, dan klien juga mengatakan sulit untuk
melakukan aktivitas.

2. Riwayat Kesehatan Lalu


Klien mengatakan klien seringkali merasakan pegal dan nyeri pada
kedua kaki dan selalu meminum obat tanpa resep dari dokter. Klien
mengatakan belum pernah mempunyai riwayat penyakit yang sama
sebelumya dan tidak pernah dirawat di rumah sakit.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit
yang sama dengan yang diderita oleh klien.
E. Riwayat Psikologi
1. Tanggapan Pasien dengan penyakitnya
Klien mengatakan kurang paham mengenai penyakit dan
pengobatan dank lien menerima keaadaan klien sekarang.
2. Harapan Pasien terhadap pengobatan dan perawatan
Klien mengatakan selama sakit hanya berobat pada perawat dan
belum pernah dirawat di RS,klien berharap dengan pengobatan dan
perawatan dari rumah sakit dapat membantu klien mengalami
kesembuhan.
3. Harapan pasien terhadap pendampingan keluarga dan biaya perawatan
Klien mengatakan berharap kepada keluarganya untuk tetap sabar
dalam menjaganya, terutama istri klien begitu sabar dalam
mendampingi klien dalam masa perawatan, serta keluarga klien
mengatakan bersyukur bila mendapat bantuan BPJS selama dalam
perawatan.

F. Riwayat Sosial
1. Hubungan pasien dengan petugas kesehatan
Klien mengatakan dapat berhubungan baik dengan petugas
kesehatan
2. Hubungan pasien dengan sesame pasien
Klien mengatakan dapat berhubungan baik dengan sesame pasien
3. Hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat sekitar dimana
tinggal
Klien mengatakan sebelum sakit klien berhubungan baik dengan
keluarga dan bersosialisasi dengan bak dengan masyarakat sekita
dimana klien tinggal.

G. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan sebelum sakit klien rajin dalam mengikuti
ibadah dan berdoa, saat dikaji klien mengatakan selalu mendoakan
penyakit klien dan meyakini seta percaya bahwa Tuhan pasti
menyembuhkan dan memberi yang terbaik untuk klien melalui perawatan
di RS.

H. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Nutrisi dan Cairan
Sebelum sakit : Makan 3x sehari ( Jenis : nasi, ikan, sayur dan buah
jika ada), klien mengatakan lebih banyak makan
daging merah, kacang-kacangan dan sayur kangkung.

Minum 20 gelas sehari ( 1 gelas berisi 300ml), jenis


air putih.

Saat dikaji : Makan 3x sehari (jenis : nasi, ikan, sayur, telur,


dan buah.

Minum 15 gelas sehari ( 1 gelas berisi 300ml), jenis


air putih

2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 2x sehari, berwarna kuning, konsistensi lembek
BAk 7-8x sehari, berwarna kuning
Saat dikaji : BAB 1x sehari, berwarna kuning, konsistensi lembek
BAK 8-9x sehari, berwarna kuning jernih

3. Kebutuhan istirahat dan tidur


Sebelum sakit : Tidur malam kurang lebih 8 jam
Tidur siang kurang lebih 1 jam
Saat dikaji : Tidur malam kurang lebih 9 jam
Tidur siang kurang lebih 2 jam

4. Personal Hygiene
Sebelum sakit : Mandi 2x sehari, mencuci rambut 1x sehari, sikat gigi
2x sehari
Saat dikaji : Mandi 1x sehari, seringkali dibantu oleh keluarga

5. Ketergantungan/Alergi
Klien mengatakan memiliki alergi makanan yaitu seafood

6. Aktivitas
Sebelum sakit : Klien mengatakan beraktivitas sangat aktif apalagi
dalam pekerjaannya.
Saat dikaji : Klien mengatakan hanya terbaring ditempat tidur,
ketika nyeri muncul sulit untuk bergerak dan hanya
beristirahat.

I. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tampak gelisah dan meringis kesakitan
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital : TD : 139/73 MmHg SB : 36,2*c
N : 72x/m SPO2: 97%
R : 20x/m
4. Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bulat, rambut berwarna hitam, kulit
kepala sedikit berminyak, distribusi rambut merata.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
b) Mata
Inspeksi : Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis,
sklera berwarna putih, pergerakan bola mata baik,
keadaan pupil baik, kornea baik, bulu mata merata.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
c) Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris kiri dan kanan, bersih,
pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu mendengar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
d) Hidung
Inspeksi : Tidak ada penumpukan secret (lendir)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
e) Mulut
Inspeksi : Bibir berwarna merah muda, rongga mulut, mukosa
lidah lembab
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
f) Leher
Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran vena jugularis
Palpasi : Tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
g) Dada
Inspeksi : Bentuk dada normal, tidak ada retraksi dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema
Auskultasi : Jantung : terdengar bunyi jantung S1 dan S2
Paru : terdengar bunyi napas normal yaitu seperti
helaan atau hembusan.
h) Abdomen
Inspeksi : Perut buncit, Tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
Auskultasi : Terdengar bunyi bissing usus normal
i) Genetalia
Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
j) Anus
Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
k) Ekstremitas atas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, pergerakan otot baik
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
l) Ekstremita bawah
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, adanya deformitas pada
punggung kaki kiri yaitu adanya tofi.
Palpasi : Adanya nyeri lepas dan nyeri tekan pada punggung kaki
kiri.
m) Kulit
Inspeksi : warna kulit sawo matang
Palpasi : turgor kulit baik
J. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal pemeriksaan : 30 Oktober 2022

Nama Pasien : Tn. N.P

Result Reference
Value
WBC 17.96+ [ 10^3/uL] WBC ( 4.00 –
NEUT% 71.5+ [%] NEUT% 10.00 ( 50.0
LYMPH% 14.6- [%] LYMPH% – 70.0 )
MONO% 11.7+ [%] MONO% ( 20.0 – 40.0
EO% 2.0 [%] EO% )
BASO% 0.2 [%] BASO% (2.0 – 8.0 )
NEUT# 12.83+ [ 10^3/uL] NEUT# (1.0 – 5.0 )
LYMPH# 2.62 [ 10^3/uL] LYMPH# (0.0 – 1.0 )
MONO# 2.11+ [ 10^3/uL] MONO# (1.50 –
EO# 0.36 [ 10^3/uL] EO# 7.00 )
BASO# 0.04 [ 10^3/uL] BASO# ( 1.00 – 3.70
)
RBC 5.44 [ 10^6/uL] RBC ( 0.00 –
HGB 16.2 [g/dL] HGB 0.70)
HCT 45.0 [%] HCT ( 0.00- 0.40 )
MCV 82.7 [fL] MCV (0.00 –
MCH 29.8 [pg] MCH 0.10 )
MCHC 36.0 [g/dL] MCHC
RDW-SD 39.3 [fL] RDW-SD ( 4.70 – 6.10
RDW-CV 12.7 [%] RDW-CV )
(13.0 – 16.5)
PLT 271 [ 10^3/uL] PLT ( 42.0 – 52.0
MPV 10.4 [fL] MPV )
PDW 12.7 [fL] PDW ( 80.0 –
100.0)
PCT 0.28 [%] PCT (27.0 –
P-LCR 27.7 [%] P-LCR 35.0 )
(30.0 –
40.0 )
(37.0 –
54.0 )
(11.0 –
16.0 )

(150 – 450 )
(9.0 – 13.0 )
(9.0 – 17.0)
(0.17 –
0.35 )
(13.0 –
43.0 )

MALARIA :

Hitung parasit 200 Lekosit : LED : L (< 15 ): P (<20 )

Hitung parasit 1000 Eritrosit :

Tanggal : 30 Oktober 2022


Nama Pasien : Tn. N.P

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Sars covid-2 antigen Negatif Negatif

Tanggal : 30 Oktober 2022

Nama Pasien : Tn. N.P

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Keterangan


KIMIA
KLINIK
Ureum 22 15-39 mg/dL -
Kreatinin 1.2 0.8-1.3 mg/dL -
Asam urat 8.0 3.5-7.2 mg/dL -

Tanggal : 31 Oktober 2022


Nama Pasien : Tn. N.P
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan
URINALISIS
Makroskopis
Warna Kuning muda
Kejernihan Jernih

Kimia Urin
Lekosit Esterase Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Urobilinogen 0.1 0-0.2
Protein Negatif Negatif
PH 5.0 5.8
Darah/Hb Negatif Negatif
Berat jenis (5-6) 1.015 1.005-1.030
Keton Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif

Mikroskopis
Sedimen
Lekosit 0-1 1-5/LPB
Eritrosit 0-1 0-3/LPB
Epitel GEPENG 0-1
Silinder -
Kristal -
Lain-lain -

K. Terapi Medis
a. Obat oral
-Amoxicillin 500mg 3x1 tablet
-Natrium Diklofenak 25mg 2x1 tablet
-Omeprazole 20mg 1x1 kapsul
b. Obat Injeksi
-Ketorolac 30mg Inj.IV

L. Pengelompokkan Data
 Data Subjektif
-Klien mengatakan nyeri pada punggung kaki kiri disertai bengkak
dan terasa panas
-Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
-Klien mengatakan skala nyeri 5-6 (nyeri sudah membuat tidak
bisa melakukan aktivitas)
-Klien mengatakan sulit untuk melakukan aktivitas
-Klien mengatakan kurang paham mengenai penyakit dan
pengobatan
-Klien mengatakan sering mengonsumsi daging merah, kacang-
kacangan dan sayur kangkung
-Klien mengatakan selama sakit hanya berobat pada perawat

 Data Objektif
-Ekspresi wajah klien tampak meringis
-Klien tampak gelisah
-nyeri lepas dan nyeri tekan pada punggung kaki kiri
-kadar asam urat 8.0 mg/dL (diatas normal)
-Terdapat tofi pada punggung kaki kiri
-Klien tampak sulit untuk bergerak dan beraktivitas
-Perilaku klien tampak tidak sesuai
-TTV : TD: 139/73 mmhg N:72x/m R:20x/m

SB: 36,2*C SPO2: 97%

M. Analisa Data
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1 DS: Multifaktor yang Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri pada menyebabkan
punggung kaki kiri disertai terjadinya
bengkak dan terasa panas penimbunan Kristal
- Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk Reaksi peradangan
- Klien mengatakan skala nyeri 6
(nyeri sudah membuat tidak bisa Penimpunan Kristal
melakukan aktivitas) pada synovia dan
DO: tulang
- Ekspresi wajah klien tampak
meringis Pembentukan
- Klien tampak gelisah pannus
- Nyeri lepas dan nyeri tekan pada
punggung kaki kiri Respon inflamasi
- TTV: TD: 139/73 mmhg lokal
N : 72x/m
R : 20x/m Kompresi saraf
SB: 36,2*c
SPO2: 97%

2. DS: Reaksi peradangan Gangguan


- Klien mengatakan sulit untuk Mobilitas Fisik
melakukan aktivitas Penimbunan Kristal
DO: pada synovia dan
- Terdapat tofi pada punggung tulang
kaki kiri
- Klien tampak sulit untuk Erosi
bergerak dan beraktivitas kartilago(tulang
- Kadar asam urat 8.0 (diatas rawan)
normal)
Penurunan rentang
gerak
3. DS: Perubahan status Defisit
- Klien mengatakan kurang paham kesehatan Pengetahuan
mengenai penyakit dan
pengobatan Kurangnya
- Klien mengatakan sering informasi tentang
mengonsumsi daging merah, penyakit
kacang-kacangan dan sayur
kangkung
- Klien mengatakan selama sakit
hanya berobat pada perawat
DO:
- Perilaku klien tampak tidak
sesuai

2.Diangnosis Keperawatatan
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis d.d Klien mengatakan nyeri
pada punggung kaki kiri disertai bengkak dan terasa panas, Klien
mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6 (nyeri sudah
membuat tidak bisa melakukan aktivitas). Ekspresi wajah klien tampak
meringis, klien tampak gelisah, nyeri lepas dan nyeri tekan pada punggung
kaki kiri, TTV: TD: 139/73 mmhg, N : 72x/m, R : 20x/m, SB: 36,2*c,
SPO2: 97%
2. Gangguan mobilitas fisik b.d Penurunan kekuatan otot, kekakuan sendi,
keengganan melakukan pergerakan d.d Klien mengatakan sulit untuk
melakukan aktivitas.Terdapat tofi pada punggung kaki kiri, klien tampak
sulit untuk bergerak dan beraktivitas, kadar asam urat 8.0 (diatas normal)
3. Defisit Pengetahuan b.d Kurang terpapar informasi d.d Klien mengatakan
kurang paham mengenai penyakit dan pengobatan, klien mengatakan
sering mengonsumsi daging merah, kacang-kacangan dan sayur kangkung,
klien mengatakan selama sakit hanya berobat pada perawat. Perilaku klien
tampak tidak sesuai.

3.Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1 Nyeri akut b.d Agen pencedera Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
fisiologis d.d Klien mengatakan intervensi keperawatan Observasi
nyeri pada punggung kaki kiri selama 3 x 24 jam maka -Identifikasi lokasi,
disertai bengkak dan terasa panas, Tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi,
Klien mengatakan nyeri seperti dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas,
ditusuk-tusuk, skala nyeri 6 (nyeri -Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri.
sudah membuat tidak bisa -meringis menurun -Identifikasi skala nyeri
melakukan aktivitas). Ekspresi -gelisah menurun -Identifikasi pengaruh nyeri
wajah klien tampak meringis, klien -tekanan darah membaik pada kualitas hidup
tampak gelisah, nyeri lepas dan Terapeutik
nyeri tekan pada punggung kaki -Berikan teknik
kiri, TTV: TD: 139/73 mmhg, N : nonfarmakologis untuk
72x/m, R : 20x/m, SB: 36,2*c, mengurangi rasa nyeri (mis.
SPO2: 97% Terapi music).
Edukasi
-Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
-Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
2. Gangguan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan Dukungan Mobilitas
Penurunan kekuatan otot, kekakuan intervensi keperawatan Observasi
sendi, keengganan melakukan selama 3 x 24 jam maka -Identifikasi adanya nyeri
pergerakan d.d Klien mengatakan Mobilitas fisik meningkat atau keluhan fisik lainnya
sulit untuk melakukan dengan kriteria hasil: -Monitor frekuensi jantung
aktivitas.Terdapat tofi pada -Pergerakan ekstremitas dan tekanan darah sebelum
punggung kaki kiri, klien tampak meningkat memulai mobilisasi
sulit untuk bergerak dan -Monitor kondisi umum
beraktivitas, kadar asam urat 8.0 selama melakukan
(diatas normal) mobilisasi
Terapeutik
-Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat bantu
(mis.pagar tempat tidur)
-Fasilitasi melakukan
pergerakan jika perlu
-Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
-Jelaskan tujuan dan
prosedur
mobilisasi
-Ajarkan mobiliasasi
sederhana yang harus
dilakukan(mis.duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi).

3. Defisit Pengetahuan b.d Kurang Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan


terpapar informasi d.d Klien intervensi keperawatan Observasi
mengatakan kurang paham selama 3 x 24 jam maka -Identifikasi kesiapan dan
mengenai penyakit dan pengobatan, Tingkat pengetahuan kemampuan menerima
klien mengatakan sering meningkat dengan kriteria informasi
mengonsumsi daging merah, hasil: Terapeutik
kacang-kacangan dan sayur -Kemampuan menjelaskan -Sediakan materi dan media
kangkung, klien mengatakan pengetahuan tentang suatu pendidikan
selama sakit hanya berobat pada topik meningkat -jadwalkan pendidikan
perawat. Perilaku klien tampak -Perilaku membaik kesehatan sesuai
tidak sesuai. kesepakatan
-Berikan kesempatan untuk
bertanya
4.Implementasi Keperawatan
Tanggal/Jam Dx Implementasi Hasil
01 November
2022
10.00 I -Mengidentifikasi pengaruh nyeri -Klien mengatakan nyeri timbul
dalam kualitas hidup, menanyakan pada saat klien duduk, berdiri,
dibagian mana saja nyeri yang klien tidur dan tidak teratur secara
rasakan tiba-tiba.

10:05 -Mengobservasi tanda-tanda vital -TD : 130/82 mmhg


pasien N : 74x/m
R : 20x/m
SB : 36*c
SPO2: 98%

10:10 -Memberikan teknik nonfarmakologis -Klien dibantu keluarga untuk


untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu mendengarkan musik klasik
dengan mendengarkan music jika (rohani) melalui telepon
klien merasakan nyeri genggam

10:15 -Menganjurkan menggunakan -Klien mengerti dan memahami


analgetik secara tepat, yaitu dan mengerti apa yang
menjelaskan bagaimana minum obat dijelaskan.
yang benar dan tepat

10:20 -Melayani obat analgetik -Pemberian inj.iv ketorolac


30mg

10:25 II. -Mengidentifikasi toleransi fisik -Klien belum bisa beraktivitas


melakukan pergerakan normal, pergerakan masih kaku
karena nyeri
10:30 -Memonitor frekuensi jantung dan -TD : 130/82 mmhg
tekanan darah sebelum memulai N : 74x/m
mobilisasi

10:35 -Memonitor kondisi umum selama -Klien tampak kesakitan saat


melakukan mobilisasi melakukan mobilisasi

10:40 -Memfasilitasi aktivitas mobilisasi -Klien menggunakan alat bantu


dengan alat bantu yaitu dengan mobilisasi yang dianjurkan
menganjurkan klien menggunakan
pagar tempat tidur

10:45 -Melibatkan keluarga untuk membantu -Kelurga klien membantu klien


pasien dalam meningkatkan dalam meningkatkan pergerakan
pergerakan seperti duduk dan berjalan

10:50 III. -Mengidentifikasi kesiapan dan -Klien siap dan menerima apa
kemampuan menerima informasi yang akan di sampaikan

10:55 -Menyediakan materi dan media -Klien masih belum mengetahui


pendidikan kesehatan yaitu dengan mengenai penyakitnya
menjelaskan hubungan antara proses
penyakit dan gejalanya.

11:00 -Menjadwalkan pendidikan kesehatan -Klien menerima dan sepakat


sesuai kesepakatan, yaitu memberikan pada saat itu juga untuk
informasi dan menjelaskan mengenai menerima informasi mengenai
penyakitnya pada saat itu juga penyakitnya

-Memberikan kesempatan untuk -Klien bertanya sesua


bertanya kemampuan dan apa yang belum
dimengerti.
02 November
2022
10:05 I. -Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, -Nyeri pada punggung kaki kiri,
durasi frekuensi,kualitas, intensitas nyeri seperti di tusuk-tusuk.
nyeri

10:10 -Mengidentifikasi skala nyeri -Skala nyeri 2( nyeri sudah


mulai menurun)

10:15 -Mengobservasi tanda-tanda vital -TD: 108/64 mmhg


pasien N : 74x/m
R : 20x/m
SB: 36,2*c
SPO2:97%

10:20 -Memberikan teknik nonfarmakologis -Klien sudah melakukan terapi


untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu dengan musik klasik saat
dengan mendengarkan music jika merasakan nyeri.
klien merasakan nyeri

10:25 -Menganjurkan menggunakan - Klien mengerti dan memahami


analgetik secara tepat, yaitu dan mengerti apa yang
menjelaskan bagaimana minum obat dijelaskan.
yang benar dan tepat

10:30 II. -Mengidentifikasi toleransi fisik -Klien sudah mulai bisa


melakukan pergerakan beraktivitas normal, pergerakan
sudah tidak kaku

10:35 -Memonitor frekuensi jantung dan -TD : 108/64 mmhg


tekanan darah sebelum memulai N : 74x/m
mobilisasi
10:40 -Memonitor kondisi umum selama -Klien terlihat tidak terlalu
melakukan mobilisasi kesakitan saat melakukan
mobilisasi

10:45 -Memfasilitasi aktivitas mobilisasi -Klien menggunakan alat bantu


dengan alat bantu yaitu dengan mobilisasi yang dianjurkan
menganjurkan klien menggunakan
pagar tempat tidur, kursi dan meja

10:50 -Melibatkan keluarga untuk membantu -Kelurga klien membantu klien


pasien dalam meningkatkan dalam meningkatkan pergerakan
pergerakan seperti berjalan, klien sudah
mulai bisa duduk.

10:55 III. -Menanyakan kembali tingkat -Klien mengatakan sudah tahu


pengetahuan klien tentang penyakit bagaimana cara menangani
yang dideritanya penyakitnya yaitu dengan tidak
makan sembarangan seperti
daging merah, kacang-kacangan
dan sayur kangkung.

11:00 -Mengingatkan kembali pada klien -Klien mengerti tentang


tentang hal yang harus dihindari untuk penjelasan yang diberikan.
mencegah kekambuhan penyakit
03 November
2022
21:00 I. - Mengidentifikasi skala nyeri -Klien mengatakan sudah tidak
ada keluhan nyeri dengan skala
nyeri 0 (tidak nyeri)

21:05 -Mengobservasi tanda-tanda vital --TD: 123/79 mmhg


pasien N : 62x/m
R : 20x/m
SB: 36*c
SPO2:98%

21:10 -Menganjurkan menggunakan - Klien mengerti dan memahami


analgetik secara tepat, yaitu dan mengerti apa yang
menjelaskan kembali bagaimana dijelaskan.
minum obat yang benar dan tepat

21:15 II. --Mengidentifikasi toleransi fisik --Klien sudah bisa beraktivitas


melakukan pergerakan normal, pergerakan tidak kaku

21:20 -Memonitor frekuensi jantung dan -TD : 123/79 mmhg


tekanan darah sebelum memulai N : 62x/m
mobilisasi

21:25 -Memonitor kondisi umum selama -Klien terlihat rileks ssat


melakukan mobilisasi melakukan mobilisasi
5.Evaluasi Keperawatan
Tanggal Dx EVALUASI PARAF
01 November
2022
13:50 I. S:
-Klien mengatakan nyeri pada punggung
kaki kiri disertai bengkak dan terasa panas
-Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-
tusuk
-Klien mengatakan skala nyeri 6 (nyeri
sudah membuat tidak bisa melakukan
aktivitas)
O:
-Ekspresi wajah klien tampak meringis
-Klien tampak gelisah
-Nyeri lepas dan nyeri tekan pada
punggung kaki kiri
A:
-Masalah keperawatan nyeri akut belum
teratasi
P:
-Lanjutkan intervensi keperawatan

13:55 II. S:
-Klien mengatakan sulit untuk melakukan
aktivitas
O:
-Terdapat tofi pada punggung kaki kiri
-Klien tampak sulit untuk bergerak dan
beraktivitas
A:
-Masalah keperawatan gangguan mobilitas
fisik belum teratasi
P:
-Lanjutkan Intervensi keperawatan

14:00 III. S:
-Klien mengatakan kurang paham
mengenai penyakit dan pengobatan
-Klien mengatakan sering mengonsumsi
daging merah, kacang-kacangan dan sayur
kangkung
-Klien mengatakan selama sakit hanya
berobat pada perawat
O:
- Perilaku klien tampak tidak sesuai
A:
-Masalah keperawatan defisit pengetahuan
belum teratasi

02 November
2022
13:50 I. S:
-Klien mengatakan nyeri pada punggung
kaki kiri disertai bengkak dan rasa panas
mulai hilang
-Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-
tusuk
-Klien mengatakan skala nyeri 2 (nyeri
sudah mulai turun)
O:
-Ekspresi wajah klien tampak sedikit
meringis
-Tampak gelisah menurun
-Nyeri saat ditekan pada punggung kaki
kiri
A:
-Masalah keperawatan nyeri akut belum
teratasi
P:
-Lanjutkan intervensi keperawatan

13:55 II. S:
-Klien mengatakan masih sulit untuk
melakukan aktivitas
O:
-Terdapat tofi pada punggung kaki kiri
-Klien tampak masih sulit untuk bergerak
A:
-Masalah gangguan mobilitas fisik belum
teratasi
P:
-Lanjutkan Intervensi keperawatan

14:00 III. S:
-Klien mengatakan sudah mengerti dan
memahami penjelasan yang diberikan.
O:
-Klien menunjukkan pemahamannya
terhadap penjelasan yang diberikan
A:
-Masalah keperawatan defisit pengetahuan
teratasi
P:
-Memberikan edukasi kepada klien jika
pulang dirumah harus menjaga pola makan,
minum obat secara teratur dan
mengingatkan hal-hal apa saja yang perlu
dihindari agar kadar asam urat klien tidak
naik lagi.
03 November
2022
07.50 I S:
-Klien mengatakan nyeri pada punggung
kaki kiri sudah hilang, dan sudah tidak
bengkak dan panas lagi
-Klien mengatakan skala nyeri 0(tidak ada
nyeri)
O:
-Klien tampak rileks
A:
-Masalah keperawatan nyeri akut teratasi
P:
-Intervensi keperawatan dihentikan

07:55 S:
-Klien mengatakan sudah bisa beraktivitas
O:
-Sudah tidak terdapat tofi pada punggung
kaki kiri( dilakukan pengangkatan tofi)
-Klien dapat beraktivitas sendiri
II. A:
-Masalah keperawatan gangguan mobilitas
fisik teratasi
P:
-Intervensi keperawatan dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai