Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA

KELOMPOK ANAK USIA SEKOLAH (6 – 12 TAHUN)

Dosen Pembimbing :
Ns.Fatsiwi Nunik Andari, S.Kep, M,Kep

Disusun

1. Tiara Vitaloka Dwi P NPM 1780200003


2. Alvistiqomah Rianni S NPM 1780200051
3. Riska Rahmafitri NPM 1780200005
4. Widya Sri Utami NPM 1780200037
5. Ahmad Salman J NPM 1780200066

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat,Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam “Asuhan Keperawatan Komunitas Pada
Anak Usia Sekolah(6-12 tahun)”
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini
penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Bengkulu, Juni 2019

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii


DAFTAR ISI………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Tujuan ............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Definisi Komunitas .......................................................................................3
2.2 Besarnya Komunitas .....................................................................................3
2.3 Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko .............................................3
2.4 Peran Perawat Terkait Anak Usia Sekolah ...................................................4

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


3.1 Data Primer ....................................................................................................6
3.2 Data Sekunder ................................................................................................9
3.3 Pengkajian ......................................................................................................14
A. Data Inti Komunitas .................................................................................14
B. Data Subsystem ........................................................................................16
C. Analisa Data .............................................................................................23
3.4 Diagnosa Keperawatan Komunitas ................................................................24
3.5 Perencanaan ....................................................................................................24
3.6 Implementasi ..................................................................................................29
3.7 Evaluasi .........................................................................................................31

BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................32
4.2 Saran .............................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................33

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak
dari latar belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan
banyak faktor yang terjadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di
dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan
kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu
adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang
dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang
didalamnya terdapat kelompok khusus anak sekolah (Riyadi, 2017).
Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan di Desa Aur Gading
Bengkulu Utara yang dilakukan pada tanggal 25 Juni 2019. Ditemukan
sebagian besar anak SDN IV Aur Gading Bengkulu Utara yang memiliki
masalah kebersihan diri (personal hygiene), cukup banyak antara lain 45
murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 %, 25 murid yang
tidak menggosok gigi dengan persentase 20.3%, 6 murid yang tidak tidak
mencuci tangan sebelum makan dengan persentase 4.9%, 15 murid yang tidak
mencuci kaki sebelum tidur dengan persentase 12.1 %, 7 murid tidak biasa
memakai alas kaki dengan persentase 5.7 %, 20 murid tidak biasa potong kuku
dengan persentase 16.2% , 5 murid yang mempunyai kebiasaan mandi 1 kali
sehari dengan persentase 4%. Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah
menimbulkan berbagai penyakit yang terjadi seperti karies gigi, diare,
cacingan, dan gatal-gatal. Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan
pemberian asuhan keperawatan (Mubarak, 2017).
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia
anak sekolah maka diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam
membantu menangani masalah tersebut baik promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative (Elisabeth, 2007).

1
1.2 Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk memberikan gambaran tentang perilaku berisiko pada komunitas
agregat anak usia sekolah di Desa Aur Gading Bengkulu utara termasuk upaya
pencegahan dan penanganannya melalui pendekatan proses keperawatan
komunitas.
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi permasalahan yang dialami komunitas agregat anak usia
sekolah.
2. Melakukan analisis dan sintesa data komunitas agregat anak usia sekolah.
3. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas agregat anak usia sekolah.
4. Membuat perencanaan tindakan terkait diagnosa keperawatan.
5. Melakukan intervensi sesuai prioritas terhadap komunitas agregat anak
usia sekolah.
6. Mengevaluasi tindakan intervensi terhadap anak usia sekolah di institusi
pendidikan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Komunitas


Menurut Efendi 2009 Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada
wilayah tertentu dengan sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu,
keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas
adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk)
terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.
Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai
definisi tentang anak usia sekolah yaitu:
1. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak
yang berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak
yang berusia 7-12 tahun.
2. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun.

2.2 Besarnya Komunitas


Komunitas agregat anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian
adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 123 (Data
SDN IVAur Gading Bengkulu Utara).

2.3 Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko


Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun
yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan
perkembangan sesuai usianya (Mubarak, 2005).
Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang
dihubungkan dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal
ini tidak berarti bahwa jika faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan
penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadinya sakit atau kondisi yang
membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi. Anak usia sekolah
merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

3
1. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah
2. Aktivitas fisik anak semakin meningkat
3. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya
4. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi
kebutuhan

Pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi,


politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc
Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).

2.4 Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah


1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis
pelayanan keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat
mengambil tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad
kesehatan masyarakat. Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan
penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan dengan tanggung
jawab utama perawat CHN pada keseluruhan populasi dengan penekanan
pada kesehatan kelompok populasi daripada individu dan keluarga
(Riyadi, 2017).
2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak
usia sekolah antara lain :
a. Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral
dalam membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk
menyelesaikan masalah anak sekolah. Seperti halnya perawat
melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama,
keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.

4
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan
anak sekolah, menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia
sekolah.
c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada
agregat anak usia sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk
mengidentifikasi potensial kasus penyakit dan risiko pada anak usia
sekolah.
d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang
rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan anak usia sekolah,
mengawasi pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi dampak
pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan
anak usia sekolah di masyarakat dan anak usia sekolah di institusi
formal, memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan,
mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan
alternatif solusi, membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi
dan pemecahan masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil
riset pada anak usia sekolah, mendesiminasikan hasil riset.

5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH
DI SDN IV DESA AUR GADING BENGKULU UTARA

3.1 Data Primer


1. Geografi
a. Keadaan Tanah
Keadaan tanah Desa Aur Gading termasuk dalam kategori subur
karena sebagian besar tanah digunakan sebagai tempat tinggal dan
persawahan.
b. Luas Daerah
Luas Desa Aur Gading 65 Ha. Luas tanah tersebut digunakan 18 Ha
untuk jalan, bangunan umum, permukiman, 47 Ha untuk sawah dan
ladang.
c. Batas Daerah
Desa Aur Gading berbatasan dengan daerah lain sekitarnya. Berikut ini
wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Desa Aur Gading
Utara : Berbatasan dengan Desa Perbo
Selatan : Berbatasan dengan Desa Simpang Ketenong
Timur : Berbatasan dengan Desa Batu Meriang
Barat : Berbatasan Dengan Desa Padang Bendar
d. Jaringan Transportasi
Secara umum jalan Desa Aur Gading sebagian besar sudah beraspal.
Sarana transortasi pribadi di Desa Aur Gading antara lain sepeda,
sepeda motor dan mobil.
2. Demografi
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Desa Aur Gading pada bulan Mei 2019 842 jiwa
penduduk dengan jumlah penduduk laki-laki 408 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 434 jiwa. Agama/kepercayaan jumlah

6
penduduk menurut agama di Desa Aur Gading pada Mei 2019 adalah
100% Agama Islam.
b. Pekerjaan Masyarakat
Jumlah penduduk usia produktif di Desa Aur Gading sebanyak 550
jiwa. Pekerjaan masyarakat di Desa Aur Gading sebagian besar
sebagai petani 295 orang, peternak 2 orang, PNS 20 orang dan
wiraswasta 47 orang, buruh 115 orang swasta 55 orang.
c. Struktur Organisasi Desa Aur Gading
1) Struktur Organisasi Desa Aur Gading

KEPALA DESA
MUSTADI S.SOS

SEKRETARIS DESA
YENI JUNIARTI

KAUR KAUR KAUR KAUR


PEMERINTAHAN KEUANGAN PEMBANGUNAN PELAYANAN
BUYUNG DESWITA UJANG PIRDANI RISMAN ALI

KADUN I KADUN II KADUN III


RODI HARTONO KARDI ROHADI

7
2) Organisasi Masyarakat
No Jenis organisasi Ketarangan

1. PKK Lembaga pemberdayaan dengan kelompok


organisasi perempuan di Desa Aur Gading
terdapat 2 kelompok ibu-ibu PKK.
Pelaksanaannya dilakukan tiap 1 bulan
sekali.

2. Karang Taruna Terdapat 2 kelompok karang taruna

3. Posyandu Balita Terdapat 1 posyandu balita dan masih aktif.

4. Posyandu Lansia -

3) Sarana/Fasilitas
a) Fasilitas Kesehatan
a. Bidan : 1 orang
b. Perawat : 2 orang
c. Dokter praktik : -
b) 2) Tempat Ibadah
a. Jumlah masjid : 2 unit
b. Jumlah mushola :-
c. Jumlah gereja : -
c) Sekolah
Di Desa Aur Gading terdapat 1 SD milik pemerintah
d) Panti sosial tidak ada
e) Pasar tidak ada
f) Tempat pertemuan disesuaikan dengan kegiatannya. Kegiatan
seperti arisan ibu PKK, karang taruna dilakukan secara bergilir
di rumah warga dan sesekali di Balai Desa.

8
3.2 Data Sekunder
Data sekunder pengkajian diperoleh melalui kuesioner dan wawancara
langsung ke penduduk yang menjadi sampel. Metode pengambilan sampel
adalah proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi, sedangkan teknik pengambilan sampel digunakan agar memperoleh
sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian. Metode
yang digunakan yaitu random sampling.
Berdasarkan hasil pengkajian, keseluruhan sampel yang diperoleh
adalah sejumlah 105 KK dari total keseluruhan 229 KK yang ada di Desa Aur
Gading. Berikut ini merupakan hasil pengkajian menggunakan kuesioner di
Desa Aur Gading
1. Data Keluarga
a. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

44% perempuan 114


laki-laki 89
56%

Dari diagram diatas berdasarakan pengkajian pembagian jenis


kelamin perempuan dan laki-laki di Desa Aur Gading didapatkan
sebanyak 203 jiwa yang terdiri dari 89 jiwa berjenis kelamin laki-
laki dan peremepuan 114 jiwa.

9
b. Distribusi penduduk berdasarkan pengelompokan usia

1%
2%
7%
15%
0-11 bulan 10 orang
1-4 tahun 51 orang
15%
5-6 tahun 19 orang
7-14 tahun 113 orang
15-49 tahun 446 orang
60 ketas 93 orang
60%

Dari diagram diatas berdasarkan penggolongan usia dari 842


jiwa penduduk di Desa Aur Gading terdapat 10 orang berusia 0-11
bulan, 51 orang berusia 1-4 tahun, 19 orang berusia 5-6 tahun, 113
orang berusia 7-14 tahun, 446 orang berusia 15-49 tahun dan 93
orang berusia 60 tahun keatas.

c. Distribusi penduduk berdasarkan ………

15% 10%
balita

20% remaja
dewasa
lansia

55% ibu hamil

Berdasarkan distribusi diatas didapatkan hasil bahwa balita


berjumlah 61 orang, remaja berjumlah 129 orang, dewasa berjumlah
346 orang, lansia berjumlah 93 orang dan ibu hamil berjumlah 27
orang.

10
d. Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

PENDIDIKAN
tidak pernah sekolah
9% 5% 41 orang
8% 4% belum sekolah 65
orang
20% tidak tamat SD 28
14% orang
belum tamat SD 118
orang
tamat SD 332 orang

40% tamat SLTP 163 orang

Dari diagram diatas berdasarkan tingkat pendidikan dari 842


penduduk didapatkan 41 orang tidak pernah sekolah, 65 orang belum
sekolah, 28 orang tidak tamat SD, belum tamat SD 118 orang, tamat
SD 332 orang, tamat SLTP 163 orang, tamat SLTA 75 orang, tamat
perguruan tinggi 20 orang.

e. Distribusi penduduk berdasarkan macam pekerjaan

Pekerjaan

petani 295 orang


24%
peternak 2 orang
PNS 20 orang
10%
62% wiraswasta 47 orang
4% buruh 115 orang
0%

11
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa 295 orang
petani, 2 orang peternak, PNS 20 orang, wiraswasta 47 orang, buruh
115 orang.

f. Distribusi perumahan penduduk berdasarkan kepemilikan rumah

41%
rumah sendiri
menumpang
59%

Berdasarkan diagram diatas jumlah KK yang dirumah sendiri


terdapat 62 KK dan jumlah KK yang menumpang terdapat 43 KK.

g. Distribusi perumahan penduduk berdasarkan type banguan rumah

30%
semi permanen
permanen
70%

Dari diagram diatas didapatkan hasil bahwa 32 KK memiliki


type rumah semi permanen dan 73 KK memiliki rumah type
permanen.

12
h. Distribusi perumahan penduduk berdasarkan sumber air bersih

35%
sumur

65% pam

Berdasarkan diagram diatas didapatkan data 37 rumah


menggunakan sumur dan 68 rumah menggunakan pam sebagai
sumber air bersih.

i. Distribusi perumahan berdasarkan pengelolaan air minum

27%

dimasak
air mineral

73%

Grafik diatas menunjukan distribusi pengguanan air minum


berdasarkan pengelolaanya mayoritas penduduk menggunakan air
minum dari sumur yang dimasak yaitu 77 keluarga dan jumlah
keluarga yang meminum air mineral sebanyak 28 keluarga,
mayoritas kelurga sudah menerapkan hidup sehat.

13
j. Distribusi perumahan penduduk berdasarkan jenis tempat pembuangan
air besar

2%
5%

kakus duduk
leher angsa
sungai

93%

Berdasarkan doistribusi grafik di atas diperoleh gambaran


tentang jenis tempat pembunagn air bersih di Desa Aur Gading
terbanyak menggunakan leher angsa. Terbukti sebanyak 98 rumah, 2
rumah menggunakan kakus duduk dan 5 rumah measih di sungai.
Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN
Desa Aur Gading Bengkulu Utara menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan anak sekolah,
perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi
pendidikan, anak sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah.

3.3 Pengkajian
Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan
Community as partner meliputi : data inti komunitas dan subsystem.
A. Data inti komunitas, terdiri dari:
1. Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi
SDN Desa Aur Gading Bengkulu Utara untuk usia 6 – 12 tahun + 123
siswa, jumlah anak sekolah menurut jenis kelamin dan golongan umur
tergambar pada grafik di bawah ini.

14
Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin di SDN Desa Aur Gading Bengkulu Utara bulan
Juni tahun 2019

25
20
15 Perempuan
10 Laki-laki
5
0
6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 – 11 12 tahun
Tahun

Dari 123 siswa SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu Utara


antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9 tahun dan anak
perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase yang
hampir sama yaitu 20.5 % dan 20 %.
2. Status perkawinan
100% dari anak usia sekolah belum kawin.
3. Nilai, kepercayaan dan agama :
Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di
bawah ini :
Diagram 2 : Karakteristik anak usia sekolah Berdasarkan Agama di
SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu Utara pada Juni 2019
Kristen

3.1%

Islam

96.9%

15
Dari diagram di atas mayoritas responden beragama Islam
yaitu 96,9 %. Berdasarkan winshield survey dan data dari
monografi didapatkan tidak tersedia musala untuk tempat
beribadah karena letak SD bersebelahan dengan masjid, kegiatan
keagamaan dilaksanakan di masjid tersebut. Di sekolah terdapat
mata pelajaran Agama. Sedangkan dari hasil wawancara dengan
guru agama, menyatakan bahwa nilai/norma/budaya yang dianut
anak-anak SD baik, kehidupan beragama berjalan dengan
harmonis, dan anak-anak rajin dan antusias dalam mengikuti
kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.

B. Data Subsystem
Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :
a. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan
jalan raya. Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga
dengan baik, terdapat 1 kantin di dalam sekolah yang
menjual makanan yang kurang terjamin kebersihannya.
Terdapat banyak penjual makanan di depan gerbang
sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak terjamin
kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah
antara kamar mandi anak laki-laki dan perempuan. Kondisi
terawat dengan baik.
Angket: : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan
lingkungan anak yang membiasakan tidak menggosok gigi
sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikuti oleh anak usia
sekolah.

16
b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu
Utara terdapat UKS untuk tempat istirahat dan pemeriksaan bagi anak
yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan Konseling)
untuk konsultasi siswa.
c. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua
para siswa mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang
untuk mencari nafkah.
d. Keamanan dan Transportasi
1) Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah
menyebrang jalan raya, akan tetapi ditemukan kebiasaan yang
mengancam kesehatan anak usia sekolah :
a) Kebiasaan jajan sembarangan
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang
kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia sekolah adalah
sebagai berikut :
Diagram 3 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh
anak usia sekolah di sekolah SDN IV Desa Aur
Gading Bengkulu Utara.

Kebiasaan Jajan Sembarangan

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

17
Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah
memiliki kebiasaan jajan sembarangan sebesar 98 anak (80%).
Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan anak usia
sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang
ada di dalam makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai
macam masalah kesehatan untuk anak usia sekolah.
b) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang
kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia sekolah adalah
sebagai berikut :
Diagram 4 : Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah
SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu Utara

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Permen Coklat Snack

Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia


sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini
merupakan hal yang negatif bagi kesehatan gigi anak usia
sekolah karena dalam permen mengandung kandungan gula
yang tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi kejadian karies gigi
pada anak usia sekolah di SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu
Utara.

18
c) Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur
Diagram 5 : Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur
yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah
SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu Utara.

Kebiasaan Menggosok Gigi

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak


menggosok gigi sebelum tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini
merupakan hal yang negatif bagi perilaku anak usia sekolah
karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak dini, selain itu
apabila tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai
macam masalah kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan wawancara dari petugas UKS menyatakan
bahwa anak-anak SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu Utara
sudah mendapat pengetahuan tentang cara menggosok gigi.
Alasan kebiasaan anak SD tidak menggosok gigi sebelum tidur
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

19
Tabel 1 : Frekuencsi alasan anak SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu
Utara tidak menggosok gigi sebelum tidur

Alasan tidak gosok gigi Jumlah Persentase


Malas 50 40.6 %
Tidak disuruh ortu 60 48.7 %
Lupa 13 10.5 %
Total 123 100 %

d) Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN IV
Desa Aur Gading Bengkulu Utara adalah sepeda, jalan kaki,
dan diantar oleh orang tua.

e. Politik dan pemerintahan


Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah
adalah keikut sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta
kebijakan pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan anak usia
sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah yaitu
mengikuti kegiatan kepramukaan.

f. Komunikasi
1) Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk
memperoleh informasi pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari
media, para guru dan orang tua. Hasil pengkajian yang telah
diperoleh adalah sebagai berikut:
Diagram 6 : Sumber informasi yang digunakan anak usia sekolah
untuk memperoleh pengetahuan tentang gosok gigi di
sekolah SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu Utara.

20
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

Media Ortu Guru

Berdasarkan data di atas mayoritas anak mengetahui


mengenai informasi tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber
dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%.
Media informasi yang digunakan anak ini mempunyai dampak
positif dan negatif.

2) Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia
sekolah di sekolah SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu Utara
meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang
tua, peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah
anak, keterlibatan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan
masalah anak. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian
dibawah ini :

21
Diagram 7 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak dengan
orang tua di sekolah SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu
Utara.

60

50

40

30

20

10

0
Sering Jarang Tidak Pernah

Berdasarkan diagram di atas, maka mayoritas anak


menjawab jarang mengadakan diskusi dengan orang tua dalam
mengatasi masalah anak yaitu sebesar 74 responden (60%).
Keadaan ini sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak
untuk mencari informasi melalui orang lain atau media yang belum
tentu kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan
sebagai pendengar aktif dan pemberi solusi bagi permasalahan
yang dihadapi oleh anaknya.

Diagram 8 : Perlunya orang tua membantu mengatasi masalah anak di


sekolah SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu Utara.

Tidak perlu

1.0%

Perlu

99.0%

22
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa hampir 100 %
responden menyatakan perlu mendapatkan bantuan orang tua
untuk mengatasi masalah yang terjadi pada dirinya.

g. Pendidikan
Semua anak bersekolah di sekolah SDN IV Wonokromo Desa
Aur Gading Bengkulu Utara

h. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang
tuanya biasanya ke Kebun Binatang Bengkulu Utara, taman-taman
kota, Pantai Lais, dan Taman Hiburan Remaja (THR). Untuk
pengembangan bakat anak di bidang olah raga dan seni di sekolah
SDN IV Aur Gading terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam,
dan tari.

C. Analisa Data

Data Masalah
Lingkungan fisik : Defisit kebersihan diri pada agregat
- Adanya kebiasaan pada anak usia sekolah
lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik bagi perkembangan
anak yaitu orang tua dan
lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok
gigi sebelum tidur, kebersihan kuku
yang kurang, berpakaian yang tidak
bersih, kebiasaan mandi yang
kurang dalam sehari

23
kebiasaan pada anak : Risiko terjadinya kejadian karies gigi
a. Kebiasaan jajan sembarangan pada agregat anak usia sekolah
 80% anak usia sekolah memiliki
kebiasaan jajan sembarangan
 mayoritas jenis jajanan anak
usia sekolah adalah permen
sebanyak 50 anak (40,6 %)
 45 murid yang bermasalah pada
Karies gigi dengan persentase
36.5 %
b. Kebiasan menggosok gigi
sebelum Tidur
 75% anak usia sekolahtidak
menggosok gigi sebelum tidur
 Alasan tidak menggosok gigi
karena tidak disuruh oleh
orang tuanya (48.7%)

3.4 Diagnosa Keperawatan Komunitas


1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada
lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik
2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d
kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur.

3.5 Perencanaan
a. Prioritas masalah
Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah
memprioritaskan diagnosa keperawatan dengan menggunakan ranking
dari semua diagnosa yang telah ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah
adalah untuk mengetahui diagnosa keperawatan komunitas yang mana
yang akan diselesaikan terlebih dahulu dengan masyarakat. Prioritas

24
untuk diagnosa komunitas pada agregrat anak usia sekolah di SDN IV
Desa Aur Gading Bengkulu Utara adalah sebagai berikut :
Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah
defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b.d kebiasaan pada
lingkungan anak yang kurang baik dan risiko kejadian karies gigi pada
agregat anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi adalah
upaya preventif dan promotif untuk menajaga perawataan kebersihan diri
pada agregat anak usia sekolah dan mencegah terjadinya kejadian karies
gigi pada agregat anak usia sekolah di SDN IV Desa Aur Gading
Bengkulu Utara.

25
b. Skoring

MASALAH KRETERIA PENEPISAN


KESEHATAN
Sesuai Resiko Potensi Interest Kemungkinan Relevan Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Risiko Juml
dengan terjadi untuk komunitas diatasi dengan sumber sumber sumber sumber sumber parah ah
role chn pendidikan program tempat waktu dana fasilitas sdm
kesehatan
1. Defisit 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 1 46
kebersihan diri
pada agregat
anak usia
sekolah b.d
kebiasaan
pada
lingkungan
anak sekolah
yang kurang
baik pada anak
sekolah
2. risiko 4 4 5 4 3 4 5 4 3 4 4 2 46
terjadinya
karies gigi
pada agregat
anak usia
sekolah b.d
kebiasaan
anak tidak
menggosok
gigi sebelum
tidur

26
Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat
Keperawatan
1. Defiit Jangka panjang - Lakukan pendekatan secara
- Terbentukny formal dengan kepala - Kepala 25 Juni 2019 SDN IV Aur
kebersihan a kelompok sekolah, guru, orang tua dan Sekolah, - Komunikasi Gading
diri pada anak yang petugas UKS. guru, orang Dan informasi Bengkulu Utara
agregat anak mampu - Berikan penyuluhan tua dan
menjaga kesehatan tentang petugas -Ceramah dan
usia sekolah
kebersihan pentingnya kebersihan diri UKS SDN diskusi
b/d kebiasaan
diri atau pada kelompok anak usia IV Desa
pada kebiasaan sekolah. Aur Gading -Edukasi dan
lingkungan pada - Demonstrasikan cara - Kelompok demonstrasi
anak usia lingkungan. perawaan diri dengan baik anak usia
danbenar pada anak usia sekolah di - Monitoring
sekolah yang Jangka pendek sekolah. SDN IV
kurang baik - Agregat anak - Berikan kesempatan pada Aur Gading
usia sekolah kelompok anak usia sekolah
bisa menjaga untuk bersama-sama
kebersihan mempraktikan cara
diri perawatan diri yang baik
- Agregat anak dan benar.
usia sekolah - Lakukan kerjasama dengan
mendapatkan orangtua dan juga pihak
pengetahuan puskesmas setempat untuk
yang cukup melakukan monitoring
tentang terhadap kelompok anak
menjaga usia sekolah di SDN IV Aur
kebersihan

27
diri. Gading
- Lakukan pendekatan secara
formal dengan kepala
2. Risiko Jangka panjang sekolah, guru, orang tua dan - Kepala
- Terbentuknya petugas UKS. Sekolah, - Komunikas 25 Juni 2019 SDN IV Aur
terjadinya
kelompok - Berikan penyuluhan guru, orang i Dan Gading
kejadian anak usia kesehatan tentang karies tua dan informasi Bengkulu Utara
karies gigi sekolah yang gigi pada kelompok anak petugas - Ceramah
pada agregat peduli usia sekolah UKS SDN dan diskusi
nak usia - Demonstrasikan cara IV Desa - Edukasi
sekolah menggosok gigi dengan Aur Gading dan
Jangka pendek baik dan benar pada - Kelompok demonstras
- Agregat anak kelompok anak usia anak usia i
usia sekolah sekolah. sekolah di -
tidak - Berikan kesempatan pada SDN IV Monitoring
mengalami kelompok anak usia sekolah Aur Gading
karies gigi untuk bersama-sama
mempraktikan cara
- Agregat anak menggosok gigi dengan
usia sekolah baik dan benar
mendapatkan - Lakukan kerjasama dengan
pengetahuan orangtua dan juga pihak
yang cukup puskesmas setempat untuk
tentang melakukan monitoring
pencegahan terhadap kelompok anak
masalah karies usia sekolah di SDN IV Aur
gigi. Gading

28
3.6 Implementasi

Dx. Keperawatan Hari/tanggal Kegiatan


1. Defisit kebersihan diri pada Senin / 25 Juni 2019
- Melakukan pendekatan secara formal dengan kepala sekolah, guru, dan
agregat anak usia sekolah b/d petugas UKS.
kebiasaan pada lingkungan anak Kepala sekolah, seluruh guru dan petugas UKS mendukung diadakan
nya penyuluhan tentang perawatan kebersihan diri di SDN IV Aur
usia sekolah yang kurang baik
Gading
- Memberikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri
pada kelompok anakusia sekolah.
Seluruh anak antusias dan semangat untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan
- Mendemonstrasikan cara perawatan kebersihan diri dengan baik dan
benar pada kelompok anak usia sekolah
Seluruh anak antusias dan semangat untuk cra merawat kebersihan diri
dengan baik dan benar
- Memberi kesempatan pada kelompok ana usia sekolah untuk bersama-
sama meempraktikan cara perawat kebersihan diri dengan baik dan
benar
Seluruh anak antusias dan semangat untuk bersama-sama mempaktikan
cara perawatan kebersihan diri dengan baik dan benar.
- Melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat untuk melakukan
monitoring terhadap kelompok anak usia sekolah di SDN IV Aur
Gading
Pihak Puskesmas datang ke SDN IV Aur Gading untuk melakukan
monitoring terhadap kelompok anak usia sekolah

29
2. Risiko terjadinya kejadian Senin/ 25 Juni 2010 - Melakukan pendekatan secara formal dengan kepala sekolah, guru, dan
karies gigi pada agregat nak petugas UKS.
Kepala sekolah, seluruh guru dan petugas UKS mendukung diadakan
usia sekolah
nya penyuluhan tentang perawatan kebersihan diri di SDN IV Aur
Gading
- Memberikan penyuluhan kesehatan tentang karies gigi pada kelompok
anakusia sekolah.
Seluruh anak antusias dan semangat untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan
- Mendemonstrasikan cara meggosok gigi dengan baik dan benar pada
kelompok anak usia sekolah
Seluruh anak antusias dan semangat untuk cara menggosok gigi dengan
baik dan benar
- Memberi kesempatan pada kelompok ana usia sekolah untuk bersama-
sama meempraktikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar
Seluruh anak antusias dan semangat untuk bersama-sama mempaktikan
cara perawatan kebersihan diri dengan baik dan benar.
- Melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat untuk melakukan
monitoring terhadap kelompok anak usia sekolah di SDN IV Aur
Gading
Pihak Puskesmas datang ke SDN IV Aur Gading untuk melakukan
monitoring terhadap kelompok anak usia sekolah

30
3.7 Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Komunitas Evaluasi
1. Defisit kebersihan diri pada agregat S :
anak usia sekolah b/d kebiasaan pada - Peserta mengatakan senang
lingkungan anak usia sekolah yang dengan kegiatan ini
kurang baik - pihak sekolah mendukung atas
kegiatan
O:
- Peserta hadir 100%
- Peserta terlihat aktif dalam
diskusi
- paseerta mampu mempraktikan
cara perawat kebersihan diri
yang baik dan benar
A :Tindakan berhasil
P: Intervensi dihentikan

2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi S : - Peserta mengatakan senang


pada agregat anak usia sekolah b/d dengan kegiatan ini
kebiasaan anak usia sekolah tidak - pihak sekolah mendukung atas
menggosok gigi sebelum tidur. kegiatan
O:
- Peserta hadir 100%
- Peserta terlihat aktif dalam
diskusi
- paseerta mampu mempraktikan
cara menggosok gigi yang
benar
A :Tindakan berhasil
P: Intervensi dihentikan

31
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu
dengan sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga,
kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah
kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk)
terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Yang
menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6 – 12
tahun berjumlah 123 siswa.
Masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah defisit kebersihan diri
pada agregat anak usia sekolah b.d kebiasaan pada lingkungan anak yang
kurang baik dan risiko kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah dan
yang akan dijadikan implementasi adalah upaya preventif dan promotif untuk
menjaga perawatan kebersiha diri dan mencegah terjadinya kejadian karies
gigi pada agregat anak usia sekolah di SDN IV Desa Aur Gading Bengkulu
Utara.

4.2 Saran
1. Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan pada komunitas anak usia sekolah.
2. Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk
mendukung keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas
anak usia sekolah.

32
DAFTAR PUSTAKA

Efendi,feri dan makhud. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan


Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Mubarak dan Elisabeth, 2017. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta : CV


Sagung Seto

Mubarak dan Riyadi , 2005. Buku Ajar Keperawatan komunitas 2. Jakarta : CV


Sagung Seto

Wong, 2009. Buku Keperawatn Komunitas . Jakarta : Salemba Medika

33

Anda mungkin juga menyukai