DISUSUN OLEH :
NIM : 202102030078
KELAS : II C
SEMESTER : II
Salah satu cara untuk mengetahui kriteria berat badan adalah dengan
menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT). Berdasarkan dari BMI atau kita kenal
dengan Body Mass Index diatas, maka jika berada diantara 25-30, maka sudah
kelebihan berat badan dan jika berada diatas 30 sudah termasuk obesitas.
Menurut Nabil (2012), ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi berat badan yaitu :
c. Merokok Penyakit dan tingginya angka kematian (Hariadi S, 2008). Hasil uji
statistik menunjukkan ada hubungan antara merokok dengan kejadian DM tipe (p
= 0,000). Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Houston yang juga mendapatkan
bahwa perokok aktif memiliki risiko 76% lebih tinggi terserang DM Tipe 2
dibanding dengan yang tidak (Irawan, 2010). Dalam asap rokok terdapat 4.000 zat
kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat
adiktif dan yang bersifat karsinogenik.
d. Hipertensi (TD > 140/90 mmHg) Jika tekanan darah tinggi, maka jantung akan
bekerja lebih keras dan resiko untuk penyakit jantung dan diabetes pun lebih
tinggi. Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi apabila berada dalam
kisaran > 140/90 mmHg. Karena tekanan darah tinggi sering kali tidak disadari,
sebaiknya selalu memeriksakan tekanan darah setiap kali melakukan pemeriksaan
rutin (Nabil, 2012).
D. MEKANISME/PROSES KERJA
1. Perencanaan makanStandar yang dianjurkan adalah makan dengan komposisi
seimbangandalam hal Karbohidrat (KH), Protein, lemak yang sesuai kecukupan gizi
a. KH 60-70 %
b. Protein 10-15 %
c. Lemak 20 25 %
Beberapa cara menentukan jumlah kelori uantuk pasien DM melalui perhitungan
menurut Bocca: Berat badan (BB) Ideal: (TB – 100) – 10% kg
1). BB ideal x 30% untuk laki-lakiBB ideal x25% untuk WanitaKebutuan kalori
dapat ditambah lagi dengan kegiatan sehari-hari:
Ø Ringan : 100 – 200 Kkal/jam
Ø Sedang : 200– 250 Kkal/jam
Ø Berat : 400 – 900 Kkal/jam
2). Kebutuhhan basal dihitung seperti 1), tetapi ditambah kalori berdasarkan
persentase kalori basal:
Ø Kerja ringan ditambah 10% dari kalori basal
Ø Kerja sedang ditambah 20% dari kalori basal
Ø Kerja berat ditambah 40 – 100 % dari kalori basalØ
Pasien kurus, masih tumbuh kumbang, terdapat infeksi, sedang hamil ataumenyesui,
ditambah 20 – 30-% dari kalori basal
3) Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut:
Ø Pasien kurus : 2300– 2500 Kkal
Ø Pasien nermal : 1700 – 2100 Kkal
Ø Pasien gemuk : 1300 – 1500 Kkal
2. Latihan jasmani
Dianjurkan latihian jasmani secara teratur (3 – 4 x seminggu) selamakurang lrbih 30
menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta. Latihian
yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari,renang, bersepeda dan
mendayung. Sespat muingkain zona sasaran yaitu 75 – 85% denyut nadi maksimal :
DNM = 220-umur (dalam tahun)
3. Pengelolaan farmakologi
a. Obat hipoglikemik oral (OHO)
1) Golongan sulfonilures bekerja dengan cara:
- Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan
- Menurunkan ambang sekresi insulin
-Meningkatkna sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa
2) BiguanidMenurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai bawah
normal.Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk
pasien gemuk
3)Inhibitor alfa glukosidaseSecara kompettitf menghambat kerja enzim alfa
glukosidase di dalamsaluran cerna sehingga menrunkan hiperglikemia pasca
pransial4) Insulin sensitizing agentThoazolidinediones adalah golongan obat baru
yang mempunyai sfekfarmakologi meningkatkan sensitivitas insulin sehingga bisa
mengatasinasalah resistensi insulin dan berbagai masalah akibat resistensi
insulintanpa menyebabkan hipoglikemia.
E. PATHWAY
Terapeutik:
1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
2. lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang. Jika perlu
3. Bersihkan perineal dengan air hangat , terutama selama periode diare
4. Gunakan produk berbagan petroleum atau minyak pada kulit kering
5. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalengik pada kulit sensitive
6. Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
Edukasi:
1. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lation, serum)
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan buah dan sayuran
4. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstriem
5. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada di luar rumah
6. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya.
Resiko Infeksi (SDKI: D. 0142)
Luaran utama: Pencegahan Infeksi (SIKI: I.14539)
Defenisi: mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organisme palogenik
Tindakan Observasi:
Monitor dan dan gejala infeksi local dan sistemtik Terapeutik:
1. Batasi jumlah pengunjung
2. Berikan perawatan kulit pada area edema
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
4. Pertahankan teknik aseptic pada pasien resiko tinggi Edukasi:
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
DAFTAR PUSTAKA
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas ).2017. Badan penelitian dan pengembangan Kesehatan
PPNI PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta
PPNI PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta
Mengenal Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta : Penebit Keenbooks Smeltzer, S.C dan B,G
Bare. 2015.
Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC Tarwoto, dkk,
2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Trans Info Mediaq