Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI SESI I-IV
DIRUANG KUTILANG RSJD PROVINSI LAMPUNG

DISUSUN OLEH

1. ALI NUROHMAN 9. AGUSTINA MEGAWATI


2. SALIS NORMA LUTFIANA 10. AJENG PUTRI AYU. P
3. SEFRINA ANGGRAINI 11. ANGEL CHRISTIN. T
4. ALVIANO FITRA SANJAYA 12. DAENI KURNIA LESTARI
5. ARI DHITA ROMERO 13. DESI GUSTINA SARI
6. BAYU DWI SAPUTRO 14. DESI RETNO WULANDARI
7. DEKA RAHMANDA 15. FITRI DWI HERAWATI
8. DIKA PRAYOGA

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DHARMA WACANA

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO

TAHUN AJARAN 2017/2018


PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

I. Latar Belakang
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan keperawatan dengan
gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga
kognitif. Ada beberapa terapi modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi
Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien
bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh
seorang therapis.
Pengertian TAK stimulasi persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan untuk
membantu klien yang mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi dalam
upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif. Salah
satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi
sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan
pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah
satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan
untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Sedangkan di ruang kutilang RSJD Provinsi Lampung sekitar 60% mengalami gangguan
jiwa dengan halusinasi oleh karena itu kami tertarik mengambil TAK stimulasi persepsi :
halusinasi.

II. Landasan Teori


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait
dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi : halusinasi adalah terapi pada pasien
halusinasi yang mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan
oleh paparan
stimulus kepadanya.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 4 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi, Mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal
Tujuan
II.2Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam
kelompok secara bertahap.
II.3Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.

III. Sesi yang digunakan


1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi, Mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal

IV. Klien
IV.1 Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
IV.2 Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan
TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok
Kriteria Hasil
IV.3 Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien
untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

IV.4 Evaluasi Proses


a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam
antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

IV.5 Evaluasi Hasil


Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

V. Antisipasi Masalah
V.1Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain
V.2Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
V.3Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada
kegiatan ini
VI. Pengorgnisasian
VI.1 Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Maret 2018
b. Waktu : Pkl 11.00 WIB s.d selesai

c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)


Terapi Aktivitas Kelompok (20 menit)
Penutup (10 menit)
d. Tempat : Ruang TAK Kutilang
e. Jumlah klien : 5 orang
f. Tim Terapi

 Leader Sesi I : Sefrina anggraini


 Leader Sesi II : Salis norma lutfiana
 Leader Sesi III : Ali nurohman
 Leader Sesi IV : Agustina megawati
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi

o Co-Leader Sesi I : Ali nurohman


o Co-Leader Sesi II : Fitri dwi herawati
o Co-Leader Sesi III : Daeni kurnia lestari
o Co-Leader Sesi IV : Ari dhita romero
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas

 Observer Sesi I : Angel christin tamara


 Observer Sesi II : Desi gustina sari
 Observer Sesi III : Ajeng putri ayu. P
 Observer Sesi IV : Desi retno wulandari
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga
evaluasi kelompok
 Fasilitator Sesi I : bayu, deka, dika, ari dhita, alviano
 Fasilitator Sesi II : ali nurohman, sefrina, dika, deka, alviano
 Fasilitator Sesi III : dika, alviano, deka, ari dhita, desi retno
 Fasilitator Sesi IV : dika, deka, alviano, salis, daeni
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

VI.2 Metode dan Media


a. Metode
1) Diskusi
2) Bermain peran/stimulasi
b. Media
1) Papan nama
2) Whiteboard
3) Spidol
VII. Setting Tempat

Gambar Setting Tempat

O L CL

O K K

F F

K K

F F

K K

Keterangan gambar:

L : Leader : Tikar

CL : Co-Leader

O : Observer

F : Fasilitator

K
: Klien
VIII. Proses Pelaksanaan
1. Sesi I: Mengenal halusinasi dan Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
A. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi :
halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

B. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik kepada klien
2) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan nama)
3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri papan
nama)
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal
suara-suara yang didengar
2) Leader menjelaskan aturan main
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada leader
4) Lama kegiatan 45 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Tahap kerja
1) Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-suara
yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi yang membuat
terjadi dan perasaan klien pada saat halusinasi muncul.
2) Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi yang
membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Hasilnya ditulis di
whiteboard .
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien dari suara
yang biasa didengar
e.Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah menikuti TAK
b) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika halusinasi
muncul
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi
b) Menyepakati waktu dan tempat

C. Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Formulir yang dievaluasi
Sesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Personal/Halusinasi
Menyebut
Menyebut Menyebutkan Menyebut
Nama Situasi
No Isi Waktu terjadi Perasaan saat
Klien Halusinasi
Halusinasi Halusinasi berhalusinasi
Muncul
1

Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi, waktu, situasi
dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan
tanda X jika klien tidak mampu.

b. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan
kepada perawat.
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

B. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Orientasi
1) Leader menanyakan perasaan klien saat ini
2) Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi dan
perasaan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
2) Menjelaskan aturan main
a. Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada leader
b. Lama kegiata 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap keja
a. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi
dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi pada saat
halusinasi muncul
d. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: ”Pergi, pergi jangan
ganggu saya, kamu suara palsu...”
e. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi
f. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap klien
memperagakan menghardik halusinasi
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
 Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi
muncul
 Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
 Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap dengan orang lain
 Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

C. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Menghardik Halusinasi

Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1 Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan
untuk mengatasi
2 halusinasi
Menyebutkan efektivitas
3 cara yang digunakan
Menyebutkan cara
4 mengatasi halusinasi
dengan menghardik
Memperagakan cara
menghardik halusinasi

Petunjuk:
b. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
c. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa digunakan
untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara mengatasi halusinasi
dengan menghardik dan memperagakan cara menghardik halusinasi. Beri tanda √ jika
klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika
halusinasi muncul.
2. Sesi 2: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya minum obat
2. Klien memahami akibat tidak minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat

B. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi IV
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2 . Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menggunakan tiga cara
yang telah di pelajari{mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah dan
bercakap-cakap}
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dan
minum obat.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3.Tahap Kerja.
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh karena obat
memberi perasaan tenang
b. Terapis menjelaskan kerugian bila tidak patuh minum obat.
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu memakannya.
Buat daftar di whiteboard
d. Menjelaskan lima benar minum obat
e. Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat
f. Berikan pujian pada klien yang benar
g. Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat (tulis di whiteboard)
h. Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (whiteboard)
i. Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara mencegah halusinasi/kambuh
j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak minum obat,yaitu halusinasi kambuh
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian minum atau tidak minum
obat.
l. Berikan pujian bila benar.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu, menghardik,
melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap dan minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.

3. Evaluasi & Dokumentasi


 Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.aspek yang dinilai
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
Menyebutkan
Menyebutkan
Nama Menyebutkan 5 benar akibat tidak
No keuntungan
Klien cara minum obat patuh minum
minum obat
obat
1
2
3
4
5
6
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5 benar cara minum
obat, manfaat dan akibat tidak minum obat beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X
jika klien tidak mampu.

 Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi V. Klien mampu
menyebutkan 5 benar minum obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh minum obat. Anjurkan
klien minum obat dengan cara yang benar.
3. Sesi 3: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan terjadwal
A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk
mencegah munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi

B. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Terapis menyakan keadaan klie saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang telah di pelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghadrik halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya halisinasi dengan melakukan
kegiatan
2) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan sehari- hari. Jelaskan bahwa
dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi
b. Terapis meminta tiap-tiapklien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-
hari dan tulis di whiteboard
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan.terapis menulis formulir yang sama di
whiteboard
d. Terapis membimbinng satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan, dari bangun
pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir dan terapis menggunakan
whiteboard
e. Tertapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di susun.
f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai membuat
jadwal kegiatan dan memperagakannya.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan dan
memperagakanya
2) Tearpis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

C. Evaluasi dan Dokumentasi


 Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi sensori (halusinasi) sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah klien melakukan
kegiatan harian untuk mencegah timbulmya haluasinasi.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 3 TAK
Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

ASPEK NAMA KLIEN


N
YANG
O
DINILAI
1 Menyebutkan
kegiatan yang
biasa
dilakuakan
2 Mempergakan
kegiatan yang
biasa
dilakukan
3 Menyusun
jadwal
kegiatan
harian
4 Menyebutkan
2 cara
mengontrol
halusinasi

Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian
yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan, menyusun jadwal
kegiatan harian dan menyebutkan 2 cara mencegah halusinasi, beri tanda √ jika klien
mampu dan tanda X jika klien tidsak mampu.
 Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi
III. Klien mampu memperagakan kegitan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien
untuk melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
4. Sesi 4: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap
A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

B. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi III
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2 . Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi
1) Menayakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah di
pelajari{mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah}untuk mencegah
halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi denganbercakap-cakap.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi
b. Terapis meminta tiap tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bisa dilakukan
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul
”suster ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama suster saja”
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di
sebelahnya
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi e dan f sampai semua klien giliran.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di latih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat

C. Evaluasi dan Dokumentasi


 Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khusunya pada tahap kerja.aspek yang dinilai
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi IV : TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

N
Nama klien
O Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan orang
yang diajak bicara
Memperagakan
2
percakapan
3 Menyebutkan tiga
cara mengontrol dan
mencegah halusinasi

Petunjuk:
2. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
3. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan orang yang biasa
diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal kegiatan harian,dan
menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi, beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika
klien tidsak mampu.

 Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi IV.
Klien mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien untuk
melakukan percakapan kepada klien dan perawat untuk mencegah halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA

Fik-UI (2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis keperawatanJiwa, Workshop ke-7,


Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta

Keliat, B.A., & Akemat. (2010). Model Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC

Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep. (2004). Keperawatan Jiwa
Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai