TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus Tipe 2
kronis yang disebabkan oleh pancreas tidak memproduksi cukup insulin atau
Insulin adalah hormone yang mengatur keseimbangan gula darah.(Ayu & Made,
2018)
Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang juga salah satu
ialah penyakit kronis yang membutuhkan pergantian gaya hidup serta kebutuhan diet
yang signifikan, dukungan social ialah factor kunci dalam meningkatkan kepercayaan
penderita dalam perawatan. Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang tinggi
resiko komplikasi. Komplikasi penyakit diabetes yang sering terjadi terbagi menjadi
makrovaskuler
Diabetes tipe 2 yang umumnya terlihat pada orang dewasa dan terjadi ketika
tubuh menjadi resisten atau tidak menghasilkan cukup insulin. Selama tiga dekade
terakhir, prevalensi diabetes tipe 2 telah meningkat secara dramatis di banyak negara
insulin, sangat penting bagi penderita diabetes. Ada tujuan yang disepakati secara
global untuk menghentikan peningkatan diabetes dan obesitas pada tahun 2025
(WHO, 2022)
Melitus di bagi menjadi 2, yaitu gejala utama dan gejala tambahan. Diantaranya
a. Gejala Utama
b. Gejala tambahan
Kesemutan
Cepat lelah
Mudah mengantuk
3. Faktor resiko
a. Usia
64, masih usia yang sangat produktif. Usia merupakan salah satu faktor
c. Riwayat melahirkan bayi > 4000 gram atau pernah menderita diabetes saat
Dinneen, 2019)
Salah satu cara untuk mengetahui kriteria berat badan adalah dengan
menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT). Berdasarkan dari BMI atau kita
kenal dengan Body Mass Index diatas, maka jika berada diantara 25-30, maka
sudah kelebihan berat badan dan jika berada diatas 30 sudah termasuk
obesitas.
berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat
proses penuaan. Olahraga harus dilakkan secara teratur. Macam dan takaran
olahraga berbeda menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kondisi
fisik, upayakan berolahraga secara teratur atau melakukan kegiatan lain yang
(Nabil, 2012).
iii) Merokok
mendapatkan bahwa perokok aktif memiliki risiko 76% lebih tinggi terserang
DM Tipe 2 dibanding dengan yang tidak Dalam asap rokok terdapat 4.000
zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang
Jika tekanan darah tinggi, maka jantung akan bekerja lebih keras dan
resiko untuk penyakit jantung dan diabetes pun lebih tinggi. Seseorang
dikatakan memiliki tekanan darah tinggi apabila berada dalam kisaran >
140/90 mmHg. Karena tekanan darah tinggi sering kali tidak disadari,
pemeriksaan rutin
terdiri dari:
1.Edukasi DM
diabetes. Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan
sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat
berkelanjutan.
(v) Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan teknologi mutakhir
tentang DM.
makan jenis dan jumlahnya secara teratur, terutama pada mereka yang menggunakan
jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang
menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri.
1. Karbohidrat
7% kebutuhan kalori.
a. Lemak Tidak Jenuh Ganda. Lemak tidak jenuh ganda < 10%. Selebihnya,
dari lemak tidak jenuh tunggal. Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah
yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging
mg/hari.
b. Protein. Kebutuhan protein sebesar 10 - 20% total asupan energi. Sumber
protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam
tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacangkacangan, tahu dan tempe.
menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi, dengan 65%
perhari.
orang sehat yaitu 250 mg/dL dianjurkan untuk menunda latihan jasmani.
latihan jasmani meskipun dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari. Latihan
2. Latihan Jasmani
3. Terapi Farmakologis
latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral
golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel
berat badan.
B. Kepatuhan
1. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau
petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik
diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter (Asdar
et al., 2022)
jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang
menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu
A. Jadwal Makan
(jumlah kalori) yang tepat. Selang waktu makan pada penyandang diabetes
militus sekitar 3 jam. Karena itu dalam sehari penyandang diabetes mellitus
bisa makan sebanyak 6 kali: yakni 3 kali makan utama dan 3 kali makan
selingan.
B. Jumlah Makanan
berbeda, tergantung pada usia, jenis kelamin, aktifitas sehari – hari, serta
dengan kebutuhan tubuh. Dari keseluruhan kalori sehari, untuk setiap kali
C. Jenis Makanan
indeks glikemik tinggi sangat mudah dan cepat terurai menjadi gula lalu
melitus yaitu:
(1) Pengetahuan
yang dihadapi dan mematuhi segala apa yang telah dianjurkan oleh petugas
kesehatan seperti diet yang telah ditentukan untuk pasien diabetes melitus
tersebut.
(2) Sikap
Mereka yakin dengan patuh terhadap diet dapat mencegah dan menghambat
terjadinya komplikasi.
(3) Motivasi
menjalankan diet DM
(4) Dukungan keluarga
keinginan yang kuat untuk menjalankan program diet yang sudah dianjurkan
pemaham yang baik adalah komunikasi, komunikasi yang baik antar ahli gizi
dalam bentuk perhatian dan nasehat yang bermanfaat untuk pasien diabetes
meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri (Bangun et al.,
2020)
Keluarga adalah sekelompok dua orang atau lebih yang tinggal bersama
dengan aturan dan ketertarikan emosional dan individu dengan perannya masing-
dari masyarakat yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri dan anaknya atau, ayah
berlangsung dalam hubungan social yang saat ini di evaluasi oleh individu.
Friedman memasukkan dua komponen dukungan social ini dalam empat tipe
Dukungan social keluarga merujuk pada dukungan social yang dirasakan oleh
anggota keluarga ada/dapat di akses (dukungan social dapat atau tidak digunakan,
tetapi anggota keluarga menerima bahwa orang pendukung siap memberikan bantuan
dan pertolongan jika dibutuhkan). Dukungan social keluarga dapat datang dari dalam
dukungan social keluarga, seperti dukungan pasangan atau dukungan sibling; atau
dari luar dukungan social keluarga-dukungan social berada di luar keluarga nuklir
dukungan social keluarga bersifat timbal balik (sifat dan frekuensi dari hubungan
Dukungan social keluarga adalah proses yang terjadi selama masa hidup,
dengan sifat dan tipe dukungan social bervariasi pada masing-masing tahap siklus
kehidupan keluarga. Misalnya, tipe dan kuantitas dukungan social selama tahap
bandingkan tipe dan jumlah dukungan social yang dibutuhkan saat keluarga tersebut
di tahap akhir siklus kehidupan. Walaupun demikian, dalam semua tahap siklus
penuh kompetensi dan sumber. Hal ini meningkatkan adaptasi dan kesehatan keluarga
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kategori, yaitu peran formal dan peran informal. Peran formal adalah peran eksplisit
yang terkadung dalam struktur peran keluarga. Peran informal bersifat tidak tampak
1. Peran formal
Peran parental dan pernikahan, diidetifikasi menjadi delapan peran yaitu peran
2. Peran informal
perantara keluarga.
menyelesaikan permasalahannya.
membangun rasa harga diri pada setiap individu dan individu tersebut
menjadi lebih dihargai oleh orang lain. Dukungan yang dapat diberikan
https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-gejala-diabetes-melitus 10/03/2023
https://doi.org/10.53690/ipm.v2i05.164
Ayu, D. U. S., & Made, L. D. (2018). Peran Dukungan Sosial dan Penerimaan Diri
pada Status Diabetes Melitus Tipe II Terhadap Kepatuhan Menjalani Diet pada
PAsien Diabetes Melitus Tipe II Berusia Dewasa Madya di Rumah Sakit Umum
Bangun, A. V., Jatnika, G., & Herlina, H. (2020). Hubungan antara Dukungan
https://doi.org/10.32584/jikmb.v3i1.368
Egan, A. M., & Dinneen, S. F. (2019). What is diabetes? Medicine (United Kingdom),
47(1), 1–4. https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2018.10.002
Saibi, Y., Romadhon, R., & Nasir, N. M. (2020). Kepatuhan Terhadap Pengobatan
https://doi.org/10.22487/j24428744.2020.v6.i1.15002
Siregar, I., Siagian, P., & Effendy, E. (2019). Dukungan Keluarga meningkatkan
https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2019.030.04.14