Disusun Oleh :
Kelompok II
Kelas : Farmasi A1
2. Miftahul Fatihah
2022
BAB I
STUDI PREFORMULASI
A. Studi Preformulasi
1. Zat Aktif
a. Studi Farmakologi
1) Mekanisme Kerja
2) Indikasi
4) Efek Samping
5) Dosis/Konsentrasi
b. Studi Farmakokinetik
Absorpsi
Melekat pada kulit hingga 4 hari setelah penggunaan topikal
(BPOM, 2015).
Distribusi
Zat yang diabsopsi terikat pada protein plasma (88,2%) dan sel
darah merah (10.6%) (BPOM, 2015).
Rumus Struktur :
2) Vaselin
Kelarutan : Tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol dingin
atau panas dan dalam etanol mutlak dingin; mudah larut
dalam benzen, dalam karbon disulfida, dalam
kloroform; larut dalam heksana, dan dalam sebagian
besar minyak lemak dan minyak atsiri.
Rumus Struktur :
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (96%) dan dalam
air dingin. Pati membengkak seketika dalam air sekitar
5-10% pada 37°C. Pati menjadi larut dalam air panas
pada suhu di atas suhu gelatinisasi. Pati sebagian larut
dalam dimetilsulfoksida dan dimetilformamida.
pH : 4-8
Konsentrasi : 15%
Konsentrasi : 0,0075-0,1%
Rumus Struktur :
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Stabilitas : Larutan metil paraben dalam air pada pH 3–6 dapat
disterilkan dengan autoklaf pada suhu 120°C selama 20
menit, tanpa dekomposisi. Larutan berair pada pH 3–6
stabil (kurang dari 10% dekomposisi) hingga sekitar 4
tahun di ruang suhu, sedangkan larutan berair pada pH
8 atau lebih dapat mengalami hidrolisis cepat (10% atau
lebih setelah penyimpanan sekitar 60 hari pada suhu
kamar)
pH : 4-8
Konsentrasi : 0,0015-0,2%
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
dan eter, sukar larut dalam air mendidih
pH : 4-8
Konsentrasi : 0,1-05%
Rumus Struktur :
FORMULASI
B. Formulasi
1. Rancangan Formula
Jumlah Produk :5
Etanol qs
3. Perhitungan
Per Unit
Tiap 10 gram Gel mengandung:
Zinci Oksida 20% = x 10 g
=2g
Amylum Manihot 15% = x 10 g
= 1,5 g
BHT 0,1% = x 10 g
= 0,01 g
Metyl Paraben 0,18% = x 10 g
= 0,018
Propyl Paraben 0,02% = x 10 g
= 0,002
Etanol = qs
Vaseline Album = ad 100%
= x 10 g
= ad 10g
= 10 g – ( 2 + 1,5+ 0,018+0,002+0,01 )
= 10g – 3,53
= 6,47
Per Bets
Zinci Oksida 20% =2gx5
= 10 g
Amylum Manihot 15% = 1,5 g x 5
= 7,5 g
BHT 0,1% = 0,01 g x 5
= 0,05 g
Metyl Paraben 0,18% = 0,018 x 5
= 0,09
Propyl Paraben 0,02% = 0,002 g x 5
= 0,01
Etanol = qs
Vaseline Album = 6,47 g x 5
= 32,35
4. Cara Kerja
a. Disiapakan alat dan bahan
b. Dicuci alat menggunakan air mengalir, kemudian dibilas dengan
AQ dan dikeringkan
c. Ditimbang semua bahan dengan neraca analitik sesuai dengan
perhitungannya
d. Di timbang wadah kosong
e. Diayak ZO dengan ayakan nomor 100, kemudian ditimbang
sebanyak 10 gram diletakkan di atas kertas perkamen
f. Dimasukkan 91,85 gram VA ke dalam mortir, kemudiam digerus
g. Dilarutkan PP sebanyak 0,01 gram dan MP sebanyak 0,09 gram
dengan menggunakan ET q.s di dalam kaca arloji. Setelah larut,
dimasukkan kedalam mortar, gerus halus hingga homogen .
h. Dimasukkan AT sebanyak 7,5 gram kedalam mortir, gerus ad
halus, tambahkan sebagian VA sebanyak 91,85 gram gerus halus
homogen
i. Didalam kaca arloji yang sudah berisi BHT sebanyak 0,01 gram,
ditetesi dengan ET aduk ad larut
j. Dimasukkan kedalam mortir, digerus ad homogen ditambahkan ZO
yang telah diayak sebelumnya sebanyak 10 gram, tambahkan sisa
VA, gerus halus homogen
k. Ditimbang masing-masing sebanyak 10 gram dalam wadah (tube
pasta) yang telah homegen lalu dimasukkan ke dalam tube.
l. Dikemas secara primer dan sekunder
m. Dilakukan evaluasi sediaan dan produk
5. Evaluasi
a. Uji Organoleptik
Dilakukan pengamatan visual terhadap bau, warna, dan bentuk.
biasanya jernih dengan konsistensi setengah padat. Pengujian
organoleptis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perubahan selama penyimpanan. Pengamatan organoleptis meliputi
warna, bau, dan rasa yang dapat diamati dengan panca indera
(Shaheena, 2019).
b. Uji pH
Larutan pasta disiapkan dan pH ditentukan pada suhu kamar
menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi. Pengukuran pH
merupakan parameter fisikokimia yang penting pada sediaan
topikal karena pH berkaitan dengan efektivitas zat aktif, stabilitas
zat aktif dan sediaan, serta kenyamanan di kulit sewaktu
digunakan. Uji pH sediaan juga merupakan salah satu syarat mutu
pasta gigi. Berdasarkan nilai pH yang diperoleh semua formula
memenuhi kriteria sesuai persyaratan pada SNI 8861:2020 yaitu
6-10 (Shaheena, 2019).
c. Uji Homogenitas
Homogenitas dilakukan dengan mengoleskan zat yang akan diuji
pada sekeping kaca atau bahan lain yang Cocok harus
menunjukkan susunan yang homogen dan tidak menunjukkan
butiran kasa. Uji homogenitas merupakan salah satu uji yang
penting dalam melakukan formulasi sediaan farmasetika,
tujuannya untuk mengetahui apakah bahan-bahan dalam
formulasi tersebut tercampur merata atau tidak (Shaheena, 2019).
d. Uji Daya Sebar
Pasta diletakkan di tengah dengan slide kaca lainnya. Berat yang
diketahui (1 kg) ditempatkan dengan hati-hati pada slide ini
selama 10 menit untuk memungkinkan pasta menyebar dan
kemudian diameter pasta diukur. Pengujian daya sebar dilakukan
untuk menjamin pemerataan pasta gigi saat diaplikasikan ke gigi
dan untuk mengetahui kemampuan menyebar. Pasta gigi yang
baik memiliki rentang daya sebar yang sesuai dengan sediaan
pasta gigi pasaran yaitu sebesar 2,61 5,32 cm (Doko, 2018).
e. Uji Tinggi Busa
Pasta dicampur dengan air suling (15 mL) dalam gelas ukur,
dikocok kuat-kuat selama I menit, diletakkan di atas meja untuk
mengukur ketinggian busa di atas permukaan air bertujuan untuk
mengetahui banyak busa yang dihasilkan dari sediaan pasta (Das
et al. 2013). Kemampuan berbusa pasta gigi ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut:
x 100 %
f. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan dengan cara rotor dipasang pada alat
uji, diatur hingga rotor tercelup dalam gel. Alat diaktifkan, skala
yang ditunjukkan dibaca hingga menunjukan angka yang stabil
(Widia et al., 2012).
g. Uji Stabilitas
Uji freeze-thaw cycling ini dilakukan dengan cara meletakkan
sediaan pada suhu 4°C selama 24 jam dan dilanjutkan dengan
meletakkan sediaan tersebut pada suhu 40°C Selama 24 jam (I
siklus). Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 siklus dan amati
perubahan fisik dan pH pada sediaan dari awal sampai akhir
siklus. Untuk melihat stabilitas pasta gigi yang diformulasikan,
sifat fisikokimianya dipelajari dengan interval reguler 4 bulan
selama 12 bulan (Shaheena, 2019).
No.
PASTA ZINC OXIDE 20% Tanggal Berlaku
10 januari 2023
Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh Mengganti No. ….
Tanggal
PT. BETA 1. Putri Annisa apt. Nur Azizah
PHARMACY Islamiyah Syahrana,
2. Miftahul Fatihah S.Farm.,M,Farm
Selasa, 10 Januari
2023
2. Komposisi
No. Komposisi Kode Bahan Jumlah dalam 1 Jumlah dalam 1
sedaan bets
1 Zinc Oxide 01-ZO 2 gram 10 gram
5. Distribusi Dokumen
Asli : Kepada Bagian Pemastian Mutu
Salinan 1 : Kepala Bagian R&D
Salinan 2 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Salinan 3 : Kepala Bagian Produksi
1. KOMPOSISI
Pelaksana Pemeriksa
2. PENIMBANGAN
Tanggal Penimbangan: 12 januari 2023 jam mulai: 09:40 jam selasai 10:17
Pelaksana Pemeriksa
3. PEMBUATAN PASTA
Tanggal pembuatan Pasta: 12 januari 2023 jam mulai: 10:45 jam selesai: 11:18
Pelaksana Pemeriksa
4. PENGAWASAN PRIMER
Tanggal Pengemasan: 12 januari 2023 Jam mulai: 11:18 jam selesai: 11:58
Pelaksana Pemeriksa
Rekonsiliasi
a. Rekonsiliasi bahan pengemas
Nama Kebutuhan Kebutuhan Rekonsiliasi
bahan teoritis per teoritis per
diterima dipakai rusak dikembalikan
pengemas bets order
08-L1 5 pcs 1 pcs 5 pcs 5 pcs 0 0
09-L2 5 pcs 1 pcs 5 pcs 5 pcs 0 0
12-TUBE 5 pcs 1 pcs 5 pcs 5 pcs 0 0
b. Rekonsiliasi hasil produksi
Hasil teoritis (a) : 15
Hail nyata (b) :3
Sampel Qc (c) : 10 gram
Rusak (d) : 12
Rekonsiliasi : x100% = %
x 100%
= 1,67%
5. PENGEMASAN SEKUNDER
Tanggal pengemasan: 12 januari 2023 jam mulai: 13:27 jam selesai: 14:01
Pelaksana Pemeriksa
6. EVALUASI
Telah diperiksa oleh Kepala Bagian Produksi
Nama:
Tanggal:
Nama:
Tanggal:
Sesuai dengan hasil pengujian diatas maka sampel nomor bets: dinyatakan:
(LULUS/TIDAK LULUS)
Tgl…………………………
Ka. Bagian Pengawasan Mutu
7. Analisis Data
a. Uji organoleptis
1) Hasil Pengamatan
Uji Standart Hasil Gambar
Organoleptis Pengamatan
2) Pembahasan
Dilakukan pengamatan visual terhadap bau, warna, dan bentuk.
biasanya jernih dengan konsistensi setengah padat. Pengujian
organoleptis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perubahan selama penyimpanan. Pengamatan organoleptis meliputi
warna, bau, dan rasa yang dapat diamati dengan panca indera
(Shaheena, 2019).
b. Uji Ph
1) Hasil Pengamatan
Standart Hasil Gambar
Pengamatan
Ph : 6-10 6
2) Pembahasan
Pengujiaan ph dilakukan menggunakan indickator Ph
Larutan pasta disiapkan dan pH ditentukan pada suhu kamar
menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi. Pengukuran
pH merupakan parameter fisikokimia yang penting pada
sediaan topikal karena pH berkaitan dengan efektivitas zat
aktif, stabilitas zat aktif dan sediaan, serta kenyamanan di
kulit sewaktu digunakan. Uji pH sediaan juga merupakan
salah satu syarat mutu pasta . Berdasarkan nilai pH yang
diperoleh semua formula memenuhi kriteria sesuai
persyaratan pada SNI 8861:2020 yaitu 6-10 (Shaheena,
2019).
c. Uji Homogenitas
1) Hasil Pengamatan
Standart Hasil Gambar
Pengamatan
2) Pembahasan
Uji homogenitas sediaan dilakukan dengan cara 1 gram
pasta gigi yang dioleskan tipispada kaca objek dan
ditutup dengan kaca objek lainnya, kemudian diamati
secara visual. Uji homogenitas merupakan salah satu uji
yang penting dalam melakukan formulasi sediaan
farmasetika, tujuannya untuk mengetahui apakah bahan-
bahan dalam formulasi tersebut tercampur merata atau
tidak (Nurjannah et al., 2018).
d. Uji Stabilitas Fisik
1) Hasil Pengamatan
Standart Hasil Gambar Pengamatan
Meliputi Stabil
organoleptic,Ph,dan
homogentitas tidak
terjadi perubahan
2) Pembahasan
Uji stabilitas Fisik meliputi organoleptic,Ph,dan
homogentitas yang dilakukan melalui pengamatan pada
hari 1-2 kemudian di dapatkan hasil yaitu tidak terjadi
perubahan sehingga dikatakan sediaan stabil (Nurjannah
et al., 2018).
e. Uji Daya Sebar
1) Hasil Pengamatan
Standart Hasil Gambar Pengamatan
2,61-5,32 5 cm
cm
2) Pembahasan
Uji daya sebar dilakukan dengan cara mengoleskan 1
gram sediaan pasta gigi sebesar pada kaca objek . Lalu
kaca objek lain diletakkan diatas sediaan pasta
selanjutnya diberi beban seberat 200 gr, diamkan dan
catat diameter. Setelah dilakukan kemudian di
dapatkan hasil 5 cm sesuai dengan syarat.(Mahdalin et
al., 2017).
f. Uji Pemeriksaan Konsistensi
1) Hasil Pengamatan
Standart Hasil Gambar Pengamatan
Pada Konsisten
sediaan
pasta tidak
mengalami
perubahan
konsistensi
2) Pembahasan
Uji pemeriksaan konsistensi dilakukan dengan
mengamati konsistensi pada sediaan pasta pada hari 1-2
dan di dapatkan hasil sediaan pasta memiliki konsistensi
yang tepat tidak mengalami perubahan konsistensi
.(Mahdalin et al., 2017).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang di dapatkan dari percobaan pembuatan pasta
dengan zat aktif zinc oxide 20% pada saat pengujian evaluasi sediaan
didapatkan standart hasil yang memenuhi syarat yaitu,pada uji
organoleptis didapatkan hasil secara visual dari warna,bentuk,dan
aroma yang mengikuti zat aktif selanjutnya,uji ph didapatkan hasil 6
yang sesuai dengan syarat,uji homogenitas memenuhi syarat yaitu tidak
terdapat partikel kasar,uji stabilitas fisik dan uji pemeriksaan
konsistensi yang dilakukan selama 1-2 hari yang menunjukkan tidak
terjadi perubahan dan uji daya sebar yang memenuhi standart
persyaratan yaitu 5 cm.
B. Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini yaitu diharapkan untuk jadwal
praktikum kedepannya lebih konsisten dan alat di laboratorium lebih di
lengkapi sehingga praktikum berjalan dengan lancar
DAFTAR PUSTAKA
Anggi, V 2017. Formulasi pasta serbuk kopi dengan variasi konsentrasi sebagai
daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus Aureus‟. Jurnal Farmasi
UIN Alauddin Makassar.
Anonim, 2007. The United State Pharmacopeia –National Formulary, Thirthy
Revision. Washington Dc, 242,643,1269.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed. IV. UI-Press. Jakarta.
515.
BPOM. 2015. Gerakan Nasional Peduli Obat dan pangan Aman. Jakarta : Badan
POM.
Brayfield, A. Ed. 2014. Martindale: The Complete Drug Reference. 38th edn.
London: Pharmaceutical Press, p.1387; 1575.
British Pharmacopoiea Commision. (2009). British pharmacopoeia. London: The
Pharmaceutical Press.
Das I, Roy S, Chandni S, Karthik L, Kumar G, Rao KVB (2013) Biosurfactant
from marine actinobacteria and its application in toothpaste. Der
Pharmacia Lettre 5:1-6. cosmetic formulation of
Doko, K. I. (2018). Uji Aktivitas Antibiofilm terhadap Streptococcus mutans dan
Optimasi CMC Na dan Sorbitol pada Formula Pasta Gigi Gel Ekstrak
Daun Kelor (Moringa oleifera Lmk.). Fakultas Farmasi USD, Yogyakarta.
Elmitra. 2017. Buku Dasar-dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish. (Bab X, Krim, Hal. 116 – 136).
Herawati dan Syafsir Akhlus. 2006. Kinerja BHT Sebagai Antioksidan Minyak
Sawit Pada Perlindungan Terhadap Oksidasi Oksigen Singlet. Jurusan
Kimia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia edisi VI.
Jakarta.
Koarsley, M.W., Dziedzic S.Z., 1995. Handbook of Starch Hydrolisis Product
and Their Derivates. New York: Blackie Academic & Profesional, 1-25.
Lachman, L., Lieberman., and Kanig, J.L, 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri, jilid 2, ed 3. diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, UI Press, Jakarta,
1091-1096, 1119-1120.
Malonda, Tasya C.2017. FORMULASI SEDIAAN SAMPO ANTIKETOMBE
EKSTRAK DAUN PACAR AIR (Impatiens balsamina L.) DAN UJI
AKTIVITASNYA TERHADAP JAMUR Candida albicans ATCC 10231
SECARA IN VITRO. Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4
NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493.
Medscape (Online). 2022. Zinc Oxide, Aplikasi Medscape. Di akses tanggal 10
Januari 2023 pada https://reference.medscape.com/drug/desitin-
diaparene-diaper-rash-zinc-oxide-topical-99935
MIMS (Online). 2023. MIMS Indonesia : Zinc Oxide. Petunjuk Konsultasi, Edisi
23. Di akses tanggal 10 Januari 2023 pada
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/zinc%20oxide?mtype=generic
Morkoc, H., 2009. Zinc Oxide Fundamentals, Materials, and Device
Technology. Wiley VCH, Verlag.
Muliani, H., 2008, Karakterisasi Fisikomekanik Amilum Singkong (Manihot
utillisima, Pohl) sebagai Bahan Tambahan dalam Formulasi sediaan
Farmasi. Skripsi, Jurusan Farmasi FMPA. Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta.
Ningsih, Suci., dkk. 2015. Pasta Zinc Oxide sebagai mild astringent menggunakan
basis amilum singkong (Manihot utilisima Pohl). Khazanah, Vol 2 No. 2.
Owen, S. C., 2006, Sorbitol, in: Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Owen, S. C..
Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fifth Ed, 718-721.
Pharmaceutical Press, London, Chicago.
Qisti, B. W., Nurahmanto, D., & Rosyidi, V. A. (2018). Optimasi Propilen Glikol
dan Etanol sebagai Peningkat Penetrasi Ibuprofen dalam Sediaan Gel
dengan Metode Simplex Lattice Design. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 6(1).
Rao, R.; Georgie, M.K. Fuglestad, A.; The role of nutrition in cognitive
development. In Handbook in Developmental Cognitive Neuroscience;
MIT Press: Cambridge, MA, USA, 2006; Volume 2, pp. 623–641.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. dan Quinn M.E. (eds.). 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients 6th Edition, Minneapolis, Pharmaceutical
Press.
Shaheena, S., Chintagunta, A. D., Dirisala, V. R., & Sampath Kumar, N. S.
(2019). Extraction of bioactive compounds from Psidium guajava and
their application in dentistry. AMB express, 9(1), 1-9.
Swarbrick, J., & Boylan, J.C., 2007. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology.
Edisi Ketiga Volume I. Usa: Pharmaceu Technology.
Widodo.H. 2013. Ilmu meracik Obat Untuk apoteker. Yogyajarta :D-Medika.
Wilantari, P.D., Santika, A. A. G. J. 2019. Aktivitas Penyembuhan Luka Insisi
dari Salep Daun Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.). Jurnal Farmasi
Udayana, Vol 8, No 2, Tahun 2019, 78-89. pISSN: 2301-7716; eISSN:
2622-4607.
Widia W., Mufrod dan Setiyadi G., 2012, Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol
Daun Lidah Buaya (Aloe vera L.) sebagai Anti Jerawat dengan Basis
Sodium Alginate dan Aktivitas Antibakterinya Terhadap Staphylococcus
epidermidis, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.
Wilkins, Williams Lippincott, 2000. Remington, Konggres library office, united
state of america.
LAMPIRAN