SMAN 1 PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2013/2014
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis atau makalah tentang “Perilaku Konsumerisme di Kalangan Remaja” telah
dibaca dan disetujui pada Februari 2014
Mengetahui:
Guru Pembimbing
NIP: 196307282007012003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dankarunia-Nya, serta memberikan kemudahan dalam mengerjakan makalah ini yang berjudul
“Pengaruh Pola Makan Tidak Teratur Remaja terhadap Penyakit Maag (Gastritis) ” sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dala menyelesaikan karya tulis ilmiah ini,
terutama kepada yang terhormat:
1. Guru pembimbing Makalah kelas XII IPA terima kasih atas arahan dan bimbingannya.
2. Kedua orang tua, telah mmemberikan bantuan. Baik doa, support, dan materi. Terima
kasih atas fasilitas yang telah diberikan.
3. Teman-teman seperjuangan, yang telah membantu.
Semoga tuhan senantiasa memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada semua
pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membacanya dan sebagai wahana menambah pengetahuan serta
pemikiaran.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Manfaat Penelitian 2
1.5 Hipotesis 2
BAB 2 LANDASAN TEORI 3
2.1 Pengertian 3
2.2 Jenis-jenis Gastritis 4
2.3 Penyebab Gastritis 4
2.4 Dampak Pola Makan yang Buruk bagi Tubuh 7
2.5 Hubungan Pola Makan Buruk dan Penyakit Gastritis 7
2.6 Pola Makan Pelajar 8
BAB 3 METODE PENELITIAN 9
3.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian 9
3.2 Waktu dan Tempat 9
3.3 Metode Pengumpulan Data 9
3.4 Grafik Pengaruh Pola Makan Tidak Teratur terhadap Penyakit Maag (gastritis) 10
BAB 4 PENUTUP 12
4.1 Kesimpulan. 12
4.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat penulis peroleh:
Mengetahui pola makan yang teratur seperti apa
Mengetahui pengaruh pola makan yang tidak teratur terhadap tubuh
Mengetahui seberapa banyak penderita maag (gastritis) di lingkungan siswa/i
SMAN 1 Pekanbaru
Mengetahui sebab siswa/i SMAN 1 Pekanbaru tidak memiliki pola makan yang
teratur
Sebagai bahan acuan untuk menuju pola makan yang teratur
1.5 Hipotesis
Pengaruh pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur remaja terhadap penyakit maag
(gastritis).
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
2.1.1 Pola Makan
Menurut Harper (1986), pola makan (dietary
pattern) adalah cara yang ditempuh
seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai
reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial.
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan
dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah
atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam
dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan
ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu (Sulistyoningsih, 2011).
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu dalam
jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa dalam
darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan
pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai
2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih
sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di seitar
epigastrium (Baliwati, 2004).
Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi.
Jika hal itu berlangsung lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga
dapat mengiritasi dinding mukosa pada lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak
peptik. Hal tersebut dapat menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala tersebut bisa
naik ke kerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar (Nadesul, 2005).
2. Jenis Makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna, dan
diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang.
Menyediakan variasi makanan bergantung pada orangnya, makanan tertentu dapat
menyebabkan gangguan pencernaan, seperti halnya makanan pedas Mengkonsumsi
makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan, terutama
lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan
nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat
penderita makin berkurang nafsu makannya. Bila kebiasaan mengkonsumsi
makanan pedas lebih dari satu kali dalam seminggu selama minimal 6 bulan
dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut
dengan gastritis (Okviani, 2011).
Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil makanan yang tidak cocok. Makanan
tertentu yang dapat menyebabkan penyakit gastritis, seperti buah yang masih
mentah, daging mentah, kari, dan makanan yang banyak mengandung krim atau
mentega. Bukan berarti makanan ini tidak dapat dicerna, melainkan karena lambung
membutuhkan waktu yang labih lama untuk mencerna makanan tadi dan lambat
meneruskannya kebagian usus selebih-nya. Akibatnya, isi lambung dan asam
lambung tinggal di dalam lambung untuk waktu yang lama sebelum diteruskan ke
dalam duodenum dan asam yang dikeluarkan menyebabkan rasa panas di ulu hati
dan dapat mengiritasi (Iskandar, 2009).
3. Porsi Makan
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang
dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam jumlah
benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi makanan
berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas
(kegemukan). Selain itu, Makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi
lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun.
Kondisi seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka pada lambung
(Baliwati, 2004).
4. Stres
a. Stress Psikis
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress,misalnya pada beban
kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat
mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama-kelamaan dapat
menyebabkan terjadinya gastritis. Bagi sebagian orang, keadaan stres umumnya
tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya
secara efektif dengan cara diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi, istirahat cukup,
olah raga teratur dan relaksasi yang cukup (Friscaan, 2010).
b. Stress Fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluks empedu
atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga ulkus serta pendarahan
pada lambung. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat
berkembang menjadi gastritis dan ulkus peptik. Ketika tubuh terkena sejumlah
kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar
akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis
dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung
(Anonim, 2010).
Grafik Pengaruh Pola Makan Tidak Teratur terhadap Penyakit Maag (gastritis)
100%
90%
80% 88%
80%
70%
60% Siswa yang
50% 57% menjawab Iya
40% 43% Siswa yang
30% menjawab
20% Tidak
20%
10% 13%
0%
Grafik 1.1
Dari data di atas, kita ketahui walaupun siswa/i SMAN 1 Pekanbaru banyak makan 3
kali sehari namun mereka makan secara tidak teratur atau tidak sesuai dengan jadwal
makan yang bagus untuk lambung yaitu makan pagi sekitar jam 06.00-07.00, makan
siang sekitar 13.00-14.00 dan makan malam 20.00. Jadwal makan tersebut telah di
sesuaikan untuk lambung kita yang hanya bisa bertahan maksimal selama 8 jam tidak
makan. Jika melewati waktu tersebut, maka lambung akan mengeluarkan asam dan
dinding lambung yang selalu bekerja tanpa/ada makanan yang untuk di cerna akan luka
dan terkena asam lambung (HCl) yang akan membuat perut kita sakit/nyeri dan
berakibat penyakit maag (gastritis).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis peroleh dari
makalah ini adalah pola makan adalah suatu cara
atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan
penyakit. Sedangkan Maag (gastritis) adalah suatu peradangan atau perdarahan pada
mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam
pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat, makan makanan yang
terlalu banyak bumbu dan pedas.
Dari angket yang di sebarkan diketahui bahwa :
1. Banyak pelajar yang makan 3 kali sehari ternyata di antara mereka tidak makan
secara teratur/terjadwal. Dan walau mereka makan secara teratur, mereka tidak
mengetahui jadwal makan yang sesuai untuk lambung.
2. Pelajar yang tidak makan secara teratur beralasan bahwa mereka mengabaikan jam
makan mereka karna asyik/terbuai dengan kegiatan yang menyenangkan mereka
seperti bermain, bertemu dengan teman-teman, dan lain-lain.
3. Dan beberapa dari mereka juga beralasan bahwa mereka tidak makan secara teratur
karna sibuk belajar/mengerjakan tugas.
4. Pelajar-pelajar yang sering mengabaikan jam makan mereka ternyata pernah
merasakan sakit di sekitar perut yang sebernarnya gejala dari sakit maag (gastritis).
Namun kebanyakkan dari mereka mengabaikan itu dan tidak memeriksa ke
dokter/meminum obat maag.
4.2. Saran
Penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
demi peneyelesaian makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, A. (2000). Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran. Yogjakarta.
Anne Lies Ranti Santoso Soegeng. 2004 . Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT.Asdi Mahasatya
Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Hirlan, 2001, Gastritis, in: Suyono S., ed., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV:127.
Brunner & Suddarth , 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah.Terjemahan Suzanne
C. Smeltzer. Edisi 8. Vol 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Lindseth, N.G (2005) Apendistis. In Gangguan Usus Halus, Price, S.A and Wilson, L.M (eds)
patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6,jakarta:EGC.
Suyono, Slamet. (2001). Buku ajar penyakit dalam II FKUI. Jakarta : Balai Pustaka.
Arcole, Margatan, Kiat Menanggulangi Impotensi dan Ejakulasi Dini, Solo : Aneka, 1996.
Achmad Djaeni Sediaoetama.2004. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi.edisi kelima.
Jakarta:Dian Rakyat.
Baliwati, Y. F. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I. Jakarta: Penerbit Swadaya.
http://vitaharvy.blogspot.com/2012/12/gastritis.html
http://www.eramuslim.com/konsultasi/thibbun-nabawi/kenali-penyakit-
maaggastritis.htm#.UwtSGeOSzKk
LAMPIRAN
Angket
Pengaruh Pola Makan Tidak Teratur Remaja terhadap Penyakit Maag (Gastritis)
Berikanlah tanda Ceklis pada setiap pertanyaan sesuai dengan hati nurani anda tanpa ada campur tangan
orang lain! Jika jawaban anda tidak tau/ragu-ragu/bingung yang mengarah ke jawaban tidak silahkan
beri tanda centang di kotak tidak, jika jawaban anda ragu-ragu/bingung yang mengarah ke jawaban iya
silahkan beri tanda centang di kotak iya.
Iya Tidak
2. Apakah anda makan pagi sekitar jam 06.00-07.00?
Iya Tidak
Iya Tidak
Iya Tidak
5. Apakah anda sering mengabaikan jam makan anda?
Iya Tidak
6. Jika anda sering mengabaikan jam makan anda, apakah alasan anda mengabaikan jam makan anda karna
sibuk belajar/mengerjakan tugas?
Iya Tidak
7. Jika anda sering mengabaikan jam makan anda, apakah alasan anda mengabaikan jam makan anda karna
anda asyik dengan kegiatan yang menyenangkan diri anda?
Iya Tidak
Iya Tidak
Iya Tidak