OLEH :
KELOMPOK 2A
Mengetahui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga
bagi kita semua dan para pembaca dapat memahami dan mendapatkan
untuk itu kami selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................8
1.3 Tujuan...........................................................................................................8
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................8
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................8
BAB 4 PEMBAHASAN.......................................................................................55
4.1 Pengkajian...................................................................................................55
4.2 Diagnosa......................................................................................................56
4.3 Perencanaan Tindakan................................................................................57
4.4 Pelaksanaan.................................................................................................58
4.3 Evaluasi.......................................................................................................59
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................60
5.1 Kesimpulan.................................................................................................60
iii
5.2 Saran............................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................61
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap manusia yang hidup di dunia memiliki indikasi untuk mengalami gangguan
jiwa. Manusia mampu mengatasi gangguan jiwa dengan kapasitas mental yang
kapasitas mental secara maksimal sehingga timbullah gangguan jiwa (Pieter, H.Z.,
tentang kesehatan jiwa adalah adanya gangguan pada fungsi kejiwaan. Fungsi
bicara (Suliswati, 2005). Beban penyakit atau burden of disease penyakit jiwa di
Indonesia masih cukup besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
gangguan jiwa berat, seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau
Skizofrenia ditandai dengan dua kategori gejala utama yaitu gejala positif dan
didapat klien berupa waham dan halusinasi (Copel, 2007 dalam Pieter, dkk,
2011).
Waham merupakan salah satu gejala negatif yang umum terjadi pada klien dengan
1
2
salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain
dan bertentangan dengan realitas sosial. Ada beberapa jenis waham yaitu waham
individu mencoba berprilaku sesuai dengan jenis waham yang diyakininya dengan
mengaku bahwa dia memiliki kekuatan yang lebih, terkenal, berkuasa dan klien
persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun
sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita. Menurut penelitian WHO
prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil
penduduk (Sartorius & Jablonsky, 1974 dalam Davison & Neale, 2006). Di Jawa
Tengah berdasarkan data dari Kabupaten/Kota sampai dengan Juni 2011 tercatat
tidak kurang 200 orang penderita gangguan jiwa tidak dibawa ke RSJ. Hasil
penghitungan data jumlah pasien pada tahun 2010 di RSJD Dr. Amino
x 100% (jumlah gangguan jiwa: 3914). Pasien yang mengalami waham sebanyak
111 jiwa atau sekitar 2,8% dan jumlah pasien laki-laki sekitar 2357 jiwa,
Data yang didapat di Ruang PICU Laki-Laki Elang 1 Rumah Sakit Jiwa Dr.
3 bulan terakhir pada tahun 2016 yaitu, Januari terdapat 2 orang (1,1%), Februari
terdapat 3 orang (1,6%), dan pada bulan Maret terdapat 5 orang (3,8%).
Dalam hal ini peran fungsi dan tanggung jawab perawat psikiatri dalam meningkatkan
derajat kesehatan jiwa terhadap klien yang mengalami gangguan isi pikir : waham
keperawatan utama yaitu dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S
dengan gangguan isi pikir : waham di Ruang Picu Laki-Laki Elang 1 Rumah Sakit
1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. S dengan gangguan
isi pikir : waham di Ruang Picu Laki-Laki Elang 1 Rumah Sakit Dr. Soeharto
Heerdjan
4
waham
4. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan gangguan isi pikir : waham
mencari solusinya.
narasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, 1998). Keyakinan yang
salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain
dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998). Waham
adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan
dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari
pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994).
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak
5
6
maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang
dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Ada juga klien yang secara
sosial dan ekonmi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal
sangat tinggi. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis
di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh
kembang.
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dan self reality ( kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma
(super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase Comforting
6. Fase Improving
Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering
berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.
Isi waham yang dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan,
tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan,
secara berlebihan.
a. Waham kebesaran
Contohnya : “saya ini tiitsan bung karno, punya banyak perusahaan, punya
b. Waham curiga
kenyataan.
c. Waham agama
Contohnya : “tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus
d. Waham somatik
Contohnya : “sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam
tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya
menghilang.
e. Waham nihilistik
Contoh : “ saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada didunia ini
2.2.1 Pengkajian
klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu
2. Alasan Masuk
Tanyakan pada keluarga atau klien hal yang menyebabkan klien dan
4. Aspek Fisik
Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau ada
keluhan.
5. Aspek Psikososial
Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat
6. Konsep Diri.
11
a) Citra tubuh
diri sendiri.
b) Identitas diri
c) Peran Klien
d) Ideal diri
Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ karena ia bosan
e) Harga diri
Adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah karena perasaan negatif
tujuan.
7. Hubungan Sosial
tidak haramonis.
8. Spiritual.
9. Kegiatan Ibadah
secara berlebihan.
12
11. Penampilan
seorang ustadz.
12. Pembicaraan
sesuai dengankenyataan.
berlebihan.
dirinya.
ideas,pengulangankata-kata.
2.2.2 Pendekatan SP
No Pendekatan Intervensi
1. SDKI Definisi :
keyakinan yang keliru tentang isis pikiran yang
Waham : D.0105
dipertahankan secara kuat atau terus menerus namun
Kategori : psikologis
tidak sesuai dengan kenyataan.
Subkategori : integritas
Penyebab :
ego
15
relaita
(SIKI, 2018)
3. SLKI Status orientasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan status orientasi membaik
Kriteria hasil :
1. Verbalisasi waham
2. Perilaku waham
3. Isi pikir sesuai realita
4. Perilaku sesuai realita
5. Pembicaraan
(SLKI, 2019)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S
Klien diantar oleh keluarga dan orang tua klien ke Rumah Sakit Jiwa,
terlalu mewah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, merasa ada
3. Trauma :
18
19
Trauma
Aniaya Fisik Tahun - - -
Aniaya Tahun - - -
Seksual
Penolakan Tahun - - -
Kekerasan Tahun - - -
Dalam
Keluarga
Tindakan Tahun - - -
Criminal
Lain-Lain Tahun - - -
3. Berduka antisipasi
Bila ada :
Hubungan Keluarga:
Gejala :
Riwayat pengobatan:
4. Lain-lain, jelaskan…………….
pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien menginginkan sebuah mobil tapi
3. Berduka antisipasi
5. Berduka disfungsional
2. Perubahan Perlindungan
V. PSIKOSOSIAL
22
1. Genogram :
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Bercerai
Jelaskan : Sejak perceraian Tn. S tinggal dengan ayah dan dua orang
saudaranya.
4. Lain-lain,jelaskan…………………………............................................
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
23
Klien merasa dirinya tampan tanpa ada kecacatan atau kekurangan pada dirinya
b. Identitas diri :
Saya adalah seorang pekerja di PT. karet, sekarang saya tidak bekerja lagi.
c. Peran :
Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti orang yang lainnya.
d. Ideal diri :
e. Harga diri :
Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil.
1. Pengabaian unilateral
3. Hubungan Sosial :
Pasien mengatakan bahwa dekat dengan ibunya karena diberi makanan setiap
hari
Pasien dalam kegiatan sehari-hari selalu aktif dan tidak menyendiri, pasien
temannya
1. Kerusakan komunikasi
2. Isolasi sosial
4. Spiritual
b. Kegiatan ibadah :
Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/
1. Distres spiritual
2. Lain-lain, jelaskan…………………..
1. Penampilan :
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, makan, mandi, toileting dan
apakah klien :
1. Tidak rapi
(makan,mandi,berpakaian,toileting, instrumentasi))
instrumentasi)
2. Lain-lain,jelaskan………………………..
2. Pembicaraan :
Jelaskan : Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Tn. S tidak mau
1. Kerusakan komunikasi
3. Lain-lain, jelaskan………………..
26
3. Aktivitas motorik :
9) Lain-lain, jelaskan………………………
Jelaskan : Tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentang kaki.
3. Intoleransi aktivitas
a. Afek :
Jelaskan :
3. Kerusakan komunikasi
menjemputnya pulang.
3. Ansietas
5. Ketakutan
7. Keputusasaan
8. Ketidakberdayaan
9. Waham kebesaran
7) Lain-lain,jelaskan..........................
Jelaskan :
28
1. Kerusakan komunikasi
5. Isolasi sosial
8. Lain-lain,jelaskan....................................
6. Persepsi – sensorik :
Halusinasi :
Jelaskan : ................................................................................................................
(pendengaran,penglihatan,perabaan,pengecapan,penghidu)
2. Lain-lain,jelaskan....................................................................
7. Proses Pikir
29
7) Lain-lain,jelaskan..............
Jelaskan :
b. Isi Pikir :
6) Ide terkait
Waham :
9) Lain-lain,jelaskan..........................................................................
8. Tingkat Kesadaran :
30
Jelaskan :
9. Memori :
4. Konfabulasi
5. Lain-lain,jelaskan.....................
Jelaskan : . ................................................................................................................
Jelaskan: ..................................................................................................................
3. Lain-lain,jelaskan...................................................
3. Lain-lain,jelaskan................................................
Kebutuhan
Makanan V
Keamanan V
Perawatan Kesehatan V
Pakaian V
Transportasi V
Tempat Tinggal V
Keuangan Lain-lain V
Jelaskan : ................................................................................................................
3. Lain-lain,jelaskan...................................................................
a. Perawatan diri
Hari
Mandi - -
Kebersihan - -
Makan - -
Ganti Pakaian - -
1. Perubahan pemeliharaan
3. Perubahan eliminasi
6. Lain-lain,jelaskan..................................................
b. Nutrisi :
a. Apakah anda puas dengan pola makan anda? 1) Puas 2) Tidak puas,
jelaskan................................
jelaskan...................................................
Jelaskan : ................................................................................................................
4. Lain-lain,jelaskan..................................
c. Tidur :
1) Sulit untuk tidur 2) Bangun terlalu pagi 3) Terbangun saat tidur 4) Gelisah saat
Jelaskan : ................................................................................................................
2. Ketidakpatuhan
4. Lain-lain,jelaskan..................
Jelaskan : ...........................................................................................................
Jelaskan.......................................................................................
2. Lain-lain........................
6. Mekanisme koping
1. Adaptif
2. Mal adaptif
1. Kegagalan penyesuaian
4. Lain-lain.................
Masalah keperawatan :
- Waham kebesaran
1. Penyakit jiwa
2. Koping
3. Sistem pendukung
4. Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
- Kurang pengetahuan
9. Aspek medis
___________________
39
40
Tangan
1. DS : Klien mengatakan Stress Waham Intania
adanya orang yang ingin
berlebihan kebesaran
merebut posisinya.
DO : Cerita selalu
meninggi bicara spontan
dan lambat.
2. DS : Kegagalan Harga diri Intania
1. Saya ingin memiliki
berulang rendah
mobil
2. Saya merasa tidak
dihargai oleh keluarga
dan teman-teman
DO :
DO : Psikologis komunikasi
menjawab
4. DS : Gangguan Defisit Intania
keluarga
42
Pohon Masalah
Diagnosa Keperawatan :
Tujuan umum: 1.
Gangguan Proses 1.Klien dapat Diskusikan 1. Mengidentifikasi hal-
Pikir : Klien mampu menyebutkan dengan hal positif yang
Waham b/d berhubungan kemampuann klien dimiliki klien
dengan orang lain ya yang ada kelebihan
Harga Diri
setelah 1x yang ada
Rendah tanpa merasa pada
pertemuan.
rendah diri dirinya. 2. Menghadirkan realitas
Tujuan khusus : 2. yang ada pada diri
Beritahu klien
2.Klien dapat
1.Klien dapat klien
menyukai
bahwa
memperluas kelemahan
manusia
kesadaran diri pada dirinya 3. Memberi kesempatan
tidak ada
dan menjadi berhasil lebih tinggi.
yang
halaman
2.Klien dapat sempurna,
untuk
menyelidiki semua
mencapai
dirinya memiliki
keberhasilann
kelebihan 4. Untuk mengetahui
ya.
dan sampai dimana
3.Klien dapat kekuranga realitis dari harapan
mengevaluasi n. klien
3.Klien dapat
dirinya.
menyebutkan 3.
cita-cita dan Anjurkan
4.Klien dapat harapan yang klien untuk
membuat sesuai dengan 5. Membantu klien
lebih
kemampuan membentuk
rencana yang meningkat
setelah 1 x harapan yang
realistis kan
pertemuan. realistis
kelebihan
yang ada
5.Klien mendapat
pada
dukungan dari dirinya.
keluarga untuk 4.Klien dapat 6. Memberi
meningkatkan menyebutkan 4. penghargaan
keberhasilan Diskusikan terhadap perilaku
harga dirinya. positif.
yang pernah dengan
44
klien ideal
dialaminya. dirinya,
apa
harapan 7. Mengingatkan klien
selama di bahwa ia tidak
5.Klien dapat rumah selalu gagal.
menyebut sakit,
kegagalan rencana
yang pernah klien
dialaminya setelah 8. Memberi kesempatan
pulang dan untuk menilai
apa cita- dirinya sendiri.
cita yang
ingin
6.Klien dapat
dicapai.
menyebutkan
tujuan yang 5. Bantu 9. Mengetahui sejauh
ingin dicapai klien mana kegagalan
setelah 1 kali mengemba tersebut
pertemuan. ngkan mempengaruhi
antara klien.
kemampua
n yang
7. Kelua dimilikiny
rga dapat a. 10. Mengetahui koping
berespon dan yang selama ini
memperlakuk 6. Beri yang digunakan
an klien reinforcem oleh klien
secara tepat. ent positif
terhadap
keberhasila
n yang
11. Klien tetap realistis
telah
terhadap
dicapai.
kemampuan yang
7. Bantu dimilikinya.
klien
mengidenti
fikasikan
atau 12. Mempertahankan
keinginan klien untuk tetap
yang realistis
berhasil
dicapainya
.
13. Agar prioritas yang
8. Kaji dipilih sesuai
bagaimana kemampuan
perasaan
klien
dengan
keberhasila
14. Memberikan
nnya
kesempatan pada
45
tersebut.
klien untuk sukses.
9. Bicarakan
kegagalan
yang
pernah 15. Membantu
dialami meningkatkan
klien dan harga diri
sebab-
sebab
terjadinya
kegagalan. 16. Meningkatkan
interaksi klien
dengan keluarga
klien
10. Kaji
bagaimana
respon
klien
terhadap
kegagalan
tersebut
dan cara
mengatasi.
12. Diskusikan
dengan
klien
tujuan
yang ingin
dicapai.
14. Anjurkan
pada
keluarga
untuk
memberi
kesempata
n berhasil
pada klien.
15. Anjurkan
keluarga
untuk
menerima
klien apa
adanya.
16. Anjurkan
keluarga
untuk
melibatkan
klien setiap
pertemuan
dalam
keluarga.
Tujuan umum:
Gangguan 1. Klien dapat 1. Bina 1. Hubungan saling
Klien dapat mengungkap hubungan percaya sebagai dasar
Proses Pikir :
melakukan kan saling interaksi yang
Waham b/d perasaannya percaya terapeutik
komunikasi
Kerusakan dan keadaan
verbal
Komunikasi saat ini secara a. Salam
Verbal verbal terapeutik
Tujuan khusus :
2. Meningkatkan orientasi
b. Perkenalk realita klien dan rasa
1.Klien dapat 2. Klien dapat
an diri percaya klien
membina menunjukkan
hubungan kemampuan c. Jelaskan
saling percaya. yang tujuan
dimilikinya. interaksi 3. Waham harus dikenal
terlebih dahulu oleh
3. Klien dapat d. Ciptakan perawat agar
menyebutkan lingkunga intervensi efektif.
2.Klien dapat kelemahan n yang
mengidentifika yang ada tenang
pada dirinya
47
7. Observasi
kebutuhan
klien
sehari-hari.
8. Diskusikan
kebutuhan
yang tidak
terpenuhi
baik
selama di
rumah
maupun di
rumah
sakit.
9. Atur situasi
agar klien
tidak
49
mempuny
ai waktu
untuk
mengguna
kan
wahamnya
.
10. Berbicara
dengan
klien
dalam
konteks
realitas.
11. Sertakan
klien
dalam
terapi
aktivitas
kelompok
12. Berikan
pujian
terhadap
tindakan
positif
yang
dilakukan
oleh klien
13. Diskusikan
dengan
keluarga
tentang :
a. Gejala
waham
b. Cara
merawatn
ya
50
c. Lingkung
an
keluarga,
follow up
14. Diskusikan
dengan
keluarga/klien
tentang obat,
dosis,
frekuensi, efek
dan efek
samping.
15. Diskusikan
perasaan klien
setelah minum
obat
51
Nama:
Ruangan:
O : Bicara spontan
Pelan
Inkoheren terkadang
Ekspresi tenang
c. Membantu klien
mengidentifikasi
kemampuan yang
dimilikinya. Apa contoh
keberhasilan yang telah
Bapak raih ?
d. Mendorong klien
untuk mengungkapkan
perasaannya untuk
Intania
bercerita.
e. Memberi pujian
kepada klien atas
ungkapan selama
interaksi, bagus bapak S : Klien mengatakan
TUK 3
sudah banyak bercerita saya ingin dan harus
tentang diri Bapak. memiliki sebuah
mobil.
f. Menyimpulkan
kemampuan selama O : Emosi sedikit
interaksi
meningkat
g. Tadi Bapak Suara pelan
mengatakan bahwa Bapak
adalah sebagai seorang Kontak mata
tempat konsultan masalah
pertanian, bapak orang A : Telah dapat
yang hebat !!, hanya saja
karena mobil belum diidentifikasi apa yang
diberikan bapak jadi menjadi kebutuhan
istirahat dan menunggu di klien
sini.
P : Pertemuan berikutnya
h. Mengakhiri klien dapat
pertemuan “Baiklah pak
53
berhubungan dengan
pertemuan kita cukup realitas.
sampai di sini. Besok kita
bertemu lagi pada jam
12.00 Wib, kita akan
bicara
mengidentifikasikan
kebutuhan yang tidak
terpenuhi. Intania
a. Selamat siang
Bapak ! apa bapak
TUK 4 sudah Sholat Zukur
b. Mengingat
kontrak apakah Bapak S : Klien bercerita saya
masih ingat kita akan dulunya hampir
membicarakan apa ? tertangkap di Malaysia
karena membawa
c. Sekarang tolong intan emas dan berlian
Bapak jelaskan apa untuk presiden
kebutuhan sehari-hari
O : Semangat
Bapak dan apa
kebutuhan Bapak yang Kontak mata
tidak terpenuhi ?
Banyak berbicara
d. Menyimpulkan tentang kelebihan
cerita klien, bahwa ia yang dimiliki.
sekarang lagi
membutuhkan sebuah A : Klien belum dapat
mobil. berhubungan dengan
realitas dan perlu
e. Menjelaskan ditingkatkan lagi
kepada klien bahwa kita P : Pertemuan berikutnya
tidak terlalu besok luas, masih
mengharapkan sesuatu pada intervensi yang
yang diluar sama perlu
kemampuan. ditingkatkan
f. Menganjurkan Intania
klien untuk melakukan
aktivitas-aktivitas
bermanfaat dan tidak
ada waktu untuk
wahamnya.
54
TUK 5
g. Bapak besok kita
bertemu lagi untuk
bercerita lagi.
S : Klien mengatakan
a. Selamat pagi ! sudah tahu tentang
Bapak kelihatannya bentuk dan nama obat
sudah rapi sekali. serta dosis untuk
dimakan
b. Bapak masih
ingat kontrak kemarin ? O : Memperhatikan obat
yang diperlihatkan
c. Mengajak klien oleh perawat
bercerita tentang
Menanyakan satu
keadaan yang realitas
persatu obat yang
pada hari ini.
dikenal
d. Menganjurkan A : Dapat menyebutkan
klien untuk bermain dan jenis dan nama obat
bergabung bersama dan guna obat
teman-teman klien yang
lainnya. P : Klien dapat
berhubungan dengan
e. Memberi pujian realitas.
terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.
f. Bapak masih
ingat apa-apa saja yang Intania
sudah kita bicarakan
sesuai kontrak ?
g. Mengobservasi
responden verbal dan
non verbal di saat ini.
TUK 6 h. Mendiskusikan
dengan klien macam-
macam obat yang
dimakan CPZ
(warnanya kuning
orange, Heximer (warna
S : Selamat pagi Pak ....
kuning), Codameg
(warna biru) dimakan
55
Teman-teman saya
sudah pakai mobil
a. Selamat siang Bapak ? semua.
sudah makan siang ?
dan sudahkah bapak O : Klien menjawab
minum obat ? singkat, menunduk,
bicara pelan
pertemuan besok.
a. Selamat pak
Bapak ? apakah bapak
sudah mandi pagi ?
b. Apakah bapak
masih ingat perjanjian
kita bahwa kita hari ini
akan membicarakan
apa ?
c. Mengevaluasi
TUK sebelumnya
terutama tentang
kemampuan yang
dimiliki klien.
d. Mengobservasi
kepada klien apa
harapan selama
dirawat dan apa
rencana setelah
pulang.
e. Membantu klien
untuk
mengembangkan
keinginan dan
kemampuan yang
dimiliki. Saya percaya
Bapak pasti bisa
asalkan bapak mau
berusaha dan dalam
keadaan sembuh
a. Menyampaikan
salam terapeutik selamat
pagi Bapak ! lagi nonton
acara apa ?
57
b. Mengevaluasi
TUK sebelumnya.
c. Memberi pujian
atas kemampuan yang
dimilikinya.
d. Membantu
membuat rencana
realistik sesuai
kemampuan klien
e. Mendiskusikan
kegiatan yang biasa
dilakukan secara nyata.
f. Mendorong klien
untuk melaksanakan
rencana yang telah
dibuat, mulai nanti sore
Bapak sudah bisa
melaksanakan jadwal
yang telah kita buat.
g. Pertemuan siang
ini kita sudah cukup
bagus, Bapak sudah
dapat membuat jadwal
yang telah kita buat
BAB 4
PEMBAHASAN
pada Tuan.S antara teori dengan kasus, pembahasan ini untuk mengetahui sajauh
4.1Pengkajian
mengoceh sendirian dan merasa dikejar-kejar orang. Klien juga suka bercerita
tentang hal-hal yang terlalu mewah dan tinggi yang tidak sesuai dengan
keadaan klien dan merasa ada orang yang akan merebut jabatan klien. Hal ini
sesuai dengan definisi waham menurut (depkes RI) Waham adalah suatu
keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan
tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari
Saat ini klien tinggal bersama kedua orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh
istrinya 5 tahun yang lalu, klien tidak memiliki seorang anakpun dari istrinya
58
59
tapi tidak dikabulkan oleh keluarga. Keluarga klien mengatakan klien sering
terlalu meawah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, adanya
orang yang mau merebut posisi jabatannya. Faktor presipitasi Klien sering
dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan, tidak ada perhatian pada
perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak terkontrol,
mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan
dikaji pada Tn. S ditemukan data tetang perawatan diri yang tidak
diperhatikan, serta keyakinan agama ynag kuat, dan berbicara tidak sesuai
4.2Diagnosa
sesuai realita, isi pikir sesuai realita, pembicaraan. . Data yang memperkuat
penulisan diagnosa Gangguan Proses Pikir : Waham b/d Harga Diri Rendah
60
yaitu data subjektif didapat dari Tn.S Saya ingin memiliki mobil,Saya merasa
tidak dihargai oleh keluarga dan teman-teman. Sedangkan data objektif Tidak
percaya diri, Sering melamun dan duduk sendiri. Kesimpulan dari pengkajian
Tn.S yaitu diagnosa Gangguan Proses Pikir : Waham b/d Harga Diri Rendah
Waham merupakan gangguan proses pikir yaitu keyakinan yang salah yang
secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan
4.3Perencanaan Tindakan
Pada tahap intervensi keperawatan dibuat sesuai dengan teori. Pada gangguan isi
pikir : waham terdapat tujuan umum yaitu Klien mampu berhubungan dengan
orang lain tanpa merasa rendah diri. Ada lima tujuan khusus gangguan proses pikir :
waham bd Harga diri rendah. Yang pertama Klien dapat memperluas kesadaran diri.
Rasional mengidentifikasi hal-hal positif yang dimiliki pasien. Tujuan khusus yang
61
kedua klien dapat mengevaluasi dirinya, rasional memberi kesempatan berhasil lebih
tinggi. Tujuan khusus yang ke tiga kliendapa mengevaluasi dirinya sendiri,. Tujuan
khusus yang ketiga klien dapat membuat rencana yang reaslistis, klien mendapat
mengetahui sampai dimana realitis dari harapan klien. Klien mendapat dukungan dari
obat secara teratur. Hal tersebut juga direncanakan pada klien dengan tujuan
umum untuk mengontrol Wahamnya dan lima tujuan khusus halusinasi yang
adalah berupa hadiah seperti permen, kado, atau makanan, perilaku seperti
akan dilakukan secara berulang oleh pelaku tindakan tanpa adanya paksaan
yaitu dengan kesadaran elaku tindakan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan
kepada Tn.A ketika Tn.A melakukan setiap strategi pelaksanaan dengan baik.
62
4.4 Pelaksanaan
yaitu gangguan proses pikir : waham berhubungan dnegan harga diri rendah,
Pasien belum dapat mandiri untuk SP 1 pada tanggal 24 Desember 2018 yaitu,
dengan orang lain dengan cara berkenalan baik dengan sesama klien dengan
saling percaya dengan orang lain, penampilan klien rapih, klien terlihat tennag
dan kooperatif.
4.3Evaluasi
dengan orang lain, penampilan klien terlihat rapih, klien terlihat tenang dan
kooperatif.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis
hendaya (disabilitas) pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Salah
satu gangguan jiwa yang sering terjadi pada masyarakat, yaitu waham.
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan
5.2 Saran
kejiwaan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Stuart dan Sundeen (1998) Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
65