Paralel/Kelompok : 1/9
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Dra. Ietje
Wientarsih, Apt, M.Sc
oleh :
KEGUNAAN SALEP
Salep pada prinsipnya digunakan untuk terapi lokal. Berbagai macam salep
dipakai untuk melindungi kulit atau untuk mengobati penyakit kulit yang akut
maupun kronis. Secara spesifik kegunaan salep tergantung zat aktif yang dibawa.
Pada sediaan semacam itu, diharapkan adanya penetrasi ke dalam lapisan kulit
teratas agar dapat memberikan efek penyembuhan (Wardiyah 2015).
2. Lunak
Salep banyak digunakan untuk kulit teriritasi, inflamasi dan
dibuat sedemikian sehingga semua zat keadaan yang halus dan seluruh
produk harus lunak dan homogen.
3. Mudah dipakai
Kebanyakan keadaan salep adalah mudah digunakan, kecuali
sediaan salep yang dalam keadaan sangat kaku (keras) atau sangat encer.
Salep tipe emulsi umumnya paling mudah dihilangkan dari kulit.
JENIS-JENIS SALEP
A) Salep Epidermis
Nama lain salep epidermis yaitu Epidermic ointhment; salep
penutup. Salep epidermis digunakan untuk melindungi kulit dan
menghasilkan efek lokal, tidak diabsorpsi, kadang-kadang ditambahkan
antiseptik anstrigensia untuk meredakan rangsangan atau anasteti lokal.
Dasar salep yang baik adalah dasar salep senyawa hidrokarbon. Salep
epidermis mempunyai efek permukaan, memiliki aktivitas membentuk
lapisan film yang bertujuan untuk mencegah hilangnya kelembaban
(sebagai protektif), efek membersihkan ataupun sebagai antibakteri.
Pembawa (basis) harus dapat memudahkan kontak dengan permukaan dan
melepaskan zat aktif ke sasaran. Contoh salep epidermis di antaranya
adalah salep benzokain dan hidrokortison.
1) Aethylis Aminobenzoas / Benzokain
Pemerian : Hablur kecil atau serbuk hablur, putih, tidak
berbau, agak pahit disertai rasa tebal.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam
etanol(95%), dalam kloroform P dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Anestetikum lokal.
2) Hydrocortison / Hidrokortison
Pemerian : Serbuk halus, putih atau hampir putih,tidak berbau.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air dan dalam eter P, agak
sukar larut dalam etanol (95%)P, dan dalam aseton, sukar
larutdalam kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya
Khasiat : Anti inflamasi
B) Salep Endodermik
Salep Endodermik memiliki mekanisme bekerja sampai lapisan
dalam kulit tapi tidak menembus lapisan kulit dan dapat terabsorbsi
sebagian. Salep ini digunakan untuk melunakkan kulit atau selaput lendir.
Bahan dasar salep ini yang paling baik adalah minyak lemak seperti
adepslanae, lanolin, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Contoh: salep
analgesik (Wientarsih dan Febram, 2006).
C) Salep Diadermik
Salep diadermik merupakan salep yang kandungan obatnya
menembus melalui kulit menuju ke dalam tubuh dan mencapai efek yang
diinginkan. Contohnya yaitu salep yang mengandung merkuri iodide dan
belladonna (Aprilianto 2016). Mekanisme obat salep diadermik sama
seperti salep pada umumnya. Obat perlu dilepaskan dari basisnya terlebih
dahulu, setelah itu dioleskan ke kulit. Kontak dengan stratum korneum
kemudian menembus epidermis dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik
secara difusi pasif. Bagian kulit yang paling berpengaruh untuk absorpsi
obat adalah epidermis, kelenjar rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar
minyak. Tebal epidermis mempengaruhi daya penyerapan obat (Wulan
2012).
DAFTAR PUSTAKA
Aprilianto J. 2016. Formulasi sediaan krim dan salep dari ekstrak etanol daun tapak
dara (Catharanthus roseus L. G. don) sebagai anti luka [disertasi]. Bandung
(ID): Universitas Islam Bandung.
Ditjen POM. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 103-113.
Hernani MY, Mufrod M and Sugiyono S. 2012 Formulasi Salep Ekstrak Air
Tokek (Gekko gecko L.) untuk penyembuhan luka. Majalah Farmaseutik.
8(1):120- 124.
Martin A, Swarbick J, Cammarata A. 1993. Farmasi Fisik 2. Edisi III. Jakarta (ID):
UI Press.
Voigt. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh Soendani Noeroto
S. Yogyakarta (ID): UGM Press.
Wientarsih I, Febram B. 2006. Diktat Farmasi dan Ilmu Reseptir. Bogor (ID):
Bagian Farmasi Pendidikan Profersi Dokter Hewan Institut Pertanian Bogor.
Wulan A. 2012. Pengaruh penggunaan basis serap dan basis larut air pada sediaan
salep ekstrak etanol batang pisang ambon (Musa paradisiaca L var.
sapientum) dalam berbagai konsentrasi ekstrak dengan mengkaji sifat fisik
dan stabilitasnya [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.