Anda di halaman 1dari 8

PBL 4

OBESITAS

SKENARIO

Tn.B (40 tahun, BMI 38.0 kg/m2, lingkar pinggang 105 cm), ia seorang akuntan yang

bekerja di perusahaan swasta dengan waktu kerja di depan komputer lebih banyak

duduk serta ukuran porsi makanan berlemak tinggi. Tn B memiliki riwayat penyakit

diabetes melitus type 2 selama 3 tahun dan datang ke apotek dengan keluhan kolik,

diare, feses melunak, perut kembung. Ia menceritakan jika dokter telah meresepkan

obat Xenical® 120 mg 3 kali sehari/setiap makan, serta riwayat pengobatan

metformin 500 mg secara oral dua kali sehari. Apa rekomendasi anda sebagai

farmasis?

STEP 1

1. BMI

Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat atau cara

sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan

dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Supariasa, 2016). Indeks Massa
Tubuh didefinisikan sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi tinggi

badan dalam meter (kg/m2 ) (Irianto, 2017). (Sofiah Qotrunada. S/057)

2. Diabetes melitus

Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme yang ditandai

dengan hiperglikemia dan kelainan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Ini

dapat menyebabkan komplikasi mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropatik

kronis (Dipiro, 2017). (Sofiah Qotrunada. S/057)


3. Diare

Menurut World Health Organization (WHO) penyakit diare didefinisikan sebagai

suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang

lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari

biasanya yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari (Saputri, 2019). (Sofiah Qotrunada.

S/057)

4. Xenical

Xenical merupakan merk dagang dari Orlistat yang bekerja dengan cara menghambat

enzim lipase di saluran pencernaan sehingga absorpsi lemak yang berasal dari

hidrolisis trigliserida dihambat (Patonah, 2017). (Sofiah Qotrunada. S/057)

5. Metformin

Metformin merupakan obat antidiabetes oral yang umumnya direkomendasikan

sebagai pengobatan lini pertama pada diabetes melitus tipe 2 apabila kadar glukosa

darah tidak terkontrol dengan modifikasi gaya hidup menurut guideline dari

American Diabetes Association (ADA, 2022). (Sofiah Qotrunada. S/057)

STEP 2

1) Berdasarkan skenario, apakah BMI pasien tergolong normal ? (Sofiah

Qotrunada. S/057)

2) Apakah ada hubungan antara diabetes melitus dan obesitas ? (Sofiah

Qotrunada. S/057)

3) Berdasarkan skenario, apa faktor risiko yang menyebabkan pasien terkena

obesitas ? (Sofiah Qotrunada. S/057)

4) Berdasarkan skenario, bagaimana mekanisme kerja obat obat yang diberikan

pada pasien ? (Sofiah Qotrunada. S/057)


STEP 4

1. Berdasarkan skenario, apakah BMI pasien tergolong normal ? (Sofiah

Qotrunada. S/057)

(Dipiro, 2020)

BMI pasien pada skenario :

Berdasarkan Dipiro Edisi 11 (2020), bahwa BMI normal yaitu 18,5-24,9 kg/m2.

Berdasarkan skenario, BMI pasien yaitu 38.0 kg/m2. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pasien jelas mengidap obesitas level berat sesuai dengan literatur (Dipiro, 2020)

karena berada pada rentang 35,0-39,9 kg/m2 (Obesity Severe) yang artinya untuk

BMI pasien sudah jelas tidak normal.(Sofiah Qotrunada. S/057)

2. Apakah ada hubungan antara diabetes melitus dan obesitas ? (Sofiah

Qotrunada. S/057)

Obesitas merupakan suatu kondisi dimana tubuh seseorang memiliki kadar lemak

yang terlalu tinggi. Kadar lemak yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan

berbagai masalah kesehatan. Salah satu resiko yang dihadapi oleh orang yang

obesitas adalah penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus sangat erat kaitannya
dengan obesitas. Pada penderita Diabetes Melitus, pankreas menghasilkan insulin

dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan kadar glukosa darah pada tingkat

normal, namun insulin tersebut tidak dapat bekerja maksimal membantu sel-sel

tubuh menyerap glukosa karena terganggu oleh komplikasi-komplikasi obesitas,

salah satunya adalah kadar lemak darah yang tinggi terutama kolesterol dan

trigliserida (Olvista, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Farida, S. (2017) tentang hubungan

diabetes melitus dengan obesitas diperoleh hasil obesitas beresiko terjadi diabetes

melitus 2,26 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang non obesitas sehingga angka

kejadian Diabetes Melitus dapat meningkat dengan adanya obesitas.

Begitupun juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sharah. K, (2012) bahwa

seseorang yang obesitas mempunyai hubungan signifikan dengan Diabetes Melitus

yaitu 4 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok IMT normal, demikian juga

penelitian menurut Sanjaya, I Nyoman, (2009) menemukan bahwa individu yang

mengalami obesitas mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar untuk terkena Diabetes

Melitus dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami obesitas.

(Sofiah Qotrunada. S/057)

3. Berdasarkan skenario, apa faktor risiko yang menyebabkan pasien terkena

obesitas ? (Sofiah Qotrunada. S/057)

Jika berdasar pada skenario ada 3 hal yang memicu terjadinya obesitas pada pasien,

antara lain : (Sofiah Qotrunada. S/057)

Bekerja dengan waktu kerja di depan komputer lebih banyak duduk

Secara teori dapat dijelaskan bahwa bentuk tubuh orang yang jenis pekerjaannya

tidak banyak mengeluarkan energi akan berbeda dengan orang yang pekerjaannya

selalu menggunakan otot atau banyak melakukan aktivitas fisik. Dengan kata lain

penggunaan energi bervariasi pada tingkat aktivitas fisik dan pekerjaan yang
berbeda. Aktivitas fisik akan membakar energi dalam tubuh. Dengan demikian jika

asupan kalori ke dalam tubuh berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik

yang seimbang akan menyebabkan tubuh mengalami kegemukan (Sudikno, 2019)

Menurut Prentice and Jebb (2016), aktivitas fisik yang kurang bagi pekerja selama

bekerja merupakan prediktor yang kuat dari peningkatan berat badan, kemudahan

transportasi kendaraan bermotor ikut berkontribusi dalam meningkatnya obesitas.

Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa indikator dari kurangnya aktivitas fisik

(seperti: waktu yang dihabiskan duduk bermain komputer dan/atau mengendarai

mobil) lebih dekat hubungannya dengan prevalensi obesitas daripada asupan energi

atau lemak.

Ukuran porsi makanan berlemak tinggi

Faktor risiko obesitas adalah perubahan gaya-hidup, seperti konsumsi minuman

beralkohol yang tinggi kebiasaan merokok, konsumsi makanan berlemak yang tinggi,

konsumsi sayuran dan buah yang rendah, dan aktivitas fisik yang rendah. Makanan

berisiko adalah makanan yang dapat menimbulkan risiko penyakit seperti makanan

manis, asin, makanan berlemak dan berpengawet (WHO, 2022).

Penelitian Guallar-Castillon (2017) menunjukkan bahwa konsumsi makanan


berlemak dapat meningkatkan lingkar perut dan berat tubuh. Selain itu konsumsi

makanan berlemak merupakan faktor yang berhubungan dengan obesitas.

Memiliki riwayat penyakit diabetes melitus type 2 selama 3 tahun

Diabetes Melitus sangat erat kaitannya dengan obesitas. Pada penderita Diabetes

Melitus, pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup untuk

mempertahankan kadar glukosa darah pada tingkat normal, namun insulin tersebut

tidak dapat bekerja maksimal membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa karena

terganggu oleh komplikasi-komplikasi obesitas


Pada studi epidemiologis substansial menunjukkan bahwa obesitas adalah faktor

risiko terpenting untuk DM tipe 2, yang dapat mempengaruhi perkembangan

penyakit dan resistensi insulin (Zheng, 2018).

(Sofiah Qotrunada. S/057)

4. Berdasarkan skenario, bagaimana mekanisme kerja obat obat yang diberikan

pada pasien ? (Sofiah Qotrunada. S/057)

 Xenical

Xenical mengandung Orlistat yang bekerja dengan cara menghambat enzim lipase di

saluran pencernaan sehingga absorpsi lemak yang berasal dari hidrolisis trigliserida

dihambat (Patonah, 2017). (Sofiah Qotrunada. S/057)

 Metformin

Metformin merupakan obat antidiabetes oral yang umumnya direkomendasikan

sebagai pengobatan lini pertama pada diabetes melitus tipe 2 apabila kadar glukosa

darah tidak terkontrol dengan modifikasi gaya hidup menurut guideline dari

American Diabetes Association (ADA, 2022). (Sofiah Qotrunada. S/057)

STEP 5

1) Untuk mengetahui patofisiologi Obesitas.

2) Untuk mengetahui etiologi Obesitas.

3) Untuk mengetahui manifestasi klinis Obesitas.

4) Untuk mengetahui terapi nonfarmakologi Obesitas.

5) Untuk mengetahui kerasionalan terapi pasien pada skenario.

6) Untuk mengetahui monitoring dan evaluasi pasien pada skenario.

7) Untuk mengetahui KIE pasien pada skenario.


HUBUNGAN PENGGUNAAN METFORMIN DENGAN OBESITAS (Sofiah Qotrunada.

S/057)

Metformin adalah golongan biguanid yang mempunyai efek menghambat produksi

glukosa di hati, menurunkan absorbsi di saluran cerna, dan meningkatkan sensitivitas

insulin. Pada penelitian yang dilakukan oleh Al-qallaf (2016), 44% dari sukarelawan

mengalami penurunan berat badan setelah mengkonsumsi metformin. Food Drugs

Administration (FDA) menganjurkan peurunan berat badan minimal sebesar 5%

harus dihasilkan oleh terapi obesitas, dan pemberian metformin dikatakan sangat

baik bagi pasien DM dengan obesitas karena disamping menurunkan berat badan

juga dapat menurunkan resistensi insulin. Metformin cukup efektif dan aman

digunakan untuk menurunkan berat badan pada kasus obesitas dan dapat mencegah

terjadinya diabetes mellitus tipe 2 (Igel, 2016).


STEP 5 (MENETAPKAN TUJUAN BELAJAR)

1. Untuk mengetahui hubungan orang gemuk atau obesitas dengan riwayat

penderita diabetes melitus.

2. Untuk mengetahu patofisiologi pada skenario.

3. Untuk mengetahu faktor risiko yang menyebabkan pasien terkena obesitas.

4. Untuk mengetahu etiologi penyakit obesitas.

5. Untuk mengetahu manifestasi klinis dari obesitas.

6. Untuk mengetahu hubungan antara riwayat pengobatan Metformin dengan

penyakit pasien.

7. Untuk mengetahu pencegahan obesitas.

8. Untuk mengetahu IMT Pasien.

9. Untuk mengetahu penyakit penyerta apa saja yang berkemungkinan akan dialami

oleh pasien Obesitas.

10. Untuk mengetahu cara mengukur obesitas.

11. Untuk mengetahu pencegahan obesitas.

12. Untuk mengetahu mekanisme kerja obat obat yang diberikan pada pasien.

13. Untuk mengetahu KIE yang dapat diberikan kepada pasien.

14. Untuk mengetahu efek samping penggunaan obat Xenical.


15. Untuk mengetahu BMI pasien pada skenario termasuk normal.

Anda mungkin juga menyukai