OLEH:
KELOMPOK 8
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengujian parasetamol dalam sediaan farmasi dapat dilakukan
dengan berbagai metode, seperti titrimetric sederhana, metode HPLC, dan metode
spektrofotometri. Oleh karena itu penggunaan parasetamol dalam berbagai jenis
sediaan farmasi yang luas menyebabkan dibutuhkan metode cepat, efektif, dan
sensitif yang akan kita lakukan dalam penelitian ini.
Metode spektrofotometri untuk penentuan kadar parasetamol yaitu
berdasarkan pada reaksi hidrolisis parasetamol menjadi p-aminofenol dan yang
terakhir direaksikan dengan pereaksi spesifik untuk menghasilkan zat berwarna
yang akan diteliti secara spektrofotometri. Metode pengujian parasetamol adalah
agar parasetamol bereaksi dengan pereaksi yang berbeda sehingga hasil dan warna
akan terebentuk dan absorbansi diukur pada daerah yang terlihat pada panjang
gelombang yang sesuai.
Metode penentuan kuantitatif parasetamol melibatkan hidrolisis
parasetamol menjadi p-aminofenol. Berbagai metode dapat dilakukan untuk
mengubah produk terhidrolisis menjadi sesuatu yang berwarna untuk penentuan
parasetamol. Hidrolisis parasetamol menghasilkan p-aminofenol dan ditambahkan
dengan zat gabungan (coupling agent) untuk menghasilkan zat pewarna (azodye).
Diasosiasi amina aromatik dan menggabungkan produk dengan fenol atau
aromatik amina adalah reaksi Griess yaitu reaksi yang telah banyak digunakan
untuk penentuan nitrat dalam air, tanah, sayuran, produk-produk daging, dan lain-
lain. Metode Griess untuk penentuan parasetamol merupakan metode yang
sederhana sehingga metode Griess dapat dilakukan pada penelitian ini.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil azodye dari penggunaan 1-Napthol dan Resorcinol
sebagai coupling agent?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil azodye dari penggunaan 1-Napthol dan
Resorcinol sebagai coupling agent.
1
BAB II
ISI
2.1 Paracetamol
Paracetamol adalah sediaan farmasi yang banyak digunakan sebagai
analgesik dan antipiretik. Paracetamol secara umum aman digunakan pada dosis
yang disarankan dimana toksisitasnya menyebabkan masalah gastro intestinal
akut. Dalam metode standar parasetamol ditentukan secara titrimetri dengan Ce
(IV) pada media asam menggunakan ferroin sebagai indikator. Karena
penggunaan parasetamol tersebar luas dalam berbagai jenis sediaan farmasi maka
diperlukan metode yang akurat, cepat dan sensitif. Banyak metode
spektrofotometri dalam menentukan kandungan paracetamol. Hal ini didasarkan
pada hidrolisis paracetamol menjadi p-aminofenol dan mereaksikan dengan
pereaksi khusus untuk mendapatkan zat pewarna dan daya serap yang terlihat di
panjang gelombang yang sesuai.
2
Gambar 1. Mekanisme reaksi Gress
Hidrolisis paracetamol menghasilkan p-aminophenol dan ditambahkan
dengan zat penghubung untuk menghasilkan pewarna azodye. Diazotisasi amina
aromatik dan menyambungkan produk dengan fenol atau amina aromatik adalah
reaksi griess yang banyak digunakan untuk memperkirakan nitrat dalam air, tanah,
sayuran, dan produk daging. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan metode yang sederhana, cepat dan dapat diandalkan untuk uji
paracetamol dan menentukan paracetamol dalam tablet paracetamol medis.
3
2.2.8 Pengukuran Absorbansi Larutan Sampel : Diukur absorbansi azodye
larutan sampel dengan panjang gelombang maksimum pada alat
spectrophotometer.
2.2.9 Penetapan Kadar Parasetamol : Ditetapkan kadar paracetamol dari
kurva kalibrasi.
4
Gambar 1. Hukum Lambert beer dengan agen kopling 1-napthol
5
kenaikan kadar dengan kenaikan absorbansi yang terbaca akan semakin baik,
sensitifitasnya semakin tinggi. Artinya sedikit saja terjadi kenaikan atau
penurunan konsentrasi, akan terbaca dengan respon berupa absorbansi. Sedangkan
apabila nilai koefisien relasi sangat jauh dari 1 maka korelasi antara konsentrasi
dan absorbansi kurang baik. Dengan kata lain, setiap terjadi peningkatan sekian
persen konsentrasi yang sama, tidak selalu terespon dengan nilai kenaikan
absorbansi yang sama. Misalnya setiap terjadi peningkatan konsentrasi sebanyak 1
persen, menimbulkan absorbansi yang tidak sama.
6
BAB III
PENUTUP
Dua coupling agent yaitu 1-Napthol dan Resorsinol diselidiki untuk
memperkirakan kadar parasetamol dalam bahan baku dan sediaan farmasi
menggunakan metode spektrofotometri yang sederhana. Parasetamol yang
ditentukan dari metode ini ditemukan dalam perjanjian yang diklaim oleh
produsen. Persentase perolehan kembali yang ditemukan berkisar antara 97,8-
103,4% yang menunjukkan kesesuaian metode untuk penentuan parasetamol
dalam sediaan farmasi. Standar deviasi relative untuk lima sampel berkisar dari
2,2-6,4% hal ini menunjukkan kesesuaian metode yang digunakan sudah terbilang
cukup baik. Metode dengan penambahan azodye yang ada terbentuk cukup stabil
setidaknya selama 45 menit. Oleh karena itu, metode ini adalah sederhana, akurat
dapat digunakan untuk analisis rutin parasetamol dalam bahan baku dan tablet
parasetamol.