KEPERAWATAN JIWA I
DISUSUN OLEH
MUTIA
180101021
TINGKAT II S1 KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
1
Pertama-tama perkenankanlah saya selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
judul "MAKALAH ASKEP SEHAT JIWA SEPANJANG RENTANG KEHIDUPAN"
Ucapan terima kasih dan puji syukur saya sampaikan kepada Allah dan semua pihak
yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun
makalah ini.
Saya berterima kasih kepada dosen pembimbing ibu NS. Ramaita,M.Kep. selaku dosen mata
kuliah Keperawatan Jiwa 1 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai
karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan
2
kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan jiwaadalah
kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan
mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, serta terbebas dari stress
yang serius (Kusumawati & Hartono, 2011).
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
3
Untuk mengetahui dan memahami tentang askep sehat jiwa sepanjang rentang
kehidupan yang meliputi ibu hamil, bayi, toodler, anak, remaja dan lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang.
Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
a) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
4
c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d) jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f) Komplikasi pada bayi.
g) Rencana menyusui bayi.
b. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut.
c. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit
infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus
didokumentasikan.
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f) Riwayat dan perawalan anemia.
g) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.
i) Merokok (Jumlah batang per hari).
j) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko
terinfeksi toxoplasma.
k) Alergi dan sensitif dengan obat.
5
l) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
m) Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit
kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung,
infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang
perlu dikumpulkan.
n) Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-
obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan
keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang
digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko
mengalami komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe
Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan
inkompabilitas darah dapat terjadi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan TTV
a) Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan
memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah
diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung.
Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
b) Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada
keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit
penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa
untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat
dan teratur.
c) Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit.
Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung.
6
Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan
paru bebas dari suara napas abdominal.
d) Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
1. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan
vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya
terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
2. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial.
Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan
terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada
tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda
dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
(1) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
(2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat
badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang
dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan
lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat
menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan,
persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
(3) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
(4) Abdomen
7
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih
harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu
berbaring.
d. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki
tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks
tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya
komplikasi kehamilan.
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti
cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie
perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian
kapiler baik.
f. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari
ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan
estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu
dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal
menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur.
Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi
b) Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk
ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot
polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi
bila menderita diare.
h. Sistem Urinarius
8
a) Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal
ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta
hipertensi pada kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada
ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan
gula darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih
yang biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa
dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
3) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna
merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
3. Diagnosa Keperawatan
11
berlebihan. lebih tenang.
1. Pengkajian
Karakteristik Perilaku :
Target perkembangan Perilaku Bayi
13
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawaran
14
menangis
Ganti popok/ celana bila
basah atau kotor
Lindungi dari bahaya
jatuh
Kurangi stres bayi dengan
cara : rawat bayi dengan
kasih sayang, memeluk,
menggendong, mengeloni
dengan tulus dan sepenuh
hati.
Memberikan lingkungan
yang aman dan nyaman
bagi bayi Mengajak bayi
bermain
Mengajak bayi bicara saat
sedang merawat bayi
15
sendirian,berikan kasih
sayang)
1. Pengertian
Perkembangan psikososial pada usia kanak – kanak usia 18 bulan – 3 tahun
adalah proses perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandirian
dengan cara memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari dunianya.
Bila anak tidak difasilitasi untuk kebutuhannya, seperti selalu dilindungi atau
dikendalikan, maka anak akan merasa ragu – ragu, takut, tidak berani, dan malu untuk
melakukan aktivitasnya sehingga anak akan bergantung pada orang lain. Oleh karena itu
orang tua dan pengasuh penting untuk memahami dan memiliki kemampuan dalam
menstimulasi anak untuk mencapai tugas perkembangannya yaitu kemandirian.
2. Penyebab
Perkembangan psikososial pada usia toddler usia 18 bulan – 3 tahun, adalah
proses perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandirian dengan
cara memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari dunianya.
Bila anak tidak difasilitasi untuk kebutuhannya, seperti terlalu dilindungi atau
dikendalikan, maka anak - anak akan merasa ragu-ragu, takut, tidak berani dan malu
untuk melakukan aktifitasnya sehingga anak akan bergantung pada orang lain. Sebab itu
penting bagi orangtua atau pengasuh untuk memahami dan memiliki kemampuan dan
pengetahuan dalam menstimulasi anak untuk mencapai tugas perkembangannya yaitu
kemandirian.
16
3. Pengkajian
1) Bergaul dan mandiri :
a. Mengenal dan mengakui namanya
b. Sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
c. Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api, air, ketinggian,
warna dan bentuk benda)
d. Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah misalnya minum
sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiriBertindak semaunya sendiri dan
tidak mau diperintah
e. Mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
f. Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar keluarganya.
g. Hanya sebentar mau berpisah dengan orangtua.
h. Menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
i. Mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
j. Mampu menyatakan akan buar air besar dan buang air kecil
2) Motorik kasar
Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit 2 hitungan
3) Motorik halus
Mampu membuat garis lurus
4) Berbicara, berbahasa dan kecerdasan
Mampu menyatakan keinginan paling sedikit dengan 2 kata.
4. Analisa Data
a. Data Subjektif :
1) Klien mengenal dan mengakui namanya
2) Klien sering mengatakan : “jangan/tidak/nggak”
3) Klien banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api, air, ketinggian,
warna dan bentuk benda)
4) Klien mampu menyatakan akan buang air besar dan buang air kecil
b. Data Objektif :
1) Klien mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah
2) Klien mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar keluarganya.
3) Klien mau berpisah dengan orangtua hanya sebentar
4) Klien menunjukkan rasa suka dan tidak suka.
17
5) Klien mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga
6) Klien suka membantah dan tidak menurut perintah
5. Intervensi keperawatan
NO TUGAS INTERVENSI
PERKEMBANGAN
18
Berikan kebebasan pada anak untuk melakukan
sesuatu yang diinginkan tetapi tetap memberi
batasan. Misalnya membolehkan anak memanjat
dengan syarat ada yang mendampingi/mengawasi
atau mengajarkan cara agar tidak jatuh
b. Menstimulasi /latihan perkembangannya :
Melatih anak melompat ke depan dengan kedua
kaki diangkat bersamaan.
Mengajak anak bermain menumpuk dan
menyusun balok /kubus/ kotak menjadi “menara”,
“jembatan” dan lain-lain.
Melatih anak memilih dan mengelompokkan
benda menurut jenisnya. (kancing, kelereng, uang
logam dan lain-lain)
Melatih anak menghitung jumlah benda
1. Pengkajian
a. Keluarga
a) Pengetahuan keluarga
b) Peran orang tua
b. Anak
Perkembangan fisik, yang perlu di kaji antara lain :
a) Berat badan anak, biasanya meningkat kira-kira 2.5 kg per tahun. Berat badan
rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 Kg terkait dengan nutrisi anak.
b) Pertumbuhan anak ( tinggi badan 2 – 3 inchi per tahun ).
c) Perkembangan motorik pada anak. Terjadi peningkatan koordinasi otot besar
dan halus, sehingga mereka dapat berlari dengan baik, berjalan naik dan turun
dengan mudah dan belajar untuk melompat.
19
d) Kebiasaan makan, tidur dan eliminasi anak.
e) Perkembangan kognitif, yang perlu dikaji antara lain :
f) Pengetahuan anak yang berhubungan dengan pengalaman konkret.
g) Perkembangan moral usia anak terkait dengan pemahaman tentang perilaku
yang disadari secara sosial benar atau salah.
h) Perkembangan bahasa anak ternasuk kosakata, yang memungkinkan
penggabungan berbagai personifikasi yang berbeda.
i) Perkembangan psiko-sosial
j) Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya.
k) Kaji permainan anak. Permainan anak prasekolah menjadi lebih sosial, mereka
berganti dari bermain paralel ke jenis asosiatif.
l) Persepsi kesehatan
Kita mengkaji persepsi kesehatan melaui keluarga, pola hidup mereka,
sensasi pada tubuh anak itu sendiri, dan kemampuan orang tua untuk
melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya membantu anak-anak
mengembangkan perilaku sehat mereka, berpakaian dan makan.
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
b. Defisit pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi
mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan bahasa
3. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI
20
d) Keterbatasan kesempatan sering dan dengan berbagai mainan.
untuk memenuhi kebutuhan e) Beri waktu untuk bermain sendiri dan menggali
sosial, bermain atau lingkungan bermain.
pendidikan sekunder, akibat: f) Perintahkan untuk memberi respon verbal dan
Kehilangan kemampuan mengajukan permintaan.
untuk berkomunikasi g) Beri pujian untuk perilaku yang positif.
Kurang stimulasi
Sedikitnya orang
terdekat
Kehilangan teman
sebaya.
2. Defisit pengetahuan orang tua a) Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan
berhubungan dengan kurangnya yang sesuai dengan kelompok usia.
informasi mengenai b) Beri pendidikan kesehatan atau informasi
pertumbuhan dan perkembangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan
anak anak.
1. Pengkajian
21
Perawat mengkaji penguasaan anak terhadap tiap area keterampilan yang
dibuthkan anak untuk dapat menjadi seorang dewasa yang kompeten. Selain mengkaji
keterampilan yang telah diuraikan tersebut, perawat juga perlu mengkaji data demografi,
riwayat kesehatan terdahulu, kegiatan hidup anak sehari-hari, keadaan fisik, status
mental, hubungan interpersonal, serta riwayat personal dan keluarga.
a) Data demografi
Meliputi nama, usia, tempat dan tanggal lahir anak; nama, pendidikan, alamat
orang tua; serta data lain yang dianggap perlu diketahui.riwayat kelahiran, alergi,
penyakit dan pengobatan yang pernah diterima anak, juga perlu dikaji. Selain itu,
aktivitas kehidupan sehari-hari anak meliputi keadaan gizi termasuk berat badan,
jadwal makan dan minat terhadap makanan tertentu, tidur termasuk kebiasaan dan
kualitas tidur, eliminasi meliputi kebiasaan dan masalah yang berkaitan dengan
eliminasi, kecacatan dan keterbatasan lainnya.
b) Fisik
Perlu diperiksa keadaan kulit, kepala, rambut, mata, telinga, hidung, mulut,
pernafasan, kardiovaskular, muskuloskeletal, dan neurologis anak. Pemeriksaan fisik
lengkap sangat diperlukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh gangguan fisik
terhadap perilaku anak. Selain itu hasil pemeriksaan fisik berguna sebagai dasar
dalam menentukan pengobatan yang diperlukan. Bahkan untuk mengetahui
kemungkinan bekas penganiayaan yang pernah dialami anak.
c) Status mental
Pemeriksaan status mental bermanfaat untuk memberikan gambaran
mengenai fungsi ego anak. Perawat membandingkan perilaku dengan tingkat fungsi
ego anak dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, status mental anak perlu dkaji setiap
waktu dengan suasana yang santai dan nyaman bagi anak. Pemeriksaan atatus mental
meliputi keadaan emosi, proses berpikir, dan isi pikiran; halusinasi dan persepsi; cara
bicara dan orientasi; keinginan untuk bunuh diri atau membunuh.Pengkajian terhadap
hubungan interpesonal anak dilihat dalam hubungannya dengan anak sebayanya, yang
penting untuk mengetahui kesesuaian perilaku dengan usia.
d) Riwayat personal dan keluarga
Meliputi faktor pencetus masalah, riwayat gejala, tumbuh kembang anak,
biasanya dikumpulkan oleh tim kesehatan. Data ini sangat diperlukan untuk
mengerti perilaku anak dan membantu menyusun tujuan asuhan keperawatan.
22
Pengumpulan data keluarga merupakan bagian penting dari pengkajian melalui
pengalihan fokus anak sebagai indivdu ke sistem keluarga. Tiap anggota keluarga
diberi kesempatan untuk mengidentifikasi siapa yang bermasalah dan apa yang
telah dilakukan oleh keluarga untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk
menegakkan diagnosa keperawatan, data yang telah dikumpulkan kemudian
dianalisa sebagai dasar perencanaan asuhan keperawatan selanjutnya.dalam
keperawatan psikiatri dapat digunakan PND (Psychiatric Nursing Diagnosis),
NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) dan DSM-III R
(Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders).
1. Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan remaja meliputi observasi dan
interpretasi pola perilaku, yang mencakup informasi sebagai berikut :
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. Keadaan biofisik (penyakit, kecelakaan)
c. Keadaan emosi (status mental, termasuk proses berpikir dan pikiran tentang bunuh
diri atau membunuh orang lain)
23
d. Latar belakang sosial budaya, ekonomi, agama
e. Penampilan kegiatan kehidupan sehari hari (rumah, sekolah)
f. Pola penyelesaian masalah (pertahanan ego seperti denial, acting out, menarik diri)
g. Pola interaksi (keluarga, teman sebaya)
h. Persepsi remaja tentang/dan kepuasan terhadap keadaan kesehatan
i. Tujuan kesehatan remaja
j. Lingkungan (fisik, emosi, ekologi)
k. Sumber materi dan narasumber yang tersedia bagi remaja (sahabat, sekolah dan
keterlibatannya dalam kegiatan di masyarakat)
Data yang dikumpulkan mencakup semua aspek kehidupan remaja baik pada
masa lalu maupun sekarang yang diperoleh dari remaja itu sendiri, keluarganya atau
orang lain. Permasalahan yang biasanya dihadapi oleh remaja berkaitan dengan citra
diri, idenditas diri, kemandirian, seksualitas, peran sosial dan perilaku seksual yang
menimbulkan perilaku adaptif maupun maladaptive.
Dalam berkomunikasi dengan remaja, perawat harus mengerti bahwa :
a. Perasaan dan konflik cenderung diekspresikan melakukan perilaku kasar dari pada
secara verbal
b. Remaja mempunyai bahasa mereka sendiri
c. Kata-kata kotor sering diucapkan oleh remaja, terutama remaja yang sangat
terganggu
Banyak data yang dapat diperoleh hanya dengan mengamati perilaku remaja,
cara berpakaian dan lingkungannya
Perawat yang mempelajari keterampilan mewawancarai dan menggunakan
pesan nonverbal dapat memanfaatkan ketrampilannya dalam berkomunikasi dengan
remaja secara verbal. Dalam usahanya menyesuaikan diri dengan perubahan fisik yang
pesat, remaja mengalami ketegangan karena konflik antara kebutuhan akan rasa
tergantung dan keinginan untuk mandiri. Menurut para ahli remaja bahwa kemandirian
berarti melepaskan diri dari kendali orang tua, tanpa menyadari bahwa kemandirian
terjadi melalui suatu proses belajar yang terjadi secara bertahap.
24
perilaku mengancam, keterlibatan dengan obat terlarang, hypochandriasis, masalah
diit/makan, dan takut sekolah.
Untuk mencegah kesan remaja bahwa perawat memihak kepada orang tuanya,
maka sangat perlu diperhatikan perawat untuk melakukan kontak awal langsung
dengan remaja. Pengetahuan perawat tentang perkembangan normal yang dialami
remaja sangat diperlukan untuk dapat membedakan perilaku adaptif dan menentukan
masalah berdasarkan perilaku remaja merupakan langkah pertama dalam
merencanakan asuhan keperawatan. Perawat kemudian menentukan tujuan jangka
pendek berdasarkan respons maladaptive dengan memperhatikan kekuatan yang
dimiliki remaja, begitu pula tujuan jangka panjang.
Tinjauan terhadap rencana asuhan keperawatan perlu dilakukan secara berkala
untuk memperbaiki situasi, catatan perkembangan dan mempertimbangkan masalah
baru. Sangat penting untuk mengkaji dan mengevaluasi proses keperawatan pada
remaja. Implementasi kegiatan perawat meliputi :
25
Terapi keluarga khususnya diperlukan bagi remaja dengan gangguan kronis
dalam interaksi keluarga yang mengakibatkan gangguan perkembangan pada
remaja. Oleh karena itu perawat perlu mengkaji tingkat fungsi keluarga dan
perbedaan yang terdapat didalamnya untuk menentukan cara terbaik bagi perawat
berinteraksi dan membantu keluarga.
c) Terapi kelompok
Terapi kelompok memanfaatkan kecenderungan remaja untuk mendapat
dukungan dari teman sebaya. Konflik antara keinginan untuk mandiri dan tetap
tergantung, serta konflik berkaitan dengan tokoh otoriter, akan mudah dibahas.
d) Terapi individu
Terapi individu oleh perawat spesialis jiwa yang berpengalaman dan
mendapat pendidikan formal yang memadai. Terapi individu terdiri atas terapi yang
bertujuan singkat dan terapi penghayatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat
ketika berkomunikasi dengan remaja antara lain penggunaan teknik berdiam diri,
menjaga kerahasiaan, negativistic, resistens, berdebat, sikap menguji perawat,
membawa teman untuk terapi, dan minta perhatian khusus.
3. Evaluasi
Dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, masalah remaja lebih sering
dihadapi oleh perawat. Perawat harus waspada untuk tidak memihak baik pada remaja
maupun orang tua. Remaja cenderung impulsive dan secara tidak disadarinya
menghambat perkembangan terapi. Walaupun proses penyembuhan biasanya berjalan
lambat, perawat tetap perlu menyadari kemajuan yang dialami remaja dan bahkan
membantu remaja untuk melihat perbaikan yang telah dicapai, tidak saja dalam
perilakunya tetapi juga secara menyeluruh. Apabila kriteria keberhasilan ditulis secara
jelas dengan menggunakan istilah perubahan yang ingin dicapai, maka kriteria ini dapat
dipakai untuk mengukur efektifivitas intervensi keperawatan.
1. Pengertian
Tahap perkembangan manusia usia 25-65 tahun dimana pada tahap ini
merupakan tahap dimana individu mampu terlibat dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, pekerjaan, dan mampu membimbing anaknya. Individu harus menyadari
26
hal ini, apabila apabila kondisi tersebut tidak terpenuhi dapat menyebabkan
ketergantungan dalam pekerjaan dan keuangan.
2. Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
3. Diagnosa Keperawatan
Definisi: suatu pola upaya kognitif dan perilaku untuk mengatasi tuntutan/
permintaan yang adekuat untuk kesejahteraan dan dapat ditingkatkan.
Batasan Karakteristik:
Definisi: Suatu pola pemilihan urutan tindakan yang cukup untuk memenuhi
tujuan terkait kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang dapat
ditingkatkan.
Batasan Karakteristik:
27
1. Menyatakan keinginan meningkatkan analisis risiko keuntungan terhadap
keputusan.
2. Menyatakan keinginan meningkatkan keharmonisan keputusan dengan nilai
sosiokultural
3. Menyatakan keinginan meningkatkan keharmonisan keputusan dengan nilai
4. Menyatakan keinginan meningkatkan keharmonisan keputusan dengan tujuan
sosiokultural
5. Menyatakan keinginan meningkatkan keharmonisan keputusan dengan tujuan
6. Menyatakan keinginan meningkatkan pemahaman tentang makna pilihan
7. Menyatakan keinginan meningkatkan pemahaman tentang pilihan untuk
mengambil keputusan
8. Menyatakan keinginan meningkatkan pengambilan keputusan
9. Menyatakan keinginan meningkatkan penggunaan data reliable untuk
keputusan
4. Intervensi Keperawatan
28
Dengan kriteria hasil sebagai berikut:
29
a. Kurang konsentrasi
b. Kurang kebersihan diri
c. Rentan thd kecelakaan; jatuh
d. Tidak mengenal waktu, tempat dan orang
e. Tremor
f. Kurang koordinasi gerak
g. Aktivitas terbatas
h. Sering mengulang kata-kata
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tindakan Keperawatan
Tujuan agar pasien mampu mengenal/berorientasi terhadap waktu orang dan tempat
melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan jiwa merupakan kondisi seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, sosial sehingga individu tersebut menyadari kemamluan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi
untuk komunitasnya.
Kesehatan jiwa yaitu suatu kondisi mental sejahtera yang harmonis dan produktif
dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress
30
kehidupan dengan wajar, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan
baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain.
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak
dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18
bulan), masa toddler(1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia
sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah
(35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun)
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/407099320/makalah-kel-4-askep-sehat-jiwa-docx
Dariyo, A. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung : PT Refika
Aditama
Mansur, H. 2014. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika