Disusun Oleh :
1. Kurniasih
2. Tati Sri Hartati
3. Siti Ningrum
4. Oom Komalasari
5. Ning Suningsih
6. Ira Rahayu Ambarwati
7. Sri Suarni
8. Idi Rosidi
9. Kartono
10. Erwin
1
DAFTAR ISI
B. TUJUAN ......................................................................................................... 7
1. Tujuan Umum 7
2. Tujuan Khusus 7
C. MANFAAT ..................................................................................................... 8
D. WAKTU .......................................................................................................... 9
1. Definisi 10
2. Proses Manajemen Keperawatan 11
B. KONSEP MANAJEMEN UNIT ................................................................. 15
1. Manajemen Unit 15
2. Kekuatan Kerja 18
C. METODE TIM ............................................................................................. 21
3. Discharge Planning 31
BAB IIIMANAJEMEN RUANGAN ANYELIRRSUD GUNUNG JATI
KOTA CIREBON TAHUN 2018 ....................................................................... 37
2
2. Kajian / Analisi Situasi Ruangan Perawatan ANYELIR 42
BAB IVANALISIS DATA DAN PERENCANAAN ........................................ 88
BAB V IMLEMENTASI
A. Pendokumentasian ASKEP………………………………………………90
B. Supervisi ………………………………………………………………....93
A. Simpulan ………………………………………………………………...97
B. Saran……………………………………………………………………..97
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat
dan kasih sayangNya kepada kita semua karena keridoan-Nya pula maka
Alhamdulillah penulis dapat menyelesikan tugas Manajemen Keperawatan yang
berjudul “Laporan Praktik Manajemen Keperawatan di NS 300 RS Permata
Cirebon Tahun 2019”, tidak lupa pula sholawat dan salam akan selalu tercurah
kepada junjungan kita tercinta Rasullah Muhammad SAW.
Dalam penyusunan laporan ini, tim penulis tidak lepas dari kesulitan dan
hambatan. Akan tetapi dengan dorongan, bimbingan serta bantuan dari semua
pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
4
BAB I
PENDAHULUAN
individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat (Ali, 2001).
yang akan terus berubah seirama dengan berubahnya masyarakat yang terus-
5
Perubahan ke arah tujuan yang lebih baik dapat dilakukan dengan salah satu
manajemen.(Rachman, 2006)
berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Adanya alasan tersebut
6
perubahan memerlukan secara profesional dengan memperhatikan setiap
dengan benar atau rasional dan baik atau etikal, hal ini dilakukan sebagai
7
diberikan oleh para pelaksana keperawatan adalah pelayanan yang aman dan
profesional.
Rumah sakit adalah bagian yang sangat penting dari suatu sistem
8
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
pada tahun 1919 dan kemudian pada tanggal 14 Maret 1920 dilaksanakan
Jalan Kesambi. Rumah sakit selesai pada tanggal 31 agustus 1921 oleh De
sebagai hari lahir RSD Gunung Jati Kota Cirebon. Rumah sakit mulai
yang pertama.
setelah kembali ke kota Cirebon pada tanggal 15 Maret 1942 nama rumah
sakit diubah dari Rumah Sakit Oranje menjadi Rumah Sakit Kesambi. Pada
tanggal 8 November 1975 nama rumah sakit diubah menjadi Rumah Sakit
9
pada tanggal 21 Januari 1987 ditingkatkan lagi menjadi Rumah Sakit kelas
10
manajemen Asuhan keperawatan di Ruang Rawat Penyakit Dalam
1.2 TUJUAN
dilaksanakan.
e.
11
1.3 MANFAAT
dilaksanakan.
kesehatan.
12
1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga
tinggi.
1.4 WAKTU
1.5.1 Observasi
1.5.2 Wawancara
13
1.5.4 Angket
14
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi
yang utama untuk seluruh aktivitas yang lain atau fungsi-fungsi dari
11
keperawatan terdiri dari: pengumpulan data, identifikasi masalah,
a. Pengkajian-Pengumpulan Data
12
Gambar 2.2 Sistem Manajamen Keperawatan (Modifikasi Gillies, 1996)
13
b. Perencanaan
1) Definisi
b) Menegakan tujuan
dibutuhkan
f) Menegakan kebijaksanaan
14
d) Hal tersebut efektif dalam hal biaya
untuk berubah
b) Kumpulkan data
c) Analisa
d) Buat alternatif
g) Susun rencana
h) Kaji ulang
a) Pengumpulan data
BOR
Perkembangan teknologi
15
Ketenagaan
b) Analisa lingkungan
a. Ruangan
16
4) Kondisi: Pencahayaan cukup dan sesuai luas ruangan, besar
delivery klien.
sedang, kecil), bak steril, kom, pinset anatomis dan sirurgis, gunting
BB, medline.
7) Emergency trolley
17
9) Bahan habis pakai: alkohol, betadine, aquadest, NaCI, cairan infus,
lysol, spuit dengan berbagai ukuran, kapas, kassa plester, set infus,
10) Alat-alat rumah tangga: Kasur, bantal, meja, jam dinding, kursi,
11) ATK, amplop, buku ekspedisi, buku laporan, buku, lem, spidol,
c. Hubungan perawat-klien
klien.
d. Hubungan perawat-perawat
18
3) Kegiatan serah terima klien dilakukan setiap pergantian dinas dan
masalah tim.
a. Manusia/Man
kursus atau pendidikan dan pelatihan. Jumlah tenaga profesional lainnya yang
terkait meliputi: dokter, ahli gizi, petugas lab, tenaga administrasi, dan
perawatan:
a) Pagi : 47 %
b) Sore : 36 %
19
c) Malam : 17 %
b. Uang/Money
c. Metode
20
yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam
a) Pengertian SOP
kerja tertentu.
b) Tujuan SOP
unit kerja.
21
c) Fungsi SOP :
kerja.
mudah dilacak.
d) Penerapan SOP
lingkungan kerja.
pekerjaan
22
3) SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat
pegawai.
misi perusahaan.
f) Pengertian SAK
23
praktek keperawatan. Standar dapat berbentuk ‘normatif’
1989).
d. Material
1) Alat tenun
b) Alas brankard
k) Laken dewasa
c) Bantal
l) Selimut wol
d) Duk bolong
24
e) Duk balutan m) Stik laken
25
2) Alat kedokteran dan kesehatan
gunting jahitan.
26
2.3 METODE TIM
pasien.
27
tanggung jawab perawat yang tinggi, sehingga setiap anggota tim
keperawatan terjamin.
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan
28
group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu
a) Kelebihan :
b) Kelemahan :
Profesional (MPKP).
a. Perencanaan
masing.
29
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
latihan diri.
keperawatan.
rumah sakit.
b. Pengorganisasian
30
3) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
administrasi pasien.
c. Pengarahan
tim.
melaksanakan tugasnya.
31
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi
2) Melalui supervisi:
itu juga.
ketua tim.
d) Audit keperawatan.
keperawatan.
medik.
32
c) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap
post conference.
33
yang bervariasi kemampuannya dalam memberikan asuhan
bervariasi.
34
2.3.2 Efisiensi Ruang Rawat
rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil guna dapat dilihat dari
segi ekonomi dan medis, dimana pasien dirawat dan tinggal di rumah
inap:
Rumus:
35
b. ALOS (Average Lenght of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum
Rumus:
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran
1-3 hari.
Rumus:
36
(2005) adalah frekuensi pemakaian tempattidur pada satu periode,
berapa kali tempat tidur dipaka dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
Rumus:
Rumus:
Rumus:
37
kepada unit yang lain didalam atau di luar suatu agen pelayanan
kesehatan umum.
dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang
kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan
38
kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui
sosial.
masyarakat.
39
1) Memahami mengenai penyakitnya
1) Bagi Pasien:
sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya.
2) Bagi Perawat:
a) Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan.
40
e) Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda
segera antisipasi.
41
terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat dirumah
sakit namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau
puskesmas terdekat.
terdekat.
42
Gambar 2.4 Alur Discharge Planning
Keadaan Pasien:
1. Klinis dan
pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkatketergantunga
n Pasien
PerencanaanPulang
Monitor(sebagai program
service safety) oleh:
keluarga dan petugas
43
BAB III
Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon di bentuk pertama kali
melalui pengajuan oleh Dewan Kota Cirebon pada tahun 1919. Kemudian
sakit selesai di bangun dan di resmikan pada tanggal 31 Agustus 1921 oleh
Pembangunan rumah sakit yang pada waktu di nilai sangat mewah dan
mahal biayanya adalah 544.00, (lima ratus empat puluh empat gulden)
yang diperoleh dari Gemeente Van Chirebon ditambah dana dari pabrik
44
hari perawatan dari 4 macam kelas perawatan dari tahun 1922-1929.
Kemudian antara tahun 1930-1940 tidak banyak diketahui karena tidak ada
1942 nama rumah sakit berubah menjadi Rumah Sakit Kesambi. Pada
Sakit Gunung Jati Kelas D dengan surat keputusan DPRD Kota Madya
45
Dalam upaya peningkatan pelayanan, maka pada tahun 1997 dengan
Gunung Jati Kota Cirebon ditetapkan menjadi Rumah sakit kelas B yang
November 1998.
2002 maka Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon
Nomor 4741) termasuk RSD, Rumah Sakit Daerah akan diatur dengan
walikota Nomor 445 / Kep 359 DPPKD / 2009 pada tanggal 14 Desember
2009 Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon ditetapkan
46
sebagai Rumah Sakit dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Rumah Sakit Berprestasi Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi
Gunung Jati adalah salah satu rumah sakit daerah kelas B pendidikan
Komisi Akreditasi Rumah Sakit KARS yang menjadi rumah sakit rujukan
dari rumah sakit kabupaten. Pelayanan Gawat Darurat RSD Gunung Jati
melayani 24 jam. Ruang Perawatan RSD Gunung Jati terdiri dari ruang
rawat jalan dan rawat inap, ruang HCU, ICU, ICCU, NICU, dan PICU,
dan non diagnostic, klinik khusus ODC (One Day Care), dan hemodialisa,
47
pendidikan dan penelitian pusat. pelayanan terpadu (PPT), Stroke Unit,
RSD Gunung Jati kota Cirebon di pimpin oleh direktur rumah sakit
bagian.
d. Komite Profesi
lainnya.
48
3.2.2 Misi Rumah Sakit
1) CE = CEpat
R = Ramah
IA = IlmiAh
49
serta melaksanakan upaya rujukan dan menyelenggarakan kegiatan
B.
utama.
A. Visi ruangan
B. Misi ruangan
1) Fokus telaah
50
Dalam bidang pendidikan fokus telaah ruang Anyelir adalah
non interna.
potensial yang memiliki indikasi rawat inap, penyakit infeksi serta penyakit non
bedah lainnya.
51
3). Basis intevensi
52
Rawat Jalan dan masjid RSD Gunung jati. Adapun denah untuk
53
Gambar 3.1 Denah Ruang Anyelir RSD Gunung Jati Kota Cirebon
Sumber : Laporan bulanan Ruangan Instalasi Rawat Inap Ruang Anyelir bulan Maret 2019
54
6). Kapasitas unit ruangan
Karakteristik
55
kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem
lainnya.
Maret 2019
Ruang Anyelir
56
c) Jumlah pasien keluar
57
Low Intake
GEA
Febris
TB
Series 1
CHF
Column1
CKD
Column2
Hipertensi
DM
Dispepsia
Anemia
0 20 40 60 80
Sumber : Buku rekap pasien ruang Anyelir pada bulan Januari-Maret 2019
Nyeri akut
Intoleransi aktivitas
Hipertermi
defisit pengetahuan
58
Injeksi
Pasang/lepas infuse
Pasang/lepas cateter
Pasang/lepas NGT
Ganti Balutan
Nebulizer
EKG
Suction
RJP
Pasang/lepas Tranfusi
h) Tingkat ketergantungan
Dinas
Kategori
Pagi Sore Malam
Total Care 3 x 0,36 = 1,08 3 x 0,3 = 0,9 3 x 0,2 = 0,6
Partial care 16 x 0,27 = 4,32 16 x 0,15 = 2,4 16 x 0,10 = 1,6
Minimal care 13 x 0,17 = 2,21 13 x 0,14 = 1,82 13 x 0.07 = 0,91
Jumlah 7,61 = 8 orang 5,1 = 5 orang 3,11 = 3 orang
8 orang 5 orang 3 orang
Sumber : Hasil Observasi Ruangan Anyelir Mahasiswa Praktik Profesi
59
Berdasarkan analisis tabel di atas dengan tingkat
ideal pada shift pagi 8 orang, siang 5 orang dan malam 3 orang,
jam/hari.
13 jam
60
32 pasien x 1 jam = 32 jam
jam/klien/hari
Jadi :
3,71875x32x365 43.435
1. Jumlah tenaga yang dibutuhkan 𝑥 = (365−73)x7
= = 21,25 (21org)
2.044
Flow of Care
a) Proses Transfer
Ruang Anyelir
61
Keluar
Pindah keruangan
lain
62
Penjelasan tentang aturan rumah sakit
a. Fasilitas 33.3 % 66,7 %
b. Jelaskan hak dan kewajiban pasien 0% 100 %
c. Fungsi gelang 66,7 % 33.3 %
d. Jam berkunjung 67,7 % 33.3 %
e. Waktu makan 0% 100 %
f. Tata cara pembayaran jasa rumah sakit 0% 100 %
g. Penjelasanakan system sentralisasi obat 67,7 % 33.3 %
h. Anjurkan untuk tida kmembawa barang berharga 33.3 % 67,7 %
i. Bel pasien 0% 100 %
j. Ruangan tunggu keluarga pasien 66,7 % 33,3 %
k. Jelaskan cara operasional tempat tidur 0% 100 %
l. Tempat pembungan sampah 66,7 % 33,3 %
3 P3 : Penyakit / Diagnosa
a. Pengertian 66,7 % 33,3 %
b. Etiologi 33,3 % 66,7%
c. Tanda dan gejala 33,3 % 66,7 %
d. Pemeriksaan 66,7 % 33,3 %
e. Pengobatan 66,7 % 33,3 %
f. Prognosis 0% 100 %
Dengan kriteria hasil jika YA :
63
5 Mengisi transportasi yang dipakai untuk pulang serta yang
100% 0%
mendampingi dan merawat pasien dirumah
Data tersebut diambil dari 4 buah Rekam Medik pasien yang sudah
pulang pada tanggal 26 April 2019 dan atas izin kepala perawat
diruangan anyelir.
64
3.1.2 Manajemen unit
Jati Cirebon
65
15. Komunikasi Antara Perawat Dan Tim Kesehtan Lain
Cirebon
66
35. Panduan Persetujuan Umum Pelayanan Kesehatan
Kota Cirebon
Kota Cirebon
Kota Cirebon
67
47. Pedoman Sistem Rujukan Pada Rumah Sakit Gunung Jati Kota
Cirebon
Kota Cirebon
Cirebon
Cirebon
68
59. Panduan Hak Pasien Dan Keluarga Di RSD Gunung Jati Kota
Cirebon
Cirebon
Cirebon
Kota Cirebon
Cirebon
Cirebon
Cirebon
69
71. Mengganti Alat Tenun Kotor Dengan Pasien Diatasnya
70
94. Pelepasan Gelang
Produk Darah
Instalasi Gizi
71
114. Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Lutut
meliputi: penentuan kebutuhan (jumlah, jenis, spesifikasi, ukuran dan ratio) serta
72
No Fasilitas Ruangan jumlah Ket
Kelas 2 0
Kelas 3 48
8 Pantry 1
9 Dapur 1
11 Nurse stasion 1
15 Ruang gudang 1
dikamar 1 yang dekat dengan nurse stasion. Adapun ruang isolasi dikondisikan
disatu kamar paling ujung dekat ruang mawar, namun kamar tersebut belum
seseuai standar untuk kamar isolasi. Kasus penyakit yang pernah menempati
73
Tabel daftar alat kesehatan diruang anyelir
1 Blankar 3
2 Troli 7
3 Kursi roda 5
11 Ambu bag 2
12 Glukotest 1
13 Thermometer 2
17 Nebulizer 1
18 Light box 1
19 Regulator O2 17 Kurang
20 Sampiran 2
21 Pot sorok 20
22 Penlight 1
74
1 spatel
24 Buli-buli 7
25 Bengkok 6
suction. Ruang anyelir yang merawat pasien dengan penyakit dalam sangat
1 Lemari pasien 48
2 Lemari kayu 5
3 Lemari kaca 4
6 Kursi 75
75
13 Kompor Gas 1
14 Rak piring 0
15 Jam dinding 2
16 Gordeng 180
17 AC Split ½ PK 1
21 Baskom 15
22 Lemari emergency 1
23 Nampan 1
24 Bantal 0
76
Daftar Alat Tenun
1 Seprei 128
2 Selimut 10
3 Barakshort 3
4 Steak linen 48
5 Perlak kecil 0
6 Perlak besar 1
9 Tutup alat 3
10 Sarung bantal 51
11 Baju pasien 1
AC 2 Kurang sejuk
Kursi 5 Baik
Kamar 1
Standar infus 6 Baik
Oksigen Central - -
Wastafel - -
77
AC 2 Baik
Kursi 6 Baik
Oksigen Central - -
Wastafel - -
AC 1 Baik
Kursi 7 Baik
Oksigen Central - -
Wastafel - -
AC 1 Kurang sejuk
Kursi 6 Baik
Oksigen Central - -
Wastafel - -
AC 1 Baik
Kursi 7 Baik
78
Oksigen Central - -
Wastafel - -
AC 1 Kurang sejuk
Kursi 6 Baik
Oksigen Central - -
Wastafel - -
AC 1 Baik
Kursi 6 Baik
Kamar B
Standar infus 6 Baik
Oksigen Central - -
Wastafel - -
Administrasi Penunjang
79
B. Sumber Daya Atau Kekuatan Kerja
1. Manusia
80
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Ruang AnyelirRSD Gunung Jati Kota
Cirebon
Kepala Ruangan
Ns. Setya Vahani, S.Kep.,M.Kep
81
kebersihan . Dari 22 orang tenaga kerja yang bekerja diruang
82
Mutu & Keselamatan pasien
9 Perawat Sari, Amd. Kep D3 Kep PPI 172 jam
Pelaksana BHD
K3RS
Mutu & Keselamatan pasien
10 Perawat Aripin, D3 Kep PPI 171 jam
Pelaksana Amd.Kep BHD
K3RS
Mutu & Keselamatan pasien
11 Perawat Moh.Aba D3 Kep PPI 174 jam
Pelaksana Sujana,Amd.Ke BHD
p K3RS
Mutu & Keselamatan pasien
12 Perawat Astri Rahayu, D3 Kep PPI Cuti
Pelaksana Amd.Kep BHD melahirkan
K3RS
Mutu & Keselamatan pasien
13 Perawat Cecep Sopian D3 Kep PPI Cuti Sakit
Pelaksana H., Amd.Kep BHD
K3RS
Mutu & Keselamatan pasien
14 Perawat Sutini, D3 Kep PPI 165 jam
Pelaksana Amd.Kep BHD
K3RS
Mutu & Keselamatan pasien
15 Perawat Budiyanto, D3 Kep PPI 164 jam
Pelaksana S.Kep.,Ns BHD
K3RS
83
Tabel 3.12Data Jumlah Pasien di Ruang Anyelir Maret 2019
RSD Gunung Jati Cirebon
No Bulan Jumlah
1 Januari 195
2 Februari 229
3 Maret 249
84
dilakukan oleh kepala ruangan. Selain itu, kepala ruangan
bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan perawatan
pasien, serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan
tugas apabila mengalami kesulitan, selanjutnya ketua tim yang
melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan
pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.
Adapun hasil observasi pada pendokumentasian proses
keperawatan pada 12 status rekam medis pasien yang sudah
pulang didapatkan.
Tabel 3.13 Timbang Terima di Ruang Anyelir dari tanggal 26-29 April
2019
Ya Tidak Ya Tidak
85
3. Menyebutkan identitas 100% 0% 100% 0%
pasien
4. Menyebutkan diagnosis 100% 0% 100% 0%
medis
5. Menyebutkan diagnosa 100% 0% 100% 0%
keperawatan
6. Menyebutkan tindakan 100% 0% 100% 0%
keperawatan yang telah
dilakukan beserta waktu
pelaksanaanya
7. Menginformasikan jenis 100% 0% 100% 0%
dan waktu rencana
tindakan keperawatan
yang belum dilakukan
8. Menyebutkan 100% 0% 100% 0%
perkembangan pasien
yang ada selama shift
9. Menginformasikan 100% 0% 100% 0%
pendidikan kesehatan
yang telah dilakukan
(bila ada)
10. Mengevaluasi hasil 100% 0% 100% 0%
tindakan keperawatan
11. Menyebut terapi dan 100% 0% 100% 0%
tindakan medis beserta
waktunya yang
dilakukan selama shift
12. Menyebutkan tindakan 100% 0% 100% 0%
medis yang belum
dilakukan selama shift
13. Menginformasikan 33,3% 66,7% 33,3% 66,7%
kepada pasien/keluarga
nama perawat shift
berikutnya pada akhir
tugas
14. Memberikan salam 100% 0% 100% 0%
kepada pasien, keluarga
serta mengobservasi dan
menginspeksi keadadaan
pasien, menanyakan
keluhan keluhan pasien.
Post – 1. Timbang terima ditutup 0% 100% 0% 100%
Timbang dengan doa
terima
86
Katagori Tidak
Terisi lengkap lengkap
Edukasi 1 3
Discharge planing 0 4
Sumber: Praktik Manajemen Keperawatan Profesi Ners 2019
c) M4 (Material)
1) Ruang jaga perawat yang di fasilitasi oleh kursi dan meja,
telpon, dan wastafel.
2) Bagan stuktur sudah tersedia dan sudah terpasang dan
pendokumentasian askep sudah tersedia namun tidak
relevan karena belum dilakukan revisi mengenai beberapa
perawat yang dipindah dinaskan ke ruangan lain .
3) Lantai keseluruh ruangan diberikan keramik putih dengan
ukuran 30x30 cm kering dan tidak licin setiap hari
dibersihkan oleh CS
4) Kamar kelas 3 di satukan antara BPJS dan Umum
5) Di ruang Anyelir terdapat 8 ruangan yang 1 kamar berisi 6
bed. Semua pasien merupakan pasien Wanita
6) Tinggi atap (flapon) kuranglebih3 meter
Tabel 3.15 Observasi Sarana Dan Prasarana Alat Pelindung Diri (Apd)
No Pengamatan Ya Tidak
87
2 Perawat mencuci tangan sesudah melakukan tindakn 100 % 0%
keperawatan
8 Masker dipakai satu kali untuk merawat satu pasien 66,7% 33,3%
88
Sirkulasi Udara
Sirkulasi udara diruang Anyelir kurang baik, dikarenakan setiap
kamar atau ruangan ada ventilasi berupa jendela namun terdapat
blower yang rusak. Sehingga sirkulasi udara akan sedikit
terganggu. Hal ini jelas akan mempengaruhi kesembuhan pasien
karena sirkulasi udaranya kurang berjalan dengan baik, serta dapat
terhirup sampai ke nurse station yang berakibat penularan jika
terhirup langsung. Terlebih jika daya tahan tubuhnya sedang tidak
baik. Disamping itu hampir disetiap ruangan terpasang AC namun
kebanyakan tidak berfungsi sehingga tak jarang pasien yang
mengeluh kepanasan dan mengganggu kenyamanan pasien.
Pencahayaan
Pencahayaan ruang Anyelir cukup, yang terbantu oleh adanya
jendela-jendela setiap kamar/ruangan dan sudah terpasang lampu-
lampu yang membuat terang.
Kebisingan
Ruang Anyelir tempat yang strategis dari kebisingan seperti polusi
yang bisa mempengaruhi kinerja perawat dan istirahatnya pasien-
pasien yang sedang dalam perawatan intensif. Ruang Anyelir jauh
dari suara-suara yang keras seperti jauh dari jalan raya, jauh dari
pabrik, dan suara-suara yang mengganggu komunikasi, gangguan
tidur, gangguan perilaku, gangguan fisiologis, serta ruang Anyelir
dekat dengan masjid sehingga setiap Adzan berkumandang dapat
membuat pasien merasa nyaman.
Kebersihan dan bau-bauan
Dalam segi kebersihan ruang Anyelir terpelihara baik kebersihan
ruangan, kamar pasien, kamar mandi dan halamannya. Terdapat
tempat sampah non medis dan ruang perawat. Setiap hari ruangan
Anyelir di bersihkan sehari 2 kali (pagi dan siang).
B. Lingkungan non fisik
89
Lingkungan kerja non-fisik dibagi ke dalam tiga kriteria, diantaranya
yaitu:
Hubungan perawat dan pasien
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26 April
2019 didapatkan bahwa interaksi antara perawat-pasien, terjadi
pada saat perawat melakukan tindakan keperawatan langsung,
diantaranya: mengganti alat tenun, mengganti balutan, menyuntik
obat, memasang infus dan memberikan tindakan keperawatan
lainnya. Hubungan juga terjadi pada saat perawat melakukan
asuhan keperawatan tidak langsung, seperti: operan dinas
(timbang terima) dan visite dokter.
Hasil penilaian kepuasan Pasien di ruang Anyelir didapatkan hasil sebagai berikut
:
Tabel 3. 16Penilaian Kepuasan pasien di Ruang Anyelir RSD
JAWABAN
NO PERAWATAN
YA TIDAK
2. Apakah perawat sering mengingatkan untuk tidak merokok diluar 61,5% 38,5%
ruangan
3. Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan anda 73,1% 26,9%
(pasien)
6. Apabila pasien tidak mampu makan sendiri apakah perawat 30,8% 69,2%
90
membantu menyuapinya
8. Apabila anda (pasien) mengalami kesulitan buang air besar, 73,1% 26,9%
apakah perawat menganjurkan makan buah dan sayuran
9. Pada saat perawat membantu anda (pasien) waktu buang air besar, 46,2% 53,8%
buang air kecil, apakah perawat memasang sampiran/selimut,
menutup pintu/jendela, mempersilahkan pengunjung keluar
ruangan
10. Apakah ruangan tidur anda (pasien) dijaga kebersihannya dengan 100% 0%
disapu dan dipel setiap hari
11. Apakah lantai kamar mandi/WC selalu bersih, tidak berbau, 80,8% 19,2%
cukup terang.
12. Selama anda (pasien) belum mampu mandi ( dalam keadaan 7,7% 92,3%
istirahat total ), apakah dimandikan oleh perawat.
13. Apakah anda (pasien) dibantu oleh perawat jika tidak mampu 7,7% 92,3%
menggosok gigi/membersihkan mulut, mengganti pakaian dan
menyisir rambut.
14. Apakah alat-alat tenun seperti seprei, selimut dan lain-lain diganti 73,1% 26,9%
setiap kotor.
15. Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari : 76,9% 23,1%
kurang bergerak, berbaring terlalu lama.
16. Pada saat anda (pasien) masuk rumah sakit apakah perawat 80,0% 15,4%
memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara
penggunaannya, peraturan/tata tertib yang berlaku dirumah sakit.
17. Selama anda (pasien) dalam perawatan, apakah perawat 96,2% 3,8%
memanggil nama dengan benar.
18. Selama anda (pasien) dalam perawatan, apakah perawat 88,6% 11,5%
mengawasi keadaan anda secara teratur.
20. Apakah anda (pasien)anda mengetahui perawat yang bertanggung 80,8% 19,2%
jawab setiap kali pergantian dinas.
23. Dalam hal memberika obat, apakah perawat membantu 53,8% 46,2%
menyiapkan/meminum obat.
91
24. Selama anda (pasien) dirawat, apakah diberikan penjelasan 80,8% 19,2%
tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjut setelah anda
(pasien) anda diperbolehkan pulang.
92
Tim kesehatan bekerjasama sebagai tim untuk
menangani masalah pasien serta saling menghormati
dan menghargai antar profesi. Pada waktu dan
keadaan tertentu, dokter dan perawat melakukan
diskusi untuk menyelesaikan pemasalahan pasien,
begitu juga dengan petugas medis lain atau bahkan
non medis. Masing-masing petugas kesehatan menulis
di rekam medik pasien dengan lengkap dan jelas. Jika
terdapat instruksi atau pendelegasian tugas, maka
proses pendelegasian dilakukan secara tegas dan
tertulis.
No Uraian Jumlah
1 BOR 76,2 %
2 LOS 4-5 hari
3 BTO 59 kali
4 TOI 1-2 hari
5 GDR 0/00 84 0/00
6 NDR 0/00 56 0/00
7 Jumlah hari rawat 1134 hari
8 Jumlah TT 48
9 Jumlah pasien 249
10 Pasien masuk/keluar pada hari yang sama 0
93
Sumber : Laporan bulanan Ruangan Instalasi Rawat Inap Ruang
Anyelir bulan Maret 2019
Dari data yang diambil selama bulan Maret di dapatkan nilai BOR 76,2%, LOS 4-
5 hari, GDR 84 %, BTO 59x/hari, dan TOI 1-2 hari.
T = 5 orang
M = 19 orang
M = 20 orang
T = 2 orang
M = 14 orang
M = 20 orang
94
Perhitungan BOR Ruang Anyelir
𝑏𝑜𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑙𝑢 + ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Rumus = 2
76,2 % + 68,7 %
= 2
144,95
= 2
= 72,475 %
= 72 %
95
BAB IV
sebagai berikut :
96
Metode Asuhan Keperawatan
5. - Belum terbentuknya reward and punishment untuk
petugas keperawatan
- Belum terbentuknya sangsi untuk petugas kesehatan Reward and punishment belum
untuk yang melanggar peraturan terbentuk
- Belum terbentuknya penghargaan untuk petugas
kesehatan yang disiplin
97
4.2 ANALISA SWOT
1. Karu berlatar belakang pendidikan M.Kep 1. Jumlah perawat kurang dari standar 1. Adanya penerapan 1. Adanya beberapa rumah sakit
(5%), dan PP sebanyak 5 orang perawat 2. Pasien baru yang tidak diperkenalkan program jenjang karir kompetitor yang berada disekitar
berlatar pendidikan S1 Keperawatan Ners tentang ruangan, sarana, perawat dan 2. Terdapat kesempatan Rumah Sakit
(25%), S1 Keperawatan sebanyak 1 orang dokter yang bertanggungjawab perawat untuk
(5%) dan D3 Keperawatan sebanyak 13 sebanyak direkomendasikan
orang (65%) 3. Masih ada pasien baru yang tidak mengikuti pelatihan
2. Lebih dari setengah perawat berlatar dijelaskan tentang peraturan RS 65% dan diangkat menjdi
MAN
belakang D3 yaitu 13 orang (65%) Pasien baru yang tidak dijelaskan PT (Pegawai Tetap)
3. Karu, Katim dan perawat pelaksana di ruang tentang penyakit/ diagnosa 65%
Anyelir sudah mengikuti pelatihan
keperawatan sesuai kebutuhan ruangan.
Sebagian besar perawat dengan status
kepegawaian tetap sebanyak 4 orang dan
sisanya sebanyak 16 orang
1. Kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana 1. Terdapat beberapa bad pasien yang 1. Adanya dana untuk 1. Semakin berkembangnya Rumah
bagi pasien di ruang Anyelir 50% kurang baik 30 % sarana prasarana yg Sakit kompetitor dengan sarana
2. Kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana 2. Pasien mengeluh ruangan panas dialokasikan untuk prasarana yang lebih menunjang
fasilitas alat kesehatan di ruang Anyelir 50 akibat AC di ruangan mati rumah sakit
MATERIAL % 3. Masih banyak sarana dan prasarana
yang tidak sesuai dengan standar
3. Kelengkapan fasilitas alat tulis kantor sudah menkes 50 %
baik
4. Kelengkapan sarana prasarana rumah tangga
60% 5. Sudah terdapat SPO di ruangan 98%
1. Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil 1. Tidak terlihat dilakukan ronde 1. Adanya kebijakan dari 1. Adanya kompetitor dari Rumah Sakit
pendokumentasian asuhan keperawatan keperawatan RS Gunung Jati lain yang sudah menerapkan metode
sudah 45 % 2. Sebagian besar pengetahuan perawat Cirebon mengenai MPKP.
METHODE 2. Dilakukannya pengurangan resiko pasien dalam kategori cukup, yaitu penerapan metode
jatuh 60% mengenai: MPKP di Ruang
a. Metode Tim cukup Anyelir
98
b. Supervisi kurang
3. Sebagian besar pengetahuan perawat
dalam kategori Sedang, yaitu
mengenai:
a. Sentralisasi Obat kurang
b. Ronde keperawatan kurang
4. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan pilar:
a. Pasien safety ketepatan
identifikasi pasien baru
5. Adanya beberapa tindakan
keperawatan yang tidak sesuai
dengan prosedur SOP yaitu:
a. Penerapan pemasangan infus
yang SOP yang baru belum
diterapkan di ruang anyelir
b. Perawatan luka tidak sesuai SOP
c. Pemasangan NGT tidak sesuai
sop
6. Belum terbentuknya reward and
punishmentuntuk petugas kesehatan.
7. Belum terbentuknya sanksi untuk
petugas kesehatan untuk yang
melanggar peraturan
8. Belum terbentuknya penghargaan
untuk petugas kesehatan yang
disiplin
99
1. Dana Operasional 100% didapatkan dari 1. Tidak Ada biaya bagi perawat yang 1. Bekerjasama dengan 1. Terdapat Rumah Sakit kompetitor
anggaran Rumah Sakit akan melanjutkan pendidikan ke pihak institusi Gunung Jati diantaranya: RST
2. Sumber dana peralatan kesehatan dan jenjang selanjutnya pendidikan Ciremai dengan jarak 1 KM
prasarana penunjang diperoleh dari anggaran (mahasiswa yang
Rumah Sakit praktek di klinik)
3. Adanya dana untuk jaminan kesehatan melalui Diklat
berupa BPJS Kesehatan bagi PNS dan PTT
4. Adanya tunjangan hari raya (THR) bagi PNS
dan PTT
5. Adanya gaji pokok untuk karyawan yang
didapatkan setiap bulan dari rumah sakit
MONEY sesuai dengan golongan masa kerja
6. Adanya sumber dana yang berasal dari
kerjasama dengan perusahaan lain
(pengadaan alkes)
7. Adanya sumber dana yang berasal dari kerja
sama dengan pihak Institusi pendidikan
(mahasiswa yang praktek klinik)
8. Adanya alokasi dana untuk pelatihan yang
diadakan oleh Rumah Sakit bagi perawat
diruangan dari Bidang Keperawatan, PPNI,
Komite dan Diklat. Contohnya seperti
pelatihan BTCLS, serta mengikuti seminar/
workshop.
100
4.3 PRIORITAS MASALAH
Pendokumentasian
3. proses keperawatan 455455 444455 455455 444455 554455 122 2
belum optimal
Reward dan
5. punishment belum 545455 544455 544455 554455 544455 137 5
terbentuk
101
4.4 FISHBONE
102
4.5 ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
No Penyebab Penyelesaian
1. Adanya lembar DPO yang belum terisi Sosialisasikan untuk Melengkapi DPO
sesuai SPO sesuai dengan prinsip 5 benar.
2. Tidak semua perawat menggunakan 7 Penerapan SOP 7 prinsip benar pemberian
prinsip benar pemberian obat obat
3. Belum termotivasi untuk melakukan Peningkatan motivasi harus sering
pengaplikasian DPO dilakukan, seperti memberi reward
4. Kurangnya sosialisasi dalam penerapan Sosialisasi penerapan DPO dan prinsip 5
DPO dan prinsip 5 benar pemberian obat benar pemberian obat harus sering
dilakukan
5. Pendokumentasian yang belum optimal. Peningkatan supervisi penerapan DPO
sesuai prinsip 5 benar.
6. Penndokumentasian dalam pengisian Edukas i perawat mengenai pentingnya
status pasien tidak relevan atara diagnosa pengisisan pada form intervensi
dengan intervensi keperawatan yang keperawatan pada status pasien
dilakukan
7. Pengisian pada status pasian masih ada Sosialisasikan kepada perawat agar dapat
yang tidak sesuai antara keluhan utama mengisi assesment awal sesuai dengan
pasien dengan format pengkajian awal. keluhan utama pasien.
8. Form pada status pasien yang belum terisi Mengedukasikan pada perawat untuk
dengan lengkap. mengisi form rekam medik pasien dengan
lengkap dan melakukan supervisi pada
rekam medik pasien.
9. Diagnosa keperawatan belum terupdate Sosialisasi dan edukasi diagnosa
sesuai dengan PPNI keperawatan terbaru sesuai dengan PPNI
4.5.2 Orientasi pasien baru belum optimal
No Penyebab Penyelesaian
1 Kurangnya Penerapan tindakan Edukasi Peningkatan penerapan
Keperawatan yang belum sesuai SOP tindakan Keperawatan sesuai SOP
belum optimal
2 Tidak semua perawat Persamaan persepsi dalam
mengaplikasikan SOP yang ada pengaplikasian sop
3 Belum adanya motivasi untuk Pemberian reward (Penghargaan)
melakukan pengaplikasian SOP yang untuk anggota yang teladan
ada
4 Sosialisasi SOP penerimaan pasien Sosialisasikan sop penerimaan pasien
baru belum optimal baru denagn role play
103
4.6 Reward and punishment belum terbentuk
104
4.9 PRIORITAS MASALAH BERDASARKAN METODE CARL
Kriteria Nilai :
Penting : Bernilai 4
105
4.10 Planning of Action
106
BAB V
107
catatan tentang respon pasien terhadap tindakan medis, tindakan
5.1.2 Implementasi
sesuai oleh Kepala Ruangan kepeda Ketua Tim dan Ketua Tim
3. EVALUASI
1) Kajian teori
108
9. Budaya pasien √ √ √ √ √ 5
10. Kebutuhan belajar dan edukasi √ - √ - - 2
11. Lokasi nyeri - √ - √ √ 3
12. Pemantauan tanda-tanda vital √ √ √ √ √ 5
13. Imunisasi √ - - √ √ 3
14. Penilaian Resiko Jatuh - √ √ - √ 3
15. Data Psikologis √ - √ √ - 3
16. Penilaian resiko Dekubitus - - - - - 0
17. Tanggal √ √ √ √ √ 5
18. Nama Perawat √ √ √ √ √ 5
19. Tanda Tangan √ √ √ √ √ 5
Persentase 60% 57
Jati Cirebon
5.2 SUPERVISI
109
tersebut tuntunan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan juga
5.2.2 Implementasi
110
2. Menyusun format supervise
5.2.4 EVALUASI
1. Kajian Teori
1 KELENGKAPAN 1 2 3 4 5 Jumlah
1. Faktor pencetus √ √ √ √ √ 5
3. Riwayat alergi - √ √ - √ 3
7. Penilaian fisik √ √ √ √ √ 5
8. Skrining nutrisi √ √ - √ - 3
9. Budaya pasien √ √ √ √ √ 5
13. Imunisasi √ √ - - √ 3
111
14. Penilaian Resiko Jatuh √ √ - √ √ 4
17. Tanggal √ √ √ √ √ 5
Persentase 77,9 % 74
Analisa data :
diagnosa keperawatan tidak ditulis dengan spo yang sudah ada. Sehingga
dan SOAP, ada perubahan dalam penulisan asuhan keperawatan dan SOAP
presentasi yang cukup berarti. Hal ini menunjukan bahwa ada perubahan
dalam penulisan asuhan keperawatan pada assessment awal pasien baru dan
112
1. Keluhan utama pasien dengan Pengisian form penilaian fisik pasien sudah sesuai
pemeriksaan fisik (pasien mengeluh
sesak)
3 Kesesuaian Antara Pengkajian dengan Diagnosa yang Ditegakan
1. Pengisisan diagnose keperawatan PPJP sudah menerapkan manajemen nyeri sesuai
dengan rencana keperawatan belum dengan SPO yang telah ditentukan untuk
optimal mengurangi rasa nyeri pasien
2. Dukungan
perawat yang ada di ruangan anyelir, selain itu pembimbing lapangan dan
BAB VI
113
KESIMPULAN
6.1 KESIMPULAN
keperawatan dan SOAP di ruang anyelir RSD Gunung Jati Kota Cirebon
Cirebon sudah memiliki SPO asuhan keperawatan dan SOAP yang akan
6.2 SARAN
SOAP diruang Anyelir RSD Gunung Jati Kota Cirebon baik. Namun, ada
114
mendapatkan perhatian khusus sehingga dapat mencapai pelayanan
115