0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
65 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas tentang obat-obat anti hipertensi yang terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu ACE inhibitor dan ARB yang bekerja dengan menghambat enzim ACE atau menghalangi angiotensin II, alfa bloker yang memblokir reseptor alfa, beta bloker selektif yang memblokir reseptor beta jantung, calcium channel bloker yang memblokir aliran kalsium, dan diuretik yang meningkatkan ekskresi air dan garam dalam urine.
Dokumen ini membahas tentang obat-obat anti hipertensi yang terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu ACE inhibitor dan ARB yang bekerja dengan menghambat enzim ACE atau menghalangi angiotensin II, alfa bloker yang memblokir reseptor alfa, beta bloker selektif yang memblokir reseptor beta jantung, calcium channel bloker yang memblokir aliran kalsium, dan diuretik yang meningkatkan ekskresi air dan garam dalam urine.
Dokumen ini membahas tentang obat-obat anti hipertensi yang terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu ACE inhibitor dan ARB yang bekerja dengan menghambat enzim ACE atau menghalangi angiotensin II, alfa bloker yang memblokir reseptor alfa, beta bloker selektif yang memblokir reseptor beta jantung, calcium channel bloker yang memblokir aliran kalsium, dan diuretik yang meningkatkan ekskresi air dan garam dalam urine.
A. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah penyakit klinis yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah. Klasifikasi HT yaitu prahipertensi, stage 1 dan stage 2.
B. Golongan obat anti hipertensi
ACE Inhibitor dan ARB Apabila tubuh mengalami penurunan tekanan darah maka ginjal akan melepaskan renin yang mengubah anitensinogen (liver) menjadi anitensinogen I yang kemudian dirubah lagi menjadi angiotensin II lalu berikatan dengan reseptornya maka akan menyebabkan sekresi dari aldosterone yang menyebabkan retensi dari air dan sodium. Angiostensin II juga menyebabkan vasokontriksi dan juga menyebabkan aktivasi sistem simpatik dimana tiga hal ini akan memicu kenaikan tekanan darah. Apabila pasien hipertensi obat ACE akan bekerja pada enzim ACE yang memicu perombakan bradikinin yang menyebabkan batuk kering pada penggunanya juga ras dan ARB bekerja pada angiotensin II saat bertemu dengan reseptor yang nantinya mengakibatkan sakit kepala juga nausea. Contoh obat ACE yaitu Captropil dan Lisinopil. ARB valsatan dan irbesatan. Alfa 1 reseptor bloker Reseptor alfa I ada pada otot polos pembuluh darah. Apabila ada ransang dari sistem simpatis memicu pengeluaran adrenalin dan non adrenalin yang akan berikatan dengan reseptor alfa I ini akan menyebabkan fasokontriksi dan apabila diblok maka akan terjadi fasodilatasi atau penurunan peripheral resisten maka akan mengurangi perkalian audiootput. Contoh obatnya adalah prasozinin yang dapat mengakibatkan hipotensi. Beta bloker selektif Obat yang bekerja di jantung. Di jantung terdapat presmeker yang menganduk reseptor beta dan presmeker ini yang bertanggung jawab intuk mengatur hardreces seseorang. Apabila di blok maka hardreces akan menurun dan terjadi penurunan kardiak output. Reseptor beta ada juga di reseptor jantung dan apabila diblok maka akan mengurangi kontrakdilitass dari otot jantung yang akanmengurangi kardiak output yang mengakibatkan tekanan darah menurun. Reseptor beta juga ada di dinding pembuluh darah yang apabila di blok akan mengakibatkan fasodilatasi. Contoh obatnya bisoprolol dan metaprolol yang memiliki efek samping bradikardi dan hipotensi. Calsium chanel bloker Ada dua yaitu T tipe dan L tipe yang apabila diblok maka akan mengurangi kontraksi otot. L tipe ada di otot polos yang akan mengurangi kontraktiliti dan meningkatkan fasodilatasi yang nantinya mengakibatkan penurunan tekanan darah. T tipe calcium canelnya ada di SA node (presmaker) yang menurunkan heart rate dan kardiak otot turun yang akhirnya mengakibatkan penurunan tekanan darah. Contoh obat L tipe (dihidropiridin = nifedipin,amodipin) T tipe (non dihidropiridin = verapamil, diltiazem) yang memiliki efeksamping hipotensi dan udema perifer. Diuretik Dibagi menjadi 3 yaitu loop diuretik, thiazid dan diuretik hemat kalium. o Loopdiuretik adalah diruetik yang paling kuat yang bekerja pada lupohenle yang terjadi diabsorbsi besar-besaran dari natrium. Obat yang bekerja di sini menghambat diabsorbsi di sini sehingga natrium akan disekresikan. Banyaknya air yang dikeluarkan menyebabkan banyak buang air kecil. Akan terjadi juga penurunan kardiak output. o Thiazid ini bekerja di bagian distal pada neufron, yang akan terjadi diabsrobsi dari Na yang apabila dihambat yang nantinya memicu ekskresi urine. Kekuatannya sedang. o Diuretik hemat kalium yang bekerja dibagian distal yang terjadi diasorbsi Na dan pengeluaran kalium. Apabila dihambat Na akan diekresi dan kalium diabsorbsi. Contohnya yaitu pada loop diuretic (furosemid), Thiazid (HCT) yang efek sampingnya hipokalemi, hiponatremi dan hiperurisemi. Sedangkan contoh dari diuretic hemat kalium adalah spironolakton yang efek sampingnya adalah hiperkalemi.