Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1

“MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN

KONSEP PROSES KEPERAWATAN”

KELOMPOK 9

1.MUTIA

2.SISKA ARDINA

3.ELVITA GUSMAN

4.SITI SYARAH

5.EDWAR SEVENTRI

DOSEN PEMBIMBING : Ns.SRI AMELIATI.S.KEP

STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN

2018/2019

KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul
Model dan Konsep Teori Keperawatan. .

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami model dan aspek teori
keperawatan serta konsep proses keperawatan.

Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan semua pihak yang
telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah ini..

Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah
ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kami
memohon saran serta komentar yang dapat kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan
pedoman dimasa yang akan datang.

Pariaman,15 Oktober 2018

Kelompok 9

BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Keperawatan   sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan  suatu bentuk 


pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan  . Pada perkembangannya 
ilmu keperawatan   selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga
dengan pelayanan keperawatan   di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat serta teknologi bidang  kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan
asuhan keperawatan   di sebagian besar  rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan
pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan  .

Profesi keperawatan   adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan


prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan   yang sudah
dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan   merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan  .

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud
teori keperawatan   adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena
mengenai keperawatan  . Teori keperawatan   digunakan sebagai dasar dalam menyusun
suatu model konsep dalam keperawatan  ,dan model konsep keperawatan   digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan  . Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori
keperawatan   yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu
mengaplikasikan praktek keperawatan   yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar
keperawatan  .

Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik


keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan
menggunakan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung
jawab pada klien, sehingga kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.   
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien
dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial
dalam mempertahankan kesehatan.
B.     RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan   dan apakah  tujuan teori
dan model keperawatan   ?

2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan   dan  apa sajakah faktor-faktor yang


mempengaruhi teori keperawatan   ?

3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang model konsep dan teori keperawatan  

4. Apa saja proses yang terjadi pada keperawatan?

C.     TUJUAN

1.  Mengetahui model praktik keperawatan   dan  tujuan teori dan model keperawatan  

2.  Mengetahui  karakteristik teori keperawatan   dan  faktor-faktor yang mempengaruhi


teori keperawatan  

3.  Mengetahui  pandangan beberapa ahlitentang model konsep dan teori keperawatan  

4. Mengetahui konsep proses keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

1.  Pengertian

Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena,


menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma.
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa
atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau
keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang
menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan
masalah.

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena
dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori
dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.

Teori keperawatan    didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk


menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan  . Teori keperawatan
berperan dalam membedakan keperawatan   dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan
keperawatan yang dilakukan.

Teori keperawatan   menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan


atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan  .

Model konseptual keperawatan   merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat
juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

2. Tujuan Teori Dan Model Keperawatan  

a.Tujuan Teori Keperawatan  

Teori keperawatan   sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu


keperawatan   dan pengembangan profesi keperawatan   memiliki tujuan yang ingin
dicapai, diantaranya:
1. Adanya teori keperawatan   diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan  , baik bentuk
tindakan atau bentuk model praktek keperawatan   sehingga berbagai permasalahan
dapat teratasi.

2. Adanya teori keperawatan   membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan   kemudian dapat
memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah keperawatan  .

3. Adanya teori keperawatan   membantu proses penyelesain masalah dalam keperawatan


dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan   sehingga
segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.

4. Adanya teori keperawatan   juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan   sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan
keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.

b. Tujuan Model Keperawatan  

1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan  .

2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan


oleh tim keperawatan  .

3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan  .

4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.

5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan   bagi setiap
anggota tim keperawatan  .

3.  Karakteristik Teori Keperawatan  

Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori
keperawatan   :

1.  Teori keperawatan   mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang


spesifik dari konsep-konsep keperawatan   seperti hubungan antara konsep manusia,
konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan   

2. Teori keperawatan   bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan   digunakan dengan alasan
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis

3. Teori keperawatan   bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan   dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan   
4.  Teori keperawatan   berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan   yang
dilakukan melalui penelitian

5.  Teori keperawatan   menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek
keperawatan .

4.  Faktor Pengaruh Teori Keperawatan  

1. Filosofi Florence Nigtingale

Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori


keperawatan yang melalui filosofi keperawatan   yaitu dengan mengidentifikasi peran
perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori
lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan
serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan   yang efesien.Beliau juga membedakan
praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang sakit
dengan yang sehat.

2. Kebudayaan

Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori


keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan
keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang
sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah
berubah seiring dengan perkembangan keperawatan   sebagai profesi yang mandiri,
demikian juga yang dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter,
dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan   sebagai profesi mandiri, maka hak dan
otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di bawah
pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan
tugas sebagai tim kesehatan.

3. Sistem Pendidikan

Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan  . Dahulu pendidikan keperawatan   belum mempunyai sistem dan
kurikulum keperawatan   yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan   telah memiliki
sistem pendidikan keperawatan   yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
sehingga teori-teori keperawatan   juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan  .

4.         Pengembangan Ilmu Keperawatan   


Pengembangan ilmu keperawatan   ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan   dasar menjadi ilmu keperawatan   klinik dan ilmu keperawatan   komunitas
yang merupakan cabang ilmu keperawatan   yang terus berkembang dan tidak menutup
kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu
keperawatan   yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu
keperawatan   sehingga teori-teori keperawatan   dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan  atau lingkup bidang ilmu keperawatan  .

5. Teori dan Model Keperawatan Para Ahli

Teori dan Model Keperawatan Para Jenis Teori


Ahli
1. Florence Nightingale Teori yang menitik beratkan pada perubahan lingkungan.

2. Martha Rogers Teori yang menitik beratkan pada manusia (Konsep Manusia
sebagai Unit).
3. Dorothea Orem
Teori yang menitik beratkan pada perawatan diri (Self Care).
4. Imogene King
Teori tentang interaksi antar perawat dan klien (Model
5. Betty Neuman Konsep Interaksi).

6. Madeleine Leininger Teori tentang Model Health Care System.

7. Jean Watson Model caring sebagai fokus sentral/ fokus pada transkultural.

8. Callista Roy Teori tentang kebutuhan manusia yang saling berhubungan


(Teori Kemanusiaan).
9. Virginia Henderson
Konsep keperawatan dengan Model Adaptasi
10. Hildegard Peplau
Konsep Aktivitas Sehari-Hari

Interaksi antara perawat-klien bagaimana saling memahami


(Model Hubungan Manusia).

A. Persamaan dan Perbedaan


1. Persamaan

Hildegard Peplau dan Imogene King : membahas tentang teori interaksi.

Martha Rogers dan Jean Watson : manusia itu utuh tetapi mempunyai
berbagai perbedaan (sifat dan karakter).

Florence Nightingale dan Martha Rogers : perubahan lingkungan mempengaruhi


sakit seseorang.

2. Perbedaan

Florence Nightingale dan Matha Rogers

 Martha Rogers : manusia dan lingkungan bekerja sama dalam proses perubahan
lingkungan sendiri.

 Florence Nightingale : hanya lingkungan pasien yang dimanipulasi.

Callista Roy dan Martha Rogers

 Callista Roy : dalam beradaptasi individu homeostasis (menyesuaikan diri dengan


lingkungan agar seimbang).

 Martha Rogers : dalam beradaptasi individu homeodinamik (mempengaruhi dan


dipengaruhi lingkungan).

Dorothea Orem dan Betty Neuman

 Dorothea Orem : perawat berperan mengatasi keterbatasan, mempertahankan pasien


dalam merawat diri sendiri.

 Betty Neuman : mencegah peningkatan stress yang dialami pasien karena stresor.

Jean Watson dan Martha Rogers


Perbedaan Jean Watson Martha Rogers
Teori Teori kemanusiaan Konsep manusia
(pengetahuan dan merawat sebagai unit
Fokus manusia)
Proses interaksi dengan
Dasar Kebutuhan manusia manusia dengan
(biophysikal, psikofisikal, lingkungan
psikososial, intrapersonal
dan interpersonal) Berinteraksi dengan
lingkungan karena
Mencapai kesehatan dalam manusia mempunyai
keadaan sejahtera baik karakter dan keunikan
fisik, spiritual, mental sendiri

3. Tindakan Asuhan Keperawatan

1. Florence Nightingale : membuat lingkungan nyaman bagi klien.


2. Martha Rogers : lebih bersifat manusiawi ( Soeharto).
3. Dorothea Orem : perawatan diri ( Personal Hygiene).
4. Imogene King dan Hildegard Peplau: komunikasi terapeutik antara perawat
dengan klien.
5. Betty Neuman : mengurangi reaksi tubuh terhadap stresor (perlawanan internal
untuk melawan stresor) dan melakukan relaksasi pada pasien.
6. Madeleine Leininger : transfusi darah (tidak diperbolehkan pada Saksi Yehova),
dalam perawatan luka sebisa mungkin perawat sesuai dengan gender pasien.
7. Jean Watson : memberi makanan dan memotivasi.
8. Callista Roy : beradaptasi terhadap dirinya dan lingkungannya, contohnya:
menganjurkan kepada pasien untuk menanggalkan jaket saat suhu panas dan
menganjurkan klien makan lemak.
9. Virginia Henderson : pemenuhan ADL (makan, minum, BAB, BAK)

B. KONSEP PROSES KEPERAWATAN

1.   Sejarah Proses Keperawatan


            Proses keperawatan merupakan lima tahap proses yang konsisten, sesuai dengan
perkembangan profesi keperawatan. Proses tersebut mengalami perkembangan :
Proses keperawatan merupakan sebuah metode yang diterapkan dalam praktek
keperawatan. Ia juga merupakan sebuah konsep dengan  pendekatan problem solving
yang memerlukan ilmu, teknik, dan keterampilan interpersonal untuk memenuhi
kebutuhan klien/keluarganya.
Seiring berkembangnya waktu, proses keperawatan telah dianggap sebagai dasar
hukum praktek keperawatan dan telah digunakan sebagai kerangka konsep kurikulum
keperawatan. Bahkan saat ini definisi dan tahapan keperawatan telah digunakan sebagai
dasar pengembangan praktek keperawatan, sebagai kriteria dalam program sertifikasi, dan
standar aspek legal praktek keperawatan. 

2.  Pengertian
Proses keperawatan adalah :
1.  Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan
alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien.
2.  Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan
meningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum.
3.  Merupakan pendekatan ilmiah
4.   Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Atau, ada
pula yang menterjemahkannya ke dalam 5 tahap : pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

 Alasan Penggunaan Proses Keperawatan


1. Meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan keperawatan
2.  Profesionalisme, sesuai dengan konsep keperawatan bahwa perawatan
merupakan  pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat profesional di mana
dalam melaksanakan kegiatannya menggunakan pendekatan proses keperawatan
3. Untuk efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan
4.  Untuk meningkatkan peran serta dan keterlibatan pasien dalam pelayanan
keperawatan.

 Hubungan Asuhan Keperawatan Dengan Hak-Hak Klien


            The American Hospital Association’s (1972) menerbitkan tulisan tentang
pernyataan hak-hak pasien. Menyadari hal tersebut, National Leaque For Nursing
(NLN, 1959), sejenis Persatuan Perawat Nasional di Amerika, menyusun suatu
rancangan awal pernyataan hak-hak pasien dengan asumsi dasar sebagai berikut :
 1.  Asuhan keperawatan mencakup promosi kesehatan, asuhan dan pencegahan
penyakit, ketidakmampuan dan rehabilitasi. Asuhan keperawatan dapat diberikan
melalui proses pengajaran, penyuluhan, dan dukungan emsional, serta perawatan
pada waktu ia sakit.
2.  Asuhan keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan kesehatan secara
menyeluruh dan direncanakan, serta diberikan dalam kombinasi dengan pelayanan
medis, pendidikan, dan kesejahteraan.
3.  Tenaga keperawatan menghadapi individualitas, martabat, dan hak-hak setiap orang
tanpa memandang ras, warna kulit, derajat, kebangsaan, status sosial dan ekonomi.

3.  Definisi Proses keperawatan


Proses keperawatan dapat didefenisikan berdasarkan tiga dimensi yaitu: tujuan, organisasi,
dan property/karaktersitik.
a.  Tujuan Proses Keperawatan
Tujuan Umum
Memberikan suatu kerangka kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat, sehingga kebutuhan perawatan kesehatan klien, keluarga dan masyarakat
dapat terpenuhi.
Sedangkan menurut Yura dan walsh (1983), proses keperawatan merupakan
suatu tahapan desain tindakan yang digunakan untuk memenuhi tujuan keperawatan,
antara lain:
 Mempertahankan kondisi kesehatan optimal pasien
 Melakukan tindakan  untuk mengembalikan kondisi pasien menjadi normal
kembali
 Memfasilitasi kualitas kehidupan yang maksimal berdasarkan kondisi pasien
sehingga ia bisa mencapai derajat kehidupan yang baik
Tujuan Khusus
1. Mempraktekkan metode pemecahan masalah dalam praktek keperawatan (problem
solving)
2. Menggunakan standart dalam praktek keperawatan
3. Memperoleh metode yang baku, rasional dan sistematis
4. Meperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi
5. Memperoleh asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi
b.      Organisasi
Berdasarkan dimensi organisasi, proses keperawatan dikelompokan menjadi 5
tahap, yaitu: pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kelima
tahapan ini merupakan proses terorganisir yang mengatur pelaksanaan asuhan
keperawatan berdasarkan rangkaian pengelolaan  klien secara sistematik
4. Sifat Proses Keperawatan
1.  Dinamis.
Setiap tahap proses keperawatan dapat diperbaharui/dimodifikasi, apabila situasi
dan kondisi pasien berubah.
2.  Siklik.
Proses keperawatan berjalan secara siklik atau berulang dari pengkajian sampai
dengan evaluasi, demikian seterusnya apabila diperlukan pengkajian ulang (re-
assessment), sampai masalah klien teratasi atau klien dapat mandiri memenuhi
kebutuhan kesehatan atau keperawatannya.
3.    Interdependent / saling ketergantungan.
Setiap tahap dari proses keperawatan mempunyai relevansi yang sangat erat,
sehingga kekurangan di salah satu tahap akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.
4.    Fleksibel atau luwes.
Proses keperawatan bersifat luwes, tidak kaku, sehingga pendekatan yang
digunakan dapat berubah atau dimodifikasi sesuai dengan situasi, keadaan dan
kebutuhan klien akan perawatan kesehatan. Fleksibel dapat juga berarti :
a.  Bisa digunakan untuk pemecahan segala jenis masalah keperawatan
b.  Dapat digunakan pada berbagai kondisi dan situasi klien
c.  Dapat diterapkan untuk semua siklus kehidupan manusia, dari dalam kandungan
sampai dengan meninggal dunia
d.  Dapat diterapkan pada berbagai unit keperawatan, di rumah sakit, maupun untuk
keluarga dan masyarakat.

5. Karakteristik Proses Keperawatan


1.    Tujuan : proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan
dalam meningatkan kualitas asuhan keperawatan
2.   Sistematik : menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk mencapai suatu
tujuan — meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan menghindari
masalah yang bertentangan dengan tujuan pelayanan kesehatan /
keperawatan
3.     Dinamik : proses keperawatan ditujukan dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan lien yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Proses
keperawatan ditujukan pada suatu perubahan respon klien yang
diidentifikasi melalui hubungan antara perawat dan klien
4.      Interaktif : dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat, klien,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya
5.      Fleksibel : dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun dan bisa
digunakan secara berurutan
a.    Dapat diadopsi dalam praktek keperawatan dalam situasi apapun,
baik dalam kaitannya dengan individu, keluarga, atau masyarakat
b.     Tahapannya dapat dilakukan berurutan sesuai dengan persetujuan
kedua belah pihak.
6.       Teoritis : setiap langkah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada suatu
ilmuyang luas, khususnya ilmu dan model keperawatan yang
berlandaskan pada filosofi keperawatan dan ditekankan pada aspek :
 a.      Humanistic : memandang dan memperlakukan klien sebagai
manusia
 b.      Holistic : intervensi keperawatan harus memenuhi kebutuhan
dasar manusia secara utuh, yakni bio-psiko-sosio-
spiritual.
c.      Care : asuhan keperawatan yang diberikan hendaknya
berlandaskan pada standar praktek keperawatan dan
kode etik keperawatan.     

6. Fungsi Proses Keperawatan


1.  Sebagai kerangka berpikir untuk fungsi dan tanggung jawab keperawatan dalam ruang
lingkup yang sangat luas
2.  Sebagai alat untuk mengenal masalah klien, merencanakan secara sistematis,
melaksanakan rencana dan menilai hasil.

7. Sasaran proses keperawatan


Sasaran dalam proses keperawatan adalah individu, keluarga dan masyarakat
yang mempunyai masalah keperawatan, karena ketidakmampuannya dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual. Dapat juga yang
diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dan faktor ketidaktahuan klien tentang perawatan
diri atau karena kelemahan fisik, mental dan sosial.
Komponen yang terkait adalah :
1.  Klien (individu, keluarga, masyarakat)
2.  Provider atau pemberi pelayanan keperawatan
3. Anggota tim kesehatan lainnya.
8. Keuntungan Menggunakan Proses Keperawatan
a.  Bagi Pelayanan Kesehatan :
1.  Pedoman yang sistematis bagi terselenggaranya pelayanan kesehatan
2.   Sebagai alat untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
b.  Bagi Pelaksana Keperawatan
1.  Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Bila semua kebutuhan klien dapat dipenuhi, tentu akan dapat mempercepat proses
penyembuhan klien dan kepuasan bagi klien akan pelayanan keperawatan yang
diberikan. Dengan demikian, mutu asuhan keperawatan akan meningkat.
2.  Pengembangan ketrampilan intelektual dan teknis bagi tenaga pelaksana  keperawatan.
3.  Peningkatan citra keperawatan dan tenaga keperawatan.
Jalan yang paling tepat untuk meningkatkan citra keperawatan dan profesi
keperawatan adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kepuasan
konsumen terhadap pelayanan keperawatan menunjukkan keyakinannya terhadap
profesi keperawatan.
4.  Meningkatkan peran dan fungsi perawatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan.
5.   Pengakuan otonomi keperawatan oleh masyarakat dan profesi lain.
Profesi keperawatan memberikan kesempatan kepada tenaga keperawatan untuk
melaksanaan otonomi profesinya, yang didasari oleh tanggung gugat dan tanggung
jawab, penerapan etika profesi dan standart praktek keperawatan.
6.  Peningkatan rasa solidaritas.
Kesamaan metode praktek keperawatan yang digunakan oleh semua tenaga
keperawatan akan memperkuat persatuan serta menggambarkan otonomi dan identitas
keperawatan.
7. Peningkatan kepuasan tenaga keperawatan.
Kepuasan konsumen terhadap pelayanan keperawatan dengan sendirinya akan
menimbulkan kepuasan bagi tenaga perawatan.
8. Memupuk rasa percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan
9.  Untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Proses keperawatan dapat mendukung dan memberi sumbangan dalam
pengembangan penelitian ilmu keperawatan, sehingga dapat dikembangkan metode-
metode yang baku dalam memberikan asuhan keperawatan.
c.  Bagi Pasien :
1.  Aspek keperawatan yang diterima bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah
2.  Merangsang partisipasi pasien dalam perawatan dirinya (self care)
3.  Kelanjutan asuhan
Perbandingan antara pengambilan keputusan dan proses keperawatan dapat
terlihat dalam tabel berikut ini: 
Proses Pengambilan Keputusan Proses Keperawatan
Pengumpulan data Pengkajian:
        Pengumpulan data
        Interpretasi
Identifikasi masalah Diagnosa keperawatan
Perencanaan Perencanaan
        Penentuan tujuan         Penentuan tujuan
        Identifikasi solusi         Rencana tindakan
Implementasi Implementasi
Evaluasi dan revisi proses Evaluasi dan modifikasi

 9. Implikasi/ dampak penerapan proses keperawatan


Penerapan proses keperawatan memberikan dampak atau implikasi terhadap
profesi keperawatan, klin dan perawat itu sendiri.
1.       Profesi
Secara professional, profesi keperawatan melalui 5 tahapan menyajikan
lingkup praktik keperawatan yang secara terus menerus mendefinisikan perannya
baik terhadap klien maupun profesi kesehatan lainnya.
Dengan demikian perawat bekerja melakukan sesuatu bukan hanya sekedar
melaksanakan perintah dokter, melainkan melalui perencanaan keperawatan yang
matang.
2.       Klien
Proses keperawatan mendorong klien dan keluarga berpartisifasi aktif dan
terlibat ke dalam  5 tahapan proses tersebut.
Selama pengkajian, klien menyediakan informasi yang dibutuhkan,
selanjutnya memberikan validasi diagnosa keperawatan, dan menyediakan umpan
balik selama evaluasi.
3.       Perawat
Beberapa hal yang dapat diperoleh dari proses keperawatan, antara lain:
 a.           Meningkatkan kepuasan dan perkembangan profesionalisasi perawat
 b.           Meningkatkan hubungan antara klien dengan perawat.
 c.           Meningkatkan pengembangan kreativitas dalam penyelesaian       masalah
klien.
9.  Standar Praktek Keperawatan Profesional
Standar prakek keperawatan nasional merupakan pedoman bagi perawat
Indonesia, baik generalis maupun spesialis di seluruh tatanan pelayanan kesehatan (RS,
Puskesmas, dll) dalam melakukan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan.
Standar praktek keperawatan di Indonesia, sebagaimana telah dijabarkan oleh
PPNI, mengacu pada tahapan dalam proses keperawatan yakni terdiri dari 5 standar
antara lain: (1) pengkajian; (2) diagnosa keperawatan; (3) perencanaan; (4) implementasi;
dan (5) evaluasi.
1.   Standar I: Pengkajian Keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara akurat,
menyeluruh, singkat, dan berkesinambungan.
Kriteria Proses:
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik, dan mempelajari data penunjang (hasil lab, catatan klien lainnya)
b. Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer
berasal dari pengkajian langsung terhadap klien. Sedangkan sumber data sekunder
berasal dari selain klien, misalnya: keluarga atau orang terkait, tim kesehatan,
rekam medis, dan catatan lainnya.
c.  Data yang dikumpulkan, berfokus untuk mengidentifikasi:
1)      Status kesehatan klien saat ini
2)      Status kesehatan klien masa lalu
3)      Status fisiologis-psikologis-sosial-spiritual
4)      Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

2.  Standar II : Diagnosa Keperawatan


Perawat melakukan analisis terhadap data-data yang dikumpulkan selama
pengkajian untuk menegakan Diagnosa Keperawatan.
Kriteria Proses:
a.  Proses diagnosa keperawatan terdiri dari: analisis, interpretasi data
identifikasi masalah klien, dan perumusan diagnosa keperawatan.
b.  Komponen diagnosa keperawatan terdiri dari:
 masalah (Problem)
 penyebab (Etiology)
 tanda dan gejala(Symptom)
c.    Validasi diagnosa dilakukan dengan cara bekerjasama dengan klien dan
berusaha untuk dekat dengan klien atau petugas kesehatan lain.
d.    Melakukan pengkajian ulang dan merevisi  diagnosa keperawatan
berdasarkan data terbaru.
3.   Standar III : Perencanaan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan
meningkatkan kesehatan klien.
Kriteria Proses:
a.       Perencanan terdiri dari penetapan:
 prioritas masalah
 tujuan
 rencana tindakan
b.      Melibatkan klien dalam membuat perencanaan keperawatan
 c.      Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
klien saat itu
d.     Mendokumentasikan rencana keperawatan
4.   Standar IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam asuhan
keperawatan.
Kriteria Proses:
a.     Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
b.     Berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan kesehatan
lain
c.      Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien
d.     Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan dibawah
tanggungjawabnya
e.      Menjadi coordinator pelayanan & advocator bagi klien dalam mencapai tujuan
perawatan
f.       Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitasi
fasilitasi pelayanan kesehatan yang ada.
g.      Memberikan pendidikan pada klien & keluarga mengenai konsep
keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan
yang digunakan
h.       Mengkaji ulang & merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
respon klien.
5.   Standar V : Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam pencapaian
tujuan dan merevisi data dasar serta perencanaan.
Kriteria Proses:
a.    Menyusun perencanaan evaluasi hasil terhadap intervensi secara
komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.
b.    Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan
ke arah pencapaian tujuan
c.     Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat dank lien
d.     Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana
asuhan keperawatan
e.      Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan

10. Profil Perawat Profesional

Pelayanan Keperawatan di masa mendatang harus dapat memberikan Consumer


Minded terhadap pelayanan yang diterima.Implikasi pelayanan keperawatan akan terus
mengalami perubahaan dan hal ini akan dapat terjawab dengan memahami dan
melaksanakan karakteristik perawat professional dan perawat millennium. Menurut
Nursalam Peran perawat di masa depan harus berkembang seiring dengan perkembangan
IPTEK dan tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga perawat, dituntut mampu manjawab
dan mengantisipasi terhadap dampak dari perubahan.Sebagai Perawat professional maka
peran yang diemban adalah “CARE” yang meliputi :
C = COMMUNICATION C = COMPLETE
A = ACCURATE
R = RAPID
E = ENGLISH
A = ACTIVITY C = COOPERATIVE
A = APPLICABLE
R = RESPOSIVE
E = EMPATHY
R = REVIEW C = CONSIDERED
A = APPROPRIATE
R = REASONED
E = EVALUATED
E = EDUCATION C = COMMITED
A = ACADEMIC
R = RESEARCH
E = EXTENDED
1. Communication
Perawat memberikan pelayanan keperawatan harus dapat berkomunikasi secara
lengkap, adekuat, cepat. Setiap melakukan komunikasi (lisan dan tulis) harus memenuhi
tiga syarat di atas dan juga harus mampu berbicara dan menulis dalam bahasa asing
minimal bahasa inggris.

2. Activity
Prinsip melakukan aktifitas/pemberian asuhan keperawatan harus dapat bekerjasama
dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya, khususnya tim medis sebagai mitra
kerja dalam memberikan asuhan kepada pasien.Ativitas ini harus ditunjang dengan
menunjukan suatu kesungguhan dan sikap empati dan bertanggung-jawab terhadap setiap
tugas yang diemban.

Tindakan keperawatan harus dilakukan dengan prinsip : “CWIPAT

C : Check the orders & Equipment


W : Wash Your hands
I : Identify of Patient
P : Provide for Safety &Privacy
A : Asses the Problem
T : Tell the person or teach the patient about what you are going to do
3. Review
Prinsip utamanya adalah moral dan Etika keperawatan. Dalam memberikan setiap
asuhan keperawatan perawat harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etik keperawatan
dan standar keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan.
Untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan peran ini maka perawat harus
berpegangan pada prinsip-prinsip etik keperawatan yang meliputi :
 Justice : Asas keadilan
Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi pasien, tidak ada
diskriminasi pasien dan alat
 Autnomy : Asas menghormati otonomi
Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan tindakan terhadap dirinya sendiri
 Benefienc : Asas Manfaat
Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan
menghindarkan dari kecacatan
 Veracity : Asas kejujuran
Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada klien
 Confidentiality : Asas Kerahasiaan
Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung-jawab moral dan
profesi
4. Education
Perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi dengan jalan terus
menerus menambah ilmu melalui melalui pendidikan formal/nonformal, sampai pada suatu
keahlian tertentu.
Pengembangan pelayanan keperawatan yang paling efektif harus didasarkan pada hasil
temuan-temuan Ilmiah yang dapat diuji ke-sahihannya.

BAB III

PENUTUP

A.  SIMPULAN

Model konseptual keperawatan   merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka
peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan
tahu apa yang harus perawat kerjakan. Teori keperawatan   digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan  ,dan model konsep keperawatan  digunakan
dalam menentukan model praktek keperawatan  . Ada beberapa yang mempengaruhi teori
keperawatan   yaitu, filosofi Nightingale, kebudayaan, pendidikan, dan ilmu keperawatan  .

Proses keperawatan merupakan suatu kegiatan yang terorganisir dengan menggunakan


metode yang sistematis dalam memberikan ASKEP kepada individu,kelompok,keluarga dan
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dialami.
Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: Pengkajian, Diognasa, Perencanaan,
Pelaksanaan dan Evaluasi. Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling berkesinambungan
dan tidak dapat di pisahkan satu sama lain.

B.  SARAN

1)    Perawat harus memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan


pengkajian,karena pengkajian data merupakan dasar utama dari pelaksanaan proses
keperawatan.
2)    Pengkajian keperawatan harus dilakukan secara sistematis untuk memperoleh data
akurat.
DAFTAR PUSTAKA

1.         Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan  . Jakarta : Salemba
Medika

2.         Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan   Profesional. Jakarta: Widya Medika

3.         http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan  -islam-rufaidah-binti-


saad/

4.         Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan  . Jakarta: EGC

5.         http://Teori Keperawatan  _ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/

6.         http://Teori Keperawatan  _Ida Orlando « Elisasiregar's Blog.mht

7.         http://Teori Keperawatan   Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht

8.         http://Teori Keperawatan   Dorothy Johnshon « Elisasiregar's Blog.mht

9.         http://Konsep & Metode Keperawatan   (ed. 2) - Google Buku.mht

10.       http://Ilmu Keperawatan  _ JOYCE TRAVELBEE.mht

11.       http://Teori Keperawatan   Humanistik_ Paterson and Zderad « Elisasiregar's Blog.mht

12.       http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht

13.       Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan  , Konsep, Proses & Praktik.

14. http://jundapakiringan.blogspot.com/2010/10/konsep-proses-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai

  • BBLR
    BBLR
    Dokumen12 halaman
    BBLR
    meriz
    100% (1)
  • Teknik Komunikasi Pada Anak
    Teknik Komunikasi Pada Anak
    Dokumen28 halaman
    Teknik Komunikasi Pada Anak
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Titiaaa Ok
    Titiaaa Ok
    Dokumen7 halaman
    Titiaaa Ok
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Real
    Leaflet Real
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Real
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Farmako
    Farmako
    Dokumen14 halaman
    Farmako
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Atresia Ani
    Atresia Ani
    Dokumen14 halaman
    Atresia Ani
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Aborsi
    Aborsi
    Dokumen12 halaman
    Aborsi
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • BBBBBB
    BBBBBB
    Dokumen4 halaman
    BBBBBB
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • HIRSCHSPRUNG
    HIRSCHSPRUNG
    Dokumen18 halaman
    HIRSCHSPRUNG
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • MEKGERAK
    MEKGERAK
    Dokumen17 halaman
    MEKGERAK
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Menu
    Makalah Menu
    Dokumen13 halaman
    Makalah Menu
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • OBAT ANTI MALARIA
    OBAT ANTI MALARIA
    Dokumen17 halaman
    OBAT ANTI MALARIA
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Dokumen26 halaman
    MAKALAH
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • BBBBBB
    BBBBBB
    Dokumen4 halaman
    BBBBBB
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Tumor Wilms
    Tumor Wilms
    Dokumen18 halaman
    Tumor Wilms
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Cetak KRS SMT 4
    Cetak KRS SMT 4
    Dokumen1 halaman
    Cetak KRS SMT 4
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Askep Jiwa
    Askep Jiwa
    Dokumen31 halaman
    Askep Jiwa
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • BBBBBB
    BBBBBB
    Dokumen4 halaman
    BBBBBB
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen2 halaman
    BBLR
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • PEMANFAATAN DAUN SIRIH CINA
    PEMANFAATAN DAUN SIRIH CINA
    Dokumen6 halaman
    PEMANFAATAN DAUN SIRIH CINA
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Dokumen21 halaman
    MAKALAH
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Menu
    Makalah Menu
    Dokumen13 halaman
    Makalah Menu
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • PENDAHULUAN PKM M
    PENDAHULUAN PKM M
    Dokumen6 halaman
    PENDAHULUAN PKM M
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Absen Kperawatan Tingkat 2
    Absen Kperawatan Tingkat 2
    Dokumen1 halaman
    Absen Kperawatan Tingkat 2
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen19 halaman
    PPT
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • BBBBBB
    BBBBBB
    Dokumen4 halaman
    BBBBBB
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan Ke-3
    Pertemuan Ke-3
    Dokumen15 halaman
    Pertemuan Ke-3
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Real
    Leaflet Real
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Real
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • BBLR-KEPERAWATAN
    BBLR-KEPERAWATAN
    Dokumen22 halaman
    BBLR-KEPERAWATAN
    Mutiah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Buk Asmiati Hematologi
    Tugas Buk Asmiati Hematologi
    Dokumen27 halaman
    Tugas Buk Asmiati Hematologi
    Mutiah
    Belum ada peringkat