Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS

HOME CARE

KELOMPOK 4 :
1. EKA FARIDA LESTARI
2. MARLI IDAYANTI
3. WINARTA RAHADI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN & NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDDIN (UNIQHBA) BAGU
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, penulis akhirnya
mampu menyelesaikan tugas menyusun makalah ini, yang bertujuan untuk memenuhi syarat
mengikuti mata kuliah Keperawatan Komunitas. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, karena keterbatasan kemmapuan yang ada pada diri penulis.
Kendatipun begitu penulis telah berusaha sekuat tenaga untuk mengolah data, menganalisa
data, yang akhirnya menyusun ke dalam bentuk yang sudah jadi ini. Dalam penulisan
makalah ini, penulis mengalami sedikit hambatan yakni kurangnya buku referensi yang
mendukung. Namun atas pertolongan Allah SWT serta dorongan dan dukungan sahabat-
sahabat, hambatan tersebut tidak begitu berarti bagi penulis.
Akhirnya dengan lapang dada penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya memberi
pengarahan menuju perbaikan. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca,
paling tidak sebagai studi.

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan
oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga
informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat
diketahui oleh masyarakat. Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan
keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di
negara yang telah berkembang, sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga
masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi
masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan
terjangkau. Sehingga memerlukan perawatan lebih lama di rumah sakit.
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era
peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang besar, managed
care, perkembangan teknologi yang cepat, dan pemberian pelayanan yang maju, karena
penyebab langsung, atau efek langsung dari variabel ini, industri perawatan di rumah
menjadi alat untuk menurunkan biaya dan lama perawatan. Akibatnya, industri perawatan
di rumah berkembang menjadi masalah yang kompleks dan harus diatasi dengan 
perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah memberi hasil yang terbaik bagi
setiap individu.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang
diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan
perjanjian kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek
Mandiri Keperawatan Di Rumah Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu
standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola
keperawatan kesehatan di rumah memerlukan izin operasional. Berbagai faktor yang
mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah antara lain :
Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya SDM
kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah.
B. RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangdiatasmakarumusanpermasalahanmakalahiniadalah :
1. Apadefinisi home care ?
2. Faktorapa yang mempengaruhi home care ?
3. Apatujuan home care ?
4. Apamanfaat home care ?

C. TujuanPenulisan
1. Tujuan umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan secara menyeluruh, efektif dan efisien yang
berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.
2. Tujuan khusus
a.  Memenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko- sosial- spiritual) secara mandiri.
b.  Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
d. Meminimalisir tingkat kematian.
e. Menekan serendah mungkin biaya rumah sakit
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi pasien :
a. Agar pasienmengetahuibagaimanapelayanandalam program home care
b. Agar pasien mampu melakukan perawatan secara individual/mandiri untuk
mempertahankan kesehatan dan meminimalkan terjadinya sesuatu yang
menimbulkan penyakit bagi dirinya dan keluarganya.
c. Agar pasien mampu membandingkan keefektifan dan keefisienan pelayanan yang
di rumah sakit
2. Manfaat bagi perawat :
a. Untuk menambah wawasan perawat
b. Agar mengurangi pandangan buruk masyarakat terhadap perawat
c. Untuk memotivasi perawat agar mampu melaksanakan perannya dengan baik
3. Manfaat bagi rumah sakit :
a. Untuk mempromosikan rumah sakit
b.  Untuk memotivasi rumah sakit merencanakan, membuat/  memperbaharui
program–program untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
c. Agar rumah sakit mendapat citra yang baik dimasyarakat  
E. LandasanHukum
1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.

F. Ruang lingkup
Ruang Lingkup Home Care yaitu :
1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif
2. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.

Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.

G. Prinsip Home Care


Agar  pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu
diperhatikan beberapa prinsip dalam melakukan pelayanan home care.Prinsip – prinsip
tersebut diantaranya : 
1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan,
perawat,ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).
3. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
4. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
5. Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam menetapkan
diagnosa.
6. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada kebutuhan.
7. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan
rehabilitaif.
8.  Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan, medik
dan lainnya.
9. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.
10. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
11. Mengembankan kemampuan profesional.
12. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
13. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home care .

s
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah
1. 1988 -1992 → terjadipeningkatanperawat yang bekerjasebagai “Home Health
Nursing”
2. 1859 → William Rathone (Liverpool, Inggris) → memulaisekolah yang
mendidikperawat yang dapatmelakukankunjunganrumahuntukmembantu orang
miskin yang sakit di rumahnya.
3. 1800-an akhir → VNA’S (Visiting Nurse Associations) brdiri di USA yang
didirikanolehPhilantropist (Dermawan).
4. 1947→ Montefior Hospital membuat program home care,
mengacukepadaperawatanakut, post perawatan RS.
5. 1965 → Home Health Care berubahdariSocil Security Act (yandilakukanoleh
VNA’S) menjadi → Medicare Legislation yang fokusnyauntukperawatanlansia.

B. Definisi Home Care


Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan
komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan
tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga,
dengan tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik,
mental/ emosi pasien.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga
home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang
telah melalui sejarah yang panjang.
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif  diberikan kepada individu,
keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan
meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui
staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
 Rice. R, (2001) mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada program
home care yang meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan
kasus-kasus khusus klinik dan yang biasa dijumpai di komunitas. 
Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di RS adalah :
1. Klien dengan COPD
2. Klien dengan penyakit gagal jantung
3. Klien dengan gangguan oksigenasi
4. Klien dengan mengalami perlukaan kronis
5. Klien dengan diabetes
6.  Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
7. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi )
8. Klien dengan terapi cairan infus di rumah
9.  Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
10. Klien dengan AIDS

Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :


1. Klien dengan post partum 
2. Klien dengan gangguan kesehatan mental 
3. Klien dengan kondisi Usia Lanjut
4. Klien dengan kondisi terminal ( Hospice and Palliative care)
(Rice R , 2001.,Allender &Spradley, 2001)

C. Tujuan Diadakannya Home Care


1. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri.
2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Home Care


1. Kesiapan tenaga dan partisipasi masyarakat
2. Upaya promotif atau preventif
3. SDM perawat
4. Kebutuhan pasien
5. Kependudukan
6. Dana
E. Manfaat Home Care
1. Bagi Klien dan Keluarga :
a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang
makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan
konsumsi keluarga.
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa
keluarga ada yang sakit.
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat
orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran
perawat untuk menggantikannya

2. Bagi Perawat :
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan
yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan
kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan
begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
c. Data dan minat pasien

3. Bagi Rumah Sakit :


a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan
home care yang dilakukannya.
b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat

F.  Perkembangan Pelayanan Kesehatan Dirumah


Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam
system pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain
banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa
di rawat di rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor
yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :
1. Kasus-kasus penyakit terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di
rawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus
penyakit degenerative yang memerlukan perawatan relative lama. Dengan demikian
berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut
keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu
relative lama.
3.  Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan
klien yang sangat lama (lebih dari 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi
beban manajemen.
4. Banyak orang merasakan bahwa di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan
membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan
secara optimal karena terikat aturan-aturan yang ditetapkan.
5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan (DEPKES, 2002).

G. Lingkup Keperawatan Di Rumah


Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal,
asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa,
dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan
lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko-
sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan
wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan
melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan
keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis),
memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,
dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk
perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara
berkelompok.
4. Sebagai pembela/pendukung(advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan
keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan
memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan
terhadap klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan,
mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

H. Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah


Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak
dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa
perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di
rawat di rumah sakit.
2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan
prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat
bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak,
mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit
terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hpertensi,
masalah-masalah kejiwaan dan asuhan paa anak. 

I. Peran dan Fungi Perawat Home Care


1. Manajer kasus : mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
b. Menyusun rencana pelayanan
c. Mengkoordinir akifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana: memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan dengan fungsi:
a. Melakukan pengkajian komprehensif
b.  Menyusun rencana keperawatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
e. Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif
f. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
g. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
h. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

J. Pro dan Kontra Home Care di Indonesia


Di awal perjalanannya home care nursing sesungguhnya merupakan bentuk
pelayanan yang sangat sederhana, yaitu kunjungan perawat kepada pasien tua atau lemah
yang tidak mampu berjalan menuju rumah sakit atau yang tidak memiliki biaya untuk
membayar dokter di rumah sakit atau yang tidak memiliki akses kepada pelayanan
kesehatan karena strata sosial yang dimilikinya. Pelaksanaannya juga merupakan inisiatif
pemuka agama yang care terhadap merebaknya kasus gangguan kesehatan. Perawat yang
melakukannya dikenal dengan istilah perawat kunjung (visiting nurse). Bentuk intervensi
yang diberikan berupa kuratif dan rehabilitatif.
Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan
keperawatan dirumah (home care nursing), maka klien dan keluarga berharap
mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah
sakit.adapun klien dan keluarga memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini,
mungkin saja ada pertimbangan-pertimbangan yang menjadikan home care bukan pilihan
yang tepat.dibawah ini terdapat tentang pro dan kontra home care di Indonesia.

 Pro home care berpendapat :


1. Home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal
oleh klien dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing
dan perlu adaptasi.
2. Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara
focus pada satu klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa
pasien.
3. Home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien,
dimana pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif
(biopsikososiospiritual).
4. Home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang
berikan hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
5. Home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah
daripada biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.
6. Home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam
memonitor kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna
memahami perubahan pola dan perawatan klien.
7. Home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat
sambil melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan klien.
8. Home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan
pelayanan dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan
pelayanan sekaligus dalam home care.
9. Pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang
diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan
perawatan yang dilakukan keluarga.

 Kontra home care berpendapat :


1. Home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika menggunakan agency
yang belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti :
a. Dokter spesialis.
b. Petugas laboratorium.
c. Petugas ahli gizi.
d. Petugas fisioterafi.
e. Psikolog dan lain-lain.
2. Home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan
menggunakan tenaga kesehatan secara individu.
3. Klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk mencapai
unit-unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya :
a. Unit diagnostik rontgen
b. Unit diagnostik CT scan.
c. Unit diagnostik MRI.
d. Laboratorium dan lain-lain.
2. Pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat
ketergantungan total, misalnya: klien dengan koma.
3. Tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan, dimana
keluarga merasa bahwa semua kebutuhan klien sudah dapat terlayani dengan
adanya home care.
4. Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya :
a. Fasilitas resusitasi
b. Fasilitas defibrilator
7. Jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat
ketergantungan klien dan keluarga pada perawat

K. Standar Alat Home Care


Ada beberapajeniskelengkapanalatdanbahan yang perludimilikidalam home care yang
sesuaidenganstandar, antara lain:
1. Alat kesehatan
a. Tas/ kit
b. Pemeriksaan fisik
c. Set perawatan luka
d.  Set emergency
e. Set pemasangan selang lambung
f.  Set huknah
g. Set memandikan
h. Set pengambilan preparat
i. Set pemeriksaan lab. Sederhana
j. Set infus/ injeksi
k. Sterilisator
l. Pot/ urinal
m. Tiang infus
n. Tempat tidur khusus orang sakit
o. Pengisap lendir
p. Perlengkapan oxigen
q. Kursi roda
r. Tongkat/ tripot
s. Perlak/ alat tenun
2. Alat habis pakai
a. Obat emergency
b. Perawatan luka
c. Suntik/ pengambilan darah
d. Set infus
e. NGT dengan berbagai ukuran
f.  Huknah
g. Kateter
h. Sarung tangan, masker
3. Sarana lain
a. Alat dan media pendidikan kesehatan
b. Ruangan beserta perlengkapannya
c. Kendaraan
d. Alat komunikasi
e. Dokumentasi

L. Faktor Penghambat Dalam Pelayanan Home Care


1. Adanya rasa kurang atau belum percayanya masyarakat atau keluarga terhadap
pelayanan Home Care.
2. Situasi dan keadaan lingkungan atau wilayah serta kurangnya akses transportasi
Jarak wilayah yang terlalu jauh sehingga kurang mendapat pelayanan Home Care dari
pihak rumah sakit serta keadaan yang kurang mendukung, misalnya pada lingkungan
rumah susun yang berkaitan dengan ketenangan, kebersihan, kerapian yang kurang
mendukung untk proses penyembuhan dalam pelayanan home care. Hal ini
menyebabkan persepsi masyarakat kurang baik terhadap keberadaan home care.
3. Tenaga kesehatan yang kurang kompeten dalam melaksanakan pelayanan home care
4. Banyak masyarakat yang belum tahu tentang pelayanan home care.
5. Terbatasnya tenaga kesehatan
6. Adanya panggilan kunjungan yang tidak diperlukan, hal ini akan membuang waktu,
tenaga dan biaya,
7. Hambatan yang datang dari pasien dan keluarga
8. Ketergantungan penderita dan atau keluarga,
9. Untuk kolaborasi dengan tim profesional lain membutuhkan waktu yang cukup lama,
10. Letak geografis yang jauh dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan dan cost yang
diperlukan.

M. Kelebihan dan Kekurangan  Pelayanan Home Care


 Kelebihan
1. Bisa meningkatkan kemandrian pasien dan keluarga dalam melakukan pemeliharaan
kesehatan
2. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
3. Pembiayaan yang lebih murah
 Kekurangan
1. Penanganan masa kritis kurang cepat dan kurang efektif
2. Kurang perhatian atau pengawasan dari tenaga medis
3. Letak geografis yang berjauhan, sehingga sulit untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan

N. Pengorganisasian Home Care


Penyelenggaraan praktik mandiri perawat terdiridari 3 (tiga unsur) yaitu Pengelola
Pelayanan, Pelaksana Pelayanan, dan Klien.

1. Pengelola Pelayanan Praktik Mandiri Perawat

Adalah agensi atau unit yang bertanggungjawab terhadap seluruh pengelolaan praktik
mandiri perawat baik penyediaan tenaga, sarana, dan peralatan serta mekanisme
pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Pengelola dapat berkedudukan sebagai salah
satu bagian dari pelayanan kesehatan di rumahsakit/ klinik/ puskesmas, atau dapat pula
berkedudukan terpisah secara mandiri dalam bentuk balai atau pusat pelayanan
keperawatan.
2. Pelaksana Praktik Mandiri Perawat
Pelaksana praktik mandiri perawat adalah tenaga yang bertugas menyediakan pelaksana
pelayanan keperawatan terdiri dari tenaga keperawatan professional dengan melibatkan
tenaga-tenaga professional lain dan tenaga non professional sesuai kebutuhan klien.
Pelaksana praktik mandiri perawat tersebut terdiri dari manajer kasus dan pelaksanan
pelayanan. Praktik mandiri perawat; home care dilakukankan berdasarkan pada
kesepakatan antara perawat dengan klien dan atau pasien dalam upaya untuk peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, kuratif, dan pemulihan
kesehatan.
Dalam melaksanakan praktik mandiri perawat, perawat yang telah memililki SIPP
berwenang untuk :

a. Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan


diagnosis keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
evaluasi keperawatan
b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi:
intervensi/tritmen keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan
c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud huruf a dan
huruf b harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh
organisasi profesi
d. Melaksanakan intervensi keperawatan seperti yang tercantum dalam lingkup
praktik keperawatan.
e. Dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan atau nyawa klien dan atau
pasien, perawat dapat melakukan tindakan diluar kewenangan.
f. Dalam keadaan luarbiasa/bencana, perawat dapat melakukan tindakan diluar
kewenangan untuk membantu mengatasi keadaan luarbiasa atau bencana tersebut.
g. Perawat yang bertugas di daerah yang sulit terjangkau dapat melakukan
tindakan diluar kewenangannya sebagai perawat.
h. Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (RN) dan perawat
vokasional (PN).
i. PN dalam melaksanakan tindakan keperawatan dibawah pengawasan RN.
j. Perawat dapat mendelegasikan dan atau menyerahkan tugas kepada perawat
lain yang setara kompetensi dan pengalamannya.
k. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang
tidak memiliki SIPP untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan
kesehatan tersebut.
3. Klien
Adalah penerima pelayanan keperawatan dengan melibatkan salah satu anggota keluarga
sebagai penanggungjawab yang mewakili klien. Apabila diperlukan keluarga dapat juga
menunjuk seseorang yang akan membantu aktifitas penyediaan pelayanan keperawatan
sesuai menjadi pengasuh (care-giver) yang melayani kebutuhan sehari-hari dari klien.

O. Protap Umum Home Care


Prosedur tetap (Protap) umum Home Care adalah pedoman tatalaksana perawatan secara
umum, berlaku bagi segenap komponen pelaksana home care, baik bagi dokter maupun
bidan dan perawat. Dalam hal yang bersifat khusus semisal : tatalaksana biaya perawatan,
pengelolaan obat dan bahan habis pakai atau yang lain, diatur dalam pedoman tersendiri.
1. Pelakasanaan home care menerima pasien dari dokter penanggung jawab, dokter
praktek, institusi pelayanan medis atau atas kemauan pasien (keluarganya) dengan
indikasi rawat inap maupun pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan perawatan
penunjang (paliatif) karena berbagai alasan. Langkah awal adalah :
a. Pelaksana home care mencatat identitas pasien di buku register dan kartu status
home care
b. Memeriksa tanda-tanda vital (tensi, suhu, nadi, respirasi) dan mencatat di kartu
status pasien
2. Melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Bila ada instruksi tertulis, lakukan sesuai instruksi/tindakan
b. Bila belum ada instruksi, konsultasi dokter
c. Bila dokter sulit dihubungi, berikan pertolongan pertama sesuai keadaan pasien
pada saat itu, misalnya pasang infus, perawatan luka, pasang kateter dan lain-lain
d. Setelah diberikan terapi/tindakan, berikan penjelasan kepada pasien atau
keluarganya tentang cara-cara mengawasi infus dan tindakan medis lainnya
e. Mencatat setiap tindakan/terapi/konsultasi dalam lembar status pasien
f. Memberitahu keluarga pasien tentang cara menghubungi pelaksana bila sewaktu-
waktu diperlukan terkait dengan keluhan pasien
3. Awasi keadaan pasien secara berkala, termasuk pengamatan tanda vital. Tulis dan
catat di lembar catatan perawat setiap melakukan pengukuran tanda-tanda vital.
4. Melaksanakan petunjuk/perintah pengobatan selanjutnya dari dokter
5. Pemberian obat oral di atur sesuai jadwal pengobatan dan kenyamanan pasien.
6. Apabila kondisi pasien menurun atau mengalami perubahan mendadak, segera
konsultasi ke dokter konsultan (dokter penanggung jawab) atau langsung di rujuk ke
rumah sakit dengan pendampingan
7. Jika terjadi anafilaksis shock, tangani sesuai protap anafilaksis, kemudian baru
konsultasi.
8. Pelaksana home care hendaknya memberikan tindakan atas rekomendasi dokter,
kecuali dikter tidak bisa dihubungi atau pasien memerlukan tindakan cepat.
9. Penggunaan obat dan BHP (bahan habis pakai) di catat di buku stok masing-masing
pelaksana home care.
10. Pasien yang memerlukan pemeriksaan laboratorium disiapkan oleh petugas pelaksana
home care, kemudian di kirim ke bagian laboratorium. Selanjutnya hasil laboratorium
dikonsultasikan ke dokter.
11. Konsultasi pasien dapat dilaksanakan melalui telepon atau SMS
12. Jika diperlukan follow up, pasien dapat diperiksakan ke dokter konsultan (praktek).
13. Rujukan ke rumah sakit didampingi oleh petugas jaga.
14. Pasien yang tidak dapat ditangani di rumah atau memerlukan tindakan lebih lanjut
atau tindakan operatif, di rujuk ke rumah sakit disertai rujukan dan tindakan
sementara yang sudah dilakukan.
15. Penggunaan mobil ambulance hendaknya bekerjasama dengan pihak rumah sakit dan
dikenai tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai daftar tarif ambulance.
16. Dokter dan  pelaksana  home care tidak diperkenankan menerima sesuatu dan
melakukan perjanjian-perjanjian dengan pihak manapun yang berujung pada
pembengkakan biaya home care.
17. Dokter bersama pelaksana home care hendaknya membuat standarisasi obat sesuai
keperluan berdasarkan indikasi medis dan bekerjasama denga apotek rumah sakit
dalam pengadaan obat. Dalam menetukan jenis obat tentunya mempertimbangkan
daya jangkau pasien tanpa mengurangi kualiatas obat.
18. Penggantian petugas pelaksana, oleh berbagai sebab, hendaknya melakukan serah
terima, meliputi : kondisi pasien, obat dan tindakan meis, sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
19. Semua komponen home care hendaknya bersikap ramah dengan pasien dan
keluarganya, memberikan support serta mendidik pasien berkenaan dengan
penyakitnya. 
P. Mekanisme Pelayanan Home Care
1. Proses Penerimaan Kasus
a. Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
b. Pimpinan home care menunjuk koordinator kasus untuk mengelola kasus
c. Koordinator kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus.
2. Proses Pelayanan Home Care
a. Persiapan
1) Pastikan identitas pasien
2) Bawa denah/penunjuk tempat tinggal pasien
3) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
4) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
5) Siapkan file asuhan keperawatan
6) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
b. Pelaksanaan
1) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan
2) Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
3) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
4) Membuat rencana pelayanan
5) Lakukan perawatan langsung
6) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dan lain-lain
7) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
8) Dokumentasikan kegiatan

c. Monitoring dan Evaluasi


1) Keakuratan data kelengkapan pengkajian awal
2) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
3) Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana

d. Proses Penghentian Pelayanan Home Care, Dengan Kriteria :


1) Tercapai sesuai tujuan
2) Kondisi pasien stabil
3) Program rehabilitasi tercapai secara maksimal
4) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
5) Pasien di rujuk
6) Pasien menolak pelayanan lanjutan
7) Pasien meninggal dunia

Q. Tata Laksana Home Care


Berikut ini adalah panduan singkat tatalaksana home care, mulai pra perawatan di
rumah pasien hingga pasca perawatan.

1. Pra Home Care  :


a. Dokter dan tim home care merencanakan jadwal perawatan pasien sesuai jenis
perawatan, jenis penyakit, gradasi penyakit dan kondisi klinis pasien berdasarkan
prosedur perawatan. Jenis perawatan, meliputi : perawatan kuratif, perawatan
suportif, perawatan rehabilitatif, perawatan emergency.
b. Dokter dan tim home care merencanakan pemeriksaan penunjang diagnostik dan
follow up jika diperlukan, seperti : laboratorium, rontgen dan lain-lain
c. Pelaksana home care mempersiapkan saran dan prasarana perawatan, meliputi :
tensimeter, infus set, intravena cath, cairan infus, spuit, needle, nebulizer dan lain-
lain sesuai keperluan perawatan masing-masing kasus.

2. Pelaksanaan Home Care :


a. Pelaksana perawatan mengunjungi rumah pasien secara berkala sesuai jadwal
perawatan untuk melaksanakan perawatan dan tindakan medis berdasarkan jadwal
perawatan
b. Pelaksana home care melaporkan kondisi klinis setiap pasien dan keluhan serta
tindakan medis yang sudah dilakukan, meliputi : kondisi umum terkini setiap
pasien. Hasil laboratorium dan obat atau tindakan medis yang telah diberikan dan
respon hasil pengobatan
c. Dokter memonitor pelaksanaan home care oleh pelaksana perawatan melalui
sarana komunikasi untuk menilai hasil perawat dan menetukan langkah
selanjutnya
d. Dokter dan tim home care mendiskusikan setiap kasus selama masa home care
dan pasca home care untuk evaluasi dan perbaikan kualitas perawatan penderita.
3. Kontrol dan Pemeriksaan :
a. Dokter memberikan terapi dan instruksi tindakan medis atau laboratorium serta
advis sesuai kondisi klinis pasien pemeriksaan saat pasien kontrol
b. Dokter memberikan support dan berdialog denganpasien dan atau keluarganya
secara santun dan bersahabat ketika pasien menjalani konrol.

4. Pasca Home Care :


a. Dokter bersama-sama pelaksana home care melakukan evaluasi klinis setiap pasie
pasca pelaksanaan home care untuk perbaikan kualitas perawatan di masa yang
akan datang
b. Dokter dan pelaksana home care membuat jadwal perawatan jangka panjang bagi
pasien yang memerlukan perawatan rehabilitatif, seperti : pasca stroke,
decompensasi cordis dan lain-lain
c. Dokter memberikan bombingan teknis medis kepada pelaksana home care secara
berkala untuk meningkatkan kualitas perawatan
d. Dokter dan pelaksana home care mengadakan review kasus-kasus khusus dan
kasus-kasus yang sering memerlukn home care.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, home care merupakan

bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk

membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam

menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Perawatan di rumah selain dapat

mengurangi kecemasan juga dapat menghemat biaya dari beberapa segi missal biaya

kamar, biaya trans port dan biaya lain-lain yang terkait dengan penjaga yang sakit. Tetapi

perlu diingat bahwa pasien yang dapat layanan home care adalah pasien yang secara

medis dinyatakan aman untuk dirawat di rumah dengan kondisi rumah yang memadai.

B. Saran
a. Bagiperawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah memiliki SIP,
harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya.
b. Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat home care,
manicotti anjuran dari perawat, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan
dapat bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.
DAFTAR PUSTAKA

http://belajarapaaja1.blogspot.com/2017/04/makalah-home-care.html
https://www.academia.edu/37761384/MAKALAH_KONSEP_DASAR_HOMECARE
https://kupdf.net/download/contoh-makalah-home care_5af6e0a4e2b6f5b324a59063_pdf
https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-home-care-49173666

Anda mungkin juga menyukai