Anda di halaman 1dari 70

SEMINAR

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA


TN. S DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN WAHAM KEBESARAN

OLEH :
KELOMPOK 2A

Alya Fatimatus Zahro (2030010)

Desy Norshila (2030023)

Fernanda Wike Widyaswara (2030035)

Intania Rochim (2030055)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA


TN. S DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN WAHAM KEBESARAN

Mengetahui

Pembimbing Institusi 1 Pembimbing Institusi 2

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Jiwa dengan judul “Asuhan

Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Waham”. Makalah ini ditulis untuk

memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan dengan

perkembangan kurikulum terbaru, khususnya mata kuliah Keperawatan Jiwa.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan

bagi kita semua dan para pembaca dapat memahami dan mendapatkan

pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat diaplikasikan untuk

mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,

untuk itu kami selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik

demi perbaikan di masa mendatang.

Surabaya, 3 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................8
1.3 Tujuan...........................................................................................................8
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................8
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................10


2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Waham...............................10
2.2.1 Definisi waham....................................................................................10
2.2.2 Etiologi waham....................................................................................10
2.2.3 Proses Terjadinya Pasien Dengan Waham..........................................11
2.2.4 Tanda dan Gejala.................................................................................12
2.2.5 Pohon Masalah.....................................................................................14
2.2.6 Diagnosa Keperawatan........................................................................14
2.2 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Waham............................................15
2.2.1 Pengkajian............................................................................................15
2.2.2 Pendekatan SP.....................................................................................19
2.2.3 Pendekatan 3S (SDKI, SIKI, SLKI)....................................................19

BAB 3 TINJAUAN KASUS................................................................................23


3.1 Format Pengkajian......................................................................................23
3.2 Analisa Data................................................................................................41
3.3 Rencana Keperawatan Jiwa........................................................................44
3.4 Implementasi Dan Evaluasi........................................................................49

BAB 4 PEMBAHASAN.......................................................................................55
4.1 Pengkajian...................................................................................................55
4.2 Diagnosa......................................................................................................56
4.3 Perencanaan Tindakan................................................................................57
4.4 Pelaksanaan.................................................................................................58
4.3 Evaluasi.......................................................................................................59

BAB 5 PENUTUP.................................................................................................60
5.1 Kesimpulan.................................................................................................60

iii
5.2 Saran............................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................61

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia yang hidup di dunia memiliki indikasi untuk mengalami gangguan

jiwa. Manusia mampu mengatasi gangguan jiwa dengan kapasitas mental yang

dimiliki. Namun, pada sebagian orang terkadang tidak mampu menggunakan

kapasitas mental secara maksimal sehingga timbullah gangguan jiwa (Pieter, H.Z.,

Janiwarti, B., 2011). Gangguan jiwa menurut Undang-Undang No 3 tahun 1966

tentang kesehatan jiwa adalah adanya gangguan pada fungsi kejiwaan. Fungsi

kejiwaan adalah proses, emosi, kemauan dan perilaku psikomotorik termasuk

bicara (Suliswati, 2005). Beban penyakit atau burden of disease penyakit jiwa di

Indonesia masih cukup besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2013, menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional yang

ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan adalah sebesar 6% untuk

usia 15 tahun ke atas  atau  sekitar 14 juta orang.  Sedangkan, prevalensi

gangguan jiwa berat, seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau

sekitar 400.000 orang (Riskesdas, 2013).

Skizofrenia ditandai dengan dua kategori gejala utama yaitu gejala positif dan

gejala negatif. Gejala positif berfokus pada distorsi fungsi normal.Sedangkan

gejala negatif mengidentifikasi hilangnya fungsi normal. Gejala negatif yang

didapat klien berupa waham dan halusinasi (Copel, 2007 dalam Pieter, dkk,

2011).

Waham merupakan salah satu gejala negatif yang umum terjadi pada klien dengan

skizoprenia. Waham merupakan gangguan proses pikir yaitu keyakinan yang

1
2

salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain

dan bertentangan dengan realitas sosial. Ada beberapa jenis waham yaitu waham

kebesaran, waham somatik,waham curiga, waham keagamaan dan waham

nihilistic (Davidson, 2006). Waham kebesaran yang merupakan kepercayaan

seseorang memiliki kehebatan atau kekuatan luar biasa padahal kenyataannya

tidak (Davidson, 2006). Pada kasus-kasus skizofrenia dengan prilaku waham,

individu mencoba berprilaku sesuai dengan jenis waham yang diyakininya dengan

mengaku bahwa dia memiliki kekuatan yang lebih, terkenal, berkuasa dan klien

cendrung membesar-besarkan dirinya. Apabila waham tersebut tidak segera

ditanggulangi, dapat menyebabkan individu mengalami penarikan diri dari

hubungan sosial (Pieter, dkk, 2011).

Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat diperkirakan 0,025 sampai 0,03

persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun

sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita. Menurut penelitian WHO

prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil

penduduk (Sartorius & Jablonsky, 1974 dalam Davison & Neale, 2006). Di Jawa

Tengah berdasarkan data dari Kabupaten/Kota sampai dengan Juni 2011 tercatat

tidak kurang 200 orang penderita gangguan jiwa tidak dibawa ke RSJ. Hasil

penghitungan data jumlah pasien pada tahun 2010 di RSJD Dr. Amino

Gondohutomo Semarang dengan rumus jumlah diagnosa / jumlah gangguan jiwa

x 100% (jumlah gangguan jiwa: 3914). Pasien yang mengalami waham sebanyak

111 jiwa atau sekitar 2,8% dan jumlah pasien laki-laki sekitar 2357 jiwa,

sedangkan pasien yang perempuan sebanyak 1557 jiwa (Davidson, 2006).


3

Data yang didapat di Ruang PICU Laki-Laki Elang 1 Rumah Sakit Jiwa Dr.

Soeharto Heerdjan didapatkan bahwa prevalensi kejadian penyakit waham selama

3 bulan terakhir pada tahun 2016 yaitu, Januari terdapat 2 orang (1,1%), Februari

terdapat 3 orang (1,6%), dan pada bulan Maret terdapat 5 orang (3,8%).

Dalam hal ini peran fungsi dan tanggung jawab perawat psikiatri dalam meningkatkan

derajat kesehatan jiwa terhadap klien yang mengalami gangguan isi pikir : waham

yaitu memenuhi dan berupaya seoptimal mungkin mengorientasikan klien ke

dalam realita, dengan cara menciptakan lingkungan teraupetik, melibatkan

keluarga, menjelaskan pola perilaku klien (untuk diskusi membagi pengalaman,

mengatasi masalah klien), menganjurkan kunjungan keluarga secara teratur.

Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk mengangkat masalah

keperawatan utama yaitu dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S

dengan gangguan isi pikir : waham di Ruang Picu Laki-Laki Elang 1 Rumah Sakit

Dr. Soeharto Heerdjan”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis dapat merumuskan masalah sebagai

berikut : “ Bagaimanakah asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan gangguan

isi pikir (waham) ”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. S dengan gangguan

isi pikir : waham di Ruang Picu Laki-Laki Elang 1 Rumah Sakit Dr. Soeharto

Heerdjan
4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan gangguan isi pikir :

waham

2. Mampu merumuskan masalah dengan diagnosa keperawatan pada Tn. S

dengan gangguan isi pikir : waham

3. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada Tn. S dengan gangguan

isi pikir : waham

4. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan gangguan isi pikir : waham

5. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara kasus dengan

terori pada Tn. S dengan gangguan isi pikir : waham

6. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung, penghambat, serta dapat

mencari solusinya.

7. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk

narasi.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Waham

2.2.1 Definisi waham

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus

menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, 1998). Keyakinan yang

salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain

dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998). Waham

adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan

dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari

pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994).

2.2.2 Etiologi waham

Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak

Menurut (Kusumawati, Farida, 2010) yaitu :

1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai

dan menilik terganggu.

2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan

berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan

tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).

3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.

4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,

ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.

5
6

2.2.3 Proses Terjadinya Pasien Dengan Waham

1. Fase Lack of Huma need

Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik

maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang

dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Ada juga klien yang secara

sosial dan ekonmi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal

sangat tinggi. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis

di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh

kembang.

2. Fase Lack of Self Esteem

Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self

ideal dan self reality ( kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang

tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.

3. Fase Control Internal Eksternal

Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia

katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan

kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat

berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan

diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut

belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.

4. Fase Environment Support

Adanya beberapa orang yang mempercayai dengan lingkungannya menyebabkan

klien merasa di dukung, lama-kelamaan klien menganggap sesuatu yang

dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari


7

sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma

(super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

5. Fase Comforting

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap

bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.

Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari

lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari

interaksi sosial (isolasi sosial).

6. Fase Improving

Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan

yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering

berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan kebutuhan yang tidak

terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.

Isi waham yang dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali

untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya

keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar

serta ada konsekuensi sosial.

2.2.4 Tanda dan Gejala

1. Tanda dan Gejala Menurut (Kusumawati, Farida, 2010)yaitu :

Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan,

tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan,

gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai

dengan kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari orang lain,


8

mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan kegiatan keagamaan

secara berlebihan.

2. Tanda dan gejala

a. Waham kebesaran

Ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali

tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contohnya : “saya ini tiitsan bung karno, punya banyak perusahaan, punya

rumah di berbagai negara bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.

b. Waham curiga

Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha

merugikan/mencedrai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai

kenyataan.

Contohnya : “banyak polisi mengintai saya, tengga saya ingin menghancurkan

hiidupsaya, suster akan meracuni makanan saya”.

c. Waham agama

Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan

berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contohnya : “tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus

menerus memakai pakaian putih setiap hari agar masuk syurga”.

d. Waham somatik

Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan

berulang kali tetapi tidak sessuai kenyataan.


9

Contohnya : “sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam

tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya

menghilang.

e. Waham nihilistik

Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal, diucapkan

berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh : “ saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada didunia ini

adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada didunia”.

2.2.5 Pohon Masalah

Kerusakan Komunikasi Verbal

Harga Diri Rendah Kronis

Gangguan Proses Pikir : Waham

Defisit Perawatan Diri

Kurangnya Dukungan Keluarga

2.2.6 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Proses Pikir : Waham


10

2.2 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Waham

2.2.1 Pengkajian

1. Identitas Klien Informan

Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan

klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu

pertemuan, topik pembicaraan.

2. Alasan Masuk

Tanyakan pada keluarga atau klien hal yang menyebabkan klien dan

keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk

mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Tanyakan pada klien atau keluarga, apakah klien pernah mengalami

gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami,

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam

keluarga dan tindakan kriminal.

4. Aspek Fisik

Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernafasan.

Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau ada

keluhan.

5. Aspek Psikososial

Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat

menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang terkait dengan

komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.

6. Konsep Diri.
11

a) Citra tubuh

Biasanya pasien dengan waham miliki perasaan negatif terhadap

diri sendiri.

b) Identitas diri

Pada pasien dengan waham kebesaran misalnya mengaku seorang

polisi padahalkenyataan nya tidak benar.

c) Peran Klien

Berperan sebagai kepala keluarga dalam keluarganya.

d) Ideal diri

Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ karena ia bosan

sudah lama di RSJ.

e) Harga diri

Adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah karena perasaan negatif

terhadapdiri sendiri,hilangnya rasa percaya diri dan merasa gagal mencapai

tujuan.

7. Hubungan Sosial

Pasien dengan waham biasanya memiliki hubungan sosial yang

tidak haramonis.

8. Spiritual.

Nilai dan Keyakinan : Biasanya pada pasien dengan waham agama

meyakini agamanya secara berlebihan.

9. Kegiatan Ibadah

Biasanya pada pasien dengan waham agama melakukan ibadah

secara berlebihan.
12

10. Status Mental.

11. Penampilan

Pada pasien waham biasanya penampilan nya sesuai dengan

waham yang ia rasakan.Misalnya pada waham agama berpakaian seperti

seorang ustadz.

12. Pembicaraan

Pada pasien waham biasanya pembicaraan nya selalu mengarah ke

wahamnya,bicara cepat,jelas tapi berpindah-pindah,isi pembicaraan tidak

sesuai dengankenyataan.

13. Aktivitas Motorik

Pada waham kebesaran bisa saja terjadi perubahan aktivitas yang

berlebihan.

14. Alam Perasaan

Pada waham curiga biasanya takut karena merasa orang-orang

akan melukai dan mengancam membunuhnya.Pada waham nihilistik merasa

sedih karena meyakini kalau dirinya sudah meninggal.

15. Interaksi Selama Wawancara

Pada pasien waham biasanya di temukan :

a. Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran

dirinya.

b. Curiga : menunjukkan sikap / perasaan tidak percaya pada orang lain.

16. Isi Pikir


13

Pada pasien dengan waham Kebesaran biasanya : klien mempunyai

keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuannya yang disampaikan

secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

17. Proses Pikir

Pada pasien waham biasanya pikiran yang tidak realistis,flight of

ideas,pengulangankata-kata.

18. Tingkat Kesadaran

Biasanya masih cukup baik


14

2.2.2 Pendekatan SP

Tindakan keperawatan pada Tindakan keperawatan pada


Masalah Pasien keluarga
Keperawatan
Gangguan Proses
SP1 : SP1 :
Pikir : Waham
1. Membantu orientasi realita 1. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak
pasien
terpenuhi
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
3. Membantu pasien memenuhi
gejala waham, dan jenis waham
kebutuhannya
yang dialami pasien beserta proses
4. Menganjurkan pasien memasukkan
terjadinya
dalam jadwal kegiatan harian
3. Menjelaskan cara-cara merawat
SP2 :
pasien waham
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
SP2 :
pasien
1. Melatih keluarga mempraktekkan
2. Berdiskusi tentang kemampuan yang
cara merawat pasien dengan waham
dimiliki
2. Melatih keluarga melakukan cara
3. Melatih kemampuan yang dimiliki
merawat langsung kepada pasien
SP3 :
waham
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
SP3 :
pasien
1. Membantu keluarga membuat
2. Memberikan pendidikan kesehatan
jadual aktivitas di rumah termasuk
tentang penggunaan obat secara teratur
minum obat  (discharge planning)
3. Menganjurkan pasien memasukkan
2. Menjelaskan  follow up pasien
dalam jadwal kegiatan harian
setelah pulang

2.2.3 Pendekatan 3S (SDKI, SIKI, SLKI)

No Pendekatan Intervensi
1. SDKI Definisi :
keyakinan yang keliru tentang isis pikiran yang
Waham : D.0105
dipertahankan secara kuat atau terus menerus namun
Kategori : psikologis
tidak sesuai dengan kenyataan.
Subkategori : integritas
Penyebab :
ego
15

1. Faktor biologis : kelainan genetik,neurologis (mis,


gangguan sistem limbi, gangguan ganglia basalis,
tumor otak)
2. Faktor psikodinamik (isolasi sosial, hipersensitif)
3. Maladaptasi
4. Stress berlebihan
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :
1. Mengungkapkan isi waham
Objektif :
1. Menunjukkan perilaku sesuai isi waham
2. Isi pikir tidak sesuai realitas
3. Isi pembicaraan sulit dimengerti
Gejala dan tanda minor :
Subjektif :
1. Merasa sulit berkonsentrasi
2. Merasa khawatir
Objektif :
1. Curiga berlebihan
2. Waspada berlebihan
3. Bicara berlebihan
4. Sikap menentang
5. Wajah tegang
6. Pola tidur berubah
7. Tidak mampu mengambil keputusan
8. Flight of idea
9. Priduktivitas kerja menurun
10. Tidak mampu merawat diri
11. Menarik diri
Kondisi klinis terkait :
1. Skizofrenia
2. Gangguan sistem limbik
16

3. Gangguan ganglia basalis


4. Tumor otak
5. Depresi
(SDKI, 2017)
2. SIKI Intervensi Manajemen waham
Observasi:
1. Monitor waham yang isinya membahayakan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan
2. Monitor efek terapetik dan efek samping obat
Terapeutik:
1. Bina hubungan interpersonal saling percaya
2. Tunjukkan sikap tidak menghakimi secara
konsisten
3. Diskusikan waham dengan berfokus pada
perasaan yang mendasari waham (“anda terlihat
seperti sedang nerasa ketakutan”)
4. Hindari perdebtan tentang keyakinan yang keliru,
nyatakan keraguan sesuai fakta
5. Hindari memperkuat gagasan waham
6. Sediakan lingkungan aman dan nyaman
7. Berikan aktivitas rekreasi dan pengalihan sesuai
kebutuhan
8. Lakukan intervensi pengontrolan perilaku waham
( mis.limit setting, pembatasan wilayah,
pengekangan fisik, atau seklusi)
Edukasi
1. Anjurkan mengungkapkan dan memvalidasi
waham (uji realitas) dengan orang yang dipercaya
(pemberi asuhan/keluarga)
2. Anjurkan melakukan rutinitas harian secara
konsisten
3. Latih manajemen stress
4. Jelaskan tentang waham serta enyakit terkait
(mis. Delirium, skozofrenia, atau depresi), cara
mengatasi dan obat yang diberika
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat, sesuai indikasi.
Orientasi realita
Observasi:
1. Monitor perubhan orientasi
2. Minitor perubahan kognitif dan perilaku
3. Teraupetik:
4. Perkenalkan nama saat akan memulai interaksi
17

5. Orientasikan orang, waktu ,tempat


6. Hadirkan realita (beri penjelasan alternative,
hindari perdebatan)
7. Sediakan lingkungan dan rutinitas secara
konsisten
8. Atur stimulus sensorik dan lingkungan
(mis.kunjungan, pemandangan, suara
pencahayaan, bau, dan sentuhan)
9. Gunakan symbol dala mengorientasikan
lingkungan (mis.tanda, gambar, warna)
10. Lakukan dalam terapi kelompok orientasi
11. Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup,
sesuai kebutuhan
12. Fasilitasi akses informasi (mis, telivisi, surat
kabar, radio )jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan perawatan diri sendiri mandiri
2. Anjurkan penggunaan alat banyu (mis,kacamata,
alat bnatu dengar, gigi palsu)
3. Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi

relaita

(SIKI, 2018)
3. SLKI Status orientasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan status orientasi membaik
Kriteria hasil :
1. Verbalisasi waham
2. Perilaku waham
3. Isi pikir sesuai realita
4. Perilaku sesuai realita
5. Pembicaraan
(SLKI, 2019)
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Format Pengkajian

Ruang rawat :……………………………

Tanggal dirawat/MRS :…...……………………….

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. S

Tanggal pengkajian : 28 Oktober 2020

Umur : 34 Th RM No. :………………………

II. ALASAN MASUK

Klien diantar oleh keluarga dan orang tua klien ke Rumah Sakit Jiwa,

dan Ketergantungan Obat, karena klien sering melamun ngoceh sendirian,

selalu merasa dikejar-kejar orang, bercerita sendirian tentang hal-hal yang

terlalu mewah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, merasa ada

orang yang akan merebut jabatan klien.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak

2. Pengobatan sebelumnya:Berhasil/Kurang berhasil/Tidak berhasil

3. Trauma :

18
19

Jenis Usia Pelaku Korban Saksi

Trauma
Aniaya Fisik Tahun - - -
Aniaya Tahun - - -

Seksual
Penolakan Tahun - - -
Kekerasan Tahun - - -

Dalam

Keluarga
Tindakan Tahun - - -

Criminal
Lain-Lain Tahun - - -

Jelaskan No. 1,2,3 :

1. Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan

2. Selama ini klien belum pernah melakukan pengobatan

3. Klien tidak pernah mengalami hal yang menyebabkan trauma

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan

2. Sindroma trauma perkosaan

3. Berduka antisipasi

4. Resiko tinggi kekerasan

5. Berduka disfungsional, Lain-lain, jelaskan………….

Respon pasca trauma

4. Adakah anggota keluarga yang ganguan jiwa ? Tidak ada


20

Bila ada :

Hubungan Keluarga:

Gejala :

Riwayat pengobatan:

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Koping Keluarga tidak efektif : ketidakmampuan

2. Resiko tinggi kekerasan

3. Koping keluarga tidak efektif : Kompromi

4. Lain-lain, jelaskan…………….

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?

klien mengatakan dulu ia bekerja di sebuah perusahaan dan adanya

pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien menginginkan sebuah mobil tapi

tidak dikabulkan oleh keluarga.

Masalah Keperawatan : (Harga diri rendah)

1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan

2. Respon paska trauma

3. Berduka antisipasi

4. Sindroma trauma perkosaan

5. Berduka disfungsional

6. Harga diri rendah


21

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital :110/80 mmHg; N :84x/mnt; S :36,5°C; P :22x/mnt

2. Ukuran : Berat Badan :65Kg; Tinggi Badan:168cm

3. Keluhan fisik : Tidak ada

Jelaskan : tidak ada keluhan fisik

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh

2. Perubahan Perlindungan

3. Defisit volume cairan

4. Kerusakan integritas jaringan

5. Perubahan volume cairan

6. Perubahan membran mukosa oral

7. Resiko terhadap infeksi

8. Kerusakan integritas kulit

9. Perubahan nutrisi : < kebutuhan tubuh

10. Perubahan eliminasi urin

11. Perubahan nutrisi : > kebutuhan tubuh

12. Perubahan eliminasi feses

13. Perubahan nutrisi : Potensial > kebutuhantubuh

14. Lain-lain, jelaskan……………………..

V. PSIKOSOSIAL
22

1. Genogram :

1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki / perempuan meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal satu rumah

: Bercerai

Jelaskan : Sejak perceraian Tn. S tinggal dengan ayah dan dua orang

saudaranya.

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Koping keluarga tidak efektif ketidakmampuan:

2. Koping keluarga tidak efektif : kompromi

3. Koping keluarga ; potensial untuk pertumbuhan

4. Lain-lain,jelaskan…………………………............................................

2. Konsep Diri

a. Citra tubuh :
23

Klien merasa dirinya tampan tanpa ada kecacatan atau kekurangan pada dirinya

b. Identitas diri :

Saya adalah seorang pekerja di PT. karet, sekarang saya tidak bekerja lagi.

c. Peran :

Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti orang yang lainnya.

d. Ideal diri :

Jika saya sembuh nanti saya ingin melanjutkan kuliah

e. Harga diri :

Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil.

Masalah Keperawatan : (Gangguan orientasi realita (Waham kebesaran))

1. Pengabaian unilateral

2. Harga diri rendah kronik

3. Gangguan citra tubuh

4. Harga diri rendah situasional

5. Gangguan identitas pribadi

6. Gangguan orientasi realita (Waham kebesaran)

3. Hubungan Sosial :

a. Orang yang berarti :

Pasien mengatakan bahwa dekat dengan ibunya karena diberi makanan setiap

hari

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :


24

Pasien dalam kegiatan sehari-hari selalu aktif dan tidak menyendiri, pasien

mampu berinteraksi dengan orang lain. Berkumpul dan menonton tv dengan

temannya

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Pasien merasa tidak diperhatian oleh keluarganya dan jarang dijenguk

Masalah keperawatan : (kurangnya disfungsi keluarga)

1. Kerusakan komunikasi

2. Isolasi sosial

3. Kerusakan komunikasi verbal

4. Kerusakan interaksi social

5. kurangnya disfungsi keluarga

4. Spiritual

a. Nilai dan Keyakinan :

nilai dan keyakinan dalam spiritual pasien sangat kuat

b. Kegiatan ibadah :

Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/

melaksanakan sholat 5 waktu.

. Masalah keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Distres spiritual

2. Lain-lain, jelaskan…………………..

VI. STATUS MENTAL


25

1. Penampilan :

Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, makan, mandi, toileting dan

pemakaian sarana/prasarana atau instrumentasi dalam mendukung penampilan,

apakah klien :

1. Tidak rapi

Masalah Keperawatan : (Sindroma deficit perawatan diri

(makan,mandi,berpakaian,toileting, instrumentasi))

1. Sindroma deficit perawatan diri (makan,mandi,berpakaian,toileting,

instrumentasi)

2. Lain-lain,jelaskan………………………..

2. Pembicaraan :

1) Cepat 2) Keras 3) Gagap

4) Inkoherensi 5) Apatis 4) Lambat

5) Membisu 6) Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Tn. S tidak mau

memulai pembicaraan bila tidak dimulai duluan

Masalah Keperawatan : (Kerusakan Komunikasi verbal )

1. Kerusakan komunikasi

2. Kerusakan Komunikasi verbal

3. Lain-lain, jelaskan………………..
26

3. Aktivitas motorik :

1) Lesu 2) Tegang 3) Gelisah 4) Agitasi

5) Tik 6) Grimasen 7) Tremor 8) Kompulsif

9) Lain-lain, jelaskan………………………

Jelaskan : Tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentang kaki.

Masalah Keperawatan : (Intoleransi aktivitas)

1. Resiko tinggi cidera

2. Defisit aktivitas deversional/hiburan

3. Intoleransi aktivitas

4. Kerusakan mobilitas fisik

5. Lain-lain, jelaskan …………………….

4. Afek dan Emosi

a. Afek :

1) Datar 2) Tumpul 3) Labil 4) Tidak sesuai Lain-lain,jelaskan…………..

Jelaskan :

Masalah Keperawatn : (kerusakan komunikasi verbal)

1. Resiko tinggi cidera

2. Kerusakan komunikasai verbal

3. Kerusakan komunikasi

4. Kerusakan interaksi social Lain-lain,jelaskan………………………


27

b. Alam perasaan (emosi) :

1) Sedih 2) Ketakutan 3) Putus asa

4) Kuatir 5) Gembira berlebih 6) Lain-lain, jelaskan……………………

Jelaskan : Gembira yang berlebihan, karena merasa mobil baru akan

menjemputnya pulang.

Masalah Keperawatan : (Waham kebesaran)

1. Resiko tinggi cidera

2. Resiko diri membahayakan diri

3. Ansietas

4. Resiko diri menganiaya diri

5. Ketakutan

6. Resiko tinggi mutilasi diri

7. Keputusasaan

8. Ketidakberdayaan

9. Waham kebesaran

5. Interaksi selama wawancara :

1) Bermusuhan 2) Tidak kooperatif 3) Mudah tersinggung

4) Kontak mata kurang 5) Defensif 6) Curiga

7) Lain-lain,jelaskan..........................

Jelaskan :
28

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Kerusakan komunikasi

2. Resiko tinggi penganiayaan diri

3. Kerusakan interaksi sosial

4. Resiko tinggi mutilasi diri

5. Isolasi sosial

6. Resiko tinggi kekerasan

7. Resiko tinggi membahayakan diri

8. Lain-lain,jelaskan....................................

6. Persepsi – sensorik :

Apakah ada gangguan : Tidak ada

Halusinasi :

1) Pendengaran 2) Penglihatan 3) Perabaan 4) Pengecapan 5) Penghidu Ilusi :

1) Ada2) Tidak ada 3) Lain-lain,jelaskan..........................................

Jelaskan : ................................................................................................................

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Perubahan persepsi perseptual

(pendengaran,penglihatan,perabaan,pengecapan,penghidu)

2. Lain-lain,jelaskan....................................................................

7. Proses Pikir
29

a. Proses pikir (arus dan bentuk pikir) :

1) Sirkumtansial 2) Tangensial 3) Blocking 4) Kehilangan asosiasi

5) Flight of idea 6) Pengulangan pembicaraan/perseverasi

7) Lain-lain,jelaskan..............

Jelaskan :

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Perubahan proses pikir

b. Isi Pikir :

1) Obsesi 2) Phobia 3) Hipokondria 4) Depersonalisasi 5) Pikiran magis

6) Ide terkait

Waham :

1) Agama 2) Somatik 3) Kebesaran 4) Curiga 5) Nihilistik

6) Sisip pikir 7) Siar pikir 8) Kontrol pikir

9) Lain-lain,jelaskan..........................................................................

Jelaskan : Selalu meninggi setiap semua cerita.

Masalah Keperawatan : (Waham kebesaran)

8. Tingkat Kesadaran :
30

1) Bingung 2) Sedasi3) Stupor Lain-lain,jelaskan....................................

Adakah gangguan orientasi (disorientasi):

1) Waktu 2) Orang 3) Tempat

Jelaskan :

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Resiko tinggi cidera, Lain-lain,jelaskan....................................

2. Perubahan proses pikir,jelaskan................................

9. Memori :

1. Gangguan daya ingat jangka panjang

2. Gangguan daya ingat jangka menengah

3. Gangguan daya ingat jangka pendek

4. Konfabulasi

5. Lain-lain,jelaskan.....................

Jelaskan : . ................................................................................................................

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Perubahan proses pikir,jelaskan...........................................

10. Tingkat Konsentrasi dan berhitung :

1) Mudah beralih 2) Tidak mampu berkonsentrasi


31

3) Tidak mampu berhitung sederhana 4) Mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Klien dapat berhitung sederhana dengan baik.

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Perubahan proses pikir,jelaskan..........................................

2. Isolasi sosial Lain-lain, jelaskan.....................................

11. Kemampuan Penilaian :

1) Gangguan ringan 2) Gangguan bermakna 3) Lain-lain,jelaskan.............

Jelaskan: ..................................................................................................................

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Perubahan proses pikir, jelaskan........................................

12. Daya Tilik Diri :

1. Mengingkari penyakit yang diderita

2. Menyalahkan hal-hal di luar dirinya

3. Lain-lain,jelaskan...................................................

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Ketidakefektifan/ penatalaksanaan regiment terapeutik

2. Ketidakpatuhan Perubahan proses pikir, jelaskan.........................

3. Lain-lain,jelaskan................................................

VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


32

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan :

Kemampuan Memenuhi Ya Tidak

Kebutuhan
Makanan V

Keamanan V

Perawatan Kesehatan V

Pakaian V

Transportasi V

Tempat Tinggal V

Keuangan Lain-lain V

Jelaskan : ................................................................................................................

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Perubahan Pemeliharaan kesehatan

2. Perilaku mencari bantuan kesehatan

3. Lain-lain,jelaskan...................................................................

2. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL) :

a. Perawatan diri

Kegiatan Hidup Sehari- Bantuan Total Bantuan Minimal

Hari
Mandi - -

Kebersihan - -

Makan - -

Buang Air Kecil / BAK - -

Buang Air Besar / BAB - -


33

Ganti Pakaian - -

Jelaskan : Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Perubahan pemeliharaan

2. Sindroma defisit perawatan diri

3. Perubahan eliminasi

4. Perubahan pola eliminasi urin

5. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

6. Lain-lain,jelaskan..................................................

b. Nutrisi :

a. Apakah anda puas dengan pola makan anda? 1) Puas 2) Tidak puas,

jelaskan................................

b. Apakah anda makan memisahkan diri ? 1) Tidak 2) Ya, Bila ya,

jelaskan...................................................

c. Frekuensi makan sehari : 2x (kali) dan frekuensi kudapan sehari : x (kali)

d. Nafsu makan : normal

e. Berat badan : normal

BB saat ini : 65 Kg BB terendah : ......Kg dan BB tertinggi : ........Kg

Jelaskan : ................................................................................................................

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)


34

1. Perubahan nutrisi : < kebutuhan tubuh

2. Perubahan nutrisi : > kebutuhan tubuh

3. Perubahan nuttrisi : potensial > kebutuhan tubuh

4. Lain-lain,jelaskan..................................

c. Tidur :

a. Apakah ada masalah tidur?

1) Tidak ada 2) Ada,jelaskan...............

b. Apakah merasa segar setelah bangun tidur ?

1) Segar 2) Tidak segar,jelaskan.....................

c. Apakah ada kebiasaan tidur siang ?

1) Ya,lamanya 3 Jam, 2) Tidak............

d. Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ?

1) Tidak Ada 2) Ada,jelaskan..............................

e. Tidur malam jam: 21.00 Bangun jam : 05.00

f. Rata-rata tidur malam : 8 jam

g. Apakah ada gangguan tidur ? tidak

1) Sulit untuk tidur 2) Bangun terlalu pagi 3) Terbangun saat tidur 4) Gelisah saat

tidur 5) Berbicara saat tidur 6) Lain-lain,jelaskan........................................

Jelaskan : ................................................................................................................

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Gangguan pola tidur, spesifiknya...............................

3. Kemampuan klien dalam hal-hal berikut ini :


35

a. Mengantisipasi kebutuhan sendiri :1) Ya 2) Tidak

b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : 1) Ya 2) Tidak

c. Mengatur penggunaan obat : 1) Ya 2) Tidak

d. Melakukan pemeriksaan kesehatan : 1) Ya 2) Tidak

Jelaskan: klien masih harus diingatkan oleh keluarga untuk mengatur

penggunaan obat dan pemeriksaan kesehatan

Masalah Keperawatan : (Ketidakpatuhan)

1. Konflik pengambilan keputusan

2. Ketidakpatuhan

3. Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik

4. Lain-lain,jelaskan..................

4. Klien memiliki sistem pendukung :

a. Keluarga : 1) Ada 2) Tidak ada

b. Terapis : 1) Ada 2) Tidak ada

c. Teman sejawat : 1) Ada 2) Tidak ada

d. Kelompok sosial : 1) Ada 2) Tidak ada

Jelaskan : ...........................................................................................................

Masalah Keperawatan : (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Perilaku mencari bantuan kesehatan

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi?


36

1). Ya/menikmati 2) tidak menikmati

Jelaskan.......................................................................................

Masalah keperawatan: (tidak terdapat masalah keperawatan)

1. Defisit aktivitas deversional/hiburan

2. Lain-lain........................

6. Mekanisme koping

1. Adaptif

2. Mal adaptif

Masalah keperawatan: Koping individu tidak efektif (menyangkal)

1. Kegagalan penyesuaian

2. Koping individu tidak efektif (menyangkal)

3. Koping individual tak efektif (koping defensif)

4. Lain-lain.................

7. Masalah psikososial dan lingkungan

1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang

bergaul dengan sesama pasien, lebih senang menyendiri dan melamun

2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama

pasien malas ngobrol dengan klien

3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : belum terkaji


37

4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : konsultan pertanian dan

bekerja di perusahaan karet dan pertamina

5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji

6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji

7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji

Masalah keperawatan :

- Isolasi sosial : menarik diri

- Waham kebesaran

8. Pengetahuan kurang tentang

1. Penyakit jiwa

2. Koping

3. Sistem pendukung

4. Faktor presipitasi

Masalah keperawatan :

- Kurang pengetahuan

9. Aspek medis

1. Diagnosa Medis : belum terkaji


38

2. Therapi Medik : belum terkaji

10. Daftar masalah keperawatan

1. Kerusakan Komunikasi Verbal

2. Harga Diri Rendah

3. Gangguan Proses Pikir : Waham

4. Defisit Perawatan Diri

5. Gangguan Proses Keluarga

11. Daftar diagnosa keperawatan

1. Gangguan Proses Keluarga b/d Gangguan Proses Pikir : Waham

2. Defisit Perawatan Diri b/d Gangguan Proses Pikir : Waham

3. Gangguan Proses Pikir : Waham b/d Harga Diri Rendah

4. Gangguan Proses Pikir : Waham b/d Kerusakan Komunikasi Verbal

Surabaya, 28 Oktober 2020

Perawat yang mengkaji

___________________
39
40

3.2 ANALISA DATA

Nama: NIM: Ruangan:

No Data Etiologi Masalah Tanda

Tangan
1. DS : Klien mengatakan Stress Waham Intania
adanya orang yang ingin
berlebihan kebesaran
merebut posisinya.
DO : Cerita selalu
meninggi bicara spontan
dan lambat.
2. DS : Kegagalan Harga diri Intania
1. Saya ingin memiliki
berulang rendah
mobil
2. Saya merasa tidak
dihargai oleh keluarga
dan teman-teman
DO :

1. Tidak percaya diri


2. Sering melamun dan
duduk sendiri
3. DS : Hambatan Gangguan Intania

DO : Psikologis komunikasi

1. Tidak mau verbal


memulai
pembicaraan
sebelum dimulai
oleh perawat
2. Kadang membisu
3. Sering tidak
nyambung ketika
41

menjawab
4. DS : Gangguan Defisit Intania

px mengatakan mandi hanya psikologis/ perawatan diri


1 kali sehari kadang
psikotik
mandi di pagi hari saja
dan juga jarang sikat gigi
dan keramas
DO :
1. Kurang rapi
2. Baju kusut
3. Rambut ada
ketombe
4. Kuku hitam ada
kotoran
5. DS : Perubahan Gangguan Intania

1. Pasien mengatakan peran proses


bahwa dekat dengan
keluarga keluarga
ibunya karena diberi
makan setiap hari
2. Pasien merasa tidak
diperhatikan oleh
keluarga
DO :

Pasien jarang dijenguk

keluarga
42

Pohon Masalah

Kerusakan Komunikasi Verbal

Harga Diri Rendah

Gangguan Proses Pikir : Waham

Defisit Perawatan Diri

Gangguan Proses Keluarga

Diagnosa Keperawatan :

1. Gangguan Proses Pikir : Waham b/d Harga Diri Rendah

2. Gangguan Proses Pikir : Waham b/d Kerusakan Komunikasi Verbal


43

3.3 RENCANA KEPERAWATAN JIWA

Nama klien : Nama Mahasiswa :

Ruang : NIM : Institusi :

No Tgl Dx Kep Perencanaan Rasional

Tujuan Kriteria Hasil Tindakan

Tujuan umum: 1.
Gangguan Proses 1.Klien dapat Diskusikan 1. Mengidentifikasi hal-
Pikir : Klien mampu menyebutkan dengan hal positif yang
Waham b/d berhubungan kemampuann klien dimiliki klien
dengan orang lain ya yang ada kelebihan
Harga Diri
setelah 1x yang ada
Rendah tanpa merasa pada
pertemuan.
rendah diri dirinya. 2. Menghadirkan realitas
Tujuan khusus : 2. yang ada pada diri
Beritahu klien
2.Klien dapat
1.Klien dapat klien
menyukai
bahwa
memperluas kelemahan
manusia
kesadaran diri pada dirinya 3. Memberi kesempatan
tidak ada
dan menjadi berhasil lebih tinggi.
yang
halaman
2.Klien dapat sempurna,
untuk
menyelidiki semua
mencapai
dirinya memiliki
keberhasilann
kelebihan 4. Untuk mengetahui
ya.
dan sampai dimana
3.Klien dapat kekuranga realitis dari harapan
mengevaluasi n. klien
3.Klien dapat
dirinya.
menyebutkan 3.
cita-cita dan Anjurkan
4.Klien dapat harapan yang klien untuk
membuat sesuai dengan 5. Membantu klien
lebih
kemampuan membentuk
rencana yang meningkat
setelah 1 x harapan yang
realistis kan
pertemuan. realistis
kelebihan
yang ada
5.Klien mendapat
pada
dukungan dari dirinya.
keluarga untuk 4.Klien dapat 6. Memberi
meningkatkan menyebutkan 4. penghargaan
keberhasilan Diskusikan terhadap perilaku
harga dirinya. positif.
yang pernah dengan
44

klien ideal
dialaminya. dirinya,
apa
harapan 7. Mengingatkan klien
selama di bahwa ia tidak
5.Klien dapat rumah selalu gagal.
menyebut sakit,
kegagalan rencana
yang pernah klien
dialaminya setelah 8. Memberi kesempatan
pulang dan untuk menilai
apa cita- dirinya sendiri.
cita yang
ingin
6.Klien dapat
dicapai.
menyebutkan
tujuan yang 5. Bantu 9. Mengetahui sejauh
ingin dicapai klien mana kegagalan
setelah 1 kali mengemba tersebut
pertemuan. ngkan mempengaruhi
antara klien.
kemampua
n yang
7. Kelua dimilikiny
rga dapat a. 10. Mengetahui koping
berespon dan yang selama ini
memperlakuk 6. Beri yang digunakan
an klien reinforcem oleh klien
secara tepat. ent positif
terhadap
keberhasila
n yang
11. Klien tetap realistis
telah
terhadap
dicapai.
kemampuan yang
7. Bantu dimilikinya.
klien
mengidenti
fikasikan
atau 12. Mempertahankan
keinginan klien untuk tetap
yang realistis
berhasil
dicapainya
.
13. Agar prioritas yang
8. Kaji dipilih sesuai
bagaimana kemampuan
perasaan
klien
dengan
keberhasila
14. Memberikan
nnya
kesempatan pada
45

tersebut.
klien untuk sukses.
9. Bicarakan
kegagalan
yang
pernah 15. Membantu
dialami meningkatkan
klien dan harga diri
sebab-
sebab
terjadinya
kegagalan. 16. Meningkatkan
interaksi klien
dengan keluarga
klien
10. Kaji
bagaimana
respon
klien
terhadap
kegagalan
tersebut
dan cara
mengatasi.

11. Bantu klien


untuk
merumusk
an tujuan
yang ingin
dicapai.

12. Diskusikan
dengan
klien
tujuan
yang ingin
dicapai.

13. Bantu klien


memilih
prioritas
tujuan
yang akan
dicapai.
46

14. Anjurkan
pada
keluarga
untuk
memberi
kesempata
n berhasil
pada klien.

15. Anjurkan
keluarga
untuk
menerima
klien apa
adanya.

16. Anjurkan
keluarga
untuk
melibatkan
klien setiap
pertemuan
dalam
keluarga.
Tujuan umum:
Gangguan 1. Klien dapat 1. Bina 1. Hubungan saling
Klien dapat mengungkap hubungan percaya sebagai dasar
Proses Pikir :
melakukan kan saling interaksi yang
Waham b/d perasaannya percaya terapeutik
komunikasi
Kerusakan dan keadaan
verbal
Komunikasi saat ini secara a. Salam
Verbal verbal terapeutik
Tujuan khusus :
2. Meningkatkan orientasi
b. Perkenalk realita klien dan rasa
1.Klien dapat 2. Klien dapat
an diri percaya klien
membina menunjukkan
hubungan kemampuan c. Jelaskan
saling percaya. yang tujuan
dimilikinya. interaksi 3. Waham harus dikenal
terlebih dahulu oleh
3. Klien dapat d. Ciptakan perawat agar
menyebutkan lingkunga intervensi efektif.
2.Klien dapat kelemahan n yang
mengidentifika yang ada tenang
pada dirinya
47

si kemampuan e. Buat 4. Memberikan hal yang


yang dimiliki 4. Klien dapat kontrak positif atau pengakuan
menjelaskan yang jelas akan meningkatkan
semua harga diri klien.
kebutuhan f. Tepati
yang tidak waktu
3.Klien dapat terpenuhi
mengidentifika 5. Meningkatkan
si kebutuhan /mengingatkan
yang tidak 2. Jangan kembali pengetahuan
terpenuhi 5. Klien dapat membanta dan kemauan klien
bercerita/sesu h dan
ai dengan dukung
realitas. waham
klien 6. Untuk mengetahui
4.Klien dapat sampai dimana
berhubungan a. Katakan kebutuhan waham
dengan realitas 6. Setelah 2 kali perawat klien
pertemuan menerima
klien dapat dan yakin
membina
hubungan b. Katakan 7. Untuk mengetahui apa
5.Klien dapat dan perawat kebutuhan klien.
dukungan dari dukungan tidak
keluarga dari keluarga menduku
ng
8. Untuk mengidentifikasi
apa yang menjadi
7. Klien dapat kebutuhan klien dan
6. Klien minum obat 3. Observasi pemecahan
dapat tepat waktu, apakah masalahnya.
menggunakan dan dosis. waham
obat dengan klien
benar menggang
gu 9. Agar waham klien tidak
aktivitas meningkat.
sehari-hari

10. Untuk menghindari


4. Beri pujian waham
pada
penampila
n dan
kemampua
11. Agar klien dapat
n klien
berorientasi dengan
yang
realitas.
realitas.
48

5. Diskusikan 12. Meningkatkan harga


dengan diri klien sehingga
klien berani bergaul dengan
kemampua lingkungannya.
n yang
dimiliki
pada
waktu lalu 13. Untuk mencegah
dan saat ini terjadinya kembali
yang waham.
realistis.

14. Untuk mencegah


6. Jika klien terjadinya kesalahan
selalu dalam pemberian obat.
bicara
tentang
wahamnya
, 15. Untuk mengetahui
dengarkan bagaimana reaksi obat
sampai terhadap tubuh klien.
kebutuhan
waham
tidak ada.

7. Observasi
kebutuhan
klien
sehari-hari.

8. Diskusikan
kebutuhan
yang tidak
terpenuhi
baik
selama di
rumah
maupun di
rumah
sakit.

9. Atur situasi
agar klien
tidak
49

mempuny
ai waktu
untuk
mengguna
kan
wahamnya
.

10. Berbicara
dengan
klien
dalam
konteks
realitas.

11. Sertakan
klien
dalam
terapi
aktivitas
kelompok

12. Berikan
pujian
terhadap
tindakan
positif
yang
dilakukan
oleh klien

13. Diskusikan
dengan
keluarga
tentang :

a. Gejala
waham

b. Cara
merawatn
ya
50

c. Lingkung
an
keluarga,
follow up

14. Diskusikan
dengan
keluarga/klien
tentang obat,
dosis,
frekuensi, efek
dan efek
samping.

15. Diskusikan
perasaan klien
setelah minum
obat
51

3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama:

Ruangan:

Tgl Dx Kep Implementasi Evaluasi Tanda tangan

TUK 1 S : Nama saya S, saya Intania


4.1Salam terapeutik “Selamat suka dipanggil H
siang pak” (tersenyum)
O : Suara pelan
a. Memperkenalkan
diri Bicara spontan

b. Berjabat tangan Ekspresi tenang

c. Duduk A : Adanya hubungan


bersebelahan saling percaya

d. Membuat kontrak P : Pertemuan berikutnya


klien dapat
e. Menunjukkan mengidentifikasi
sikap empati kemampuan yang
dimiliki.
Nama saya, mahasiswa
STIKES Hang Tuah
Surabaya, praktek di sini Intania
selama satu minggu. S : Saya adalah seorang
TUK 2 tempat konsultan
masalah pertanian dan
saya bekerja di
perusahaan karet dan
pertamina, saya di sini
lagi menunggu sebuah
mobil baru datang.

O : Bicara spontan

Pelan

Inkoheren terkadang

Ekspresi tenang

Kontak mata lama


52

A : Waham klien telah


4.2Salam terapeutik diketahui dan
mengidentifikasi apa
a. Mengingat
yang menjadi
kontrak, topik, waktu dan
tempat apakah Bapak kemampuan klien
masih ingat pertemuan
kita yang kemarin, P : Pertemuan berikutnya
pertemuan sekarang kita klien dapat
akan membicarakan apa ? menjelaskan semua
apa yang menjadi
b. Mengevaluasi kebutuhan klien.
kemampuan TUK 1
apakah Bapak mengingat
salah ?

c. Membantu klien
mengidentifikasi
kemampuan yang
dimilikinya. Apa contoh
keberhasilan yang telah
Bapak raih ?

d. Mendorong klien
untuk mengungkapkan
perasaannya untuk
Intania
bercerita.

e. Memberi pujian
kepada klien atas
ungkapan selama
interaksi, bagus bapak S : Klien mengatakan
TUK 3
sudah banyak bercerita saya ingin dan harus
tentang diri Bapak. memiliki sebuah
mobil.
f. Menyimpulkan
kemampuan selama O : Emosi sedikit
interaksi
meningkat
g. Tadi Bapak Suara pelan
mengatakan bahwa Bapak
adalah sebagai seorang Kontak mata
tempat konsultan masalah
pertanian, bapak orang A : Telah dapat
yang hebat !!, hanya saja
karena mobil belum diidentifikasi apa yang
diberikan bapak jadi menjadi kebutuhan
istirahat dan menunggu di klien
sini.
P : Pertemuan berikutnya
h. Mengakhiri klien dapat
pertemuan “Baiklah pak
53

berhubungan dengan
pertemuan kita cukup realitas.
sampai di sini. Besok kita
bertemu lagi pada jam
12.00 Wib, kita akan
bicara
mengidentifikasikan
kebutuhan yang tidak
terpenuhi. Intania

a. Selamat siang
Bapak ! apa bapak
TUK 4 sudah Sholat Zukur

b. Mengingat
kontrak apakah Bapak S : Klien bercerita saya
masih ingat kita akan dulunya hampir
membicarakan apa ? tertangkap di Malaysia
karena membawa
c. Sekarang tolong intan emas dan berlian
Bapak jelaskan apa untuk presiden
kebutuhan sehari-hari
O : Semangat
Bapak dan apa
kebutuhan Bapak yang Kontak mata
tidak terpenuhi ?
Banyak berbicara
d. Menyimpulkan tentang kelebihan
cerita klien, bahwa ia yang dimiliki.
sekarang lagi
membutuhkan sebuah A : Klien belum dapat
mobil. berhubungan dengan
realitas dan perlu
e. Menjelaskan ditingkatkan lagi
kepada klien bahwa kita P : Pertemuan berikutnya
tidak terlalu besok luas, masih
mengharapkan sesuatu pada intervensi yang
yang diluar sama perlu
kemampuan. ditingkatkan
f. Menganjurkan Intania
klien untuk melakukan
aktivitas-aktivitas
bermanfaat dan tidak
ada waktu untuk
wahamnya.
54

TUK 5
g. Bapak besok kita
bertemu lagi untuk
bercerita lagi.

S : Klien mengatakan
a. Selamat pagi ! sudah tahu tentang
Bapak kelihatannya bentuk dan nama obat
sudah rapi sekali. serta dosis untuk
dimakan
b. Bapak masih
ingat kontrak kemarin ? O : Memperhatikan obat
yang diperlihatkan
c. Mengajak klien oleh perawat
bercerita tentang
Menanyakan satu
keadaan yang realitas
persatu obat yang
pada hari ini.
dikenal
d. Menganjurkan A : Dapat menyebutkan
klien untuk bermain dan jenis dan nama obat
bergabung bersama dan guna obat
teman-teman klien yang
lainnya. P : Klien dapat
berhubungan dengan
e. Memberi pujian realitas.
terhadap tindakan yang
dilakukan pasien.

f. Bapak masih
ingat apa-apa saja yang Intania
sudah kita bicarakan
sesuai kontrak ?

g. Mengobservasi
responden verbal dan
non verbal di saat ini.

TUK 6 h. Mendiskusikan
dengan klien macam-
macam obat yang
dimakan CPZ
(warnanya kuning
orange, Heximer (warna
S : Selamat pagi Pak ....
kuning), Codameg
(warna biru) dimakan
55

Klien mengatakan jika


3x sehari. saya tidak memiliki
mobil jabatan saya
akan diturunkan.

Teman-teman saya
sudah pakai mobil
a. Selamat siang Bapak ? semua.
sudah makan siang ?
dan sudahkah bapak O : Klien menjawab
minum obat ? singkat, menunduk,
bicara pelan

A : Klien mampu Intania


b. Mengingat kontrak mengungkapkan
kemarin dan topik kelebihan dan
apakah Bapak masih kekurangannya.
ingat, kita sedang ingin
membicarakan apa ? P : Pertemuan berikutnya
waktu 15 menit. tentang menyelidiki
diri.
c. Mengobservasi respon
verbal dan non verbal.
TUK 7
d. Mendiskusikan
kelebihan dan
kelemahan klien, bapak
sudah cukup hebat dan
pintar dan bukan berarti
S : Saya ingin cepat
jika tidak punya mobil
pulang dan saya ingin
Bapak akan turun dari
membeli sebuah mobil
jabatan, bapak masih
dan melanjutkan
banyak orang-orang
kuliah.
yang tidak bisa makan
dan tidak mempunyai O : Bicara lancar
pekerjaan tetapi mereka
masih dapat menjalani Kontak mata lama
kehidupan.
A : Klien belum dapat
menyelidiki dirinya
e. Menyimpulkan hasil
dan perlu ditingkatkan
pertemuan, klien terlihat
lagi.
mulai dapat menerima
penjelasan dari perawat P : Rencana dilanjutkan
dan buat kontrak
f. Mengakhiri pertemuan pertemuan berikutnya.
dan menyepakati
56

pertemuan besok.

a. Selamat pak
Bapak ? apakah bapak
sudah mandi pagi ?

b. Apakah bapak
masih ingat perjanjian
kita bahwa kita hari ini
akan membicarakan
apa ?

c. Mengevaluasi
TUK sebelumnya
terutama tentang
kemampuan yang
dimiliki klien.

d. Mengobservasi
kepada klien apa
harapan selama
dirawat dan apa
rencana setelah
pulang.

e. Membantu klien
untuk
mengembangkan
keinginan dan
kemampuan yang
dimiliki. Saya percaya
Bapak pasti bisa
asalkan bapak mau
berusaha dan dalam
keadaan sembuh

a. Menyampaikan
salam terapeutik selamat
pagi Bapak ! lagi nonton
acara apa ?
57

b. Mengevaluasi
TUK sebelumnya.

c. Memberi pujian
atas kemampuan yang
dimilikinya.

d. Membantu
membuat rencana
realistik sesuai
kemampuan klien

e. Mendiskusikan
kegiatan yang biasa
dilakukan secara nyata.

f. Mendorong klien
untuk melaksanakan
rencana yang telah
dibuat, mulai nanti sore
Bapak sudah bisa
melaksanakan jadwal
yang telah kita buat.

g. Pertemuan siang
ini kita sudah cukup
bagus, Bapak sudah
dapat membuat jadwal
yang telah kita buat
BAB 4

PEMBAHASAN

Pada bab ini kelompok akan membandingkan proses asuhan keperawatan

pada Tuan.S antara teori dengan kasus, pembahasan ini untuk mengetahui sajauh

mana kesenjangan dan kesamaan,faktor pendukung dan penghambat dalam

memberikan asuhan keperawatan Tn.S dengan perubahan isi pikir:Waham.

Pembahasan ini mencakup semua proses asuhan keperawatan yang meliputi

pangjkajian, diagnosa keperawatan , intervensi, implenmentasi dan evaluasi.

4.1Pengkajian

Pada tahap pengkajian didapatkan data pasien dibawa ke Rumah Sakit

oleh keluarganya karena ketergantungan dengan obat, sering melamun serta

mengoceh sendirian dan merasa dikejar-kejar orang. Klien juga suka bercerita

tentang hal-hal yang terlalu mewah dan tinggi yang tidak sesuai dengan

keadaan klien dan merasa ada orang yang akan merebut jabatan klien. Hal ini

sesuai dengan definisi waham menurut (depkes RI) Waham adalah suatu

keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan

tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari

pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011).

Faktor predisposisi Klien sebelumnya belum pernah mengalami

gangguan kejiwaan, selama ini klien belum pernah melakukan pengobatan.

Saat ini klien tinggal bersama kedua orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh

istrinya 5 tahun yang lalu, klien tidak memiliki seorang anakpun dari istrinya

ini, klien mengatakan dulu ia bekerja di sebuah perusahaan dan adanya

58
59

pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien menginginkan sebuah mobil

tapi tidak dikabulkan oleh keluarga. Keluarga klien mengatakan klien sering

melamun, ngoceh sendirian, selalu merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang

terlalu meawah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, adanya

orang yang mau merebut posisi jabatannya. Faktor presipitasi Klien sering

menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar, tidur-tiduran, berjalan

mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak bercerita, selalu bercerita

bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi.

Menurut (Kusumawati, Farida, 2010) Tanda dan gejala pada klien

dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan, tidak ada perhatian pada

perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak terkontrol,

mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan

kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara

kasar, menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan. Dari data yang

dikaji pada Tn. S ditemukan data tetang perawatan diri yang tidak

diperhatikan, serta keyakinan agama ynag kuat, dan berbicara tidak sesuai

dnegan kenyataan yang ada.

4.2Diagnosa

Menurut (PPNI) yang tertera pada buku Standar Diagnosa

Keperawatan Indonesi (SDKI) pada diagnosa gangguan isi pikir waham

memiliki batasan karakteristik vebrilisasi waham, perilaku waham, perilaku

sesuai realita, isi pikir sesuai realita, pembicaraan. . Data yang memperkuat

penulisan diagnosa Gangguan Proses Pikir : Waham b/d Harga Diri Rendah
60

yaitu data subjektif didapat dari Tn.S Saya ingin memiliki mobil,Saya merasa

tidak dihargai oleh keluarga dan teman-teman. Sedangkan data objektif Tidak

percaya diri, Sering melamun dan duduk sendiri. Kesimpulan dari pengkajian

didapatkan Terdapat 2 diagnosa keperawatan yang diintervensikan pada kasus

Tn.S yaitu diagnosa Gangguan Proses Pikir : Waham b/d Harga Diri Rendah

dan Gangguan Proses Pikir : Waham b/d Kerusakan Komunikasi Verbal.

Waham merupakan gangguan proses pikir yaitu keyakinan yang salah yang

secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan

bertentangan dengan realitas sosial.

4.3Perencanaan Tindakan

Menurut Damaiyanti & Iskandar, (2012) rencana tindakan

keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai setiap

tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan,

dan penilaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian

agar masalah kesehatan perawatan klien dapat diatasi. Rencana keperawatan

yang dilakukan sama dengan landasan teori, karena rencana tindakan

keperawatan tersebut telah sesuai dengan SOP (Standar Operasional

Prosedure) yang telah ditetapkan.

Pada tahap intervensi keperawatan dibuat sesuai dengan teori. Pada gangguan isi

pikir : waham terdapat tujuan umum yaitu Klien mampu berhubungan dengan

orang lain tanpa merasa rendah diri. Ada lima tujuan khusus gangguan proses pikir :

waham bd Harga diri rendah. Yang pertama Klien dapat memperluas kesadaran diri.

Rasional mengidentifikasi hal-hal positif yang dimiliki pasien. Tujuan khusus yang
61

kedua klien dapat mengevaluasi dirinya, rasional memberi kesempatan berhasil lebih

tinggi. Tujuan khusus yang ke tiga kliendapa mengevaluasi dirinya sendiri,. Tujuan

khusus yang ketiga klien dapat membuat rencana yang reaslistis, klien mendapat

dukungan dari keluarga untuk meningkatkan harga dirinya. Rasional Untuk

mengetahui sampai dimana realitis dari harapan klien. Klien mendapat dukungan dari

keluarga untuk meningkatkan harga dirinya.

dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi klien untuk minum

obat secara teratur. Hal tersebut juga direncanakan pada klien dengan tujuan

umum untuk mengontrol Wahamnya dan lima tujuan khusus halusinasi yang

telah diuraikan diatas. Setiap akhir tindakan strategi pelaksanaan dapat

diberikan reinforcement positif yang rasionalnya untuk memberikan

penghargaan atas keberhasilan Tn.A Reinforcement positif adalah penguatan

berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan

stimulus yang mendukung atau rewarding. Bentuk bentuk penguatan positif

adalah berupa hadiah seperti permen, kado, atau makanan, perilaku seperti

senyum, menganggukan kepala untuk menyetujuai, bertepuk tangan,

mengacungkan jempol, atau penghargaan. Reinforcement memiliki power atau

kemampuan yang menginginkan tindakan yang diberi reinforcement positif

akan dilakukan secara berulang oleh pelaku tindakan tanpa adanya paksaan

yaitu dengan kesadaran elaku tindakan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan

intervensi yang dilakukan penulis yaitu memberikan reinforcement positif

kepada Tn.A ketika Tn.A melakukan setiap strategi pelaksanaan dengan baik.
62

4.4 Pelaksanaan

Implementasi keperawtan yang dilaksanakan pada tanggal 24-25

Desember 2018 sesuai dengan rencana tindakan keperawtan. Masalah utama

yaitu gangguan proses pikir : waham berhubungan dnegan harga diri rendah,

Gangguan isi pikir :waham berhubungan dengan kerusakan komunikasi verbal

implementasi SP (startegi pelaksanaa) 1-2 dari tanggal 24-25 Desember 2018.

Pasien belum dapat mandiri untuk SP 1 pada tanggal 24 Desember 2018 yaitu,

membina hubungan saling percya dan mengungkapkan secara terbuka

masalahnya. Pasien belum dapat membina hubungan saling percaya ,

mempraktekkan cara membina hubungan dengan orang lain dan

membicarakan kemampuan yang dimiliki klien.

Pada hari kedua masih diberikan implementasi SP1 yaitu dilakukan

kembali pada tanggal 25 Desember 2018 membina hubungan saling percaya

dengan orang lain dengan cara berkenalan baik dengan sesama klien dengan

perawat dan membicarakan tentang kemampuan yang dimiliki klien. Pada

pertemuan di SP 1 dapat disimpulkan bahwa Tn.A dapat membina hubungan

saling percaya dengan orang lain, penampilan klien rapih, klien terlihat tennag

dan kooperatif.

4.3Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien (Keliat, 2010). Evaluasi

untuk diagnosa waham , pasien mampu membina hubungan saling percaya


63

dengan orang lain, penampilan klien terlihat rapih, klien terlihat tenang dan

kooperatif.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis

bermakna yang berkaitan langsung distress (penderitaan) dan menimbulkan

hendaya (disabilitas) pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Salah

satu gangguan jiwa yang sering terjadi pada masyarakat, yaitu waham.

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi

dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan

ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan control.

5.2 Saran

Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya

perawat dan memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan

keperawatan secara intensif serta mampu berfikir kritis dalam melaksanakan

proses keperawatan apabila mendapati klien dengan penyakit gangguan

kejiwaan.

64
DAFTAR PUSTAKA

Davidson (2006) Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Keliat, B. A. (1998) Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Kusumawati, Farida, & Y. H. (2010) Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:


Salemba Medika.

Pieter, H.Z., Janiwarti, B., S. (2011) Pengantar Psikopatologi untuk


Keperawatan. Jakarta: Kencana.

SDKI (2017) Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta.

SIKI (2018) Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta.

SLKI (2019) Standart Luaran Keperawatan. Jakarta.

Stuart dan Sundeen (1998) Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Suliswati (2005) Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

65

Anda mungkin juga menyukai