PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan
penyakit yang menjadi masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu DM
tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit
degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, rheumatik dan katarak
(Tjokroprawiro, 2001).
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan
meningkat jumlahnya dimasa mendatang. Diabetes merupakan salah satu
ancaman utama bagi kesehatan umat manusia abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa
pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta
orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah itu
akan membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2006). Diabetes mellitus tipe
II merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya
dibandingkan Diabetes Mellitus tipe I. Penderita diabetes mellitus tipe II mencapai
90-95 % dari keseluruhan populasi penderita DM (Anonim, 2005).
Orang lanjut usia mengalami kemunduran dalam sistem fisiologisnya seperti kulit
yang keriput, turunnya tinggi badan, berat badan, kekuatan otot, daya lihat, daya
dengar, kemampuan berbagai rasa (senses), dan penurunan fungsi berbagai organ
termasuk apa yang terjadi terhadap fungsi homeostatis glukosa, sehingga penyakit
degeneratif seperti DM akan lebih mudah terjadi (Rochmah, 2006). Umur secara
kronologis hanya merupakan suatu determinan dari perubahan yang berhubungan dengan
penerapan terapi obat secara tepat pada orang lanjut usia. Terjadi perubahan penting
pada respon terhadap beberapa obat yang terjadi seiring dengan bertambahnya umur
pada sejumlah besar individu (Katzung, 2004).
1
Diabetes Mellitus (DM) pada geriatri terjadi karena timbulnya resistensi insulin
pada usia lanjut yang disebabkan oleh 4 faktor : pertama adanya perubahan komposisi
tubuh, komposisi tubuh berubah menjadi air 53%, sel solid 12%, lemak 30%, sedangkan
tulang dan mineral menurun 1% sehingga tinggal 5%. Faktor yang kedua adalah
turunnya aktivitas fisik yang akan mengakibatkan penurunan jumlah reseptor insulin
yang siap berikatan dengan insulin sehingga kecepatan transkolasi GLUT-4
(glucosetransporter-4) juga menurun. Faktor ketiga adalah perubahan pola makan
pada usia lanjut yang disebabkan oleh berkurangnya gigi geligi sehingga prosentase
bahan makanan karbohidrat akan meningkat.Faktor 3 keempat adalah perubahan
neurohormonal, khususnya Insulin Like Growth Factor-1 (IGF-1) dan
dehydroepandrosteron (DHtAS) plasma (Rochmah, 2006).
2
I.2. Rumusan Masalah
I.3.Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menu berasal dari bahasa prancis Le Menuyang berarti daftar makanan yang
disajikan kepada tamu di ruang makan. Dalam lingkungan rumah tangga, menu
diartikan sebagai susunan makanan atau hidangan tertentu. Menu disebut juga Bill
of Fareoleh orang Inggris. Menu adalah pedoman bagi yang menyiapkan
makanan atau hidangan, bahkan merupakan penuntun bagi merekan yang menikmati
hidangan tersebut dibuat (Manuntun et al, 2015) . Standar menu disusun secara periodik 6
bulan sekali, yang siklus menunya 10 hari + menu 31. Standar menu tersebut berpedoman
pada pola menu seimbang. ( Irianto, 2014) .
Menu adalah hidangan makanan yang disajikan dalam suatu acara makan, baik
makan pagi, makan siang maupun makan malam, dengan atau tanpa selingan. Salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan makanan institusi adalah
tersedianya menu yang baik yang secara kualitas maupun kuantitas. Oleh sebab
itu perlu dibuat perencanaan menu yang baik. Menu adalah rangkaian dari beberapa
macam hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk seseorang
atau sekelompok orang untuk setiap kali makan yaitu dapat berupa susunan hidangan
pagi, siang dan malam. Menu juga dapat diartikan sebagai susunan makanan atau
hidangan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali makan atau untuk sehari menurut
waktu (Sandjaja.dkk, 2009).
4
Dalam penyelenggaraan makanan institusi menu dapat disusun dalam jangka
waktu yang cukup lama misalnya selama tujuh hari atau sepuluh hari. Tentunya ini
berkaitan dengan variasi menu yang harus dihidangkan dalam suatu hidangan. Variasi
menu adalah susunan golongan bahan makanan yang terdapat dalam satu hidangan
yang berbeda pada setiap kali penyajian (Moehji, 1992).
5
Langkah langkah menyusun menu
1. Buat suatu pola dan susunan menu untuk suatu jangka waktu yang diinginkan ( misal
3 hari, 5 hari, 10 hari )
2. Mula-mula cantumkan makanan pokok dalam daftar menu tersebut, Buat variasi
untuk penganekaragaman.
3. Cantumkan lauk pauk, dipilih dari protein yang berasal dari hewani dan dari tumbuh-
tumbuhan (Nabati ). Buat bervariasi setiap hari.
4. Cantumkan Sayuran, usahakan setiap hari menggunakan sayuran yang berwarna
hijau.
5. Kemudian cantumkan buah. Penggunaan sayuran dan buah yang sedang musim akan
sangat membantu masalah biaya.
6. Terakhir cantumkan makanan selingan, usahakan menggunakan beranekaragam bahan
makanan. Misalnya pecel, bubur kacang hijau, kolak ubi dan sebagainya.
Contoh :
Tabel 1. Standar Porsi Makanan Pokok Dewasa
Makanan Dewasa
Non diet TKTP
pokok
Pagi Siang Sore (Pagi, Siang, Sore)
Nasi 187,5 225 187,5 250
Bubur 250 275 250 300
Saring 200 200 200 225
6
2.4. Menyusun menu dengan standar porsi
Contoh :
Tabel 1. Standar Porsi Makanan Pokok Dewasa
Makanan Dewasa
Non diet TKTP
7
Pagi Siang Sore (Pagi, Siang, Sore)
pokok
Nasi 187,5 225 187,5 250
Bubur 250 275 250 300
Saring 200 200 200 225
Hal yang perlu diingat dalam merancang menu dan pola makan untuk penderita
diabetes adalah memastikan kandungan gizinya yang rendah gula, garam, lemak, dan tinggi
serat.
Berikut pilihan menu makanan untuk penderita diabetes yang bisa Anda coba di rumah.
8
Menu 1 untuk penderita diabetes
Sarapan:
Makan siang:
Makan malam:
Menu sehari dengan batasan 1.900 kalori (299 gram karbohidrat, 60 gram protein, 48 gram
lemak).
Sarapan
9
Makan siang
Makan malam:
Menu sehari dengan batasan 2100 kalori (339 gram karbohidrat, 64 gram protein, 53 gram
lemak).
Sarapan:
Makan siang:
Makan malam:
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes
Militus (DM) ini sangat berbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Melitus. Seperti contohnya,
Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah
raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
11
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat
(Silvia.Anderson Price, 1995).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan
insulin (Barbara Engram; 1999, 532).
3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
12
FromSouthern Germany. Journal of American College of Cardiology 2006; 48:1369-
77.
4. Haffner SM, Lehto S, Ronneemaa T, Pyorala K, Laakso M. Mortality from coronary
heart disease in subjects witph Type 2 diabetes and in nondiabetic subjects with and
without prior myocardial infarction.N Engl J Med. 1998 ; 339; 229-34.
5. Shahab A. KomplikasiKronik DM Penyakit Jantung Koroner. Dalam Sudoyo AW,
dkk (eds), Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam jilid III, edisi IV. Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 2009. Universitas Sumatera Utara
13