Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“Kelompok Khusus Dalam Keperawatan Komunitas”

Dosen Pembimbing

Ns.Lola Felnanda Amri,S.Kep.M.Kep

Oleh

KELOMPOK 7

Tatik Sundary 193110196

Tiara Oktafiana 193110197

Vivia Hasanah 193110198

Wahyuni Firma Aulia 193110199

Zahratul Jannah 193110200

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
nikmat,rahmat,dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kelompok
Khusus Pada Keperawatan Komunitas” ini.

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas.Kami berusaha
menyusun makalah ini dengan segala kemampuan,kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan
makalah selanjutnya.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini khususnya kepada Dosen kami yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang,12 Agustus 2021

Kelompok 7

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sasaran pelayanan keperawatan komunitas adalah pelayanan pada


kelompok khusus. Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan umur, permasalahan baik fisik, mental, sosial yang memerlukan bantuan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan kelompok dalam memelihara kesehatan
terhadap dirinya sendiri. Tenaga kerja merupakan salah satu kelompok sasaran dalam
pelayanan keperawatan komunitas.. Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti
yang diharapkan,begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan, dan psikologis. Masih banyak
perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Melihat
begitu tingginya penyakit akibat kerja serta kecelakaan kerja di Indonesia, maka
keperawatan komunitas sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan profesional
perlu melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir terjadinya hal tersebut.

Sekolah merupakan tempat utama yang digunakan anak untuk melakukan


aktivitasnya selain di rumah. Selain belajar, di sekolah anak juga menghabiskan
waktunya untuk bersosialisasi, berkreasi, bahkan bermain. Oleh sebab itu, pemberian
pelayanan kesehatan dengan target anak usia sekolah akan lebih efektif jika dilakukan di
sekolah.1,2 Melihat pentingnya kesehatan pada anak usia sekolah dimana kondisi
tersebut merupakan masa tumbuh kembang anak yang sangat dipengaruhi oleh kesehatan,
maka perlu dicanangkan adanya pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di
sekolah-sekolah.

Permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia salah satunya adalah masalah


kesehatan pada anak usia sekolah. Anak adalah individu usia sebelum 18 tahun dan
belum menikah (UU no. 23 tahun 2002).Anak merupakan populasi penting di

3
masyarakat, mengingat jumlahnya yang cukup besar yaitu 23% atau sepertiga dari jumlah
penduduk Indonesia (Pribadi, 2003 dalam Prasetyo, 2014). Berdasarkan Data Badan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, sebagian besar dari dari populasi anak menempuh
pendidikan di tingkat SD/Madrasah Ibtidaiyah, SLTP/Madrasah Tsanawiyah dan
SMU/Madrasah Aliyah.

Berbagai masalah kesehatan masih banyak ditemukan. Kementrian Kesehatan RI


(2013), menyebutkan 26,4% anak usia kelompok SD/MI DAN SMP/MTs menderita
anemia gizi yang dapat berpengaruh pada prestasi belajar. Perilaku beresiko yang
dilakukan oleh anak remaja atau kelompok usia anak sekolah adalah merokok (18,3%),
kurang aktivitas fisik (35,4%), kurang mengkonsumsi sayuran (95%), tidak menggosok
gigi secara benar (92,3%), dan tidak mencuci tangan dengan benar (80%).Hasil survei
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak (KPP&PA) tahun 2014
menunjukkan bahwa gangguan kesehatan umum yang sering dikeluhkan anak berupa
panas, batuk, diare, sesak, sakit kepala berulang, dan masalah kesehatan gigi dan mulut
(KPP&PA, 2015). Laporan Pusat Data dan Informasi (Infodatin) tahun 2014
menunjukkan bahwa anak merupakan salah satu kelompok usia yang mengalami
peningkatan masalah kesehatan gigi dan mulut (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

Hal ini jelas bahwa adanya permasalahan yang cukup serius yaitu minimnya
kesadaran dan pengetahuan kesehatan dimasyarakat khususnya pada usia
anak.Permasalahan kesehatan tersebut umumnya akan menghambat pencapaian
prestasianak, sehingga dibutuhkan suatu upaya bersama untuk mengatasi permasalahan
tersebut. salah satunya dengan mengembangkan wadah pelayanan kesehatan di sekolah
berupa Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang di maksud dengan sekolah/program UKS ?

b. Apa tujuan program UKS ?

c. Apa saja sasaran UKS ?

d. Apa ruang lingkup UKS ?

4
e. Bagaimana pelaksanaan program pokok UKS?

f. Apa yang dimaksud dengan konsep komunitas pada kelompok kerja?

g. Apa ruang lingkup kesehatan kerja?

h. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja?

i. Apa upaya kesehatan kerja?

j. Apa masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok pekerja?

k. Apa peran perawat komunitas pada kelompok pekerja?

C. Tujuan Penulisan

Penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini baik
berupa tujuan umum maupun khusus. Adapun tujuan-tujuan tersebut antara lain :

Tujuan Umum

a. Menguasai konsep sekolah/program UKS dan kesehatan kerja (OHN)

b. Mengetahui dan memahami kelompok khusus kerja

Tujuan khusus

a. Mengetahui dan memahami definisi sekolah/program UKS

b. Mengetahui dan memahami tujuan dari sekolah/program UKS

c. Mengetahui dan memahami sasaran UKS

d. Mengetahui dan memahami ruang lingkup sekolah/program UKS

e. Mengetahui dan memahami bagaimana pelaksanaan program pokok UKS

f. Mengetahui konsep komunitas pada kelompok kerja

g. Mengetahui ruang lingkup kesehatan kerja

5
h. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja

i. Mengetahui upaya kesehatan kerja

j. Mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok pekerja

k. Mengetahui peran perawat komunitas pada kelompok pekerja

6
BAB II

PEMBAHASAN

I. SEKOLAH / PROGRAM UKS

A. Pengertian

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2017) UKS adalah program pemerintah


untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat atau kemampuan hidup sehat bagi warga sekolah. Program
UKS diharapkan dapat dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
harmonis dan optimal, agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas
sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup
sehat anak usia sekolah yang ada di sekolah dan perguruan agama.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan salah satu upaya untukmeningkatkan


kemampuan hidup sehat anak usia sekolah dan selanjutnya membentuk perilaku hidup
sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah segala usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan lingkungan sekolah serta seluruh warga
sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang pendidikan mulai TK/RA sampai
SMA/SMK/MA.

Pelaksanaan kebijakan UKS pada kenyataannya masih terkendala oleh berbagai


persoalan. Kemenkes (2015) menyatakan beberapa hambatan dalam pelaksanaan
UKSdiantaranya adalah seperti masih banyak guru pembina UKS belum dilatih, ada
kepala sekolah dan madrasah tidak menunjang UKS, sekolah dan madrasah belum
memiliki dokter kecil atau kader kesehatan remaja, kurangnya motivasi guru sebagai
pelaksana UKS karena belum ada angka kredit untuk guru pembina UKS, belum ada

7
buku pedoman materi kesehatan untuk pegangan guru,dan masih banyak tenaga
kesehatan yang belum dilatih UKS (Kemenkes, 2015).

B. Tujuan UKS

Tujuan umum UKS adalah untuk meningkatkan standar pendidikan serta prestasi
belajar siswa dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta status kesehatan
peserta didik dan juga menciptakan lingkungan yang sehat,sehingga pertumbuhan dan
perkembangan siswa dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya dapat berjalan
secara harmonis dan optimal (Widyanto, 2017).

Tujuan khusus UKS adalah untuk menumbuhkan kebiasaan hidup dan sehat serta
meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan,
sikap dan keterampilan dalam melaksanakan prinsip hidup sehat sehingga dapat
berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan fisik,mental maupun sosial serta
dapat menangkal pengaruh buruk penyalahgunaan narkotika, obat-obatan, bahan
berbahaya, alkohol (minuman keras), rokok, dan sebagainya (Widyanto, 2017).

C. Sasaran UKS

Pada pedoman Akselerasi KEMENKES 2016 sasaran UKS adalah peserta didik
mulai dari tingkat TK/RA, SD, SMP, SMA/SMK/MA, dan perguruan agama termasuk
pondok pesantren dan kelompok belajar yang setingkat, kepala sekolah, pengajar/guru,
orang tua murid, komite sekolah, masyarakat, pemangku kepentingan, dan pengambil
keputusan/ penentu kebijakan. Sejalan dengan Widyanto (2017) sasaran pembinaan
UKS meliputi peserta didik/siswa-siswi, guru serta petugas kesehatan, pengelola
pendidikan, karyawan sekolah, sarana serta prasana pendidikan dan pelayanan kesehatan
dan lingkungan meliputi lingkungan sekolah, keluarga, serta masyarakat sekitar sekolah.

D. Ruang Lingkup UKS

Menurut Widyanto (2017) ruang lingkup program UKS merupakan gambaran 3


program pokok UKS atau disebut trias UKS yaitu penyelenggaraan program pendidikan

8
kesehatan, penyelenggaraan program pelayanan kesehatan,serta pembinaan program
lingkungan sekolah/madrasah sehat.

Adapun Ruang lingkup UKS yang tertera diakselerasi pembinaan dan


pelaksanaan UKS 2016 yaitu pendidikan kesehatan meliputi :

a. penyediaan tenaga

b. sarana

c. prasarana

d. kegiatan-kegiatan yang berkaitan pada pelayanan kesehatan mencakup promotif,


preventif, kuratif, dan rehabilitative

e. pembinaan lingkungan sekolah sehat baik itu fisik, mental, maupun sosial.

E. Pelaksanaan tiga program pokok UKS

1. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan memiliki tujuan agar peserta didik mempunyai pengetahuan


terkait kesehatan meliputi cara hidup sehat dan teratur, memiliki penilaian, serta sikap
yang positif terhadap prinsip hidup sehat, mempunyai keterampilan dalam pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan kesehatan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), memahami sekaligus menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit, dapat
menangkal pengaruh buruk dari luar seperti narkoba, arus informasi, dan gaya hidup yang
tidak sehat (Widyanto, 2017).

Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan berupa kurikuler dan


ekstrakulikuler. Pada kegiatan kurikuler, pendidikan kesehatan adalah bagian dari
kurikulum sekolah sehingga pelaksanaannya pada jam pelajaran baik program
pembelajaran yang berdiri sendiri dalam ilmu kesehatan atau pada mata pembelajaran
tertentu seperti olahraga, ilmu pengetahuan alam atau lainnya (Mubarak & Chayatin,
2009).

9
Adapun materi pendidikan kesehatan pada kegiatan kurikuler berbeda-beda
disetiap jejang pendidikan peserta didik (Widyanto, 2017).Adapun kegiatan
ekstrakulikuler tidak dimasukan kedalam kurikulum sekolah sehingga pelaksanaanya
diluar jam pelajaran biasa (meliputi kegiatan pada waktu libur) baik di sekolah ataupun di
luar sekolah yang bertujuan menanamkan pada siswa-siswi pola prilaku hidup sehat
(Mubarak & Chayatin, 2009). Pendidikan kesehatan pada kegiatan ekstrakurikuler antara
lain karyawisata siswa, berkemah (persami), penyuluhan terkait personal hygiene,
diskusi, lomba-lomba, bimbingan hidup sehat, apotek sekolah, kebun dan taman sekolah,
kerja bakti, poster atau majalah dinding, kegiatan pramuka, serta piket
sekolah.Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan dengan pendekatan individu
maupun kelompok seperti kelompok perkelas, kelompok bebas, dan lingkungan keluarga
(Widyanto, 2017).

2. Pelayanan Kesehatan

Di sekolah pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan oleh pihak puskesmas


yang membentuk tim kesehatan dan bekerjasama dengan tenaga pengajar atau guru serta
kader kesehatan di sekolah (KEMENKES, 2015). Adapun tujuan pelaksanaan pelayanan
kesehatan di sekolah yaitu : meningkatkan keterampilan dan kemampuan untuk
menerapkan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat,
meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik untuk menangkal penyakit serta
menghindari terjadinya penyakit, kelakaian, dan kecacatan, selain itu juga
memberhentikan proses dari penyakit sehingga komplikasi dan kelainan dapat dicegah,
serta mengembalikan fungsi dan meningkatkan kemampuan peserta didik yang
mengalami cedera atau kecacatan agar dapat berfungsi secara optimal.

Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara komprehensif dengan kegiatan yang


utama yaitu kegiatan promotif dan preventif yang didukung oleh kegiatan kuratif maupun
rehabilitative agar tercapai derajat kesehatan yang optimal, diantaranya:

a. Kegiatan Promotif

Kegiatan promotif merupakan praktik keterampilan secara teknis yang bertujuan


untuk memelihara kesehatan serta pembentukan peserta didik agar aktif berperan

10
dalam pelayanan kesehatan, seperti dokter kecil, palang merah remaja, saka bhakti
husada ataupun kader kesehatan remaja. Selain itu kegiatan promotif merupakan
sarana pembinaan keteladanan yang ada dilingkungan sekolah contohnya pembinaan
kantin sekolah sehat, pembinaan lingkungan sekolah agar terpelihara serta bebas dari
agen pembawa penyakit dan pembinaan keteladanan berprilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)

b. Kegiatan Preventif

Kegiatan preventif merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatan


daya tahan tubuh, memutuskan mata rantai penularan dari suatu penyakit serta kegiatan
untuk menghentikan proses penyakit pada tahap dini sebelum menimbulkan penyakit.
Kegiatanya preventif seperti pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit tertentu yang
bersifat umum maupun khusus seperti demam berdarah, kecacingan atau muntaber,
melakukan penjaringan (screening) kesehatan untuk anak yang baru memasuk tahap
sekolah, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala setiap 6 bulan sekali,
memantau pertumbuhan dari peserta didik, melakukan kegiatan imunisasi peserta didik,
melakukan usaha pencegahan penularan dari suatu penyakit dengan cara memberantas
sumber infeksi terlebih dahulu lalu melakuan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah
dan perguruan agama, selain itu kegiatanya yaitu konseling kesehatan remaja di sekolah
serta perguruan agama yang dilaksanakan oleh kader kesehatan sekolah, guru BP dan
guru agama, serta dokter puskesmas atau tenaga kesehatan lain.

b. Kegiatan Kuratif dan Rehabilitative

Kegiatan kuratif dan rehabilitative merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit serta untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik yang cedera atau mengalami kecacatan agar tetap dapat
berfungsi secara optimal yaitu seperi diagnosis dini, pengobatan ringan, pertolongan
pertama pada kecelakaan atau pertolongan pertama pada penyakit, dan rujukan medik

3. Pembinaan lingkungan kesehatan

11
Tujuan pembinaan lingkungan kesehatan diantaranya dapat terwujud lingkungan
sehat agar tercapai derajat kesehatan yang paling tinggi sehingga mendukung tercapainya
proses belajar mengajar yang maksimal. Lingkungan sekolah/madrasah dibagi menjadi
dua yaitu lingkungan fisik serta non fisik, adapun yang termasuk lingkungan fisik yaitu
konstruksi ruangan serta bangunan, sarana air bersih beserta sanitasi, halaman sekolah,
pencahayaan, ventilasi, kebisingan, kepadatan kelas, jarak papan tulis, meja dan kursi,
vector penyakit, serta kantin sekolah. Adapun yang termasuk lingkungan non fisik yaitu
perilaku masyarakat sekolah/madrasah itu sendiri seperti perilaku tidak merokok,
perilaku membuang sampah pada tempatnya, perilaku mencuci tangan dengan sabun dan
air bersih yang mengalir, serta perilaku memilih mengkonsumsi makanan jajanan yang
seha

b. Kendala dalam pelaksanaan UKS

Hasil evaluasi Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


tahun 2012 menunjukkan adanya beberapa kendala dalam pelaksanaan UKS disekolah
termasuk diantaranya adalah:

1) prinsip hidup sehat dengan derajat kesehatan peserta didik belum mencapai tingkatan
yang diharapkan

2) cakupan kegiatan UKS belum seimbang dengan tujuan penyelenggaraan UKS

3) ancaman penyakit , epidemis dan kekurangan gizi masih sangat tinggi

4) makin meningkatnya masalah kesehatan peserta didik akibat kurangnya sanitasi


jamban dan air bersih, meningkatnya pecandu narkoba, meningkatnya HIV akibat
hubungan seksual, dan perilaku hidup tidak bersih

5) kurangnya sumber daya manusia yang menangani UKS

6) terbatasnya sarana dan prasarana UKS

7) tidak terpenuhinya pencatatan dan pelaporan kegiatan UKS

12
8) kurangnya koordinasi dan komitmen dalam penyelenggaraan UKS.Perawat berperan
penting dalam keberhasilan pelaksanaan UKS.

Menurut Effendi dan Makhfudli (2009), perawat berperan sebagai pengelola yang
ditunjuk oleh pihak puskesmas untuk bertanggung jawab sebagai koordinator dalam
mengelola kegiatan UKS, perawat bertugas memberikan penyuluhan kepada peserta
didik yang bersifat umum dan klasikal, atau secara tidak langsung pada saat
melaksanakan pemeriksaan fisik peserta didik secara perorangan, dan perawat juga
berberan sebagai pelaksana yang berperan dalam mengkaji masalah kesehatan dan
keperawatan peserta didik dengan melakukan dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan yang dilakukan.

Jenis kegiatan UKS sangat tergantung pada program-program Puskesmas.


Pelaksanaan kegiatan lingkungan sekolah sehat memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing pada setiap sekolah, dimana ada sekolah yang menonjol dalam
pelaksanaan kantin sehat dan ada juga sekolah yang memiliki kelebihan dalam
penataan taman sekolah. Secara keseluruhan pelaksanaan program UKS belum
terlaksana secara maksimal. Bahkan sebagian sekolah belum mampu
mengorganisasikan program UKS dengan baik, keberlangsungan kerjasama juga
belum maksimal dengan pihak-pihak terkait misalnya Dinas Kesehatan, Dinas
Pendidikan, orang tua siswa dan dengan organisasi lainnya.

II. KESEHATAN KERJA(OHN)

A. Pengertian
Menurut American Asociation of Occupational Health Nursing dalam Utomo
(2015), perawatan kesehatan kerja merupakan penerapan prinsip prinsip keperawatan
dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan.
Perawat kesehatan kerja (Occupational Healt Nursing) adalah praktik spesialis
yang ditunjukan dan diberikan kepada para pekerja dan masyarakat pekerja yang

13
difokuskan pada upaya promosi, prevensi, dan restorasi kesehatan pekerja dalam konteks
keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja (AAOHN, 1994).

B. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja


Menurut Efendi & Makhfudli (2009), kesehatan kerja meliputi berbagai upaya
penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik meupun
psikis dalam hal cara atau metode, proses, dan kondisi pekerjaan yang bertujuan untuk:
1) Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua
lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun kesejahteraan sosialnya.

2) Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan


oleh keadaan atau kondisi lingkungan kerjanya.

3) Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari


kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktorfaktor yang membahayakan
kesehatan.

4) Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai


dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja

Menurut Utomo (2015), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja antara
lain:

1) Fisika: Kebisingan, getaran, radiasi, suhu, listrik, udara bertekanan, cahaya.

2) Kimia: cairan, debu, asap, gas, uap, kabut, bau.

3) Biologi: serangga, kecoa, tungau, bakteri, virus, jamur, lumut.

4) Mekanik dan ergonomik: sikap tubuh, pergerakan, gerakan berulang.

5) Psikososial: kebimbangan, kebosanan, ketidak harmonisan, bekerja saat liburan

D. Upaya Kesehatan Kerja

14
Menurut Utomo (2015), upaya kesehatan kerja merupakan kegiatan pokok
puskesmas yang ditujukan terutama pada masyarakat pekerja informal di wilayah kerja
puskesmas dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta
kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja dengan tujuan
meningkatnya kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi
peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja melalui upaya
kesehatan.
a. Sasaran upaya kesehatan kerja diutamakan pada pekerja informal yang merupakan
lebih separuh dari angkatan kerja, seperti: tenaga kerja lepas, terutama petani, nelayan,
penyelam mutiara, perajin industri kecil/industri rumah tangga, pekerja bangunan, kaki
lima, usaha angkutan terutama dikota, pekerja wanita khususnya usia muda dsb.

b. Strategi upaya kesehatan kerja bagi pekerja dan keluarganya dikembangkan secara
terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas dan rujukanya. Upaya
kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna dengan penekanan pada:
pelayanan kesehatan kerja, keselamatan kerja, kesehatan lingkungan. Peningkatan upaya
kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif masyarakat dengan menggunakan
pendekatan PKMD ( Pembangunan Kesehatan masyarakat Desa)

c. Pelaksanaan ciri pokok kegiatan kesehatan kerja adalah

1. Identifikasi masalah:

Pemeriksaan kesehatan: pemeriksaan kesehatan awal dan berkala perlu untuk


pekerja, dengan perhatian khusus terhadap organ tubuh tertentu yang mungkin terkena
bahaya akibat kerja, misalnya alat pendengaran untuk pekerja dilingkungan bising, paru –
paru untuk pekerja dilingkungan kerja berdebu.

Pemeriksaan kasus: pemeriksaan terhadap pekerja yang datang berobat


kepuskesmas atau dirujuk oleh kader kesehatan dengan keluhan tertentu. Peninjauan
tempat kerja merupakan kegiatan untuk menentukan bahaya akibat kerja atau masalah
kesehatan yang dihadapi oleh tempat kerjanya. Bahaya dapat berupa fisik, kimiawi,
bologis maupun fisiologis

15
2. Kegiatan peningkatan (promotif) :

Kegiatan peningkatan bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh hingga


lebih tahan terhadap bahaya akibat kerja dan bahaya kesehatan lainnya. Kegiatan ini
dapat berupa kegiatan perbaikan gizi pekerja sesuai dengan kebutuhan kalori yang
dibutuhkan jenis pekerjaanya. Kegiatan promotif dapat juga berupa perbaikan lingkungan
kerja dan kegiatan peningkatan kesejahteraan lainnya yang dapat diorganisir melalui dana
sehat dikelompok pekerja informal.

3. Kegiatan pencegahan (preventif) :

Kegiatan pencegahan dapat meliputi berbagai kegiatan antara lain:

a. Penyuluhan / latihan,penyuluhan tentang bahaya akibat kerja dan latihan


tentang cara kerja yang benar untuk menghindari dari bahaya akibat kerja
misalnya cara penanganan bahaya kimia dan zat berbahaya (terutama industri
kecil).

b. Kegiatan ergonomic,kegiatan ini terutama ditujukan untuk mencapai


kesesuian antara alat kerja dan pekerjaan agar tidak terjadi stress fisik
terhadap pekerja. Kegiatan terutama diarahkan pada adopsi ergonomic ini oleh
masyarakat.

c. Kegiatan monitoring,kegiatan monitoring bahaya akibat kerja, sebaiknya


dilakukan oleh anggota kelompok kerja yang terlatih untuk mendeteksi
adanya pencemaran terutama zat kimiawi seperti pestisida.

d. Perbaikan mesin / alat kerja,kegiatan ini penting terutama pada industri kecil
dan ditujukan untuk mengurangi pemaparan terhadap bahan – bahan produksi
dan bahaya kecelakaan akibat kerja dengan perbaikan mesin / alat mekanik.

e. Pemakaian pelindung,pemakaian alat pelindung harus diusahakan untuk


melengkapi usaha pencegahan yang telah disebutkan diatas.

16
f. Administrasi Pemberian cuti setelah 40 jam bekerja, pemberian waktu
istirahat setelah 3 jam bekerja secara terus menerus dan juga rotasi tempet
kerja untuk mencegah kebosanan.

E. Masalah Kesehatan Yang Lazim Terjadi Pada Kelompok Pekerja

Masalah kesehatan potensial pada pekerja terdiri dari kecelakaan kerja,penyakit


akibat kerja,penyakit tidak menular,dan penyakit menular.

Menurut teori epidemiological triad, timbulnya penyakit pada manusia


dipengaruhi tiga faktor yaitu :

a. Host (pejamu) :

Pada populasi pekerja yang dikaji umur, jenis kelamin, ras, jenis
pekerjaan, riwayat penyakit,dan kebiasaan/pola sehari-hari,factor
keturunan,imunitas,dan psikis.

b. Lingkungan :

Kondisi eksternal yang mempengaruhi interaksi antara host dengan agent,


seperti : manajemen, hubungan interpersonal, lingkungan fisik, lingkungan
biologis dan social budaya,norma sekitar tempat bekerja.

c. Agent :

1) Fisik: kebisingan, suhu, radiasi, tekanan udara, vibrasi.

2) Biologi: virus, bakteri, mikroorganisme lain.

3) Kimiawi: jumlah dan jenis zat yang sering digunakan.

4) Ergonomi : sikap tubuh saat bekerja.

5) Psikososial: hubungan antar pekerja dan manajemen.

6) Nutrien: jika mengalami kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan


penyakit.

17
7) Mekanis: gesekan,pukulan,dan tumbukan.

Bila tidak ada keseimbangan interaksi antara host, lingkungan, dan agent maka akan dapat
menyebabkan masalah kesehatan, berikut masalah kesehatan pada pekerja yang dapat
menyebabkan menurunnya produktivitas kerja yaitu :

1) Penyakit umum yang biasa dialami pekerja : TBC, asma, flu / ISPA, diabetes
mellitus, dan lain-lain.

2) Penyakit yang timbul akibat kerja misalnya : Pneumocosisis,


dermatosis,bronkitis,aspiksia,kerusakan indra pendengaran,konjungtivitis, keracunan.

3) Nutrisi : Gastritis, gangguan pencernaan, kekurangan/kelebihan nutrisi, dan lain-lain.

4) Lingkungan kerja yang kurang menunjang peningkatan produktivitas, misalnya :


Suhu yang terlalu panas (heat rash/bintik-bintik pada kulit akibat panas yang tinggi,
heat exhaution/kelelahan akibat panas, heat cram/kejang panas), suhu yang terlalu
dingin (frosbite); kelembaban, ventilasi;penerangan lingkungan yang kurang
menyebabkan gangguan penglihatan,gangguan pendengaran/ketulian; terpapar radiasi
yang lama berisiko terjadi kanker; posisi saat kerja yang tidak ergonomis.

5) Keselamatan : Cidera jatuh, fraktur, luka bakar.

6) Psikologis : Stres, kecemasan, kesejahteraan tenaga kerja yang kurang memadai,


sosialisasi antar pekerja yang kurang baik, konflik managemen.

F. Peran Perawat Kesehatan Kerja


1) Provider : memberikan perawatan langsung baik individu, kelompok, dan
keluarga pekerja.
2) Case manager : mengkoordinir pelayanan perawatan kesehatan kerja.
3) Advokat : mengembangkan atau membuat usulan kebijakan dalam pelaksanaan
perawatan kesehatan kerja
4) Konsultan
5) Pendidik kesehatan

18
6) Peneliti : analisis kesehatan pekerja untuk membantu meningkatkan derajat
kesehatan pekerja yang berhubungan dengan kinerja yang dapat menguntungkan
perusahaan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran
utama.Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal
dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS. Peran perawat kesehatan sekolah yang
paling utama yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah. Salah satu fungsi
peran perawat sekolah yaitu memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan
individu dan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah.

Menurut Utomo (2015), upaya kesehatan kerja merupakan kegiatan pokok


puskesmas yang ditujukan terutama pada masyarakat pekerja informal di wilayah kerja
puskesmas dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta
kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja dengan tujuan

19
meningkatnya kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi
peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja melalui upaya
kesehatan.

B. Saran

Saat ini fungsi UKS di sekolah terutama sekolah dasar belumlah


maksimal.diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang UKS agar mampu
menciptakan pribadi siswa yang sehat sehingga siswa dapat mengoptimalkan proses
belajar merek dan dapat meningkatkan pembinaan melalui evaluasi dan monitoring
pelaksanaan kader kesehatan sekolah dalam bentuk kunjungan oleh perawat puskesmas
setiap bulan sekali

DAFTAR PUSTAKA

Erlisa Candrawati, Esti Widiani. 2015. Pelaksanaan Program UKS Dengan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat , Jurnal CARE. Vol. 3, No. 1. Malang

Kurnia Hidayat, Argantos. 2020. Peran Usaha Kesehatan Sekolah Sebagai Proses Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat Peserta Didik, Jurnal Patriot.Vol. 2 Nomor 2

Muhammad Hasbi, 2017. Startegi Kolaborasi Antara Murid & Guru Dalam Keperawatan
Komunitas, Jurnal Kesehatan Prima. Vol. 11, No. 1. Hal 01-10

Prasetyo. (2014). Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah dalam Upaya Meningkatkan
Derajat Kesehatan Pada Anak Usia SekolahDasar di Lombok Timur. Jurnal Kedokteran Yarsi 22
(2) : 102-113 (2014).

20
Rizkia Puspitasari, Dela Aristi. 2017. Gambaran Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di
Puskesmas Cinere Depok. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Vol. 06. No. 04

Hertmand, T. Heather. (2015). NANDA International Inc. diagnosis keperawatan : definisi dan
klarifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo.2010.Etika dan Hukum Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta

Sugeng, B. 2005. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Haji Masagung

Sumamur. Hygine perusahaan dan kesehatan kerja (HIPERKES). 2009. Jakarta: sugeng seto.

Moekijat. 2010.manajemn sumber daya manusia. Bandung: mandar maju.

21

Anda mungkin juga menyukai