BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan
oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi
dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh
masyarakat. Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia
harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang,
sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan
kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka
ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Sehingga memerlukan perawatan
lebih lama di rumah sakit.
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era
peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang besar, managed
care, perkembangan teknologi yang cepat, dan pemberian pelayanan yang maju, karena
penyebab langsung, atau efek langsung dari variabel ini, industri perawatan di rumah menjadi
alat untuk menurunkan biaya dan lama perawatan. Akibatnya, industri perawatan di rumah
berkembang menjadi masalah yang kompleks dan harus diatasi dengan perhatian yang besar
bila salah satu tujuannya adalah memberi hasil yang terbaik bagi setiap individu.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang
diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan
perjanjian kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri
Keperawatan Di Rumah Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi
tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di
rumah memerlukan izin operasional. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan
pelayanan keperawatan kesehatan dirumah antara lain : Kebutuhan masyarakat,
perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi
pelayanan kesehatan di rumah.
Berdasarkan uraian diatas kami tertarik untuk membuat Rancangan Ide Pelayanan
Home Care pada Rumah Sakit Swasta di Masa Depan, untuk membantu program rumah
sakit pemerintah yang telah dijalankan selama ini.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan karya tulis ilmuah ini
adalah bagaimana rancangan program pelayanan home care rumah sakit swasta di masa
depan?
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan secara menyeluruh, efektif dan efisien yang
berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.
2. Tujuan khusus
a. Memenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko- sosial- spiritual) secara mandiri.
b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
d. Meminimalisir tingkat kematian.
e. Menekan serendah mungkin biaya rumah sakit
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi pasien :
a. Agar pasien mengetahui pelayanan yang ada di rumah sakit swasta
b. Agar pasien mengetahui rumah sakit mana saja yang ada pelayanan home care
c. Agar pasien mampu membandingkan keefektifan dan keefisienan pelayanan yang di rumah
sakit
2. Manfaat bagi perawat :
a. Untuk menambah wawasan perawat
b. Agar mengurangi pandangan buruk masyarakat terhadap perawat
c. Untuk memotivasi perawat agar mampu melaksanakan perannya dengan baik
3. Manfaat bagi rumah sakit :
a. Untuk mempromosikan rumah sakit
b. Untuk memotivasi rumah sakit merencanakan, membuat/ memperbaharui program–program
rumah sakit yang mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
c. Agar rumah sakit mendapat citra yang baik dimasyarakat
E. LandasanHukum
1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.
F. Ruang lingkup
Ruang Lingkup Home Care yaitu :
1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif
2. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan
keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus
pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan
menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga
home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang
telah melalui sejarah yang panjang.
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.
Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir,
oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
Rice. R, (2001) mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada program
home care yang meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-
kasus khusus klinik dan yang biasa dijumpai di komunitas. Kasus umum yang merupakan
pasca perawatan di RS adalah :
1. Klien dengan COPD
2. Klien dengan penyakit gagal jantung
3. Klien dengan gangguan oksigenasi
4. Klien dengan mengalami perlukaan kronis
5. Klien dengan diabetes
6. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
7. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi )
8. Klien dengan terapi cairan infus di rumah
9. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
10. Klien dengan AIDS
Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
1. Klien dengan post partum
2. Klien dengan gangguan kesehatan mental
3. Klien dengan kondisi Usia Lanjut
4. Klien dengan kondisi terminal ( Hospice and Palliative care)
(Rice R , 2001.,Allender &Spradley, 2001)
BAB III
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah data-data tentang Home Care yang di dapat dari rumah sakit
tempat kami praktek yaitu Rumah Sakit RK Charitas Palembang :
A. Protap Umum
Prosedur tetap (Protap) umum Home Care adalah pedoman tatalaksana perawatan
secara umum, berlaku bagi segenap komponen pelaksana home care, baik bagi dokter
maupun bidan dan perawat. Dalam hal yang bersifat khusus semisal : tatalaksana biaya
perawatan, pengelolaan obat dan bahan habis pakai atau yang lain, diatur dalam pedoman
tersendiri.
4. Pelakasana home care menerima pasien dari dokter penanggung jawab, dokter praktek,
institusi pelayanan medis atau atas kemauan pasien (keluarganya) dengan indikasi rawat inap
maupun pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan perawatan penunjang (paliatif) karena
berbagai alasan. Langkah awal adalah :
a) Pelaksana home care mencatat identitas pasien di buku register dan kartu status home care
b) Memeriksa tanda-tanda vital (tensi, suhu, nadi, respirasi) dan mencatat di kartu status pasien
5. Melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Bila ada instruksi tertulis, lakukan sesuai instruksi/tindakan
b) Bila belum ada instruksi, konsultasi dokter
c) Bila dokter sulit dihubungi, berikan pertolongan pertama sesuai keadaan pasien pada saat itu,
misalnya pasang infus, perawatan luka, pasang kateter dan lain-lain
d) Setelah diberikan terapi/tindakan, berikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang
cara-cara mengawasi infus dan tindakan medis lainnya
e) Mencatat setiap tindakan/terapi/konsultasi dalam lembar status pasien
f) Memberitahu keluarga pasien tentang cara menghubungi pelaksana bila sewaktu-waktu
diperlukan terkait dengan keluhan pasien
6. Awasi keadaan pasien secara berkala, termasuk pengamatan tanda vital. Tulis dan catat di
lembar catatan perawat setiap melakukan pengukuran tanda-tanda vital.
7. Melaksanakan petunjuk/perintah pengobatan selanjutnya dari dokter
8. Pemberian obat oral di atur sesuai jadwal pengobatan dan kenyamanan pasien.
9. Apabila kondisi pasien menurun atau mengalami perubahan mendadak, segera konsultasi ke
dokter konsultan (dokter penanggung jawab) atau langsung di rujuk ke rumah sakit dengan
pendampingan
10. Jika terjadi anafilaksis shock, tangani sesuai protap anafilaksis, kemudian baru konsultasi.
11. Pelaksana home care hendaknya memberikan tindakan atas rekomendasi dokter, kecuali
dikter tidak bisa dihubungi atau pasien memerlukan tindakan cepat.
12. Penggunaan obat dan BHP (bahan habis pakai) di catat di buku stok masing-masing
pelaksana home care.
13. Pasien yang memerlukan pemeriksaan laboratorium disiapkan oleh petugas pelaksana home
care, kemudian di kirim ke bagian laboratorium rumah sakit RK Charitas Palembang.
Selanjutnya hasil laboratorium dikonsultasikan ke dokter.
14. Konsultasi pasien dapat dilaksanakan melalui telepon atau SMS
15. Jika diperlukan follow up, pasien dapat diperiksakan ke dokter konsultan (praktek).
16. Rujukan ke rumah sakit RK Charitas Palembang didampingi oleh petugas jaga.
17. Pasien yang tidak dapat ditangani di rumah atau memerlukan tindakan lebih lanjut atau
tindakan operatif, di rujuk ke rumah sakit disertai rujukan dan tindakan sementara yang sudah
dilakukan.
18. Penggunaan mobil ambulance hendaknya bekerjasama dengan pihak rumah sakit dan dikenai
tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai daftar tarif ambulance di rumah sakit RK
Charitas Palembang.
19. Dokter dan pelaksana home care tidak diperkenankan menerima sesuatu dan melakukan
perjanjian-perjanjian dengan pihak manapun yang berujung pada pembengkakan biaya home
care.
20. Dikter bersama pelaksana home care hendaknya membuat standarisasi obat sesuai keperluan
berdasarkan indikasi medis dan bekerjasama denga apotek rumah sakit dalam pengadaan
obat. Dalam menetukan jenis obat tentunya mempertimbangkan daya jangkau pasien tanpa
mengurangi kualiatas obat.
21. Penggantian petugas pelaksana, oleh berbagai sebab, hendaknya melakukan serah terima,
meliputi : kondisi pasien, obat dan tindakan meis, sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
22. Semua komponen home care hendaknya bersikap ramah dengan pasien dan keluarganya,
memberikan support serta mendidik pasien berkenaan dengan penyakitnya.
B. Alur Pelayanan
Secara garis besar alur pelayanan yang diberikan adalah :
1. Setiap pasien, mendapatkan pelayanan home care melalui dokter penanggung jawab, dokter
konsultan atau langsung melalui petugas pelaksana home care
2. Petugas pelaksana home care melaksanakan pelayanan meds sesuai dengan instruksi dokter
atau prosedur tetap home care rumah sakit Charitas Palembang
3. Petugas pelaksana home care membuat registrasi dan mencatat di lembar status pasien
4. Petugas pelaksana mengunjungi rumah pasien secara berkala
5. Petugas pelaksana yang berhalangan dalam perawatan home care dapat digantikan oleh
petugas lain dengan melakukan serah terima
6. Pasien di rawat hingga sembuh atau hingga akhir perawatan pada perawatan paliatif
7. Apabila perlu di rujuk, maka pasien di rujuk setelah mendapatkan tindakan stabilisasi
8. Apabila penderita meninggal dunia, petugas pelaksana membuat laporan keatian sejak masa
perawatan.
BAB IV
RANCANGAN GAGASAN PROGRAM HOME CARE
Terminasi Pelayanan
Pasien Datang
C. Uraian Tugas
1. Ketua Koordinator Home Care
Nama Jabatan : Ketua Koordinator Home Care
ian : Seorang tenaga medis yang profesional yang di beri wewenang dan tanggung jawab untuk
mengelola terselenggaranya kegiatan home care dan telah memiliki sertifikat pelatihan home
care yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
Persyaratan :
a. Dokter yang berpengalaman kerja kurang lebih 2 tahun
b. Memiliki sertifikat pelatihan home care
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Fleksibel dan kreatif
Masa Jabatan : 2 tahun
Uraian Tugas :
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan Perawatan di rumah
b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan pelayanan dan klien.
c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan Pelayanan
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap kinerja pelayanan
e. Menyusun laporan pelaksanaan Home Care secara berkesinambungan
2. Sekertaris
Nama Jabatan : Sekertaris
ian : Perawat profesional yang diberikan wewenang dan tan ggung jawab untuk mencatat segala
kegiatan pelayanan home care.
Tugas : Melaksanakan kegiatan pencatatan setiap kegiatan home care di rumah sakit
untuk didokumentasikan.
3. Bendahara
Nama Jabatan : Bendahara
tian : Tenaga profesional yang diberikan wewenang dan tanggung jawab dalam melaksanakan
pencatatan pembiayaan dalam pelayanan home care.
Tugas : mencatat pemasukan dan pengeluaran pelayanan home care
2. Pihak dari rumah sakit akan menyebarkan pamflet, brosur tentang home care kepada
masyarakat baik yang datang ke rumah sakit untuk berobat (pasien dan keluarga) maupun
pihak masyarakat yang ada di komunitas serta pemasangan poster-poster tentang home care,
melalui koran serta majalah kesehatan.
Kelebihan Dari Teknik Ini Adalah :
a. Menghemat tenaga yang mempromosikan pelayanan home care
b. Akan lebih menarik karena disertai dengan gambar-gambar
c. Mudah untuk dilakukan.
2. Pelaksanaan
a. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
b. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
c. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
d. Membuat rencana pelayanan
e. Lakukan perawatan langsung
f. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
g. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
h. Dokumentasikan kegiatan
3. Monitoring dan evaluasi
a. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
b. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
c. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanaan
4. Proses penghentian pelayanan home care
a. Tercapai sesuai tujuan
b. Kondisi pasien stabil
c. Program rehabilitasi tercapai secara maximal
d. Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
e. Pasien di rujuk
f. Pasien menolak pelayanan lanjutan
g. Pasien meninggal dunia
Untuk pembiayaan, rumah sakit memberikan pilihan diantaranya yaitu:
1. Dibayar setiap kali bertemu atau setiap melakukan pelayanan.
2. Dibayar pada saat dihentikannya pelayanan.
c. Setelah pembuatan kartu, pasien yang ingin menggunakan jasa home care melakukan
pemeriksaan kesehatan jika pasien tersebut datang langsung. tetapi apabila pasien tidak
datang langsung ke poli home care maka pemeriksaan kesehatan dilakukan dirumah pasien
dengan mengirimkan tenaga kesehatan ke rumah pasien sebagai data penunjang untuk
melakukan pelayanan home care.
d. Setelah mengetahui hasil dari pemeriksaan kesehatan pasien tersebut akan di rujuk ke bagian
menurut pembagian wilayah kerja pelayanan home care.
e. Selanjutnya pasien tersebut akan melakukan administrasi untuk mengurus cara pembiayaan
serta mengenai pemberitahuan informasi tentang jadwal kunjungan pelayanan perawatan di
runah pasien tersebut
f. Setelah pasien tersebut setuju maka pelayanan home care tersebut di laksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah di buat
g. Melakukan perawatan sampai pasien mampu melakukan perawatan mandiri.
5. Pasien yang sebelumnya di rawat di rumah sakit dan meminta pelayanan home care untuk
prosedurnya tetap sama, hanya meneruskan pelayanannya yang diteruskan di rumahnya.
6. Setelah prosedur di atas selesai maka tenaga kesehatan pada bagian home care akan
melakukan pengkajian untuk menetukan tindakan yang akan dilakukan serta untuk
menentukan jadwal kunjungan sesuai data yang diperoleh saat pengkajian
7. melakukan kunjungan ke rumah pasien serta melakukan perawatan pada pasien sesuai
dengan kebutuhan pasien
8. untuk jadwal kunjungan ke pasien disesuaikan dengan apa yang dialami pasien (penyakitnya)
serta sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pasien.
9. bila kebutuhan pasien sudah terpenuhi secara mandiri oleh pasien dan tingkat kesehatan
sudah mulai membaik bahkan sembuh maka pelayanan home care dihentikan.
10. tetapi bila kondisi pasien semakin gawat dan memerlukan perawatan secara intensif, maka
dilakukan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Sistem Rujukan :
rujukan dilakukan bila kondisi pasien lebih memburuk atau semakin gawat dan memerlukan
perawatan yang lebih intensif. rujukan akan dilakukan ke rumah sakit melalui beberapa
prosedur :
1. pemberitahuan kepada pihak pasien bahwa pasien harus di rujuk karena keadaannya yang
semakin memburuk.
2. petugas pelaksana home care pada pasien tersebut akan melaporkan kepada koordinator
kasus bahwa pasien tersebut perlu di rujuk.
3. selanjutnya koordinator kasus akan mengurus proses rujukan langsung ke bagian emergency
rumah sakit.
4. pasien langsung di rujuk.
5. untuk pembiayaan : setiap pelayanan yang dilakukan oleh tempat rujukan (rumah sakit) maka
sistem pembiayaan akan melalui administrasi rumah sakit.
6. Keberlanjutan pelayanan home care.ini terkait dengan apakah pelayanan home care akan
dilanjutkan atau dihantikan setelah pasien dirujuk ke rumah sakit.
11. Syarat-Syarat Pengadaan Home Care
1. Ketenagaan
a. Manajer kasus, dengan kwalifikasi :
1) Minimal D.III
2) Pemegang sertifikat pelatihan home care
3) Pengalaman kerja minimal 3 tahun
4) Memiliki SIP,SIK,SIPP
b. Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi :
1) Minimal D.III
2) Pemegang sertifikat pelatihan home care
3) Pengalaman kerja minimal 3 tahun
4) Memiliki SIP,SIK,SIPP
BAB V
ANALISA
Institusi Home Care swasta dapat didirikan dengan semacam membuat poli
khusus poli home care di rumah sakit tersebut, baik untuk satu jenis layanan maupun
layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan
pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk melakukan
analisa eksternal dan internal.
1. Analisa Interna
Analisa internal, melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia dan dana) baik
yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa komitmen
personil yang ada terhadap rencana pembentukan institusi Home Care. Komitmen
personil merupakan persyaratan mutlak yang harus di mililki untuk mengawali suatu
bisnis yang baru .
2. Analisa Eksterna
Analisa eksternal, memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis
maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan
berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan
keperawatan yang berhubungan persoalan reproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal
juga melihat pesaing yang ada disekitar daerah tersebut, baik dalam jumlah, jenis
maupun kondisinya.
Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus memperhatikan hal-
hal berikut :
1. Kemudahan (untuk dihubungi , untuk mendapatkan informasi, untuk membuat janji)
2. Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada institusi HC
3. Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri professional
4. Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien
5. Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal untuk memperbaiki
kualitas layanan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guna mewujudkan visi dan misi Depkes RI maka RS swasta mencoba
mengembangkan program home care yang sebelumnya hanya ada di RS pemerintah. Home
care merupakan suatu program yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan
kuaklitas hidup baik dari kebutuhan boi-psiko social dan spiritual
B. Saran
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat maka hendaknya rumah sakit swasta juga
ikut mendukung visi dan misi Depkes RI untuk mengembangkan pelayanan home care
dimasyarakat selain di rumah sakit pemerintah. Dan kepada masyarakat diharapkan
partisipasinya dan untuk perawat harus meningkatkan kualitas, wawasan dan keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta:Depkes
RI
Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka Cipta
Hidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
http://www.facebook.com/note.php?note_id=133675939370. Diakses tanggal 02
Oktober 2011
Mahyuddin.2006.Revitalisasi Kesehatan Daerah Sumsel Melalui Paradigma Sehat.
Sumatra Selatan
Notoatmodjo,Soekidjo.1997.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: PT Rineka Cipta
Potter dan Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC
Pujawayan. 2011. Home Care.http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/13/home- care/ di
akses tanggal 02 Oktober 2011
Wijayanto, W. T. 2010. Home Care Ala Mitra Medical
Service http://mitramedical.blogspot.com/2010/03/home-care-ala-mitra-medical-
service.html di akses tanggal 02 Oktober 2011