Dosen pembimbing:
Disusun oleh :
NIM: 2021020078
Kelas: 2C
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Artritis gout merupakan salah satu penyakit metabolisme yang sebagian besar
biasanya terjadi pada laki-laki usia paruh baya sampai lanjut dan perempuan dalam
masa post-menopause. Penyakit metabolik ini disebabkan oleh penumpukan
monosodium urate monohydrate crystals pada sendi dan jaringan ikat tophi.
Berdasarkan onsetnya, artritis gout dibagi menjadi dua, yaitu episode akut dan kronik.
Secara epidemiologi, variasi prevalensi dipengaruhi oleh lingkungan, pola makan, dan
pengaruh genetik.
Secara epidemiologi artritis gout lebih banyak dijumpai pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Estimasi prevalensi menyatakan bahwa sebesar 5,9%
artritis gout terjadi pada laki-laki dan 2% terjadi pada perempuan. Pada laki-laki kadar
asam urat meningkat pada masa pubertas, dan puncak onset artritis gout pada decade
keempat hingga keenam masa kehidupan. Namun artritis gout pada laki-laki juga
dapat terjadi lebih awal jika mereka memiliki predisposisi genetic dan memiliki faktor
resiko. Sedangkan pada wanita, kadar asam urat meningkat pada saat menopause, dan
puncak onsetnya pada dekade keenam hingga kedelapan masa kehidupan. Penelitian
mengatakan bahwa orang yang berumur diantara 70-79 tahun memiliki resiko 5 kali
besar dibandingkan dengan yang berusia dibawah 5 tahun. Prevalensi gout tertinggi
pada kalangan lanjut usia dikaitkan dengan insufisiensi renal atau gangguan
metabolisme purin.
Gejala yang khas pada artritis gout adalah adanya keluhan nyeri, bengkak, dan
terdapat tanda-tanda inflamasi pada sendi metatarsal-phalangeal ibu jari kaki (atau
yang disebut dengan podagra). Artritis gout fase akut menyebabkan morbiditas yang
tinggi, namun apabila diterapi segera setelah munculnya gejala dapat menghasilkan
prognosis yang baik. Pada fase kronik, gout dapat menyebabkan destruksi sendi yang
berat dan gangguan ginjal.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan asam urat terhadap pengetahuan dan
sikap penderita asam urat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik penderita artritis gout
b. Pengetahuan penderit artritis gout
c. Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan penderita
artritis gout
BAB II
TINJAUAN TEORI
Komplikasi dari arthritis gout belum banyak disadari oleh masyarakat umum.
berikut ini komplikasi yang terjadi akibat tingginya kadar asam urat.
1. Kerusakan sendi
Arthritis gout merupakan penyakit yang cukup ditakuti sebagian orang karena
menimbulkan kerusakan sendi dan perubahan bentuk tubuh. Kerusakan sendi
yang disebabkan tingginya asam urat dapat terjadi di tangan maupun kaki.
Kerusakan tersebut terjadi karena asam urat menumpuk di dalam sendi dan
menjadi kristal yang menganggu sendi. Sendi yang tertutup kristal asam urat
menyebabkan jari-jari tangan maupun kakI menjadi kaku dan bengkok tidak
beraturan. Namun yang ditakuti penderita bukan bengkoknya melainkan rasa
sakit yang berkepanjanga
2. Terbentuk tofi
Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat monohidrat (MSUM) di sekitar
persendian yang sering mengalami serangan akut atau timbul di sekitar tulang
rawan sendi, synovial, bursa, atau tendon. Di luar sendi, tofi juga bisa
ditemukan di jaringan lunak, otot jantung (miokard), katup bicuspid jantung
(katup mitral), retina mata, dan pangal tenggorokan (laring). Tofi tampak
seperti benjolan kecil (nodul) berwarna pucat, sering teraba pada daun telinga,
bagian punggung (ekstensor) lengan sekitar siku, ibu jari kaki, bursa di sekitar
tempurung lutut (prepatela), dan pada tendon achilles. Tofi baru ditemukan
pada kadar asam urat 10-11 mg/dL. Pada kadar >11 mg/dL, pembentukan tofi
menjadi sangat progresif. Bila hiperurisemia tidak terkontrol, tofi bisa
membesar dan menyebabkan kerusakan sendi sehingga fungsi sendi
terganggu. Tofi juga bisa menjadi koreng (ulserasi) dan mengeluarkan cairan
kental seperti kapur yang mengandung MSU. Dengan adanya tofi,
kemungkinan sudah terjadi pengendapan Na urat di ginjal.
3. Penyakit jantung
Kadar asam urat yang tinggi dapat menimbulkan gangguan jantung. Bila
penumpukan asam urat terjadi di pembuluh darah arteri maka akan
mengganggu kerja jantung. Penumpukan asam urat yang terlalu lama dapat
menyebabkan LVH (Left Ventrikel Hypertropy) yaitu pembengkakan
ventrikel kiri pada jantung.
4. Batu ginjal
Tingginya kadar asam urat uang terkandung dalam darah dapat menimbulkan
batu ginjal. Batu ginjal terbentuk dari beberapa zat yang disaring dalam ginjal.
Bila zat tersebut mengendap pada ginjal dan tidak bisa keluar bersama urine
maka membentuk batu ginjal. Batu ginjal yang terbentuk diberi nama sesuai
dengan bahan pembuat batu tersebut. Batu ginjal yang terbentuk dari asam urat
disebut batu asam urat.
5. Gagal ginjal (nefropati gout)
Komplikasi yang sering terjadi karena arthritis gout adalah gagal ginjal atau
nefropati gout. Tingginya kadar asam urat berpotensi merusak fungsi ginjal.
Adanya kerusakan fungsi ginjal dapat menyebabkan ginjal tidak bisa
menjalankan fungsinya dengan baik atau mengalami gagal ginjal. Bila gagal
ginjal terjadi ginjal tidak dapat membersihkan darah. Darah yang tidak
dibersihkan mengandung berbagai macam racun yang menyebabkan pusing,
muntah, dan rasa nyeri sekujur tubuh.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Respon pasien terhadap penanganan mandiri atau terapi dari dokter. Berikut ini adalah
beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani rheumatoid
arthritis:
A. Penanganan Mandiri
Beberapa upaya yang dapat dilakukan di rumah untuk meredakan gejala
rheumatoid arthritis adalah:
Membatasi aktivitas dan banyak beristirahat
Mengompres area yang nyeri dengan es yang dibalut kain selama 20 menit
Menggunakan sepatu dengan sol khusus
Mengonsumsi makanan yang mengandung omega 3, seperti ikan salmon,
ikan tuna, atau biji-bijian
Mengonsumsi makanan kaya antioksidan, seperti kelompok buah beri
(stroberi, blueberry, dan raspberry), kedelai, atau bayam
Mengonsumsi herba yang bisa dimanfaatkan sebagai obat rematik alami,
seperti kunyit, bawang putih, kayu manis, dan jahe
B. Obat-obatan
Dokter akan memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala, menghambat
perkembangan penyakit, sekaligus mencegah kerusakan sendi. Obat yang dapat
diberikan antara lain:
Obat antirematik, antara lain methotrexate, hydroxylchloroquine,
leflunomide, sulfasalazine, adalimumab, etanercept, atau infliximab
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti meloxicam, naproxen,
diclofenac, ibuprofen, dan etodolac
Kortikosteroid, misalnya prednisone dan methylprednisolone.
C. Terapi Khusus
Di samping pemberian obat, terapi khusus bisa dilakukan untuk menjaga
kelenturan sendi sehingga penderita dapat kembali beraktivitas.
Terapi ini berupa:
Fisioterapi, untuk meningkatkan kekuatan otot, sekaligus menjaga
kelenturan sendi.
Terapi okupasi, untuk membantu penderita beraktivitas, baik di rumah
maupun di lingkungan kerja
D. Operasi
Jika sudah terjadi kerusakan sendi, dokter dapat melakukan operasi untuk
mengembalikan kemampuan sendi dalam beraktivitas. Operasi yang dilakukan
dapat berupa:
Operasi untuk memperbaiki tendon yang putus atau mengendur
Sinovektomi, untuk mengangkat lapisan sendi yang mengalami
peradangan
Operasi penggantian sendi total (total knee replacement), untuk meredakan
nyeri dan meningkatkan fungsi sendi, dengan mengangkat bagian sendi
yang rusak dan menggantinya dengan sendi buatan dari logam atau plastik
Operasi penggabungan sendi, untuk mengangkat jaringan yang rusak dan
menyambungkannya kembali dengan pen, atau menggabungkan tulang
yang rusak dengan tulang dari bagian tubuh lain agar menjadi satu tulang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gout Artritis adalah radang sendi yang disebabkan oleh timbunan kristal asam
urat dipersendian. Penyakit ini terjadi karena adanya gangguan metabolisme purin.
Purin adalah protein yang mengalami metabolisme didalam tubuh menjadi asam urat.
Jenis artritis yang ditandai dengan nyeri parah, kemerahan, dan nyeri di sendi. Nyeri
dan peradangan terjadi ketika terlalu banyak asam urat yang mengkristal dan
menumpuk sendi.
Gejala gout berupa sakit parah, kemerahan, dan bengkak pada sendi, biasanya jempol
kaki. Selama serangan akut, pengobatan antiinflamasi dapat membantu
menghilangkan rasa sakit daan mempersingkat lama serangan. Pasien dengan gout
kronis dapat menggunakan modifikasi dan mempersingkat lama seranga. Pasien
dengan gout kronis dapat menggunakan modifikasi perilaku seperti diet, olahraga, dan
penurunan asupan alkohol untuk membantu meminimalkan frekuensi serangan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini saya susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Widi, Rahmaning Rofi et all. Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Derajat Nyeri
pada Penderita Artritis Gout fase Akut. Berita Kedokteran Masyarakat. 2011. 27(1)
pp.51-54
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. (eds) Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi Ke-4. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta.
2006:1218-20.
Tehupeiroy ES. Artrtritis pirai (arthritis gout). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.hal.1218-20.