KELOMPOK I
DOSEN PEMBIMBING:
( ………………………….. ) ( …………………………… )
ABSTRAK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
optimal.
kesehatan. Ilmu keperawatan adalah salah satu disiplin ilmu yang merupakan
1
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
serta pemecahan agar pelayanan dapat lebih baik. Upaya pencegahan menjadi
2
Berdasarkan kenyataan diatas, maka mahasiswa/i Universitas Fort De
November 2021.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
Utara, Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah
3. Waktu
4. Tempat Praktik
Datar.
4
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak,
2007). Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dengan di bawah pemerintahan yang sama,
area atau lokasi yang sama di mana mereka tinggal, kelompok sosial yang
ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif,
aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan
5
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/
(Elisabeth, 2007).
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Riyadi, 2007).
6
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
pelayanan keperawatan.
masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan peminpin yang
7
yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.
(Elisabeth, 2007).
8
3. Prinsip perawatan kesehatan masyarakat
a. Kemanfaatan
b. Kerjasama
c. Secara langsung
d. Keadilan
(Mubarak, 2005).
e. Otonomi
9
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
a. Tujuan Umum
b. Tujuan khusus
10
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
dan di masyarakat.
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
(Elisabeth, 2007).
11
secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu
2005).
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau
12
kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
terdiri dari:
a. Individu
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
13
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
b. Keluarga
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
c. Kelompok khusus
a) Ibu hamil
c) Balita
e) Lansia
14
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
a) Wanita tunasusila
a) Panti werdha
b) Panti asuhan
c) Pusat-pusat rehabilitasi
d) Penitipan balita
d. Masyarakat
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
15
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan
khususnya.
dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri
(Riyadi, 2007).
16
g. Masyarakat sebagai klien
adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu
a. Asumsi
tersier.
tersier.
primer.
b. Kepercayaan
kesehatan.
17
5) Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
kesehatan.
kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L., ada empat faktor
fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh, di
suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air
bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
18
saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
19
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
pada umumnya.
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
kesehatan masyarakat.
20
dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
dan intelektual.
21
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
2005).
c. Role Model
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat
d. Advokasi (Advocate)
2005).
22
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
kepadanya.
f. Kolaborator
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
23
h. Penemu masalah kesehatan (Case Finder)
2005).
Leader)
24
(Mubarak, 2005).
25
a. Upaya Promotif
2) Peningkatan gizi
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
ataupun di rumah
c. Upaya Kuratif
26
atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
4) Perawatan payudara
d. Upaya Rehabilitatif
e. Upaya Resosialitatif
27
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila
dimengerti.
1. Kesehatan Lingkungan
28
Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah
Agustus 2008.
d. Pengendalian vector
manusia
29
f. Higiene makanan, termasuk higiene susu
h. Pengendalian radiasi
i. Kesehatan kerja
j. Pengendalian kebisingan
n. Pencegahan kecelakaan
berikut:
e. Pengamanan radiasi
f. Pengamanan kebisingan
30
h. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca
bencana
2. Perilaku Masyarakat
31
merugikan kesehatan (Wawan A & Dewi M, 2010).
rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau
terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara
1. Pengkajian
diperoleh dari data subyektif dan data obyektif. Data subyektif yaitu data
yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,
32
keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara langsung
melalui lisan. Data obyektif yaitu data ayang diperoleh melalui suatu
maupun kualitatif. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji
sumber lain yang dapat dipercaya. Metode pengumpulan data yang dapat
FS, 2012). Salah satu model pengkajian yang dapat digunakan adalah “Betty
Neuman”. Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah
atau komunitas.
33
2) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
terjadi.
34
dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan
mengurangi stressor.
1) Pengumpulan data
(Mubarak, 2005).
berikut :
35
masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan
b) Pengamatan
c) Pemeriksaan fisik
2) Pengolahan data
c) Tabulasi data
36
d) Interpretasi data
3) Analisis data
2005).
5) Prioritas masalah
a) Perhatian masyarakat
b) Prevalensi kejadian
37
f) Aspek politis
2. Diagnosa Keperawatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan
kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
kejadian ISPA pada 6 bulan terakhir yaitu 25% berdasarkan data Puskesmas.
Masyarakat Desa/RW(MMRW).
38
3. Perencanaan Keperawatan
a. Tahap persiapan
b. Tahap pengorganisasian
39
dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri
2) Melakukan pengkajian
4) Melatih kader
f. Tahap akhir
40
4) Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
4. Pelaksanaan
kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa
a. Inovatif
(Mubarak, 2009).
b. Integrated
c. Rasional
41
rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
(Mubarak, 2009).
e. Ugem
kesehatan.
gizi.
kebutuhan komunitas.
pencegahan, yaitu :
42
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan
teratur ke Posyandu.
5. Evaluasi
43
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang
telah ditetapkan.
komunitas adalah :
pelaksanaan
44
BAB III
LAPORAN ASUHAN KEPERATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian
Utara terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey wilayah binaan,
masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan kalangan pelajar, yang nantinya akan
1. Inti komunitas
a. Sejarah
bernama Kutie Anyir, hal ini dikarenakan pada umumnya suku inilah
45
yang banyak berdomisili di jorong ini. Seiring perkembangan zaman
karena letak jorong ini dibagian utara nagari saruaso maka jorong ini
b. Demografi
46
Saruaso Utara. Sementara beberapa kelompok-kelompok masyarakat
yang berkembang aktif saat ini antara lain adalah LKAAM, PKK, Bundo
c. Etnis
d. Keyakinan
2. Subsistem
a. Lingkungan
batusangkar.
47
1) Sebelah Utara, berbatasan dengan Jorong Saruaso Timur.
b. Pelayanan kesehatan
Puskesmas juga tidak terlalu jauh kurang lebih memerlukan waktu 15-20
menit.
c. Pendidikan
orang, tamat SMA 528 orang dan tamat Perguruan tinggi sebanyak 98
orang.
d. Sosial Ekonomi
bertani 70%, berdagang 10%, PNS dan ABRI 20%. Pendapatan warga
jorong Saruaso Utara tidak menentu, karna saat musim panen pendapatan
akan meningkat.
e. Transportasi
48
sehari- hari.
f. Komunikasi
utara juga sangat kooperatif dan positif dalam menerima informasi baru.
3. Hasil pengkajian
a. Gambaran umum
49
2) Distribusi Kelompok Usia
No Kelompok Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah %
1 Usia subur 143 185 328 28,4
2 Ibu hamil - 18 18 1,6
3 Ibu bersalin - 18 18 1,6
4 Ibu menyusui - 35 35 3,0
5 Bayi usia 0-5 bulan 5 2 7 ,6
6 Bayi usia 0-11 bulan 10 7 17 1,5
7 Baduta usia 0-23 bulan 23 10 33 2,9
8 Baduta usia 0-35 bulan 32 18 50 4,3
9 Balita usia 0-59 bulan 45 28 73 6,3
10 Anak balita 12-59 bulan 35 21 56 4,9
11 Pra sekolah 60-72 bulan 6 6 12 1,0
12 Anak usia 7-9 tahun 22 18 40 3,5
13 Remaja usia 10-18 tahun 75 64 139 12,1
14 Lanjut usia 45-59 tahun 75 55 130 11,3
15 Lansia 60-69 tahun 54 60 114 9,9
16 Lansia usia ≥70 tahun 38 45 83 7,2
Total 563 590 1153 100%
50
3) Distribusi penyakit
a) Distribusi jumlah 10 penyakit terbanyak
No Penyakit Jumlah Persentase
1 Hipertensi 95 23,2%
2 Myalga 57 13,9%
3 Dermatitis 46 11,2%
4 Gastritis 40 9,8%
5 OA 33 8,1%
6 Ispa 30 7,3%
7 Cepalgia 30 7,3%
8 Common Cold 29 7,1%
9 Faringitis 28 6,8%
10 Asma 21 5,1%
Total 409 100,0%
(23,2%).
51
Data Puskesmas berdasarkan kunjungan kasus Hipertensi
selama pandemi.
52
pandemik. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah saat
4) Pekerjaan
No Pekerjaan Persentase
1 Tani 70%
2 ABRI dan PNS 10%
3 Pedagang 10%
4 Lain-Lain 10%
Total 100,0%
53
Dari tabel diatas didapatkan hasil 275 (100%)
PDAM.
b) Jamban Sehat
sehat.
54
c) PHBS Indikator 10 (merokok didalam rumah)
tempat umum.
55
d) Posyandu Balita
b. Kecanduan Gadget
56
Dari tabel diatas didapatkan hasil 53,2% masyarakat dengan usia
c. Covid-19
1) Pengetahun Covid-19
57
Terlihat dari beberapa pertanyaan yang dijawab salah
covid-19.
2) Sikap
3) Tindakan
58
Dari tabel diatas didapatkan hasil 51,5% masyarakat memiliki
4) Vaksin Covid-19
59
Dari tabel diatas didapatkan hasil 76,3% masyarakat belum
vaksin COVID-19.
pagi hari jadi tidak sempat datang ke puskesmas, ada juga yang
mengatakan takut di vaksin sebab ada isu yang beredar ada warga
60
B. Prioritas masalah
1. Data Fokus
DS DO
- Menurut PWK dan warga Posyandu - Di bidang pendidikan, terdapat 1
Lansia ada tapi tidak aktif semenjak PAUD, 1 buah SD, dan untuk
Pandemi menunjang pendidikan formal
- Masyarakat jorong saruaso utara masyarakat Saruaso Utara.
memiliki perangkat jorong yang Sementara beberapa kelompok-
aktif, sehingga keluhan masyarakat kelompok masyarakat yang
ditampung serta di selesaikan berkembang aktif saat ini antara
dengan baik. lain adalah LKAAM, PKK, Bundo
- Dari hasil wawancara diperoleh data Kanduang, Majelis Taklim, dan
bahwa banyak masyarakat yang Ikatan- ikatan Pemuda, Keberadaan
hipertensi karena pola makanan yang lembaga dan kelompok masyarakat
cenderung tidak sehat serta olahraga ini sangat penting artinya dan
yang kurang. Mereka tidak berobat memberi manfaat dalam
secara teratur karena mereka tidak masyarakat jorong Saruaso Utara.
paham dengan pengobatan - Sebagian besar rumah warga sudah
hipertensi, serta tidak paham dengan permanen, lingkungan pekarangan
gaya hidup sehat. Masyarakat yg ada belum dimanfaatkan secara
mengatakan belum ada penyuluhan maksimal khususnya penanaman
terkait hipertensi. Hasil wawancara Toga di rumah-rumah warga masih
dengan kepala jorong juga kurang.
memperkuat pernyataan bahwa di - Pendidikan masyarakat jorong
jorong Saruaso Utara penyakit Saruaso Utara tamat SMP
terbanyak warga adalah hipertensi. sebanyak 450 orang, tamat SMA
Menurut informasi PWK setempat 528 orang dan tamat Perguruan
Posyandu Lansia juga tidak tinggi sebanyak 98 orang.
dilaksanakan selama pandemi. - Mata pencarian bertani 70%,
- Hasil wawancara menyatakan berdagang 10%, PNS dan ABRI
semenjak pandemi ibu takut 20%.
membawa anaknya ke Posyandu, - Jenis penyakit yang di Jorong
sekitar 8 (11,4%) orang ibu Saruaso Utara terbanayak adalah
mengatakan bahwa anak nya sudah Hipertensi (23,2%), selanjutnya
lengkap imunisasi dan tidak perlu di Myalgia (13,9%), Dermatitis
bawa lagi ke Posyandu. (11,2%), Gastritis (9,8%) dan
- Hasil wawancara dengan orang tua penyakit lainnya.
mengatakan anak mereka semenjak - Data Puskesmas berdasarkan
sekolah daring dibelikan HP sendiri kunjungan kasus Hipertensi dari
sebanyak 72 orang (51,8%). Sekitar jorong Saruaso Utara pada bulan
76 orang tua (54,7%) menyatakan September 2021 sebanyak 30
mereka sibuk bekerja sehingga tidak orang dari total kasus 95 kasus.
61
bisa 24 jam mengontrol anaknya. - Dari hasil observasi di temukan
- Dari hasil wawancara warga bahwa masyarakat banyak
mengatakan mereka bekerja saat konsumsi makanan bersantan,
pagi hari jadi tidak sempat datang ke goreng-goreng serta ikan asin,
puskesmas, ada juga yang Posyandu lansia pun belum
mengatakan takut di vaksin sebab dilaksanakan semenjak pandemik.
ada isu yang beredar ada warga yang Dari hasil pemeriksaan tekanan
lumpuh setelah di vaksin, mereka jg darah saat pendataan ditemukan
berfikir negative takut di covid kan lansia dengan tekanan darah
jika berobat ke pelayanan kesehatan >140/80 mmHg sebanyak 34
serta belum adanya penyuluhan orang.
kesehatan terkait covid-19 dan - 80% masyarakat merokok baik
vaksinasi covid-19 di Jorong saruaso didalam rumah maupun diluar
utara rumah.
- Dari hasil observasi umumnya
masyarakat usia produktif yang
lebih banyak merokok. Aktivitas
merokok tampak di dalam rumah
maupun di luar rumah seperti di
warung atau di tempat umum.
- Masyarakat tidak perduli
walaupun di bungkus rokok sudah
sangat dijelaskan tentang bahaya
merokok,
- Data di Puskesmas menjelaskan
program PHBS dan PIS PK dari
puskesmas juga sudah
dilaksanakan di Jorong Saruaso
Utara utara namun belum
menunjukkan adanya perubahan
kebiasaan merokok di Jorong
Saruaso Utara.
- 28,6% ibu yang memiliki bayi dan
balita (70 sasaran) yang datang ke
posyandu di bulan Oktober.
- 53,2% masyarakat dengan usia
remaja kecanduan gatget.
- 65% masyarakat memiliki
pengetahuan kurang baik terkait
COVID-19. Terlihat dari beberapa
pertanyaan yang dijawab salah
mengenai covid-19 : sebanyak
67,3% masyarakat sasaran vaksin
salah mendefinisikan covid-19
62
serta gejala spesifik covid-19, lebih
dari setengah masyarakat yang
menjadi sasaran vaksin yaitu 557
orang tidak mengetahui masa
inkubasi covid-19 yaitu 82,8%,
87,4% warga sasaran vaksin
menjawab salah bagaimana cara
penularan covid-19.
- 56,0% masyarakat memiliki sikap
negatif terkait COVID-19.
- 51,5% masyarakat memiliki
tindakan kurang baik terkait
COVID-19.
- Dari hasil observasi terlihat hampir
tidak ada masyarakat yang
memakai masker saat keluar rumah
atau berkumpul di warung. Saat
diadakan penyuluhan oleh
mahasiswa masih ada masyarakat
yang tidak menggunakan masker.
Kebiasaan mencuci tangan belum
terlihat di jorong Saruaso Utara,
belum ada rumah yang
menyediakan tempat mencuci
tangan di luar rumah.
- 76,3% masyarakat belum vaksin
COVID-19.
2. Analisa Data
No Analisa Data Masalah
1. DS :
Dari hasil wawancara diperoleh data bahwa banyak Perilaku kesehatan
masyarakat yang hipertensi karena pola makanan yang cenderung beresiko :
cenderung tidak sehat serta olahraga yang kurang. Hipertensi (D.0099)
Mereka tidak berobat secara teratur karena mereka
tidak paham dengan pengobatan hipertensi, serta tidak
paham dengan gaya hidup sehat.
63
juga tidak dilaksanakan selama pandemi.
DO:
- Jenis penyakit yang di Jorong Saruaso Utara
terbanayak adalah Hipertensi (23,2%),
selanjutnya Myalgia (13,9%), Dermatitis
(11,2%), Gastritis (9,8%) dan penyakit lainnya.
- Dari hasil pemeriksaan tekanan darah saat
pendataan ditemukan lansia dengan tekanan
darah >140/80 mmHg sebanyak 34 orang.
- Data puskesmas bulan September 2021
masyarakat Jorong Saruaso Utara yang
berkunjung ke Puskesmas hanya 30 orang dari
kasus 95 orang.
- Pendidikan masyarakat jorong Saruaso Utara
tamat SMP sebanyak 450 orang, tamat SMA 528
orang dan tamat Perguruan tinggi sebanyak 98
orang.
- Hasil observasi pemanfaatan toga di masyarakat
masih rendah. Sebagian besar rumah warga
sudah permanen, lingkungan pekarangan yg ada
belum dimanfaatkan secara maksimal
khususnya penanaman Toga di rumah-rumah
warga masih kurang.
2. DS : - Perilaku kesehatan
cenderung beresiko :
DO : Merokok (D.0099)
- Sikap negative terhadap pelayanan kesehatan
- Gaya hidup tidak sehat (rokok, olahraga
kurang)
- 80% masyarakat merokok baik didalam rumah
maupun diluar rumah.
- Dari hasil observasi umumnya masyarakat usia
produktif yang lebih banyak merokok. Aktivitas
merokok tampak di dalam rumah maupun di
luar rumah seperti di warung atau di tempat
umum.
- Masyarakat tidak perduli walaupun di bungkus
rokok sudah sangat dijelaskan tentang bahaya
merokok,
- Data di Puskesmas menjelaskan program PHBS
dan PIS PK dari puskesmas juga sudah
dilaksanakan di Jorong Saruaso Utara utara
namun belum menunjukkan adanya perubahan
64
kebiasaan merokok di Jorong Saruaso Utara.
3. DS : Kesiapan peningkatan
Masyarakat jorong saruaso utara memiliki perangkat koping komunitas
jorong yang aktif, sehingga keluhan masyarakat (D.0091)
ditampung serta di selesaikan dengan baik.
Menurut warga akses ke Puskesmas juga tidak terlalu
jauh kurang lebih memerlukan waktu 15-20 menit.
DO :
- Terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang
berkembang aktif antara lain LKAAM, PKK,
Bundo Kanduang, Majelis Taklim, dan Ikatan-
ikatan Pemuda, Keberadaan lembaga dan
kelompok masyarakat.
- Dari hasil observasi masyarakat Jorong saruaso
utara juga sangat kooperatif dan positif dalam
menerima informasi baru.
- Terdapat satu Polindes/Pokesri dan 1 posyandu
Balita. Posyandu Lansia ada tapi tidak aktif
semenjak Pandemi. Akses ke Puskesmas juga
tidak terlalu jauh kurang lebih memerlukan
waktu 15-20 menit.
4. DS : Manajemen kesehatan
Dari hasil wawancara warga mengatakan mereka tidak efektif (D.0116)
bekerja saat pagi hari jadi tidak sempat datang ke
puskesmas, ada juga yang mengatakan takut di vaksin
sebab ada isu yang beredar ada warga yang lumpuh
setelah di vaksin, mereka jg berfikir negative takut di
covid kan jika berobat ke pelayanan kesehatan, serta
belum adanya penyuluhan kesehatan terkait covid-19
dan vaksinasi covid-19 di jorong Saruaso Utara.
DO :
- 65% masyarakat memiliki pengetahuan kurang
baik terkait COVID-19.
- Terlihat dari beberapa pertanyaan yang dijawab
salah mengenai covid-19 : sebanyak 67,3%
masyarakat sasaran vaksin salah
mendefinisikan covid-19 serta gejala spesifik
covid-19, lebih dari setengah masyarakat yang
menjadi sasaran vaksin yaitu 557 orang tidak
mengetahui masa inkubasi covid-19 yaitu
65
82,8%, 87,4% warga sasaran vaksin menjawab
salah bagaimana cara penularan Covid-19
- Kurang terpapar informasi
- Sikap negative terhadap pelayanan kesehatan
- Dari hasil observasi terlihat hampir tidak ada
masyarakat yang memakai masker saat keluar
rumah atau berkumpul di warung. Saat
diadakan penyuluhan oleh mahasiswa masih
ada masyarakat yang tidak menggunakan
masker. Kebiasaan mencuci tangan belum
terlihat di jorong Saruaso Utara, belum ada
rumah yang menyediakan tempat mencuci
tangan di luar rumah.
- 76,3% masyarakat belum vaksin COVID-19.
66
No Masalah 1 2 3 4 skor Prioritas
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko : 2 2 2 2 8 1
Hipertensi (D.0099)
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko : 2 1 2 2 7 2
Merokok (D.0099)
3. Kesiapan peningkatan koping komunitas 2 1 2 2 7 3
(D.0091)
4. Manajemen kesehatan tidak efektif 2 1 2 1 6 4
(D.0116)
b. Diagnosa Keperawatan
67
C. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas
No Data Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Hasil
1 DS : D.0099 Perilaku Prevensi primer Prevensi primer
Dari hasil wawancara diperoleh kesehatan L.12106 Pemeliharaan I.12383 Edukasi kesehatan
data bahwa banyak masyarakat cenderung Kesehatan (Peningkatan
yang hipertensi karena pola beresiko : Pengetahuan
makanan yang cenderung tidak Hipertensi Prevensi seknder Tentang Hipertensi
sehat serta olahraga yang L.12107 Perilaku Kesehatan Dengan Metode
kurang. Mereka tidak berobat Pendidikan
secara teratur karena mereka L.12104 Manajemen Kesehatan Di
tidak paham dengan Kesehatan Lingkungan
pengobatan hipertensi, serta Masyarakat
tidak paham dengan gaya Prevensi tersier Retnaningsih &
hidup sehat. L.12110 Tingkat Kepatuhan Larasati, 2021)
68
DO:
- Jenis penyakit yang di
Jorong Saruaso Utara
terbanayak adalah
Hipertensi (23,2%),
selanjutnya Myalgia
(13,9%), Dermatitis
(11,2%), Gastritis (9,8%)
dan penyakit lainnya.
- Dari hasil pemeriksaan
tekanan darah saat
pendataan ditemukan
lansia dengan tekanan
darah >140/80 mmHg
sebanyak 34 orang.
- Data puskesmas bulan
September 2021
masyarakat Jorong
Saruaso Utara yang
berkunjung ke Puskesmas
hanya 30 orang dari kasus
95 orang.
- Pendidikan masyarakat
jorong Saruaso Utara
tamat SMP sebanyak 450
orang, tamat SMA 528
orang dan tamat
Perguruan tinggi sebanyak
69
98 orang.
70
menjelaskan program
PHBS dan PIS PK dari
puskesmas juga sudah
dilaksanakan di Jorong
Saruaso Utara utara
namun belum
menunjukkan adanya
perubahan kebiasaan
merokok di Jorong
Saruaso Utara.
3 DS : D.0091 Kesiapan Prevensi primer Prevensi primer
Dari hasil wawancara diperoleh peningkatan sttus koping keluarga
data bahwa banyak masyarakat koping L.09088 L.1311 Dukungan Sosial.
yang hipertensi karena pola komunitas Prevensi sekunder 3
makanan yang cenderung tidak ketahanan komunitas
sehat serta olahraga yang
kurang. Mereka tidak berobat L.08075 Status Kesehatan
secara teratur karena mereka Komunitas
tidak paham dengan
pengobatan hipertensi, serta L.12109 Prevensi tersier
tidak paham dengan gaya tingkat pengetahuan
hidup sehat.
Masyarakat mengatakan belum L.12111
ada penyuluhan terkait HT di
Jorong Saruaso Utara
71
jorong yang aktif, sehingga
keluhan masyarakat ditampung
serta di selesaikan dengan baik.
DO :
- Terdapat kelompok-
kelompok masyarakat
yang berkembang aktif
antara lain LKAAM,
PKK, Bundo Kanduang,
Majelis Taklim, dan
Ikatan- ikatan Pemuda,
Keberadaan lembaga
dan kelompok
masyarakat.
- Dari hasil observasi
masyarakat Jorong
saruaso utara juga
sangat kooperatif dan
positif dalam menerima
informasi baru.
- Terdapat satu
Polindes/Pokesri dan 1
posyandu Balita.
Posyandu Lansia ada
tapi tidak aktif semenjak
Pandemi. Akses ke
72
Puskesmas juga tidak
terlalu jauh kurang lebih
memerlukan waktu 15-
20 menit.
- Hasil observasi
pemanfaatan toga di
masyarakat masih
rendah. Sebagian besar
rumah warga sudah
permanen, lingkungan
pekarangan yg ada
belum dimanfaatkan
secara maksimal
khususnya penanaman
Toga di rumah-rumah
warga masih kurang.
4 DS : Manajemen Prevensi primer Prevensi primer
Dari hasil wawancara warga D.0116 kesehatan tidak L12104 Manajemen I.13484 Edukasi kesehatan
mengatakan mereka bekerja efektif kesehatan (Hubungan Persepsi
saat pagi hari jadi tidak sempat Tentang Efektifitas
datang ke puskesmas, ada juga Prevensi sekunder Vaksin Dengan
yang mengatakan takut di L.12106 Pemeliharaan Sikap Kesediaan
vaksin sebab ada isu yang kesehaatan Mengikuti Vaksinasi
beredar ada warga yang Covid-19
lumpuh setelah di vaksin, L.10100 Proses informasi Widayanti &
mereka jg berfikir negative Kusumawati, 2021)
takut di covid kan jika berobat Prevensi tersier
ke pelayanan kesehatan, serta L.12110 Tingkat kepatuhan Gambaran
73
belum adanya penyuluhan Pengetahuan
kesehatan terkait covid-19 dan L.12111 Tingkat pengetahuan Masyarakat Tentang
vaksinasi covid-19 di jorong Covid-19 Dan
Saruaso Utara. Perilaku Masyarakat
Di Masa Pandemi
Covid-19
DO : Yanti1, Nugraha,
- 65% masyarakat Wisnawa, Agustina,
memiliki pengetahuan & Diantari, 2020)
kurang baik terkait
COVID-19. Prevensi sekunder
- Terlihat dari beberapa I.13484 Modifikasi prilaku
pertanyaan yang dijawab keterampilan sosial
salah mengenai covid-19
: sebanyak 67,3% Prevensi tersier
masyarakat sasaran I.10334 Dukungan kelompok
vaksin salah konseling
mendefinisikan covid-19
serta gejala spesifik
covid-19, lebih dari
setengah masyarakat
yang menjadi sasaran
vaksin yaitu 557 orang
tidak mengetahui masa
inkubasi covid-19 yaitu
82,8%, 87,4% warga
sasaran vaksin
menjawab salah
74
bagaimana cara
penularan Covid-19
- Kurang terpapar
informasi
- Sikap negative terhadap
pelayanan kesehatan
- Dari hasil observasi
terlihat hampir tidak ada
masyarakat yang
memakai masker saat
keluar rumah atau
berkumpul di warung.
Saat diadakan
penyuluhan oleh
mahasiswa masih ada
masyarakat yang tidak
menggunakan masker.
Kebiasaan mencuci
tangan belum terlihat di
jorong Saruaso Utara,
belum ada rumah yang
menyediakan tempat
mencuci tangan di luar
rumah.
- 76,3% masyarakat
belum vaksin COVID-
19.
75
RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION / POA) KOMUNITAS PADA KELOMPOK SARUASO UTARA
DI JORONG SARUASO UTARA
76
merokok didalam rumah Utara
3 Kesiapan - Akan Stelah dilakukan pengaktifan Rumah Kelompok 16 Oktober Jorong Kelompok
peningkatan mengaktifkan toga toga diharapkan masyarakat Warga yang mahasisw 2021 Saruaso mahasisw
koping pada masyarakat Saruaso Utara dapat mengetahui Hipertensi di Saruaso Utara 09.00 WIB Utara Saruaso
komunitas dengan tentang terapi komplementer Jorong s/d selesai Utara
mengunjungi yang dilaksanakan untuk Saruaso
rumah warga mengtasi hipertensi Utara
4 Manajemen - Akan Setelah dilakukan penyuluhan Masyarakat Kelompok 15 Oktober Kantor Kelompok
kesehatan melaksanakan diharapkan masyarakat Saruaso Jorong mahasisw 2021 Jorong mahasisw
tidak efektif penyuluhan Utara dapat mengetahui tentang Saruaso Saruaso Utara 14.00 WIB Saruaso
tentang vaksinasi pencegahan virus corona Utara s/d selesai Utara
covid 19.
- Akan bekerjasama Setelah dilakukan vaksinasi Masyarakat Kelompok 29 Oktober Kantor Kelompok
dengan Puseksmas diharpakan masyarakat Saruaso Jorong mahasisw 2021 Jorong mahasisw
setempat Utara dapat terhindar dari Covid Saruaso Saruaso Utara 09.00 WIB Saruaso
melakukan 19. Utara s/d selesai Utara
vaksinasi
77
D. Implementasi
Dx keperawatan Waktu Implementasi
Pelaksanaan
Perilaku kesehatan 15 Oktober 2021 - Memberikan penyuluhan kesehatan
cenderung beresiko 14.00 WIB s/d tentang terapi komplementer hipertensi
: Hipertensi selesai - Melakukan pemeriksaan tekanan darah
darah bekerjasama dengan posyandu
lansia
Perilaku kesehatan 15 Oktober 2021 - Melaksanakan penyuluhan tentang
cenderung beresiko 14.00 WIB s/d bahaya merokok
: Merokok selesai
17 Oktober 2021 - Memasangg stiker bebas asap rokok
09.00 WIB s/d dirumah warga
selesai
Kesiapan 16 Oktober 2021 - Mengaktifkan toga pada masyarakat
peningkatan koping 09.00 WIB s/d dengan mengunjungi rumah warga
komunitas selesai
E. Evaluasi
Dx keperawatan Waktu Evaluasi
Pelaksanaan
Perilaku kesehatan 15 Oktober 2021 S:
cenderung beresiko 14.00 WIB s/d - Masyarakat mengatakan mengetahui
: Hipertensi selesai tentang hipertensi dan terapi
komplementer untuk penderita
hipertensi.
- Masyarakat mengatakan mau
dilakukan pemeriksaan tekanan
darah.
O:
- Masyarakat tampak mengerti saat
ditanya kembali tentang hipertensi
dan terapi komplementer untuk
penderita hipertensi.
- Masyarakat tampak melakukan
pemeriksaan tekanan darah.
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
78
Perilaku kesehatan 15 Oktober 2021 S:
cenderung beresiko 14.00 WIB s/d - Masyarakat mengatakan mengetahui
: Merokok selesai tentang bahaya rokok.
O:
- Masyarakat tampak mengerti saat
ditanya tentang bahaya rokok.
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
17 Oktober 2021 S:
09.00 WIB s/d - Masyarakat mengatakan mau
selesai memasang stiker bebas asap rokok
dirumahnya.
O:
- Masyarakat tampak mengizinkan
dipasangkan stiker bebas asap rokok
dirumahnya.
- Rumah warga ditempelkan stiker
bebas asap rokok.
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
Kesiapan 16 Oktober 2021 S:
peningkatan koping 09.00 WIB s/d - Masyarakat mengatakan mau
komunitas selesai mengaktifkan kembali toga
dirumahnya.
O:
- Masyarakat tampak mengizinkan
ditanami toga dirumahnya.
- Rumah warga ditanami 5 jenis toga.
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
Manajemen 16 Oktober 2021 S:
kesehatan tidak 09.00 WIB s/d - Masyarakat mengatakan tahu dan
efektif selesai mengerti tentang Covid 19
- Masyarakat mengatakan akan
melakukan vaksin Covid 19.
O:
- Masyarakat tampak mengerti saat
ditanya kembali tentang Covid 19.
79
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
29 Oktober 2021 S:
09.00 WIB s/d - Masyarakat mengatakan akan
selesai melakukan vaksin Covid 19.
O:
- Masyarakat melakukan vaksinasi di
Polindes sebanyak 100 orang yang
mendaftar, 88 orang melakukan
suntik vaksin dan 12 orang diundur
karena hipertensi.
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
80
BAB IV
PEMBAHASAN
kelompok yang berisiko tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses
setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat
Threat/ancaman).
A. Pengkajian
untuk menentukan aktivitas keperawatan dan sumber data bagi profesi lain.
81
Pada tahap pengkajian, yang perlu dikaji pada kelompok atau
komunitas menurut teori Anderson adalah data inti yang terdiri atas data
keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas dan mengkaji sub sistem yang
dan realisasi.
dilakukan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Wilayah Jorong Saruaso
1. Strenght / Kekuatan
tanjung emas.
82
d. Adanya dukungan dari kepala Jorong, tokoh masyarakat, tokoh
2. Weekness / Kelemahan
3. Opportunity / Kesempatan
sehat.
4. Threat / Ancaman
83
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
84
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor
1. Strength / Kekuatan
Tanjung Emas
kegiatan.
2. Weekness / Kelemahan
dana tersebut
3. Opertunity / Kesempatan
85
4. Threat / Ancaman
sebagainya.
D. Implementasi Keperawatan
a. Strength (kekuatan)
b. Weakness (kelemahan)
86
c. Opportunity (Kesempatan)
mahasiswa
kesehatan.
d. Treath (Ancaman)
mahasiswa.
a. Strenght / Kekuatan
kegiatan.
b. Weakness / Kelemahan
c. Opportunity / Kesempatan
87
puskesmas, misalnya, PISPK (Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga .
d. Threat / Ancaman
a. Strenght / Kekuatan
kegiatan.
b. Weakness / Kelemahan
c. Opportunity / Kesempatan
88
puskesmas, misalnya, program PISPK..
d. Threat / Ancaman
a. Strenght / Kekuatan
vaksinasi covid-19.
kegiatan.
b. Weakness / Kelemahan
c. Opportunity / Kesempatan
covid-19.
d. Threat / Ancaman
89
E. Evaluasi
masyarakat.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
masalah harus harus diselesaikan yaitu hipertensi, merokok dalam rumah dan
tidak efektif.
91
membantu menyebarluaskan informasi kepada masyarakat mengenai rencana
menanam tanaman toga seperti seledri, kunyit, tomat, dan lain-lain. Kegiatan
dapat berjalan tepat waktu dan lancar. Semua peserta yang membawa balita
kawasan tanpa rokok di depan pintu masuk rumah. Kegiatan ini dilaksanakan
tepat waktu sehingga beberapa warga datang lebih awal dan mengikuti
kegiatan penuh dari awal sampai akhir. Hasil evaluasi yaitu warga antusias
bidan polindes dan kepala jorong Saruaso utara. Hasil evaluasi yaitu warga
92
B. Saran
Utara juga mempunyai data tetap warga yang sehat, sakit dan
berisiko.
(Puskesmas /Kelurahan).
posyandu/posbindu.
2. Untuk Kelurahan
93
kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat.
masyarakat.
kondisi kesehatan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Nuha Medika: Yogyakarta.
Topik : Hipertensi
Sasaran : Masyarakat Jorong Saruaso Utara
Hari/Tanggal : Jumat, 15 Oktober 2021
Waktu : 14.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Jorong saruaso Utara
I. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada
pembuluh darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah
menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Berdasarkan
data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3 Milyar orng di Dunia
menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia terdiagnosis
menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi mengalami
kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari 25,8% menjadi 34,1%. Jorong
Saruaso Utara merupakan salah satu jorong diantara 6 jorong yang ada di
Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas. Jumlah penduduk Jorong Saruaso
Utara sebanyak 1164 jiwa (per September 2021) yang tersebar pada 396
kepala keluarga. Warga Jorong Saruaso Utara bekerja sebagai petani dengan
persentasi 70%, PNS dan ABRI 10% dan 10 % sebagai pedagang. Dari hasil
wawancara dengan Bidan Desa dan Wali Jorong Saruaso Utara, masayarakat
Jorong Saruaso Utara perlu dilakukan sosialisasi mengenai pola hidup sehat
dan bersih dimasa pandemi COVID-19 dan di era New Normal. Dari hasil
wawancara dengan masyarakat Jorong Saruaso Utara didapatkan data masih
adanya masayarakat belum mengerti dengan hipertensi, kurangnya kesadaran
masyarakat dalam pencegahan hipertensi menjadi penyebab tingginya angka
hipertensi di jorong Saruaso Utara. Selain itu, kurangnya pemahaman warga
mengenai pencegahan hipertensi juga menjadi penyebab tingginya angka
hipertensi, ini dapat dilihat mayoritas masyarakat yang terkena hipertensi
tidak melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan, dimana dari 95 orang yang
hipertensi hanya 30 orang yang melakukan kontrol secara rutin ke pelayanan
kesehatan,
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan masyarakat Jorong Saruaso Utara
dapat mengetahui tentang Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu:
a. Memahami pengertian hipertensi.
b. Mengenali tanda dan gejala hipertensi.
c. Memahami faktor penyebab hipertensi.
d. Mengetahui komplikasi dari hipertensi.
e. Mengetahui cara pengobatan hipertensi.
f. Mengetahui cara pencegahan terhadap hipertensi
III. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
IV. Materi
Terlampir
V. Media
Leaflet
Keterangan :
: Moderator
: Penyaji
: Peserta
: Fasilitator
: Oberver
IX. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tim penyuluh datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penkes.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana.
b. Masyarakat antusias mendengarkan materi penkes dan menjawab
pertanyaan yang diajukan penyaji.
c. Penyuluhan dimulai tepat waktu.
3. Evaluasi hasil
a. Masyarakat dapat memahami pengertian, tanda gejala, faktor
penyebab, komplikasi, cara pengobatan dan cara pencegahan
Hipertensi.
b. Masyarakat dapat mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan penyaji.
c. 75% pertanyaan yang diajukan dapat dijawab dengan benar.
Pertanyaan yang akan diajukan berupa :
1) Apakah pengertian hipertensi?
2) Apa sajakah tanda dan gejala hipertensi?
3) Apa sajakah faktor penyebab hipertensi?
4) Apakah komplikasi dari hipertensi?
5) Bagaiaman cara pengobatan hipertensi?
6) Bagaimana cara pencegahan terhadap hipertensi?
X. REFERENSI
Depkes RI. (2002). Modul Pedoman Kader PHC. Magelang: Bapelkes
Salaman Magelang
Mansjoer, Arief. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. EGC: Jakarta.
LAMPIRAN MATERI HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal
bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik
usia. Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih tinggi daripada 160mmHg sistolik atau 90mmHg
diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000).
B. Penyebab
Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan), bertambahnya
usia dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis,
dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit
endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan. Penyebab
hipertensi antara lain adalah :
1. Stres,
2. Usia,
3. Merokok,
4. Obesitas (kegemukan),
5. Alkohol,
6. Faktor keturunan,
7. Faktor lingkungan (gaduh/bising)
D. Komplikasi
1. Penyakit jantung (gagal jantung)
2. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
3. Penyakit otak (stroke)
Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
1. Kontrol teratur
2. Minum obat teratur
3. Diit rendah garam dan lemak
E. Pengobatan
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
1. Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin
dokter
2. Pengobatan non farmakologis yaitu dengan
a. Mengurangi asupan garam dan lemak
b. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
c. Berhenti merokok bagi yang merokok
d. Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
e. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
f. Menghindari ketegangan
g. Istirahat cukup
h. Hidup tenang
Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan
mengkonsumsi secara teratur jus:
1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Daun seledri
Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah
1. ½ kg buah mentimun dicuci bersih
2. Dikupas kulitnya kemudian diparut
3. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
4. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
F. Pencegahan hipertensi
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:
a. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya
b. Buah-buahan keculi buah durian
c. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna
d. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan
diutamakan putih telurnya saja
e. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung
lemak)
2. Makanan yang perlu dihindari
a. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman
kaleng
b. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
c. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin
d. Pengobatan tradisional
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BAHAYA MEROKOK
I. Latar Belakang
Rokok sudah dikenal dari kalangan orang dewasa maupun remaja,
tidak hanya orang dewasa yang merokok kalangan remajapun smakin banyak
di jumpai, bahkan anak ank sekarang berani merokok, Merokok dapat
mengakibatkan banyak penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan
dan jantung. Akibat yang lain dari kebiasaan merokok adalah mereka lebih
mudah untuk menggunakan narkoba dibandingkan orang yang tidak merokok.
Orang yang merokok dan pengguna narkoba mempunyai ketergantungan
penggunaan yang cukup tinggi. Sehingga dipandang perlu untuk memberikan
penyuluhan tentang bahaya merokok.
Jorong Saruaso Utara merupakan salah satu jorong diantara 6 jorong
yang ada di Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas. Jumlah penduduk
Jorong Saruaso Utara sebanyak 1164 jiwa (per September 2021) yang tersebar
pada 396 kepala keluarga. Warga Jorong Saruaso Utara bekerja sebagai petani
dengan persentasi 70%, PNS dan ABRI 10% dan 10 % sebagai pedagang. Dari
hasil wawancara dengan Bidan Desa dan Wali Jorong Saruaso Utara,
masayarakat Jorong Saruaso Utara perlu dilakukan sosialisasi mengenai pola
hidup sehat dan bersih dimasa pandemi COVID-19 dan di era New Normal.
Dari hasil wawancara dengan masyarakat Jorong Saruaso Utara didapatkan
data masih adanya masayarakat belum mengerti dengan bahaya rokok. Hal ini
dapat dilihat dari hasil survei menggunakan kuesioner dimana 80% masyarakat
merokok didalam rumah.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan masyarakat Jorong Saruaso Utara
dapat memahami bahaya Merokok.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu:
a. Memahami tentang pengertian merokok
b. Memahami tentang bahaya merokok
c. Memahami tentang dampak merokok
d. Memahami tentang bagaimana tips berhenti merokok
e. Memahami tentang peran keluarga dan kader untuk menciptakan
rumah tanpa asap rokok
III. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
IV. Materi
Terlampir
V. Media
Leaflet
VI. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator
: Penyaji
: Peserta
: Fasilitator
: Oberver
IX. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tim penyuluh datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penkes.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana.
b. Masyarakat antusias mendengarkan materi penkes dan menjawab
pertanyaan yang diajukan penyaji.
c. Penyuluhan dimulai tepat waktu.
3. Evaluasi hasil
a. Masyarakat dapat memahami pengertian, bahaya, dampak, tips
berhenti merokok dan peran keluarga dan kader untuk menciptakan
rumah tanpa asap rokok.
b. Masyarakat dapat mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan penyaji.
c. 75% pertanyaan yang diajukan dapat dijawab dengan benar.
Pertanyaan yang akan diajukan berupa :
1) Apa yang dimaksud merokok ?
2) Apa sajakah bahaya merokok ?
3) Apakah dampak merokok ?
4) Bagaimana tips berhenti merokok ?
5) Apa sajakah peran keluarga dan kader untuk menciptakan rumah
tanpa asap rokok ?
X. REFERENSI
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.
Mansjoer, A., 2004, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Satu,
Media Aeskulapius, Jakarta.
Susalit, E., Kapojos, E.J., Lubis, H.R., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
“Hipertensi Primer”, FK UI, Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap 2011
LAMPIRAN MATERI BAHAYA MEROKOK
A. PENGERTIAN
Membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik yang telah dibentuk
rokok maupun menggunakan pipa.
1. Perokok Aktif
Adalah orang yang mengonsumsi rokok secara rutin berapapun jumlahnya,
atau menghirup asap rokok secara sengaja.
2. Perokok Pasif
Adalah orang yang bukan perokok tapi dengan terpaksa menghirup asap rokok
orang lain yang berada disekitarnya.
B. BAHAYA MEROKOK
Rokok mengandung 4000 bahan kimia, 200 diantaranya beracun dan 43
penyebab kanker. Racun utama pada rokok adalah nikotin , tar dan karbon
monoksida (CO).
1. Nikotin
Adalah zat adiktif (menimbulkan kekambuhan) yang mempengaruhi syaraf
dan peredaran darah. Zat ini mampu memicu kanker paru dan penyakit
jantung yang mematikan.
2. Tar
Adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-
paru sehingga merusak dan mengganggu fungsi paru.
3. Karbon Monoksida
Adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak
mampu mengikat oksigen. Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
C. DAMPAK MEROKOK
1. Kerontokan rambut
2. Gangguan pada mata seperti katarak
3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok
4. Sakit paru-paru kronis
5. Merusak gigi dan bau mulut yang tidak sedap
6. Serangan jantung dan stroke
7. Kerapuhan tulang sehingga mudah patah
8. Kanker kulit, kanker payudara, kanker rahim, kanker lidah, kanker mulut
kelenjar ludah, kanker kerongkongan, kanker anus, kanker ginjal
9. Kemandulan dan impotensi
10. Keguguran pada ibu hamil
I. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Undang-Undang
Nomor 24 tahun 2007 pasal 1). Menurut WHO (2002) Bencana (disaster)
adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis,
hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar
masyarakat atau wilayah yang terkena. Pada tanggal 31 Desember 2019,
WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya dikota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada tanggal 7
Januari 2020, China mengidentifikasi Pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya tersebut sebagai jenis baru dari coronavirus (novel corona virus).
Pada awal tahun 2020 Covid-19 mulai menjadi pandemi global dan menjadi
masalah kesehatan di beberapa negara di luar RRC. Berdasarkan World
Health Organization (WHO) kasus pneumonia dengan etiologi yang tidak
jelas di kota Wuhan telah menjadi permasalahan kesehatan diseluruh dunia.
Pandemi ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan kasus
baru diluar China.
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan COVID-19
sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD).
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat. Penyebaran
virus Corona penyebab pandemi Covid-19 di dunia belum juga mereda.
Bahkan, di banyak negara varian Delta merebak dan menyebabkan lonjakan
kasus. Berdasarkan data dari Dari JHU CSSE COVID-19 pada 6 Oktober
2021 total kasus Covid-19 di Dunia sebanyak 219 juta dengan jumlah kasus
meninggal dunia sebanyak 4,55 juta. Sementara itu, kasus Covid-19 di
Indonesia juga semakin mengkhawatirkan. Hal tersebut terlihat dari kasus
aktif dan angka kematian yang masih terus bertambah. Data yang dihimpun
pemerintah hingga Kamis, 6 Oktober 2021 total kasus Covid-19 sebanyak
4,22 juta dengan jumlah kasus meninggal dunia sebanyak 142.000.
Sedangkan, di Sumatera Barat berdasarkan Data Pantauan COVID-19
Provinsi Sumatera Barat Kasus Terkonfirmasi Covid-19 07 Oktober 2021
sebanyak 89.527 kasus positif dengan kasus aktif 669 (0.75%), meninggal
2.130 (2.38%) dan sembuh 86.728 (96.87%). Pelayanan keperawatan tidak
hanya terbatas diberikan pada instansi pelayanan kesehatan seperti rumah
sakit saja. Tetapi pelayanan keperawatan juga sangat dibutuhkan dalam situasi
tanggap bencana. Kemampuan tanggap bencana juga sangat dibutuhkan oleh
perawat pada saat keadaan darurat. Hal ini diharapkan menjadi bekal bagi
perawat untuk bisa terjun memberikan pertolongan dalam situasi bencana.
Peran perawat dapat dimulai sejak tahap mitigasi (pencegahan), tanggap
darurat bencana dalam fase prehospital dan hospital, hingga tahap recovery.
Jorong Saruaso Utara merupakan salah satu jorong diantara 6 jorong yang ada
di Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas. Jumlah penduduk Jorong
Saruaso Utara sebanyak 1164 jiwa (per September 2021) yang tersebar pada
396 kepala keluarga. Warga Jorong Saruaso Utara bekerja sebagai petani
dengan persentasi 70%, PNS dan ABRI 10% dan 10 % sebagai pedagang.
Dari hasil wawancara dengan Bidan Desa dan Wali Jorong Saruaso Utara,
masayarakat Jorong Saruaso Utara perlu dilakukan sosialisasi mengenai pola
hidup sehat dan bersih dimasa pandemi COVID-19 dan di era New Normal.
Dari hasil wawancara dengan masyarakat Jorong Saruaso Utara didapatkan
data masih adanya masayarakat belum mengerti dengan pandemi COVID-19
ini dapat dilihat mayoritas masyarakat tidak memakai masker pada saat
berinteraksi dengan orang lain, kurangnya kesadaran masyarakat untuk
mencuci tangan setelah berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, kurangnya
pemahaman warga mengenai pencegahan Covid 19 juga dapat dilihat dari data
jumlah warga Jorong Saruaso Utara yang telah melakukan vaksin Covid 19
yaitu hanya 132 orang.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan masyarakat Jorong Saruaso Utara
mengerti tentang pencegahan virus corona.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu:
a. Menyebutkan pengertian virus corona
b. Menyebutkan tanda gejala virus corona
c. Menyebutkan penyebab adanya virus corona
d. Mengetahui cara pencegahan virus corona
III. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
IV. Materi
Terlampir
V. Media
Leaflet
Keterangan :
: Moderator
: Penyaji
: Peserta
: Fasilitator
: Oberver
IX. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tim penyuluh datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penkes.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana.
b. Masyarakat antusias mendengarkan materi penkes dan menjawab
pertanyaan yang diajukan penyaji.
c. Penyuluhan dimulai tepat waktu.
3. Evaluasi hasil
a. Masyarakat dapat memahami pengertian, tanda gejala, penyebab
terjangkit dan cara pencegahan virus corona.
b. Masyarakat dapat mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan penyaji.
c. 75% pertanyaan yang diajukan dapat dijawab dengan benar.
Pertanyaan yang akan diajukan berupa :
1) Apa yang dimaksud virus corona?
2) Apa sajakah tanda gejala virus corona?
3) Apa penyebab terjangkitnya virus corona?
4) Bagaimana cara pencegahan virus corona?
X. REFERENSI
World Health Organization (WHO). 2020. http://www.who.int/health-
topics/coronavirus
World Health Organization (WHO). 2020. Global surveillance for human
infection with novel-coronavirus(2019-ncov).
http://www.who.int/publications-detail/global-surveilance-for-human-
infection-with-novel-coronavirus-(2019-ncov)
World Health Organization (WHO). 2020. Clinical management of severe
acute Respiratory infection when novel coronavirus (nCoV) infection is
suspected. http://www.who.int/internal-publications-detail/clinical-
management-of-serve-acute-respiratory-infection-when-novel-
coronavirus-(ncov)-infection-is-suspected
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3644583/mau-pandemi-usai-
ketahui-pentingnya-gerakan-5m-covid-19
LAMPIRAN MATERI VIRUS CORONA
I. DEFINISI
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya 2 jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperi Middle East Respiratory Syndrome
(MERS--CoV) dan Srver Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah virus jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah
zoonis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan
bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Beberapa coronavirus
yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi
manusia.
III. PENYEBAB
Infeksi virus Corona atau COVID 19 disebabkan oleh coronavirus,
yaitu kelompok virus yang menginfeksi aiatem pernafasan. Pada sebagian
besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan
sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti MERS, SARS dan pneumonia.
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke
manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular
dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
a. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk
penderita COVID-19
b. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih
dahulu, setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur
penderita COVID-19
c. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya
bersentuhan atau berjabat tangan.
d. Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan
lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut
usia, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan
tubuhnya lemah.
IV. PENCEGAHAN
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah virus Corona atau
COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan
mematuhi protocol kesehatan dan menerapkan 5M, yaitu :
1. Memakai Masker
Anda diharapkan untuk memakai masker saat berada di luar
rumah, atau ketika berkumpul bersama kerabat di mana pun
berada.
2. Mencuci Tangan
Anda mesti mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
secara berkala. Jika tak ada air dan sabun, Anda bisa menggunakan
hand sanitizer untuk membersihkan tangan dari kuman-kuman
yang menempel.
3. Menjaga Jarak
Jika ada keperluan mendesak yang membuat Anda harus pergi ke
luar rumah, ingatlah untuk menjaga jarak satu sama lain. Jarak
yang dianjurkan adalah 1 hingga 2 meter dari orang sekitar Anda.
4. Menjauhi Kerumunan
Anda juga diminta untuk menjauhi kerumunan saat berada di luar
rumah. Ingat, semakin banyak dan sering Anda bertemu orang,
kemungkinan terinfeksi corona bisa semakin tinggi.
5. Mengurangi Mobilitas
Jika tidak ada keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah.
Meski sehat dan tidak ada gejala penyakit, belum tentu Anda
pulang ke rumah dengan keadaan yang masih sama.
SOP
PEMERIKSAAN GULA DAN TEKANAN DARAH GRATIS
1. FITRIANI
2. FETRICYA DWI R
3. FITRI RUZANI
4. ILMA FITRIANTI
5. LINA SARIANI
6. NOVITA DELVI
7. NELLI APRIENTY
8. OKTIA RAHMI
9. RINA ANGELINA
10. VIVI OKTARINA
A. Definisi
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk melakukan pemeriksaan
tekanan darah dan gula pada masyarakat.pemeriksaan gula darah dan tekanan darah ini
untuk mengetahui tekanan darah dan gula darah di masyarakat jorong saruaso utara.
B. Tujuan
1. Dapat mengetahui dalam memecahkan permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat.
2. Setelah di lakukan pemeriksaan di harapkan masyarakat mengetahui kondisi
kesehatannya dan dengan diberikannya penyuluhan mampu meningkatkan
pengetahuan warga tentang bagaimana cara memperbaiki dan menjaga kesehatan
tubuhnya dengan cara diantaranya mengenai pola makan, pola istirahat dan perilaku
hidup sehat lainnya
D. Prosedur pelaksanaan
1. Mahasiswa melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
2. Melakukan pengisian absen kepada masyarakat yang datang
3. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
4. Mencuci tangan
5. Memakai hendscoen
6. Melakukan pengukuran tekanan darah
7. Atur posisi pasien senyaman mungkin
8. Letakan alat didekat pasien
9. Pastikan alat bisa digunakan
10. Pasang stik GDA pada alat glucometer
11. Mengurut jari yang akan ditusuk (darah diambil dari salah satu ujung jari
telunjuk,jari tengah, jari manis tangan kiri atau kanan)
12. Desinfeksi jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
13. Masukkan lanset di jari tangan pasien, dan biarkan darah mengalir secara spontan
14. Menghidupkan alat glukometer yang sdh terpasang stik GDA
15. Menutup bekas tusukan dengan dengan kapas alkohol
16. Alat glucometer akan berbunyi dan baca angka yang terterat pada monitor
17. Kelurkan strip test glukosa dari alat monitor
18. Matikan alat monitor kadar gula darah
19. Membersihkan alat
20. Mencuci tangan
SOP
STIKER RUMAH BEBAS ROKOK
1. FITRIANI
2. FETRICYA DWI R
3. FITRI RUZANI
4. ILMA FITRIANTI
5. LINA SARIANI
6. NOVITA DELVI
7. NELLI APRIENTY
8. OKTIA RAHMI
9. RINA ANGELINA
10. VIVI OKTARINA
A. Definisi
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk melakukan
pembinaan bagi masyarakat terutama keluarga dalam memberikan bekal
pengetahuan tentang pentingnya rumah tanpa/bebas asap rokok serta
wawasan mereka tentang bahaya yang ditimbulkan oleh rokok bukan hanya
untuk para perokok yang aktif, tetapi juga sangat berbahaya bagi perokok
pasif.
B. Tujuan
1. Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh rokok, baik perokok
aktif maupun perokok negative.
2. Setelah di lakukan penyuluhan dan penempelan stiker rumah bebas tanpa
asap rokok di harapkan tidak ada lagi keluarga yang merokok di dalam
rumah.
3. Mengupayakan mengurangi kebiasan merokok pada keluarga
D. Prosedur pelaksanaan :
1. Mahasiswa mendatangi rumah keluarga
2. Mahasiswa melakukan wawancara tentang bahaya merokok bagi perokok
aktif dan pasif
3. Mahasiswa menempelkan stiker rumah bebas tanpa asap rokok di depan
rumah.
SOP
PENANAMAN TOGA
1. FITRIANI
2. FETRICYA DWI R
3. FITRI RUZANI
4. ILMA FITRIANTI
5. LINA SARIANI
6. NOVITA DELVI
7. NELLI APRIENTY
8. OKTIA RAHMI
9. RINA ANGELINA
10. VIVI OKTARINA
A. Definisi
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam proses penanaman
tanaman keluarga (TOGA)yang bisa dimanfaatkan.Tanaman obat keluarga
dapat di jadikan Sebagai sarana mendekatkan tanaman obat kepada
masyarakat untuk upaya kesehatan mandiri. Sebagai pendayagunaan tanaman
obat yang dapat diarahkan untuk peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
B. Tujuan
1. Mengenalkan kepada masyarakat untuk mengenal pengobatan lainnya
yang dapat di lakukan secara mandiri berupa (TOGA).
2. Setelah mendapat penyuluhan masyarakat mempunyai kesadaran untuk
menanam tanaman obat keluarga sebagai langkah awal untuk pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan penyakit dengan
mandiri
3. Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dengan melakukan pengobatan
secara mandiri
D. Prosedur pelaksanaan :
1. Mahasiswa mendatangi rumah keluarga toga
2. Mahasiswa melakukan wawancara tentang
Jenis tanaman dan jumlah jenis tanaman obat tersebut
Pengelompokan tanaman
Cara memperlakukan tanaman obat bila di pakai sebagai pengobatan
untuk pertolongan pertama dan dapat di lakukan secara mandiri
3. Tahap 1 pengenalan alat dan bahan
Pada tahap ini pengenalan alat dan bahan menggunakan metode ceramah
dan praktik langsung sehingga efektif untuk meningkatkan pelatihan
kepada masyarakat
4. Tahap ke 2 melakukan penanaman tanaman obat keluarga
Pada tahap ini mahasiswa bersama keluarga melakukan penanaman
tanaman obat keluarga di sekitar rumah.
Tanda dan Gejala Pengobatan
Hipertensi Pengobatan hipertensi untuk mencegah
ian tubuh
terjadinya komplikasi lebih lanjut:
1. Pengobatan farmakologis yaitu dengan
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang Pusing menggunakan obat-obatan atas ijin
bersifat abnormal dan diukur paling tidak Rasa berat di tengkuk dokter
pada tiga kesempatan yang berbeda. 2. Pengobatan non farmakologis yaitu
Dikatakan hipertensi apabila tekanan Mudah marah
dengan
darahnya besar dari 130 mmHg sistolik Telinga berdenging Mengurangi asupan garam dan
atau besar darI 90 mmHg diastolik.
Sukar tidur lemak
Sesak nafas Mengurangi atau menghilangkan
kebiasaan minum alkohol
Mudah lelah Berhenti merokok bagi yang
Mata berkunang-kunang merokok
Menurunkan berta badan bagi yang
kegemukan
Olah raga teratur seperti joging,
Penyebab Hipertensi jalan cepat, bersepeda, berenang
?????? Menghindari ketegangan
Istirahat cukup
1. Stres,
Hidup tenang
Komplikasi
2. Usia,
3. Merokok,
4. Obesitas (kegemukan),
1. Penyakit jantung (gagal jantung) Pengobatan tradisional yang dapat dibuat
5. Alkohol,
dirumah antara lain dengan mengkonsumsi
6. Faktor keturunan, 2. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
secara teratur jus:
7. Faktor lingkungan (gaduh/bising) 3. Penyakit otak (stroke) 1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Daun seledri
Ayoooo Cegah 2. Makanan yang perlu dihindari
dengan........
seperti makanan kaleng, mie
instant, minuman kaleng
1. Makanan yang dianjurkan untuk Daging merah segar seperti HIPERTENSI
penderita hipertensi antara lain: hati ayam, sosis sapi, daging
Sayur-sayuran hijau kecuali daun kambing
singkong, daun melinjo dan Makanan berlemak dan
melinjonya bersantan tinggi serta
Buah-buahan keculi buah durian makanan yang terlalu asin
Ikan laut tidak asin terutama ikan Pengobatan tradisional
laut air dalam seperti kakap dan
tuna
DISUSUN OLEH:
Telur boleh dikonsumsi maksimal
2 butir dalam 1 minggu dan 1. FITRIANI
2. FETRICYA DWI R
diutamakan putih telurnya saja 3. FITRI RUZANI
4. ILMA FITRIANTI
Daging ayam (kecuali kulit,
5. LINA SARIANI
jerohan dan otak karena banyak 6. NOVITA DELVI
7. NELLI APRIENTY
mengandung lemak)
8. OKTIA RAHMI
9. RINA ANGELINA
10. VIVI OKTARINA
Cara Menolak:
Prinsip tegas & cara yang luwes
(simpatik & tidak menyinggung
perasaan orang lain). Contoh: “terima
kasih saya tidak merokok” 5. Ganti rokok dengan permen
karet & latihan minum vitamin C
lubang hidung
ILMA FITRIANTI
LINA SARIANI
Jangan mengigit kuku Menjaga jarak
NELY APRIENTY
Jangan mengorek telinga NOVITA DELVI
dengan benda apapun
OKTIA RAHMI
Rajin cuci tangan dengan sabun
RINA ANGELINA
dan air mengalir
Membatasi VIVI OKTARINA
jangan konsumsi daging mentah mobilitas
Menghindari
kerumunan
APA ITU COVID- TANDA DAN Cara penularan
19 ???? GEJALA ??? covid
1. FITRIANI
2. FETRICYA DWI R
3. FITRI RUZANI
4. ILMA FITRIANTI
5. LINA SARIANI
6. NOVITA DELVI
7. NELLI APRIENTY
8. OKTIA RAHMI
9. RINA ANGELINA
10. VIVI OKTARINA
A. Persiapan
Pre planning kegiatan penyuluhan tentang hipertensi di Saruaso Utara
telah dibuat dan dikonsultasikan oleh pembimbing sebelum kegiatan
dilaksanakan. Selain itu, pihak pengurus jorong Saruaso Utara juga telah
dihubungi dua hari sebelum acara. Hal ini dilakukan agar persiapan dapat
dilakukan dengan maksimal dan hasil yang didapatkan dapat optimal. Pihak
pengurus jorong Saruaso Utara bersedia dan menyambut dengan baik niat
mahasiswa untuk melakukan penyuluhan mengenai Hipertensi. Koordinasi
dengan pihak pengurus jorong Saruaso Utara juga dilakukan dengan
melakukan kerjasama mengenai persiapan kegiatan yang akan dilakukan.
Sebagian persiapan seperti pemberitahuan dan persiapan tempat
dilakukan oleh pihak pengurus jorong Saruaso Utara dibantu oleh ibu-ibu
kader. Persiapan yang lainnya dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa telah
menyiapkan semua media dan alat yang dibutuhkan untuk keperluan
kegiatan, seperti materi penyuluhan, LCD, leaflet dan konsumsi serta telah
menyusun acara kegiatan agar pelaksanaan kegiatan penyuluhan berjalan
efektif dan bermanfaat bagi para peserta lansia dan warga yang hadir.
B. Pelaksanaan
Penyuluhan tentang Hipertensi di lingkungan jorong Saruaso Utara
telah dilakukan di kantor wali jorong Saruaso Utara pada hari Jum’at, 15
Oktober 2021. Acara penyuluhan direncanakan mulai pada pukul 14.00
tetapi karena waktunya bersamaan dengan acara pengajian maka
penyuyluhan dimulai pada pukul 14.30 WIB.Peserta yang hadir mengikuti
acara pengajian dan penyuluhun sekitar 13 orang.
Pembawa acara membuka acara dengan basmalah dan penyaji materi
mengajikan materi penyuluhan dalam waktu 8 menit. Penyajian materi
dilaksanakan dengan penampilan slide setelah itu dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab. Peserta yang hadir antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan
ada peserta yang mengajukan pertanyaan.
Acara dilanjutkan dengan evaluasi yang dilakukan oleh pembawa
acara. Acara penyuluhan ditutup dengan membaca hamdallah yang dipimpin
oleh pembawa acara.
C. Hasil
1. Struktur
- Pembuatan pre planning telah dikonsultasikan dua hari sebelum
penyuluhan dilakukan. Pre planning juga sudah diperbaiki setelah
mendapatkan koreksi dari pembimbing.
- Media berupa materi penyuluhan dalam bentuk power point, laptop
dan LCD sudah disiapkan.
- Peralatan lain seperti leaflet, lembar absensi, lembar observasi dan
notulensi sudah disiapkan.
- Pihak pengurus jorong Saruaso Utara dan kader sudah bersedia dan
menyediakan tempat.
2. Proses
- Acara penyuluhan dilaksanakan pada pukul 14.00, mundur 30 menit
dari jadwal yang direncanakan dan acara berakhir pada pukul 16.30
- Jumlah peserta yang hadir sebanyak 13 orang.
- Ada beberapa peserta yang hadir terlambat, tetapi dapat mengikuti
acara dengan baik.
- Ada beberapa peserta yang aktif dalam proses diskusi baik dalam
diskusi kecil maupun saat pembacaan hasil diskusi dalam kelompok
besar.
3. Hasil
- Peserta menyebutkan pengertian hipertensi
- Peserta menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Peserta menyebutkan faktor penyebab hipertensi
- Peserta menyebutkan komplikasi dari hipertensi
- Peserta menyebutkan cara pengobatan hipertensi
- Peserta menyebutkan cara pencegahan terhadap hipertensi
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK
1. FITRIANI
2. FETRICYA DWI R
3. FITRI RUZANI
4. ILMA FITRIANTI
5. LINA SARIANI
6. NOVITA DELVI
7. NELLI APRIENTY
8. OKTIA RAHMI
9. RINA ANGELINA
10. VIVI OKTARINA
A. Persiapan
Pre planning kegiatan penyuluhan tentang hipertensi di Saruaso Utara
telah dibuat dan dikonsultasikan oleh pembimbing sebelum kegiatan
dilaksanakan. Selain itu, pihak pengurus jorong Saruaso Utara juga telah
dihubungi dua hari sebelum acara. Hal ini dilakukan agar persiapan dapat
dilakukan dengan maksimal dan hasil yang didapatkan dapat optimal. Pihak
pengurus jorong Saruaso Utara bersedia dan menyambut dengan baik niat
mahasiswa untuk melakukan penyuluhan mengenai Bahaya Merokok.
Koordinasi dengan pihak pengurus jorong Saruaso Utara juga dilakukan
dengan melakukan kerjasama mengenai persiapan kegiatan yang akan
dilakukan.
Sebagian persiapan seperti pemberitahuan dan persiapan tempat
dilakukan oleh pihak pengurus jorong Saruaso Utara dibantu oleh ibu-ibu
kader. Persiapan yang lainnya dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa telah
menyiapkan semua media dan alat yang dibutuhkan untuk keperluan
kegiatan, seperti materi penyuluhan, LCD, leaflet dan konsumsi serta telah
menyusun acara kegiatan agar pelaksanaan kegiatan penyuluhan berjalan
efektif dan bermanfaat bagi para peserta lansia dan warga yang hadir.
B. Pelaksanaan
Penyuluhan tentang Bahaya Merokok di lingkungan jorong Saruaso
Utara telah dilakukan di kantor wali jorong Saruaso Utara pada hari Jum’at,
15 Oktober 2021. Acara penyuluhan direncanakan mulai pada pukul 14.00
tetapi karena waktunya bersamaan dengan acara pengajian maka
penyuyluhan dimulai pada pukul 14.30 WIB.Peserta yang hadir mengikuti
acara pengajian dan penyuluhun sekitar 13 orang.
Pembawa acara membuka acara dengan basmalah dan penyaji materi
mengajikan materi penyuluhan dalam waktu 8 menit. Penyajian materi
dilaksanakan dengan penampilan slide setelah itu dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab. Peserta yang hadir antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan
ada peserta yang mengajukan pertanyaan.
Acara dilanjutkan dengan evaluasi yang dilakukan oleh pembawa
acara. Acara penyuluhan ditutup dengan membaca hamdallah yang dipimpin
oleh pembawa acara.
C. Hasil
1. Struktur
- Pembuatan pre planning telah dikonsultasikan dua hari sebelum
penyuluhan dilakukan. Pre planning juga sudah diperbaiki setelah
mendapatkan koreksi dari pembimbing.
- Media berupa materi penyuluhan dalam bentuk power point, laptop
dan LCD sudah disiapkan.
- Peralatan lain seperti leaflet, lembar absensi, lembar observasi dan
notulensi sudah disiapkan.
- Pihak pengurus jorong Saruaso Utara dan kader sudah bersedia dan
menyediakan tempat.
2. Proses
- Acara penyuluhan dilaksanakan pada pukul 14.00, mundur 30 menit
dari jadwal yang direncanakan dan acara berakhir pada pukul 16.30
- Jumlah peserta yang hadir sebanyak 13 orang.
- Ada beberapa peserta yang hadir terlambat, tetapi dapat mengikuti
acara dengan baik.
- Ada beberapa peserta yang aktif dalam proses diskusi baik dalam
diskusi kecil maupun saat pembacaan hasil diskusi dalam kelompok
besar.
3. Hasil
- Peserta menyebutkan yang dimaksud merokok
- Peserta menyebutkan bahaya merokok
- Peserta menyebutkan dampak merokok
- Peserta menyebutkan tips berhenti merokok
- Peserta menyebutkan peran keluarga dan kader untuk menciptakan
rumah tanpa asap rokok
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENYULUHAN COVID-19 5 M
1. FITRIANI
2. FETRICYA DWI R
3. FITRI RUZANI
4. ILMA FITRIANTI
5. LINA SARIANI
6. NOVITA DELVI
7. NELLI APRIENTY
8. OKTIA RAHMI
9. RINA ANGELINA
10. VIVI OKTARINA
PENYULUHAN COVID-19 5 M
A. Persiapan
Pre planning kegiatan penyuluhan tentang hipertensi di Saruaso Utara
telah dibuat dan dikonsultasikan oleh pembimbing sebelum kegiatan
dilaksanakan. Selain itu, pihak pengurus jorong Saruaso Utara juga telah
dihubungi dua hari sebelum acara. Hal ini dilakukan agar persiapan dapat
dilakukan dengan maksimal dan hasil yang didapatkan dapat optimal. Pihak
pengurus jorong Saruaso Utara bersedia dan menyambut dengan baik niat
mahasiswa untuk melakukan penyuluhan mengenai Covid-19 5M.
Koordinasi dengan pihak pengurus jorong Saruaso Utara juga dilakukan
dengan melakukan kerjasama mengenai persiapan kegiatan yang akan
dilakukan.
Sebagian persiapan seperti pemberitahuan dan persiapan tempat
dilakukan oleh pihak pengurus jorong Saruaso Utara dibantu oleh ibu-ibu
kader. Persiapan yang lainnya dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa telah
menyiapkan semua media dan alat yang dibutuhkan untuk keperluan
kegiatan, seperti materi penyuluhan, LCD, leaflet dan konsumsi serta telah
menyusun acara kegiatan agar pelaksanaan kegiatan penyuluhan berjalan
efektif dan bermanfaat bagi para peserta lansia dan warga yang hadir.
B. Pelaksanaan
Penyuluhan tentang Covid-19 5M di lingkungan jorong Saruaso
Utara telah dilakukan di kantor wali jorong Saruaso Utara pada hari Jum’at,
15 Oktober 2021. Acara penyuluhan direncanakan mulai pada pukul 14.00
tetapi karena waktunya bersamaan dengan acara pengajian maka
penyuyluhan dimulai pada pukul 14.30 WIB.Peserta yang hadir mengikuti
acara pengajian dan penyuluhun sekitar 13 orang.
Pembawa acara membuka acara dengan basmalah dan penyaji materi
mengajikan materi penyuluhan dalam waktu 15 menit. Penyajian materi
dilaksanakan dengan penampilan slide setelah itu dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab. Peserta yang hadir antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan
ada peserta yang mengajukan pertanyaan.
Acara dilanjutkan dengan evaluasi yang dilakukan oleh pembawa
acara. Acara penyuluhan ditutup dengan membaca hamdallah yang dipimpin
oleh pembawa acara.
C. Hasil
1. Struktur
- Pembuatan pre planning telah dikonsultasikan dua hari sebelum
penyuluhan dilakukan. Pre planning juga sudah diperbaiki setelah
mendapatkan koreksi dari pembimbing.
- Media berupa materi penyuluhan dalam bentuk power point, laptop
dan LCD sudah disiapkan.
- Peralatan lain seperti leaflet, lembar absensi, lembar observasi dan
notulensi sudah disiapkan.
- Pihak pengurus jorong Saruaso Utara dan kader sudah bersedia dan
menyediakan tempat.
2. Proses
- Acara penyuluhan dilaksanakan pada pukul 14.00, mundur 30 menit
dari jadwal yang direncanakan dan acara berakhir pada pukul 16.30
- Jumlah peserta yang hadir sebanyak 13 orang.
- Ada beberapa peserta yang hadir terlambat, tetapi dapat mengikuti
acara dengan baik.
- Ada beberapa peserta yang aktif dalam proses diskusi baik dalam
diskusi kecil maupun saat pembacaan hasil diskusi dalam kelompok
besar.
3. Hasil
- Peserta menyebutkan macam pengertian virus corona.
- Peserta menyebutkan tanda gejala virus corona.
- Peserta menyebutkan penyebab terjangkitnya virus corona
- Peserta menyebutkan cara pencegahan virus corona.
Communnity Development Journal Vol.2, No. 2 Juni 2021, Hal.378-382
Abstrak
Hipertensi merupakan masalah besar di Indonesia dengan prevalensi sebesar 25,8%. Data di Provinsi
Jawa Tengah tahun 2015 urutan pertama sebesar 57,87%. Peningkatan kasus hipertensi disebabkan
oleh faktor kurangnya pengetahuan, sikap yang dimiliki masyarakat mengenai hipertensi sehingga
masyarakat memiliki perilaku yang rendah dalam melakukan pencegahan hipertensi. Tingkat
pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi yang disebabkan oleh gaya hidup,
perilaku, dan lingkungan. Tujuan dilakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan
pada kelompok masyarakat dengan hipertensi. dengan menggunakan metode pendidikan kesehatan.
Metode implementasi pendidikan kesehatan terdiri dari tahap persiapan, perijinan dan pelaksanaan.
Pada tahap persiapan, dilakukan survei di lingkungan masyarakat sekitar dan penyusunan media
pembelajaran. dengan melakukan kunjungan pada masyarakat yang menderita hipertensi di wilayah
Mijen Semarang dengan pendidikan kesehatan serta memberikan asuhan keperawatan. Pendidikan
kesehatan dilakukan secara langsung dengan menggunakan lembar balik. Hasil yang diperoleh adalah
kegiatan pendidikan kesehatan berjalan dengan baik dan lancar, masyarakat aktif dan mengikuti
seluruh kegiatan dengan baik.
Abstract
Hypertension is a big problem in Indonesia with a prevalence of 25.8%. Data in Central Java Province
in 2015 ranked first at 57.87%. The increase in hypertension cases is caused by a lack of knowledge,
attitudes that people have about hypertension so that people have low behavior in preventing
hypertension. Low levels of education can affect the occurrence of hypertension caused by lifestyle,
behavior, and environment. The purpose of health education is to increase knowledge in groups of
people with hypertension. using health education methods. The method of implementing health
education consists of the stages of preparation, licensing and implementation. In the preparation stage,
a survey was conducted in the surrounding community and the preparation of learning media. by
visiting people who suffer from hypertension in the Mijen area of Semarang with health education and
providing nursing care. Health education is carried out directly using flipcharts. The results obtained
are health education activities run well and smoothly, the community is active and participates in all
activities well.
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/ tenang. Peningkatan tekanan darah dengan jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal, jantung, dan otak apabila tidak dilakukan pengobatan secara dini
(Kementrian Kesehatan Republik, 2017). Prevalansi hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013
sebesar 25,8% dengan orang yang mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis sedangkan 2/3
tidak terdiagnosis dan 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi dengan memiliki kebiasaan
meminum obat hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak
menyadari menderita hipertensi (Kementrian Kesehatan Republik, 2017).
Faktor resiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik, kebiasaan
merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, kebiasaan minum-minuman beralkohol, obesitas,
kurang aktivitas fisik, stress dan penggunaan estrogen (Kementrian Kesehatan Republik, 2017).
Munculnya masalah kesehatan tidak hanya disebabkan oleh kelalian individu, namun dapat pula
disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat sebagai akibat dari kurangnya informasi yang benar
mengenai suatu penyakit (Rahmadiana, 2012). Rendahnya pengetahuan tenaga kesehatan, pasien, dan
masyarakat tentang hipertensi merupakan penyebab utama tidak terkontrolnya tekanan darah,
terutama pada pasien hipertensi di Asia (Park J.B., Kario, K., dan Wang, 2015).
Pengetahuan pasien hipertensi yang sudah baik itu diperoleh dari media elektronik seperti
televisi, radio, internet, membaca majalah atau lewat promosi kesehatan dari petugas kesehatan dan
juga dari teman-teman terdekat yang mengetahui tentang penyakit hipertensi (Dirhan, 2012). Adanya
peningkatan pengetahuan tentang hipetensi setelh pemberian pendidikan dengan skor rerata yaitu 4,46
(sebelum) dan 13,97 (setelah), yang artinya pemberian pendidikan kesehatan dapat meningkatkan
pengetahuan mengenai hipertensi pada lansia (Fitria, W. D. And Candrasari, 2010).
Pengetahuan bisa didapatkan melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan tentang
perawatan hipertensi pada anggota keluarga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan keluarga
yang dapat meningkatkan pengetahuan keluarga sehingga keluarga dapat menentukan sikap yang
lebih baik dalam perawatan hipertensi anggota keluarga (Mardhiah, A., Abdullah, 2013). Penyukuhan
kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan perilaku klien hipertensi, akan
meningkatkan pola hidup sehingga dapat mengontrol tekanan darah dengan baik (Purwati, R. D.,
Bidjuni, H. And Babakal, 2014). Berdasarkan hal tersebut maka sangat diperlukan adanya kegiatan
pemberian pendidikan kesehatan mengenai hipertensi di lingkungan masyarakat. Tujuannya untuk
mengetahui gambaran tingkat pengetahuan di lingkungan masyarakat sekitar tentang hipertensi, yang
dilakukan dengan menggunakan metode pendidikan kesehatan
METODE
Kegiatan ini terdiri dari tahap persiapan, perijinan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan,
dilakukan survei di lingkungan masyarakat sekitar dan penyusunan media pembelajaran. Pada tahap
perijinan, dilakukan dengan meminta ijin di lingkungan dan kelurahan setempat untuk kesediaan
diberikannya ijin melakukan pendidikan kesehatan. Sedangkan pada tahap pelaksanaan, metode
implementasi dilakukannya pemberian materi pembelajaran berupa lembar balik pada lingkungan
masyarakat.
Subjek dalam kegiatan penyuluhan ini adalah masyarakat dengan hipertensi di wilayah Mijen
Semarang. Pada tahap awal, dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan yang berkaitan dengan
hipertensi. Adapun media yang digunakan adalah lembar balik dengan tampilan yang menarik dan
mudah dipahami. Pengetahuan dasar dalam lembar balik tersebut meliputi pengertian hipertensi,
penyebab hipertensi, tanda & geaja hipertensi, komplikasi, dan cara penanganan hipertensi melalui
perbaikan pola hidup.
kepatuhan pasien dalam melakukan pengobatan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan tentang
hipertensi maka dapat melakukan penatalaksanaan penyakitnya sehingga pasien menjadi lebih baik
(Wulansari, J ., Ichsan, B. and Usdiana, 2013). Pengetahuan yang baik tentang hipertensi dapat
mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mencegah hipertensi. (Dwi Retnaningsih, 2019; Limbong,
V ., Rumayar, A. And Kandou, 2016)Pekerjaan dapat mempengaruhi hipertensi karena dalam
melakukan kerja banyak beban yang dirasakan kemudian menyebabkan seseorang seringkali stress
dan cemas dalam memikirkan kondisi sakitnya. (Kurniawan, A., Armiyati, Y., & Astuti, 2013).
Pendidikan kesehatan memberikan wawasan baru, mengurangi ketegangan dan ketakutan pada
seseorang yang khawatir akan penyakitnya sehingga dapat menurunkan tekanan darah yang tadinya
tinggi karena perasaan cemas dan khawatir terkait dengan penyakit yang dideritanya kemudian
memicu hipertensi. Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat, agar
masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah-
masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan
kesadarannya melalui proses pembelajaran, sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung
lama dan menetap, karena didasari oleh kesadaran (Notoatmodjo, 2010). Menurut Susanti, ada
pengaruh yang signifikan antara pemberian pendidikan tentang hipertensi terhadap peningkatan
pengetahuan mengelola hipertensi (Susanti, M.T , Suryani, M, 2012), sejalan dengan penelitian Bayo
bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan klien tentang cara pencegahan
hipertensi (Bayo, 2008).
Proses belajar dalam pendidikan kesehatan merupakan proses terjadinya perubahan kemampuan
pada subjek belajar dengan keluaran yang diharapkan adalah kemampuan sebagai hasil perubahan
perilaku dari sasaran didik (Notoatmodjo, 2010). Peningkatan pengetahuan yang terjadi setelah
diberikan pendidikan kesehatan merupakan salah satu aspek kemampuan yang dicapai oleh sasaran
didik sebagai akibat adanya proses belajar.
Pendidikan kesehatan merupakan aktifitas pembelajaran yang dirancang oleh perawat sesuai
kebutuhan klien. Pencapaian tujuan pendidikan kesehatan akan lebih mudah dengan penggunaan
media pembelajaran yang sesuai dan dapat meningkatkan kemudahan penerimaan informasi dan
penggunaan alat bantu berupa tulisan akan lebih menghasilkan peningkatan pengetahuan daripada
kata-kata (Nies, M.A., & McEwen, 2001).
Pendidikan kesehatan sangatlah penting bagi responden terutama yang menderita hipertensi agar
lebih memahami tentang bahaya dari dampak penyakit tersebut dan dapat merubah pola hidup sehat.
Pendidikan kesehatan tentang gaya hidup sehat merupakan upaya untuk memberikan dorongan agar
responden mampu menerapkan diet rendah garam, melakukan berolahraga secara teratur dengan
melakukan jalan pagi atau menggunakan sepeda dan melakukan ktivitas dirumah, mengurangi stress
dengan melakukan tidur tepat waktu dan menghindari perselisihan pemikiran dengan orang lain,
mencegah kegemukan dengan mengurangi pola makan dan berhenti merokok. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Tirtana dan membuktikan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
hipertensi terhadap perubahan pengetahuan responden tentang perilaku hidup sehat seperti mengatur
pola makan dengan membatasi asupan garam, lemak, alkohol, berhenti merokok, dan mengontrol
berat badan, melakukan aktivitas fisik, istirahat dan tidur (Tirtana, 2014).
SIMPULAN
Kegiatan penyuluhan dengan metode pendidikan kesehatan di lingkungan masyarakat dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Responden aktif, antusias, dan dapat bekerja sama dengan baik dan
responden dapat meningkatkan dan memiliki pengetahuan serta memahami dengan baik mengenai
hipertensi.
SARAN
Meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat melaksanakan kebiasaan hidup sehat
dengan berolahraga dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan posyandu dan tanaman
obat keluarga sebagai terapi komplementer.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih ditujukan kepada masyarakat, kader kesehatan serta lurah Mijen Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Bayo, M. . (2008). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan klien tentang cara
pencegahan hipertensi di kelurahan tinjomoyo Semarang.
Beigi, M.A., Zibaeenezad M.J., Aghasadeghi K., Aghasadeghi, K., Jokar, A., Shekarforoush, S., &
Khazraei, H. J. (2014). The effect of educational program on hypertension management.
International Cardiovascular Research Journal, 8(3), 94–98.
Dirhan. (2012). Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Ketaatan Berobat Dengan Derajat Sistole Dan
Diastole Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmiah Farmasi, 9(1).
Dwi Retnaningsih. (2019). PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM RANGKA
PEMBERDAYAAN LANSIA MENURUNKAN HIPERTENSI. Jurnal Implementasi Pengabdian
Masyarakat Kesehatan, 1(2), 39–42. file:///C:/Users/Dwi Retnaningsih/Downloads/14-57-1-
PB.pdf
Fitria, W. D. And Candrasari, A. (2010). Peningkatan Pengetahuan Tentang Hipertensi pada Lansia di
Posyandu Lansia Dukuh Gantungan Desa Makamhaji Kartasura Sukoharjo. Warta, 13, 28–36.
Kementrian Kesehatan Republik. (2017). Hipertensi. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kurniawan, A., Armiyati, Y., & Astuti, R. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pre Operasi
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Hernia di RSUD Kudus. 6(2).
Kusumawaty, J., Hidayat, N., & G. (2016). No TitleKusumawaty, J., Hidayat, N., & Ginanjar, E.
(2016). Relationship between Gender and Hypertension Intensity of the Elderly in the Work Area
of the Lakbok Health Center in Ciamis Regency. Mutiara Medika, 16 (2), 46–51. Mutiara Medika,
16(2), 46–51.
Limbong, V ., Rumayar, A. And Kandou, G. (2016). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan
Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tateli Kabupaten Minahasa. Jurnal KESMAS,
7(4).
Mardhiah, A., Abdullah, A. A. H. (2013). Pendidikan Kesehatan Dalam Peningkatan Pengetahuan,
Sikap Dan Keterampilan Keluarga Dengan Hipertensi Pilot Study. Jurnal Ilmu Keperawatan, 111–
121.
Nies, M.A., & McEwen, M. (2001). Community health nursing : Promoting the health of population
(3rd ed.). W.B. Saunders Company.
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Park J.B., Kario, K., dan Wang, J. . (2015). "Systolic Hypertension; n Increasing Clinical Challange
in Asia” dalam Hypertension Research. 38(4), 227–236.
Purwati, R. D., Bidjuni, H. And Babakal, A. (2014). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Perilaku Klien Hipertensi di Puskesmas Bahu Manado. Journal Keperawatan, 2(2),
1–8.
Rahmadiana, M. (2012). Komunikasi Kesehatan Sebuah Tinjauan. Jurnal Psikolognesis, 1(1), 88–94.
Retnaningsih, D., Kustriyani, M., & Sanjaya, B. T. S. (2017). Perilaku Merokok dengan Kejadian
Hipertensi pada Lansia. Prosiding Seminar Nasional & International, 122–130.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/2284/2264
Roca, B., Nadal, E., Rovira, R.E., Valls, S., Lapuebla, C., & Lloria, N. (2003). No TitleRoca, B.,
Nadal, E., Rovira, R.E., Valls, S., Lapuebla, C., & Lloria, N. (2003). Usefulness of a hypertension
education program, Southern Medical Journal, 96 (11). Southern Medical Journal, 96(11).
Sinuraya, R. K., Siagian, B. J., Taufik, A., Destiani, D. P., Puspitasari, I. M., Lestari, K., & Diantini,
A. (2017). Assessment of Knowledge on Hypertension among Hypertensive Patients in Bandung
City: A Preliminary Study. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 6(4), 290–297.
https://doi.org/https://doi.org/10.15416/ijcp.2017.6.4.290
Susanti, M.T , Suryani, M, & S. (2012). Pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi terhadap
pengetahuan dan sikap mengelola hipertensi di puskesmas pandanaran semarang.
Sutanto. (2010). Blocking the modern diseases. ANDI Offset.
Tirtana, A. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Hipertensi Pada Lansia
Hipertensi Di Rw 04 Tegal Rejo Kelurahan Tegal Rejo.
Wulansari, J ., Ichsan, B. and Usdiana, D. (2013). ‘Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi
Dengan Pengendalian Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD
DR. MOEWARDI SURAKARTA.’ Biomedika, 5(1), 17–22.
Abstrak
Abstract
According to the WHO in 2015, it was estimated that 36% or around 60 million
Indonesians smoked regularly. Based on various surveys, smoking behavior has begin
to be carried out by the nation's next generation starting from school age. The purpose
of this PKM is to provide health education to residents who live in Cawang Village, East
Jakarta. The activity was carried out through the Lecture Method followed by
discussion and Q&A. The results of this service, if seen based on the average pretest and Keywords:
posttest scores, there is an increase in the knowledge of the citizens from the previous impact
50% to 80%. The results of the discussion are to be able to prevent and reduce smoking habits
habits from themselves and the environment. In addition, residents are expected to smoking
understand the impact of smoking habits and can provide information to families and
the public, especially young people about the impact of smoking habits.
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO bahwa jumlah pecandu rokok di
Indonesia cenderung meningkat, Kebiasaan merokok masyarakat masih sulit untuk
dihentikan, padahal dalam rokok terkandung tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun.
73
Penyuluhan Kesehatan Tentang Dampak Kesehatan Kebiasaan Merokok
Ironisnya para perokok sebenarnya sudah mengetahui dampak dan bahaya dari
merokok. (Ruhiyat, 2019)
74
Penyuluhan Kesehatan Tentang Dampak Kesehatan Kebiasaan Merokok
urutan pertama penyebab kematian yaitu sebesar 12,6%. Berdasarkan data Rumah Sakit
Umum Pusat Persahabatan 87% kasus kanker paru berhubungan dengan merokok.
(Kemenkes, 2019).
Jika konsumsi rokok setiap tahunnya tidak bisa diminimalisir maka angka
kematian akibat merokok di Indonesia juga akan terus meningkat. Kegiatan merokok
ini tidak bisa dipungkiri lagi sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
menjadi budaya dan tradisi masyarakat. Setiap orang memiliki hak untuk memilih
merokok atau tidak. Terlepas dari itu, masih banyak masyarakat yang bersikap acuh akan
dampak atau bahaya dari kebiasaan merokok.
Beberapa hal melatarbelakangi seseorang untuk merokok, seperti faktor sosial,
faktor farmakologis dan faktor psikologis. Faktor sosial merupakan faktor eksternal yang
mempengaruhi sikap seseorang untuk merokok. Umumnya faktor sosial ini berasal dari
lingkungan sekitar seperti orang tua dan teman sebaya. Dari tinjauan farmakologis, nikotin
yang terkandung dalam rokok menimbulkan efek adiktif atau ketergantungan, sehingga
seseorang cenderung atau ketagihan untuk terus merokok. Faktor psikologis merupakan
faktor internal yang mempengaruhi seseorang untuk merokok. Adanya krisis psikososial
berupa simbolisasi diri bahwa merokok merupakan simbol kematangan, kekuatan, dan
daya tarik terhadap lawan jenis melatarbelakangi seseorang untuk merokok.
Teman sebaya memberikan kontribusi yang cukup besar kepada remaja untuk
merokok, dalam hal ini jika orang tua tidak menginginkan anaknya merokok, maka orang
tua perlu waspada terhadap kelompok teman sebaya anak-anaknya (Komasari, 2000).
Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang
mengandung sekitar 300 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain tar,
nikotin, benzovrin, metal-kloride, aseton, amonia, dan karbon monoksida (Bustan, 2007).
Selain itu sebatang rokok mengandung 4.000 jenis senyawa kimia beracun yang
berbahaya untuk tubuh dimana 43 diantaranya bersifat karsinogenik. Dengan komponen
utama adalah nikotin suatu zat berbahaya penyebab kecanduan, tar yang bersifat
karsinogenik, dan CO (karbon) yang dapat menurunkan kandungan O2 (oksigen) dalam
darah. Rokok juga dapat menimbulkan penyakit seperti jantung koroner, stroke dan
kanker (Aditama, 1997).
Mayoritas Perilaku Merokok lebih dilakoni oleh remaja pria, walaupun sebagian kecil
remaja wanita berperilaku merokok. Pencegahan perilaku merokok perlu disesuaikan
dengan karakteristik remaja yang merokok, sehingga informasi serta tindakan dapat
tepat sasaran dan efektif untuk menurunkan perilaku merokok pada remaja pria.
(Hardiyanti, et al. 2019)
75
Penyuluhan Kesehatan Tentang Dampak Kesehatan Kebiasaan Merokok
2. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilakukan di Ruang Kelas (201) Universitas Binawan, pukul 09.00 s/d
12.00, pada Hari Rabu, tanggal 23 Desember 2020 dengan jumlah peserta sebanyak 35
peserta.
Para peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan adalah para warga/masyarakat
yang bertempat tinggal di lingkungan Unversitas Binawan (Kelurahan Cawang Jakarta
Timur). Selanjutnya para peserta yang hadir diberikan pendidikan kesehatan tentang
“Dampak dari Kebiasaan Merokok” (Gambar 1).
(a) (b)
Dalam pelaksanaan kegiatan kami juga mengundang para kader sebagai peserta.
Alasan menyertakan kader sebagai peserta dalam pendidikan kesehatan ini karena peran
serta aktif kader cukup tinggi dalam kegiatan di wilayah tersebut, dan karena
penyelenggaraan kegiatan pendidikan kesehatan di adakan pada saat hari kerja dan
sekolah, maka kami melibatkan kader sebagai peserta, dengan harapan peran serta aktif
kadar dapat memberikan perubahan terhadap lingkungan di wilayah tersebut.
Persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan penyuluhan dengan menginformasikan
melalui pesan personal melalui aplikasi handphone (Whats App) serta Undangan tertulis
yang kami sampaikan atas nama Prodi Kebidanan Universitas Binawan kepada para Kader
dan warga serta tokoh masayarakat di wilayah Universitas Binawan (kelurahan cawang).
Proses penyuluhan disampaikan dalam paparan Power Point Presentation (PPT), dan
peserta diberikan leaflet sebagai ringkasan pengetahuan dari materi yang disampaikan.
76
Penyuluhan Kesehatan Tentang Dampak Kesehatan Kebiasaan Merokok
Adapun materi yang disampaikan adalah tentang definisi atau kandungan yang terdapat
dalam rokok, Dampak dari merokok, penyakit yang ditimbulkan dari bahaya merokok dan
solusi atau cara untuk dapat berhenti merokok. Diakhir sesi diadakan diskusi atau tanya
jawab seputar bahaya merokok.
Indikator capaian atau target luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan warga tentang dampak kesehatan yang
ditimbulkan dari bahaya atau kebiasaan merokok.
Untuk mengukur ketercapaian kegiatan tersebut, maka dilakukan evaluasi dalam
bentuk pre test dan post test secara tertulis, berupa Pilihan ganda dengan jumlah 10 butir
soal pada saat sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan berlangsung.
10
20%
9
8
7
6
50%
5
4
3
2
1
0
Pre Tes Post Tes
77
Penyuluhan Kesehatan Tentang Dampak Kesehatan Kebiasaan Merokok
78
Penyuluhan Kesehatan Tentang Dampak Kesehatan Kebiasaan Merokok
merokok adalah adanya pendapat bahwa merokok menimbulkan rasa santai dan
merupakan cara untuk mengatasi stres (Alamsyah, 2009).
Hal lain yang menjadi alasan remaja putra untuk merokok adalah Remaja mempunyai
rasa ingin ta hu yang tinggi dan sering meniru perilaku yang dilakukan oleh orang
dewasa termasuk merokok, walaupun sebagian remaja mengetahui dampak atau bahaya
umum dari merokok namun mereka tetap melakukan kebiasaan merokok (Maseda, et al.
2013)
Hasil survei awal yang dilakukan peneliti di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura pada
bulan Maret 2015 didapatkan bahwa jumlah siswa laki-laki sebanyak 103 Orang. Pada
saat dilakukan wawancara, didapatkan siswa kelas VIII yang benar-benar perokok itu
berjumlah 87 orang (84.47%) dan sisanya 16 orang (15.53%) siswa itu tidak pernah
merokok. Pengetahuan tentang merokok pada para siswa masih kurang. Pada 10 orang
siswa mengatakan tidak mengetahui tentang bahaya merokok dan sebanyak tiga siswa
mengatakan tidak peduli untuk mengetahui sumber yang benar tentang merokok.
Bahaya rokok juga bukan hanya ditunjukkan bagi para perokok (perokok aktif) tetapi
juga bagi orang-orang yang bukan perokok menghirup asap rokok yang berada disekitar
perokok (perokok Pasif) dan justru efek yang di terima dari perokok pasif akan jauh lebih
berbahaya dari perokok aktif (Parwati, 2018).
Penyakit yang ditimbulkan akan tergantung dari kadar zat berbahaya yang
terkandung, kurun waktu kebiasaan merokok, dan cara menghisap rokok. Semakin muda
seseorang mulai merokok, makin besar risiko orang tersebut mendapat penyakit saat
mencapai lanjut usia.
79
Penyuluhan Kesehatan Tentang Dampak Kesehatan Kebiasaan Merokok
DAFTAR PUSTAKA
Aditama T.Y. (1997), “Rokok dan Kesehatan” Edisi ketiga, UI Press, Jakarta.
Aji, A. Maulinda, L. Amin, S. (2015), Isolasi Nikotin Dari Puntung Rokok Sebagai Insektisida,
Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4 : 1 (Mei 2015) 100 –
120https://ojs.unimal.ac.id /index.php/jtk/article/view/67
Alamsyah, RM. (2009) Faktor faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan
Hubungannya Dengan Penyakit Periodontal Remaja di Kota Medan, 2009
https://www.researchgate.net/publication/42324630
Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cet 2, Jakarta : Rineka Cipta
https://scholar.google.co.id/citations?user=vSLjcgkAAAAJ&hl=id
Ruhyat, E. (2021). Perilaku Merokok Di Masa Covid 19, Jurnal Sehat Masada Volume
XV NO.1 Januari 2021, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
STIKes Dharma Husada Bandung, http://ejurnal
.stikesdhb.ac.id/index.php/Jsm/article/view/178/145
80
Penyuluhan Kesehatan Tentang Dampak Kesehatan Kebiasaan Merokok
Liem, A (2016), Pengaruh Nikotin Terhadap Aktivitas Dan Fungsi Otak Serta Hubungannya
Dengan Gangguan Psikologis Pada Pecandu Rokok. Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada: https://jurnal.ugm.ac.id/
buletinpsikologi/article/view/11536
Maseda, DR. Suba, BR. Wongkar, D. (2013), Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Putra Di Sma
Negeri I Tompasobaru, Jurnal Keperawatan Unsrat,
https://ejournal.unsrat.ac.id/ index.php/jkp/article/view/2176
Parwati, E.P. (2018), Pengaruh merokok pada perokok aktif dan pasif terhadap kadar
Trigliserida, Stikes surya mitra Husada, https://osf.io/wp4tf/
Ramadhani, N. (2020), Contoh dan pengertian teori belajar menurut para ahli
https://www.akseleran.co.id/blog/teori-belajar/
Sari, M.J, Yanto dan Sari, S. (2019). Sikap Perokok aktif dalam menanggapi peringatan
bahaya merokok pada Iklan rokok di TV, Prodi FIKOM dan FIS,
Universitas Dehasen Bengkulu. Jurnal Profesional FIS UNIVED Vol 6 No
1 Juni 2019. https://jurnal.unived.ac.id/index.php/prof/article/view/840
81
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 485 - 490 p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah e-ISSN 2655-8106
ABSTRAK
Coronavirus 2019 atau COVID-19 merupakan pandemi yang telah mengakibatkan tingginya angka
mortalitas di berbagai belahan dunia. Pengetahuan mengenai pandemi COVID-19 yang baik dan perilaku
hidup bersih dan sehat sebagai upaya mencegah penularan COVID-19 penting untuk diterapkan. Tujuan
penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang pandemi COVID-19 dan perilaku
masyarakat di masa pandemi COVID-19. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif
survei pada 150 masyarakat di Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali melalui purposive sampling. Penelitian
ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dan data dianalisis secara univariat dengan
menyajikan distribusi frekuensi variabel. Hasil analisis mendapatkan pengetahuan masyarakat tentang
pandemi COVID-19 ada pada kategori baik yaitu 70%. Distribusi perilaku masyakarat menunjukkan
masyarakat telah mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Kategori kasus masyakarat
sebagian besar ada pada kategori kasus risiko rendah (85.33%).
Kata kunci: coronavirus disease 19; pandemi; pengetahuan masyarakat; perilaku masyarakat
ABSTRACT
Coronavirus 2019 or COVID-19 is a pandemic that has resulted in mortality and mortality rates in various
parts of the world. Good knowledge of the COVID-19 pandemic and having a clean and healthy behavior as
an effort to prevent transmission of COVID-19 is important to apply. The aim of the research is to find a
picture of the community about the COVID-19 pandemic and people's behavior during the COVID-19
pandemic. This type of research is quantitative with a descriptive survey design on 150 communities in
Sumerta Kelod Village, Denpasar, Bali through purposive sampling. Research using a questionnaire as a
data tool and the data were analyzed univariately by presenting the variable frequency distribution. The
results of the analysis obtained public knowledge about the COVID-19 pandemic in the good category,
namely 70%. The distribution of community behavior shows that the community has complied with health
protocols during the COVID-19 pandemic. Most of the community case categories are in the low-risk case
category (85.33%).
491
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
positif COVID-19, yaitu sebesar 3.892 orang, Guna melawan adanya peningkatan kasus
sedangkan Kota Denpasar menduduki posisi COVID-19, maka berbagai tindakan preventif
teratas di Provinsi Bali dalam jumlah pasien mutlak harus dilaksanakan, baik oleh
positif COVID-19, yaitu sebesar 1.435 orang. pemerintah ataupun masyarakat. Upaya
Secara spesifik, di Desa Sumerta Kelod, preventif sejauh ini merupakan praktik terbaik
jumlah pasien positif COVID-19 cukup tinggi untuk mengurangi dampak pandemi COVID-
bila dibandingkan berbagai desa di Kota 19, mengingat belum adanya pengobatan
Denpasar, yaitu sebesar 14 orang (Gugus yang dinilai efektif dalam melawan virus
Tugas COVID-19, 2020). Berdasarkan data SARS-CoV-2. Saat ini, tidak adanya vaksin
tersebut, maka semua pihak terkait, baik untuk SARS-CoV-2 yang tersedia dan telah
pemerintah ataupun masyarakat, semakin memenuhi berbagai fase uji klinis, sehingga
terdesak untuk segera mengambil tindakan upaya preventif terbaik yang dilakukan adalah
dalam melakukan deteksi dini infeksi serta dengan menghindari paparan virus dengan
mencegah penyebaran COVID-19 terjadi didasarkan pada PHBS (Perilaku Hidup
guna menurunkan jumlah kasus COVID-19. Bersih dan Sehat). Untuk mencapai tujuan ini,
langkah-langkah utama yang hendak
Peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi di dilaksanakan masyarakat seperti penggunaan
masyarakat didukung oleh proses penyebaran masker; menutup mulut dan hidung saat
virus yang cepat, baik dari hewan ke manusia bersin ataupun batuk; mencuci tangan secara
ataupun antara manusia. Penularan virus teratur dengan sabun atau desinfeksi dengan
SARS-CoV-2 dari hewan ke manusia pembersih tangan yang mengandung
utamanya disebabkan oleh konsumsi hewan setidaknya 60% alkohol; menghindari kontak
yang terinfeksi virus tersebut sebagai sumber dengan orang yang terinfeksi; menjaga jarak
makanan manusia, utamanya hewan keleawar. dari orang-orang; dan menahan diri dari
Proses penularan COVID-19 kepada manusia menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan
harus diperantarai oleh reservoir kunci yaitu tangan yang tidak dicuci (Di Gennaro et al.,
alphacoronavirus dan betacoronavirus yang 2020). Pengetahuan dan tindakan yang nyata
memiliki kemampuan menginfeksi manusia. dari pemerintah dan masyarakat terkait PHBS
Kontak yang erat dengan pasien terinfeksi akan senantiasi mampu menurunkan jumlah
COVID-19 akan mempermudah proses kasus COVID-19, sehingga masa pandemi
penularan COVID-19 antara manusia. Proses COVID-19 dapat berakhir dengan cepat.
penularan COVID-19 disebabkan oleh Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk
pengeluaran droplet yang mengandung virus mengetahui gambaran pengetahuan
SARS-CoV-2 ke udara oleh pasien terinfeksi masyarakat tentang pandemi COVID-19 dan
pada saat batuk ataupun bersin. Droplet di perilaku masyarakat di masa pandemi
udara selanjutnya dapat terhirup oleh manusia COVID-19, khususnya pada masyarakat Desa
lain di dekatnya yang tidak terinfeksi Sumerta Kelod, sehingga dapat dijadikan
COVID-19 melalui hidung ataupun mulut. dasar dalam menyusun berbagai program oleh
Droplet selanjutnya masuk menembus paru- pemerintah di Desa Sumerta Kelod sehingga
paru dan proses infeksi pada manusia yang terbebas dari pandemi COVID-19.
sehat berlanjut (Shereen, Khan, Kazmi,
Bashir, & Siddique, 2020; Wei et al., 2020). METODE
Secara klinis, representasi adanya infeksi Penelitian ini merupakan jenis penelitian
virus SARS-CoV-2 pada manusia dimulai kuantitatif dengan desain deskriptif analitik.
dari adanya asimtomatik hingga pneumonia Peserta penelitian adalah 150 masyarakat di
sangat berat, dengan sindrom akut pada Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali yang
gangguan pernapasan, syok septik dan dipilih menggunakan teknik purposive
kegagalan multiorgan, yang berujung pada sampling. Kriteria inklusi penelitian ini
kematian (Guan et al., 2020). Hal ini akan antara lain, yaitu masyarakat yang tinggal di
meningkatkan ancaman dalam masa pandemi wilayah Desa Sumerta Kelod, masyarakat
COVID-19 sehingga jumlah kasus COVID-19 yang bisa membaca, masyarakat yang bisa
di masyarakat dapat terus meningkat. mengakses google form, dan masyarakat
492
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian terdiri dari kategori Risiko Rendah, OTG,
ini dengan menandatangani lembar ODP, PDP (Gambar 1).
persetujuan responden.
Hasil penelitian ini dianalisis secara univariat
Variabel dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
pengetahuan masyarakat mengenai pandemi masyarakat tentang pandemi COVID-19 dan
COVID-19 dan perilaku masyarakat di masa perilaku masyarakat di masa pandemi
pandemi COVID-19. Alat ukur yang COVID-19. Penyajian data dalam bentuk
digunakan untuk menilai kedua variabel distribusi frekuensi karena menggunakan
tersebut adalah kuesioner online. Kuesioner skala kategorik. Penelitian ini telah
pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan mendapatkan keterangan laik etik dari
dengan pilihan jawaban benar dan salah. Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran
Benar diberikan skor 1 dan salah skor 0. Universitas Udayana dengan nomor 1754/
Kuesioner perilaku yang digunakan terdiri N14.2.2.V11.1 4lLT 12020.
dari tujuh item pernyataan dengan pilihan
jawaban menggunakan skala Likert. Skor HASIL
kuesioner perilaku untuk pernyataan positif Hasil penelitian ini berkaitan dengan
adalah: Sangat Setuju skor 4, Setuju skor 3, distribusi frekuensi karakteristik peserta
Tidak Setuju skor 2, Sangat Tidak Setuju penelitian, riwayat peserta penelitian,
skor 1, sedangkan untuk pernyataan negatif distribusi pengetahuan masyarakat tentang
skor sebaliknya. Kuesioner telah diuji pandemi COVID-19, distribusi perilaku
validitasnya dengan nilai r hitung 0,187-1 > r masyarakat tentang pandemi COVID-19,
tabel 0,1409 dan reliabilitasnya dengan distribusi kategori pengetahuan masyarakat
Alpha Cronbach 0,770. Berdasarkan tentang pandemi COVID-19 dan kategori
algoritma riwayat dan perilaku masyarakat kasus masyarakat di masa pandemi COVID-
dikategorikan menjadi distribusi kasus 19 ditampilkan pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel
masyarakat di masa pandemi Covid-19 yang 3, Tabel 4, Tabel 5, dan tabel 6 secara
berturut-turut.
493
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Tabel 1.
Distribusi karakteristik peserta penelitian (n=150)
Karakteristik f %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 83 55.33
Perempuan 67 44.67
Tingkat Pendidikan
Sarjana 79 52.67
SMA 58 38.66
SMP 11 7.33
SD 1 0.67
Tidak Sekolah 1 0.67
Usia
< 17 tahun 6 4
17-25 tahun 51 34
26-35 tahun 27 18
36-45 tahun 24 16
46-55 tahun 24 16
> 55 tahun 18 12
Pekerjaan
Ibu RT 8 5.33
Pegawai Swasta/ Pensiunan Swasta 46 30.67
ASN/ Pensiunan ASN 19 12.67
TNI/Polri/Purnawirawan 2 1.33
Pelajar 33 22
Wirausaha 31 20.67
Tidak Bekerja 3 2
Lainnya 8 5.33
Tabel 2.
Riwayat peserta penelitian (n=150)
Ya Tidak
Riwayat
f % f %
Kontak langsung dengan orang Positif COVID-19 3 2 147 98
dalam 2 minggu terakhir
Berada dalam satu ruangan/lingkungan yang sama 6 4 144 96
dengan orang positif COVID-19 dengan jarak 1-2m
& waktu > 15 menit
Pernah dinyatakan dokter memiliki salah satu 10 6.67 140 93.33
penyakit berikut: diabetes, hipertensi, jantung,
stroke, TBC, kanker, atau penyakit menahun
lainnya
Sedang demam (suhu 38oC) saat penelitian 3 2 147 98
dilaksanakan atau pernah demam dalam 2 minggu
terakhir
Pernah mengalami salah satu gejala pernafasan 10 6.67 140 93.33
seperti batuk/pilek/sakit menelan/sulit bernafas
dalam minggu terakhir
494
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Tabel 3.
Distribusi pengetahuan masyarakat tentang pandemi COVID-19 (n=150)
Jawaban Benar Jawaban Salah
Pertanyaan
f % F %
COVID-19 adalah penyakit yang tidak berbahaya 126 84 24 16
dan sama seperti flu biasa
Virus korona dapat bertahan hidup beberapa jam di 116 77.33 34 22.67
luar tubuh manusia
Virus korona tidak akan menular pada saat 128 85.33 22 14.67
berbicara
Orang yang bisa menularkan COVID-19 hanyalah 101 67.33 49 32.67
yang memiliki gejala
Orang yang sehat tidak perlu memakai masker saat 142 94.55 8 5.45
keluar rumah
Gejala COVID-19 pada usia lanjut umumnya lebih 136 90.67 14 9.33
berat dari pada pada usia muda
Risiko kematian pasien COVID-19 lebih tinggi 130 86.67 20 13.33
pada penderita penyakit kronis
Anak-anak tidak termasuk kelompok yang berisiko 131 87.33 19 12.67
karena jarang terinfeksi Covid- 19
New normal artinya adalah kembali kepada 107 71.33 43 28.67
kebiasaan semula sebelum munculnya wabah
korona
Isolasi mandiri pada orang yang terinfeksi COVID- 110 73.33 40 26.67
19 tidak diperlukan bagi yang tidak memiliki gejala
Tabel 4.
Distribusi perilaku masyarakat di masa pandemi COVID-19 (n=150)
Hampir Tidak
Selalu Jarang
Pernyataan Selalu Pernah
f % f % f % f %
Saya mencuci tangan dengan sabun atau
mengunakan hand sanitizer setelah 126 84 20 13.33 4 2.67 0 0
memegang benda-benda di tempat umum
Saya mandi dan mengganti pakaian setelah
113 75.33 30 20 7 4.67 0 0
pulang dari bepergian
Saya memakai masker bila berada di
tempat umum (pasar, terminal, tempat 137 91.33 8 5.33 4 2.67 1 0.67
sembahyang, dll)
Saya menjaga jarak minimal 1 meter dari
107 71.33 27 18 13 8.67 3 2
orang lain saat berada di luar rumah
Saya menjaga jarak dengan orang yang
79 52.67 39 26 19 12.67 13 8.67
berusia lanjut
Saya menghadiri acara yang
5 3.33 12 8 67 44.67 66 44
mengumpulkan banyak orang
Saya menggunakan fasilitas umum atau
pergi ke tempat umum (transportasi umum, 5 3.33 15 10 60 40 70 46.67
mall, pasar, tempat wisata)
495
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Tabel 5.
Distribusi kategori pengetahuan masyarakat tentang pandemi COVID-19 (n=150)
Pengetahuan f %
Baik 105 70
Kurang 45 30
Tabel 6.
Distribusi kategori kasus masyarakat di masa pandemi COVID-19 (n=150)
Kasus f %
Risiko Rendah 128 85.33
Risiko Tinggi 17 11.33
ODP 4 2.67
PDP 1 0.67
496
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
berukuran kecil sehingga pengangkutannya seperti penyakit jantung dan stroke, memiliki
oleh aliran udara lebih mudah dan kerentanan yang tinggi untuk memberikan
membebaskannnya dari adanya gaya graviasi. representasi klinis lebih buruk dibandingkan
Partikel berukuran kecil inilah sangat mudah pasien tanpa riwayat penyakit kardiovaskuler.
menyebar, seperti dalam satu ruangan, Berdasarkan data Chinese Center for Disease
ataupun dalam radius puluhan meter dari Control and Prevention, menunjukkan bahwa
orang positif COVID-19 sedang bersin dari studi klinis terhadap 44.672 kasus yang
ataupun batuk (Morawska & Cao, 2020). terkonfirmasi COVID-19, nilai Case Fatality
Maka dari itu, perlunya tindakan pencegahan Rate (CFR) yang dihasilkan dalam studi
berupa memaksimalkan penggunaan ventilasi, kohort menghasilkan nilai 6%, 7%, dan
menghindari adanya potensi resirkulasi udara, 10,5% untuk pasien COVID-19 dengan
serta meminimalkan jumlah orang dalam riwayat hipertensi, diabetes dan
suatu ruangan tertentu yang saling berbagi kardiovaskuler (Wu & McGoogan, 2020).
lingkungan yang sama. Perlu diketahui Tanda utama dari penyakit kardiovaskuler
bahwa, potensi penumpukan partikel yang yang menjadi penyebab peningkatan
diduga mengandung virus SARS-CoV-2 keparahan representasi klinis pada pasien
sangat tinggi pada fasilitas umum yang COVID-19 adalah adanya cedera jantung akut
memiliki kepadatan orang relatif besar. Di (acute cardiac injury). Cedera jantung akut
samping itu, di ruangan tersebut dinilai menjadi penanda prognostik negatif yang kuat
memiliki stabilitas virus SARS-CoV-2 yang pada pasien COVID-19. Pada pasien dengan
tinggi, sehingga proses penularan virus cedera jantung akut, terjadi peningkatan
kepada orang yang sehat dapat terjadi dengan troponin jantung beberapa kali lipat lebih
sangat mudah (Qian & Zheng, 2018). tinggi sehingga memperparah kondisi pasien
itu sendiri. Di samping itu, pada pasien
Kedua, ada tidaknya riwayat penyakit COVID-19 pula mengalami miokarditis virus
menahun. Berbagai penelitian terhadap orang (viral myocarditis) memiliki risiko kematian
positif COVID-19 telah memberikan hasil tinggi, dimana virus SARS-CoV-2 dapat
bahwa orang yang sedang mengidap penyakit memberikan cedera miokard langsung pada
menahun tidak hanya memiliki risiko lebih jantung dengan ditandai penemuan asam
tinggi untuk terinfeksi virus SARS-CoV-2, ribonukleat virus yang tinggi (Bansal, 2020).
tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi Namun, perlu diketahui bahwa risiko
untuk meninggal setelah terinfeksi (Verity et kematian pada orang positif COVID-19 pula
al., 2020). Pada penderita diabetes, kadar gula akan meningkat apabila orang tersebut telah
darah yang tinggi dapat merusak sistem berusia lebih dari 60 tahun atau telah berusia
kekebalan tubuh seseorang. Semakin lemah tua (Haybar et al., 2020).
sistem kekebalan tubuh, semakin rendah
kemampuan melawan infeksi, seperti Ketiga, riwayat kondisi demam dengan suhu
COVID-19; dengan demikian, virus dapat 38°C, serta ada tidaknya gejala gangguan
menyebabkan lebih banyak kerusakan pada pernafasan. Adanya demam merupakan gejala
tubuh (Haybar, Kazemnia, & Rahim, 2020). yang umum ditemukan pada tahap awal
Secara spesifik, peningkatan risiko kematian pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV-2,
pada penderita diabetes serta hipertensi meskipun demam pula merupakan gejala
diduga disebabkan pula oleh peningkatan umum pada berbagai kasus infeksi lainnya. Di
ekspresi ACE2 (Angiotensin-Converting samping itu, ada tidaknya gangguan
Enzyme 2). Peningkatan ekspresi ACE2 pernapasan yang ditimbulkan pada pasien
mampu memudahkan virus SARS-CoV-2 COVID-19 berupa batuk serta dispnea (sesak
untuk berikatan dengan permukaan sel epitel napas). Dalam satu studi klinis, menunjukkan
dan masuk ke dalam sel inang (Ma & Holt, bahwa manifestasi klinis utama pada pasien
2020). COVID-19 meliputi demam (90% ataupun
lebih), batuk (sekitar 75%), dan dispnea
Berikutnya pada pasien COVID-19 dengan (hingga 50%) (Jiang et al., 2020). Maka dari
adanya riwayat penyakit kardiovaskuler, itu, dengan berbagai faktor risiko di atas,
497
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
498
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
499
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Berdasarkan berbagai item pertanyaan yang penyebaran virus di antara komunitas (Aslam,
diberikan kepada responden, terdapat 2020). Dalam fase social distancing,
beberapa item pertanyaan yang masyarakat sangat disarankan untuk
mengindikasikan bahwa masyarakat Desa menghindari bepergian ke daerah padat
Sumerta Kelod belum mematuhi protokol penduduk karena memiliki risiko infeksi yang
kesehatan dalam melawan COVID-19, yaitu tinggi (Suppawittaya, Yiemphat, & Yasri,
pada item 3, 4, 5, 6, dan 7. Pada item nomor 2020). Namun, karena masyarakat masih
3, dinyatakan bahwa saya memakai masker diperbolehkan untuk tinggal di area selain
bila berada di tempat umum (pasar, terminal, rumah mereka, apabila memang diharuskan,
tempat sembahyang, dll) dengan responden maka memprioritaskan kebersihan dengan
yang menyatakan tidak pernah sebanyak 1 PHBS merupakan suatu keharusan. Sangat
orang (6,67%). Dalam faktanya, penggunaan penting bagi setiap orang untuk
masker sangatlah penting dalam rangka memprioritaskan kebersihan diri termasuk
melawan pandemi COVID-19. Masker mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer
memiliki kemampuan untuk melindungi untuk membersihkan tangan yang menyentuh
pemakainya dari adanya parikel infeksius, benda-benda, serta menggunakan masker
ataupun berguna sebagai source control yaitu secara rasional saat berkunjung ke area
membatasi penyebaran droplet yang berisiko tinggi.
dikeluarkan oleh pemakainya ke udara
(Howard et al., 2020). Dengan adanya Secara spesifik, pada orang dengan usia tua,
kesadaran tinggi dalam penggunaan masker memiliki risiko yang lebih besar untuk
oleh semua orang, maka secara tidak langsung terinfeksi virus SARS-CoV-2 serta memiliki
semua orang akan terlindungi dari virus peluang besar untuk menularkan virus
SARS-CoV-2. Namun perlu diketahui, tersebut. Berdasarkan studi menunjukkan
masker dengan bahan dasar berbeda akan bahwa 63,1% orang dewasa dengan usia 60
memberikan efektivitas perlindungan yang tahun ke atas menderita hipertensi, 38% orang
berbeda. Secara umum, masker kain yang dewasa dengan usia 65 tahun ke atas
sering digunakan oleh masyarakat memiliki menderita penyakit ginjal kronis (cronic
tingkat filtrasi antara 49% hingga 86% untuk kidney disease), dan 26,8% orang dewasa
partikel dengan ukuran 0,02 µm yang dengan usia 65 tahun ke atas menderita
dihembuskan, sedangkan masker medis penyakit diabetes (Shahid et al., 2020).
memiliki tingkat filtrasi sebesar 89% untuk Mayoritas pasien tersebut menggunakan ACE
partikel yang sama (Davies et al., 2013). inhibitor dan angiotensin-receptor blockers
Sehingga, masyarakat sehendaknya dapat (ARBs) yang meregulasi ACE2, dimana
memilih masker sesuai dengan kondisi ACE2 merupakan media utama dalam proses
lingkungan orang tersebut guna melindungi infeksi virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh
diri ataupun mengontrol dirinya sendiri dari manusia. Maka dari itu, orang tua dengan
droplet penyebab kasus COVID-19. berbagai penyakit penyerta akan berisiko
tinggi dan mengalami infeksi virus SARS-
Pada item nomor 4, dinyatakan bahwa saya CoV-2 yang lebih parah.
menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain
saat berada di luar rumah dengan responden Pada item nomor 6, dinyatakan bahwa saya
yang menyatakan tidak pernah sebesar 3 menghadiri acara yang mengumpulkan
orang (2%). Serta, pada item nomor 5, banyak orang dengan responden yang
dinyatakan bahwa saya menjaga jarak dengan menyatakan sangat sering sebesar 5 orang
orang yang berusia lanjut. Perlu diketahui (3,33%). Serta, pada item nomor 7,
bahwa, menjaga jarak (social distancing) dinyatakan bahwa saya menggunakan fasilitas
memiliki peran penting dalam meminimalkan umum atau pergi ke tempat umum
interaksi dan kerumunan, serta mencegah (transportasi umum, mall, pasar, tempat
adanya penyebaran virus SARS-CoV-2 dalam wisata) dengan responden yang menyatakan
suatu kelompok. Social distancing akan sangat sering sebesar 5 orang (3,33%). Dalam
membatasi laju reproduction rate (R0) dalam faktanya, orang yang menghabiskan banyak
500
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
501
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Howard, J., Huang, A., Li, Z., Tufekci, Z., Ma, R. C. W., & Holt, R. I. G. (2020).
Zdimal, V., & Westhuizen, H. Van Der. COVID-19 and diabetes. Diabetic
(2020). Face Masks Against COVID- Medicine, 37(5), 723–725.
19 : An Evidence Review. Preprints, https://doi.org/10.1111/dme.14300
30(20), 1–8.
https://doi.org/10.20944/preprints20200 Morawska, L., & Cao, J. (2020). Airborne
4.0203.v1 transmission of SARS-CoV-2: The
world should face the reality.
Huang, L., Zhang, X., Zhang, X., Wei, Z., Environment International, 139(1), 1–3.
Zhang, L., Xu, J., … Xu, A. (2020). https://doi.org/10.1016/j.envint.2020.10
Rapid asymptomatic transmission of 5730
COVID-19 during the incubation period
demonstrating strong infectivity in a Perencanaan, K., Nasional, P., Republik, B.,
cluster of youngsters aged 16-23 years Abstraksi, I., Baru, N., Pembangunan,
outside Wuhan and characteristics of R., … Iv, V. (2020). Covid-19, New
young patients with COVID-19: A Normal, dan Perencanaan Pembangunan
prospective contact-tracing study. di Indonesia. Jurnal Perencanaan
Journal of Infection, 80(6), e1–e13. Pembangunan: The Indonesian Journal
https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.03.00 of Development Planning, 4(2), 240–
6 252.
https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.118
Jiang, F., Deng, L., Zhang, L., Cai, Y.,
Cheung, C. W., & Xia, Z. (2020). Purnamasari, Ika; Raharyani, A. E. (2020).
Review of the Clinical Characteristics Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku
of Coronavirus Disease 2019 (COVID- Masyarakat Kabupaten Wonosobo
19). Journal of General Internal Tentang Covid-19. Jurnal Ilmiah
Medicine, 35(5), 1545–1549. Kesehatan, 10(1), 33–42. Retrieved
https://doi.org/10.1007/s11606-020- from
05762-w https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jik/artic
le/view/1311/783
Kampf, G., Todt, D., Pfaender, S., &
Steinmann, E. (2020). Persistence of Qian, H., & Zheng, X. (2018). Ventilation
coronaviruses on inanimate surfaces and control for airborne transmission of
their inactivation with biocidal agents. human exhaled bio-aerosols in
Journal of Hospital Infection, 104(3), buildings. Journal of Thoracic Disease,
246–251. 10(Suppl 19), S2295–S2304.
https://doi.org/10.1016/j.jhin.2020.01.0 https://doi.org/10.21037/jtd.2018.01.24
22
Saadat, S., Rawtani, D., & Hussain, C. M.
Kemenkes RI. (2020). Tanya jawab seputar (2020). Environmental perspective of
virus corona. Jakarta: Kementerian COVID-19. Science of the Total
Kesehatan Republik Indonesia. Environment, 728(1), 1–6.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.
502
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
503
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 8 No 3, Agustus 2020, Hal 491 - 504
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
504
Vol. 9 No. 2, Agustus 2021, Hal. 78-85
Abstrak
Salah satu upaya pemerintah untuk memutuskan rantai penyebaran serta menurunkan angka kesakitan
dan kematian akibat virus COVID-19 adalah vaksinasi. Tercapainya Herd Immunity adalah tujuan
utama dilakukan vaksinasi untuk mengendalikan pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa hubungan persepsi tentang efektivitas vaksin dengan sikap kesediaan mengikuti
vaksinasi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross-sectional. Variabel independen adalah persepsi dan variabel dependen adalah sikap.
Sampel ditentukan dengan teknik simple random sampling. Sampel adalah 188 mahasiswa UIN Sunan
Ampel dengan rentang usia 16-24 tahun. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2021. Data
dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dengan google form. Analisa data dilakukan dengan uji
Chi Square. Hasil penelitian adalah paling banyak responden adalah wanita berusia 16-20 tahun
(52%), mendapatkan informasi tentang COVID-19 melalui internet (55%), menganggap COVID-19
adalah penyakit berbahaya (89%), setuju terhadap efektivitas vaksin (87,2%) dan bersikap bersedia
mengikuti vaksinasi (77,2%). Hasil analisa bivariat menunjukkan nilai p value 0,000 yang berarti
terdapat hubungan signifikan antara persepsi tentang efektivitas vaksin dengan sikap kesediaan
mengikuti vaksinasi. Pentingnya vaksinasi dimaksudkan untuk mempercepat kekebalan masyarakat
agar Indonesia segera bebas dari pandemi COVID-19. Oleh karenanya, diperlukan dukungan penuh
baik dari keluarga, institusi pendidikan, masyarakat dan pemerintah demi terlaksananya hal ini.
Kata kunci : Persepsi, Sikap, Vaksinasi
Pendahuluan
Pandemi COVID-19 terjadi sejak akhir mengatasi lonjakan penyebaran COVID-19,
tahun 2019 hampir di seluruh dunia. Pandemi antara lain dengan melakukan penerapan
ini telah menyebabkan jutaan orang protokol kesehatan, pembatasan wilayah,
meninggal, terhitung Agustus 2021 sebanyak pembatasan aktivitas masyarakat, percepatan
200 juta kasus ditemukan di seluruh dunia vaksinasi dll. (3–7)]
dengan 4,2 juta kasus kematian. Di Indonesia, Vaksinasi adalah pemberian vaksin
kasus COVID-19 pada Juni 2021 mencapai 1,9 yang dapat merangsang pembentukan imunitas
juta dengan kasus kematian mencapai 52 ribu (antibodi) di dalam tubuh manusia. Pemberian
dan terjadi lonjakan kasus pada Agustus vaksin ini merupakan salah satu usaha untuk
mencapai 3,6 juta dengan kasus kematian 104 menekan angka kesakitan dan kematian akibat
ribu.(1)]Lonjakan kasus tersebut diantaranya COVID-19.(8–10) Jenis vaksin yang diberikan
terjadi karena munculnya varian baru yaitu antara lain vaksin Sinovac, vaksin Sinapharm,
varian delta. Varian delta enam kali lebih cepat vaksin Moderna, vaksin Astrazeneca dll. (11,12)
menular dibandingkan varia alfa.(2)] Pemerintah Pemerintah Indonesia telah memulai program
Indonesia telah melakukan beberapa upaya vaksinasi pada awal tahun 2021 dan sejak Juli
78
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/Hearty/issue/archive
2021 dilakakukan percepatan vaksinasi Menurut penelitian yang dilakukan
melalui vaksinasi massal. Vaksinasi Rochani didapatkan hasil berita hoax terkait
sebelumnya telah diberikan pada tenaga COVID-19 berkaitan dengan komposisi
kesehatan, asisten tenaga kesehatan, vaksin, efek samping vaksin, penolakan vaksin
mahasiswa yang sedang menempuh oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).(12)
pendidikan kedokteran, pelayanan publik, Informasi yang tidak dapat
lansia. Vaksinasi massal diharapkan dapat dipertanggungjawabkan terkait vaksin
mencapai target 75% masyarakat Indonesia COVID-19 menyebabkan kecemasan,
telah divaksin. (13,14) ketakutan dan keraguan terkait vaksinasi.(16)
Program vaksinasi ternyata Hal tersebut dapat mempengaruhi persepsi
menimbulkan banyak permasalahan di terkait keefektivitasan vaksin dan sikap
masyarakat. Banyak pro maupun kontra terkait kesediaan terhadap program vaksinasi.(17)
program vaksinasi ini. Berdasarkan survei Munculnya varian Delta pada kuartal
yang dilakukan oleh kementrian Kesehatan RI, kedua 2021 yang disinyalir lebih rentan
ITAGI, UNICEF dan WHO secara daring pada menginfeksi remaja usia di bawah 18 tahun
19-30 September 2020 dengan 76 % dan anak-anak.(18) Salah satu cara
responden berusia 18-45 tahun, diketahui mengatasinya adalah dengan memberikan
bahwa ada kekhawatiran cukup besar terkait vaksin kepada remaja dan anak-anak yang
keamanan dan efektifitas vaksin, sebelumnya dirasa tidak terlalu menjadi
ketidakpercayaan terhadap vaksin, dan prioritas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
persoalan kehalalan vaksin. Adanya hal-hal mengetahui hubungan antara persepsi tentang
tersebut menyebabkan mempengaruhi persepsi efektifitas vaksin COVID-19 terhadap sikap
masyarakat terkait dengan vaksinasi. (15) kesediaan mengikuti vaksinasi.
Metode
Penelitian ini merupakan desain kesehatan selama pandemi COVID-19.
penelitian observasional analitik dengan Responden adalah mahasiswa UIN Sunan
pendekatan cross-sectional. Penelitian Ampel Surabaya yang berjumlah 188 orang.
dilaksanakan bulan Mei 2021. Instrumen yang Tehnik sampling yang digunakan dalam
digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian ini simple random sampling. Rumus
kuesioner yang berisi data usia, jenis kelamin, yang digunakan adalah rumus dari Slovin yaitu
sikap tentang bahaya COVID-19, kesiapan n = N/(1+Ne2). Kriteria inklusi adalah
terhadap new normal, sumber informasi mahasiswa UIN Sunan Ampel yang bersedia
COVID-19, persepsi dan sikap kesediaan mengikuti penelitian, belum mendapatkan
mengikuti vaksinasi COVID-19. Kuesioner vaksinasi, angkatan 2019 ke atas. Hasil
dibagikan kepada responden melalui penelitian ini di analisis menggunakan uji Chi
googleform, sebagai upaya mengikuti protokol Square.
79
Hasil
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk penyakit flu biasa dan tidak perlu melakukan
tabel yang terdiri dari data karakteristik pencegahan yang berlebihan. Pada pertanyaan
responden, data persepsi dan sikap responden kesiapan menghadapi new normal, responden
serta data crosstab analisa data. Data terbagi menjadi dua pendapat. Separuh (50%)
karakteristik usia responden dapat dilihat pada atau 94 responden mengatakan siap sedangkan
tabel 1. separuhnya lagi menyatakan tidak siap
menghadapi new normal. Data sumber
Tabel 1. Data Karakteristik Responden informasi responden tentang COVID-19 paling
Karakteristik n % banyak berasal dari internet yaitu sebanyak
Usia 103 responden (55%), melalui televisi
a. 16-20 tahun 98 52 sebanyak 75 responden (40%), melalui orang
b. 21-25 tahun 90 48
lain sebanyak 6 responden (3%), melalui koran
Jenis Kelamin
2 responden (1%) dan radio 2 responden (1%).
a. Pria 45 24
Persepsi responden tentang efektivitas
b. Wanita 143 76
Sikap tentang Bahaya vaksin dan sikap kesediaan mengikuti
COVID-19 167 89 vaksinasi dapat dilihat pada Tabel 2.
a. Setuju 21 11
b. Tidak Setuju Tabel 2 Data Persepsi tentang Efektivitas
Kesiapan terhadap New Vaksin dan Sikap Kesediaan Mengikuti
Normal 94 50 Vaksinasi oleh Responden
a. Siap 94 50 Variabel n %
b. Tidak Persepsi tentang Efektivitas
Sumber Informasi COVID-19 Vaksin 164 87,2
a. Internet 103 55 a. Baik 24 12,8
b. TV 75 40 b. Tidak baik
c. Orang lain 6 3 Sikap Kesediaan Mengikuti
d. Koran 2 1 Vaksinasi
e. Radio 2 1 a. Setuju 146 77,7
b. Tidak Setuju 42 22,3
Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa
usia responden masuk dalam kategori remaja. Persepsi responden tentang efektifitas
Kedua kelompok usia memiliki distribusi yang vaksin dapat dilihat di Tabel 2. Mayoritas
hampir sama. Perbedaannya hanya sekitar 4%. responden sebanyak 164 orang (87,2%)
Namun demikian, untuk kelompokm usia 16- menyatakan efektivitas vaksin baik dalam
20 tahun memiliki jumlah lebih banyak yaitu mengatasi COVID-19. Namun sisanya
98 responden (52%) sedangkan kelompok usia sebanyak 24 orang (12,8%) menyatakan
21-25 tahun sebanyak 90 responden (48%). efektifitas vaksin tidak baik dalam mengatasi
Pada karakteristik jenis kelamin, mayoritas COVID-19.
responden adalah wanita sebanyak 143 orang Sikap kesediaan responden mengikuti
(76%) sedangkan laki-laki sebanyak 45 orang vaksinasi dapat dilihat pada Tabel 2. Sebanyak
(24%). Pada karakteristik sikap tentang bahaya 146 (77,7%) responden bersikap setuju
COVID-19, sebanyak 167 responden (89%) mengikuti vaksinasi. Sedangkan, 42 (22,3%)
menyatakan setuju bahwa COVID-19 adalah responden bersikap tidak setuju mengikuti
penyakit yang berbahaya, sedangkan 21 vaksinasi.
responden (11%) sisanya menganggap Analisis data persepsi tentang
COVID-19 tidak berbahaya. Mereka efektivitas vaksin dan sikap kesediaan
menganggap COVID-19 hanya mirip dengan mengikuti vaksinasi oleh responden dapat
dilihat pada tabel 3.
80
Tabel 3. Hubungan Persepsi tentang Efektivitas Hasil analisa statistik menunjukkan
Vaksin dan Sikap Kesediaan Mengikuti terdapat hubungan antara persepsi responden
Vaksinasi oleh Responden tentang efektifitas vaksin COVID-19 dan sikap
Sikap kesediaan mengikuti vaksinasi. Hal ini dapat
p-
Tidak Total
Persepsi Bersedia value dilihat dari tabel 3 dimana p value 0,000 yang
Bersedia
artinya H0 ditolak karena kurang dari α (0,05).
n % n % n %
Hal ini dapat diartikan bahwa variabel persepsi
Setuju 137 72,9 27 14,4 164 87,2
0,000
memiliki hubungan yang signifikan dengan
Tidak
9 4,8 15 8 24 12,8 variabel kesediaan mengikuti vaksinasi.
Setuju
Total 146 77,7 42 22,3 188 100
Pembahasan
Penelitian ini sesuai dengan hasil survey keamanan vaksin (30%). Sedang sisanya
yang dilakukan di Indonesia oleh Kemenkes mengaku takut akan Kejadian Ikutan Pasca
RI, NITAG, UNICEF dan WHO tentang Imunisasi (KIPI) seperti demam, lelah, sakit
penerimaan vaksin tahun 2020 yang pada area suntikan serta alasan keyakinan
menyatakan sebanyak 22% responden merasa agama. Sejatinya tujuan vaksinasi adalah
tidak yakin dengan efektivitas vaksin dalam untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas
mencegah COVID-19.(15)] Pada penelitian akibat COVID-19, membentuk herd immunity,
Tasnim tahun 2020 di Kendari menyebutkan memperkuat sistem kesehatan dan
persepsi masyarakat tentang vaksin COVID-19 meminimalisasi dampak sosial dan
cukup baik sebesar 59% dan 14% memiliki ekonomi.(22)
persepsi yang baik tentang vaksinasi. Persepsi Vaksin Sinovac merupakan vaksin
yang baik mempengaruhi kesediaan untuk pertama yang digunakan pemerintah Indonesia
mengikuti vaksinasi.(19) Sedangkan, menurut dalam upaya pencegahan COVID-19. Polemik
Astuti dkk tahun 2021 menyatakan bahwa awal tentang vaksin ini di masyarakat
persepsi buruk tentang vaksinasi COVID-19 Indonesia adalah masalah kehalalannya
berawal dari kurangnya edukasi dari layanan dikarenakan produsen sinovac adalah negara
kesehatan.(20) China. Oleh karenanya, kehalalan vaksin
Penelitian ini sesuai dengan penelitian menjadi pembahasan tersendiri bagi penerima
Argista di Sumatera Selatan tahun 2021 yang vaksinasi. Indonesia amat ketat memberikan
menyatakan bahwa 63% responden memiliki aturan tentang vaksin yang halal. Hal ini
persepsi positif terhadap vaksin COVID-19 tertuang dalam Fatwa MUI No 02 Tahun 2021
dan sisanya mempunyai persepsi negatif. tentang produksi vaksin COVID-19 Sinovac
Persepsi memiliki hubungan yang bermakna yang menyatakan bahwa vaksin tersebut halal
dengan kesediaan divaksin. Pengetahuan dan diperbolehkan diberikan kepada
berpengaruh terhadap persepsi oleh karenanya masyarakat Indonesia.(23)
dibutuhkan pemberian informasi secara Dalam hal efektivitas, efikasi vaksin
enyeluruh dan merata pada semua kalangan Sinovac di Indonesia hanya sekitar 65,3%.
masyarakat.(21) Nilai tersebut lebih rendah dibanding Turki
Hal ini juga sesuai dengan survei yang (91,25%) dan Brazil (78%). Walaupun belum
dilaksanakan di Samarinda oleh Marwan yang ada bukti Sinovac melindungi seseorang dari
menyatakan responden yang bersedia COVID-19, tetapi berdasarkan uji klinis fase
mengikuti vaksinasi adalah 74,0% sedangkan tiga, vaksin ini mampu memberi risiko tiga
sisanya menolak.(22) Alasan responden kali lebih rendah mengalami COVID-19 yang
terbanyak adalah rasa tidak yakin akan bergejala (confirmed case) dengan nilai RR =
81
0,357. Jika dibandingkan dengan efikasi lansia. Terdapat dua dosis yang memiliki
vaksin Pfizer, Sinovac memang masih jauh rentang waktu penyuntikan tiga bulan. Jika
dibawah Pfizer. Efikasi Pfizer adalah 95% terdapat gejala KIPI, disarankan untuk segera
dengan RR = 20. Artinya, orang yang tidak mengonsumsi obat pereda nyeri dan
mendapatkan vaksin Pfizer memiliki risiko menghubungi layanan kesehatan secepatnya
terkena COVID-19 20 kali lebih besar jika terdapat gejala yang lebih parah.(24)
dibanding orang yang divaksinasi Pfizer. Penelitian ini sejalan dengan studi
Perbedaan efikasi sangat wajar terjadi. Hal ini literatur di 33 negara oleh Sallam tahun 2021
bergantung pada tiga hal yaitu host (manusia), tentang vaksin COVID-19 yang menyatakan
agent (vaksin) dan environtment (lingkungan). negara dengan tingkat penerimaan vaksin
Beberapa KIPI yang mungkin terjadi setelah tertinggi antara lain Ecuador (97,0%),
vaksin antara lain nyeri, iritasi, bengkak, Malaysia (94,3%), Indonesia (93,3%) and
kemerahan, myalgia, atralgia, fatigue, demam China (91,3%). Sedangkan negara dengan
dan pusing. (22) tingkat penerimaan terendah antara lain
Vaksin kedua yang digunakan di Kuwait (23,6%), Jordan (28,4%), Itali (53,7),
Indonesia adalah Astrazeneca. Vaksin ini Russia (54,9%), Poland (56,3%), US (56.9%),
diproduksi oleh negara Inggris. Berita tentang and France (58,9%).(25)
vaksin ini sudah menyebar di seluruh dunia. Laporan WHO tahun 2020 menyatakan
KIPI yang disebabkan oleh Astrazeneca antara bahwa untuk meningkatkan kesediaan
lain demam selama 1-3 hari, mual, muntah, menerima vaksinasi, yang dapat dilakukan
pusing, lemas, nyeri, bengkak, kemerahan adalah menciptakan lingkungan yang
pada bekas suntikan, bahkan yang paling mendukung, memanfaatkan orang yang
buruk adalah kematian yang disebabkan oleh berpengaruh positif dan meningkatkan
pembekuan darah. Namun, perusahaan motivasi masyarakat.(26) Oleh karenanya,
Astrazeneca sendiri telah memberikan upaya pembentukan mind set yang positif,
panduan mengenai vaksin ini. Astrazeneca adanya reward dan sosialisasi amat diperlukan
merupakan vaksin yang diperuntukkan bagi untuk meningkatkan penerimaan vaksinasi di
orang dengan usia 18 keatas terutama bagi masyarakat.
Kesimpulan
Sebanyak 87,2% responden memiliki kesediaan mengikuti vaksinasi. Semakin baik
persepsi baik terhadap efektifitas vaksin persepsi seseorang terhadap vaksin
COVID-19 dan 77,7% responden bersikap COVID_19, semakin seseorang bersikap
setuju mengikuti vaksinasi COVID-19. setuju mengikuti vaksinasi COVID-19 dan
Persepsi responden tentang efektifitas vaksin sebaliknya.
COVID-19 berhubungan dengan sikap
82
Referensi
[1] Satgas Covid. Situasi virus COVID-19 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v
di Indonesia 2021. 6i1.28092.
[2] Mahase E. Delta variant : What is [11] Yuningsih R. Uji Klinik Coronavac dan
happening with transmission, hospital Rencana Vaksinasi Covid-19 Massal di
admissions, and restrictions ? BMJ Indonesia 2020;12:6.
2021:1–2. [12] Rahayu RN. Vaksin Covid 19 Di
https://doi.org/10.1136/bmj.n1513. Indonesia : Analisis Berita Hoax
[3] Zahrotunnimah Z. Langkah Taktis 2021;02:11.
Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan [13] Tim Komunikasi Komite Penanganan
Penyebaran Virus Corona Covid-19 di COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi
Indonesia. SALAM: Jurnal Sosial Dan Nasional. Kedatangan Vaksin Tahap ke-
Budaya Syar-i 2020; 7: 247–60. 21 Percepatan dan Perluasan Vaksinasi
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.1510 Terus Dilakukan. Jakarta: 2021.
3. [14] Kemenkes RI. Vaksinasi COVID-19
[4] Damanik E, Simanjuntak YT, Wiratma Nasional. Jakarta: 2021.
DY. Pencegahan Corona Virus Disease [15] Kementerian Kesehatan, ITAGI,
19 (Covid-19) pada Pedagang Pasar UNICEF, dan WHO. Survei Penerimaan
Helvetia Kelurahan Helvetia Tengah Vaksin COVID-19 di Indonesia.
2020;1:4. Jakarta: 2020.
[5] Damanik RK. Upaya Pencegahan [16] Fitria L, Ifdil I. Kecemasan remaja pada
Penularan Covid-19 Melalui Sosialisasi masa pandemi Covid -19. EDUCATO
dan Penyemprotan Rumah Ibadah (Jurnal Pendidikan Indonesia) 2020;6:1–
2021;4:9. 4.
[6] Refialdinata J. Analisis Upaya [17] Iwani SZ. Persepsi Remaja tentang
Pencegahan Covid-19 pada Masyarakat COVID19. Open Science Framework;
Kampus. Babul Ilmi : Jurnal Ilmiah 2021.
Multi Science Kesehatan 2020;12. [18] Dyer O. Covid-19: Indonesia becomes
[7] Yunus NR, Rezki A. Kebijakan Asia’s new pandemic epicentre as delta
Pemberlakuan Lock Down Sebagai variant spreads. BMJ 2021:n1815.
Antisipasi Penyebaran Corona Virus https://doi.org/10.1136/bmj.n1815.
Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan [19] Tasnim. Persepsi Masyarakat Tentang
Budaya Syar-i 2020; 7. Vaksin Covid-19 Di Wilayah Provinsi
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.1508 Sulawesi Tenggara. Kendari: Yayasan
3. Kita Menulis; n.d.
[8] Mashabi S. Penjelasan Kemenkes [20] Astuti NP, Nugroho EGZ, Lattu JC,
pentingnya vaksin Covid-19 untuk Potempu IR, Swandana DA. Persepsi
kurangi keparahan. KompasCom 2021. Masyarakat Terhadap Penerimaan
[9] Asyafin MA, Virdani D, Kasih KD, Arif Vaksinasi Covid-19: Literature Review.
L. Implementasi Kebijakan Vaksinasi Jurnal Keperawatan Stikes Kendal
Covid-19 di Kota Surabaya. Journal 2021;13:569–80.
Publicuho 2021; 4. [21] Argista ZL. Persepsi Masyarakat
https://doi.org/10.35817/jpu.v4i2.18061. Terhadap Vaksin Persepsi Masyarakat
[10] Shafa A, Sriwidodo S. Microneedle: Terhadap Vaksin Covid-19 Di Sumatera
Teknologi Baru Penghantar Vaksin Selatan. Universitas Sriwijaya, 2021.
COVID-19. Majalah Farmasetika [22] Marwan. Peran Vaksin dalam
2020;6. Penanganan Pandemi C19. Samarinda:
2021.
83
[23] MUI. Fatwa Majelis Ulama Indonesia recipients-on-covid-19-vaccine-
Nomor 02 Tahun 2021 tentang Produk astrazeneca (accessed April 20, 2021).
Vaksin Covid-19 dari Sinovac Life [25] Sallam M. COVID-19 Vaccine
Science Co. Ltd. China dan PT. Bio Hesitancy Worldwide : A Concise
Farma (Persero). Jakarta: 2021. Systematic Review of Vaccine
[24] AstraZeneca UK Ltd. COVID-19 Acceptance Rates. Vaccines 2021;9:1–
Vaccine AstraZeneca Solution for 14.
Injection. WwwGovUk 2021:1–7. [26] WHO. Behavioural Considerations for
https://www.gov.uk/government/publica Covid-19 Vaccines and Uptake of
tions/regulatory-approval-of-covid-19- Acceptance. 2020.
vaccine-astrazeneca/information-for-uk-
84