Anda di halaman 1dari 27

HEMATOLOGI

Disusun Oleh :

Kelompok 1
1. Aida Eliza
2. Indah Putriana
3. Mutia
4. Naili Hasni
5. Muhammad Afif
6. David kurniawan
7. Bismar perdamain
8. Dima suhada
9. Feni Lorenza
10. Jefri wahyudi
11. Mida riska arianti
12. Novela rahmi hanim
13. Novita santi
14. Jefri wahyudi

Dosen pembimbing : Ns. Asmiati M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PIALA SAKTI PARIAMAN
S1 KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul “Darah, Volume Darah, Komposisi Darah,
Fungsi Darah Dan Fungsi Sel-Sel Darah”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas hematologi
Dalam makalah  ini dibahas  materi dan penjelasan tentang darah, mulai dari pengertian
darah, volume darah, komposisi darah, fungsi darah, dan fungsi sel-sel darah yang juga dengan
askep hematologi tentang penyakit anemia. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi mkesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat untuk pembaca bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

                                                                                                Pariaman , 12 Desember 2019

                                                                                                

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Darah ...............................................................................4
B. Volume Darah ....................................................................................4
C. Komposisi Darah ...............................................................................4
D. Fungsi Darah...................................................................................... 8
E. Fungsi Sel-Sel Darah .........................................................................9
BAB III ASUHAN ANAK DENGAN ANEMIA
1. Pengertian anemia ............................................................................14
2. Etiologi ............................................................................................14
3. Anemia defisiensi besi .....................................................................14
4. Etiologi defisiensi besi .....................................................................14
5. Faktor predisposisi............................................................................15
6. Manifestasi klinis .............................................................................15
7. Pemeriksaan penunjang ...................................................................15
8. Diagnosis `........................................................................................15
9. Penatalaksanaan............................................................................... 15
10. Asuhan keperawatan anemia ...........................................................16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar
oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan
zat sisa ke organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu
sistem yang disebut sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas
darah, jantung, dan pembuluh darah.
            Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima
yang berarti darah.
            Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis
warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah
tersebut mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa
darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak
karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya hemoglobin.
Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory protein)  yang mengandung besi (Fe)
dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
            Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan
kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Darah?
2. Berapa Volume Normal Darah Pada Manusia?
3. Bagaimana Komposisi Darah Pada Manusia?
4. Apa Fungsi Darah Bagi Manusia?
5. Bagaimana Fungsi Sel-Sel Darah?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian darah
2. Untuk mengetahui volume normal darah pada manusia
3. Untuk mengetahui komposisi darah manusia
4. Untuk mengetahui fungsi darah manusia
5.  Untuk mengetahui fungsi sel-sel darah
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DARAH
Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total.
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah adalah cairan yang
ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Warna
merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya oksigen dan karbondioksida
didalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini
sangat berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh.
B. VOLUME DARAH
Volume darah di dalam tubuh manusia kurang lebih 1/14 atau 8% dari berat badan.
55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri
dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion
mineral, hormon dan karbon dioksida.
C. KOMPOSISI DARAH
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah).
1. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana
kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral,
oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea,
asam amino, dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat
sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ
pengeluaran.
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
a)      Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotic
b)      Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibody
c)      Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.
2.   Korpuskuler (Bagian Padat Darah)
Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:
1)  Sel Darah Merah (Eritrosit)
            Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu,
erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan
bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul
yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh
oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh,
hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah
hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb
wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena
strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan
diet seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang,
demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya
berkurang maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan
hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
            Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf  atau berbentuk piringan
pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan
tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang
terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak
dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki
dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3)
darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah
per milimeter kubiknya sebanyak 4,5 juta.
            Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit
diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah
menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak
dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan
kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum
merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang
memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi
dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini
sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan
sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan
retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar.
2)  Sel Darah Putih (Leukosit)
            Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun
jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa
setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah,
sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak
seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam
sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).
gambar leukosit
 Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk
tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
a. Leukosit Bergranula (Granulosit)
 Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya
bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan
berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi bakteri pembawa
penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di
dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak
serta menghancurkannya.
 Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%.
Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh
cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah
tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi
dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan
membuang sisa-sisa sel yang rusak. 
 Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya
sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi
dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat
fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yang
disebut heparin.
b. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)
 Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir
bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai
30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan
berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.
 Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat
atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.
Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh,
maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya
tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen.
Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila
glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu
bahan dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen
untuk diri kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
            Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
a) Sel Fagosit
Sel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis).
Fagosit terdiri dari dua macam:
 Neutrofil, terdapat dalam darah
 Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam
jaringan atau rongga tubuh
b) Sel Limfosit
             Limfosit terdiri dari:
 T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher)
 B Limfosit (B Sel)
            Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi
melalui kulit dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit. Namun sel-sel tubuh tersebut
tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat
memproduksi zat penghalang terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini
dapat mencengah terjadinya serangan virus.
3. Trombosit (Keping Darah)
            Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang
paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di
dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3
darah terdapat 200.000 – 300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000
disebut trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit mempunyai
peranan yang sangat penting dalam proses pembekuan darah.
            Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika
trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya
trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di
dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K
yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya,
trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-
benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak
keluar lagi.

D. FUNGSI DARAH
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel
darah). Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis
besar, fungsi utama darah adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat Pengangkut
Fungsi darah sebagai alat pengangkut adalah mengedarkan sari-sari makanan ke
seluruh sel tubuh, mengedarkan hormon, serta mengangkut sisa-sisa pembakaran dari sel-
sel tubuh ke alat pengeluaran. Hormon adalah suatu zat kimia yang dihasilkan oleh
kelenjar tak bersaluran atau kelenjar buntu (endokrin). Sari makanan dan hormon
diedarkan oleh plasma darah, sedangkan oksigen diangkut oleh sel-sel darah merah.
2. Sebagai Alat Pertahanan Tubuh
Bagian darah yang berfüngsi sebagai alat pertahanan tubuh, yaitu sel-sel darah
putih dan keping-keping darah. Sel-sel darah putih berfungsi membunuh kuman yang
masuk ke tubuh, sedangkan keping-keping darah berfungsi menutup luka.
3. Sebagai Pengatur Suhu Tubuh
Darah beredar mengangkut oksigen untuk keperluan oksidasi. Melalui peristiwa
oksidasi, dihasilkan energi lain dalam bentuk panas. Panas sebagai hasil oksidasi
dalam tubuh, terutama digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh manusia, yaitu
lebih kurang 37°C. Pada waktu suhu udara panas, darah dan pembuluh darah di kulit
akan memindahkan panas ke udara di sekitamya sehingga suhu tubuh tidak akan terus
meningkat.

E. FUNGSI SEL-SEL DARAH


Darah memiliki beberapa sel yang memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Plasma Darah
Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari-sari makanan ke seluruh sel-sel tubuh
dan mengangkut zat-zat sisa metabolisme ke alat pengeluaran
2.      Sel Darah Merah
Fungsi utama dari sel darah merah adalah mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Bagian sel darah merah yang sangat berperan dalam mengikat oksigen adalah
hemoglobin.
3.      Sel Darah Putih
Sel darah putih berfungsi sebagai antibody. Sel darah putih memiliki sifat fagosit,
yaitu dapat mematikan kuman penyakit dengan cara “memakan” kuman tersebut.
Untuk menghancurkan kuman penyakit, sel darah putih dapat menembus dinding
pembuluh darah.
4.      Keping-keping Darah
Berfungsi dalam proses pembekuan darah. Pada saat terjadi luka pada permukaan
tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul mengerumuni bagian
yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat dan menutupi luka.

Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ


pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya
darah.

Cabang

Hematologi secara umum dibagi atas 3 bagian kecil menurut jenis dan grup sel darah
yang dipelajari.

 Sel darah merah

o anemia
o hemoglobinopati
o bank darah (sel darah merah dan plasma)
 Sel darah putih
o leukemia
o neutropenia
o kelainan mieloproliferatif
o sindrom mielodisplasia
o limfoma dan penyakit limfoproliferatif
o multimieloma
 Plasma darah dan pembekuan darah
o pendarahan dan kelainan pembekuan darah
o trombosis
o trombositopenia dan trombositosis

Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 – 8 % dari berat


badan total. Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah
merupakan bagian penting dari sistem transport karena darah mengalir ke seluruh
tubuh kita dan berhubungan langsung dengan sel-sel dalam tubuh kita.

 Fungsi darah

 Mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-


paru
Mengangkut sari makanan yang diserap dari usus halus ke seluruh tubuh
Mengangkut sisa metabolisme menuju alat ekskresi
 Berhubungan dengan kekebalan tubuh karena didalamnya terkandung lekosit,
antibodi dan substansi protektif lainnya
 Mengangkut ekskresi hormon dari organ yang satu ke organ lainnya
 Mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
 Mengatur suhu tubuh
 Mengatur keseimbangan tekanan osmotic
 Mengatur keseimbangan asam basa tubuh
 Mengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh

1. Bagian korpuskuli (elemen seluler)

a). ErItrosit (sel darah merah)

Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa adalah
lima juta/μl darah sedangkan pada wanita empat juta/μl darah. Berbentuk
bikonkaf, warna merah disebabkan oleh adanya Hemoglobin. Dihasilkan oleh
limpa, hati dan sum-sum tulang pada tulang pipih. Berusia sekitar 120 hari, sel
yang telah tua dihancurkan di hati dan dirombak menjadi pigmen bilirubin
(Pigmen empedu). Fungsi primernya adalah mengangkut O2 dari paru-paru ke
jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru-paru.

Morfologi Mikroskopis Eritrosit dengan Pembesaran objektif 100 kalib).


Lekosit (sel darah putih)Jumlah sel pada orang dewasa 6000 – 9000 sel/μl
darah. Diproduksi di sum-sum tulang, limpa dan kelenjar limfe.
Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

1). Granulosit : Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki granula.

Terdiri dari :

 Eosinofil: Mengandung granula berwarna merah dan berperan pada reaksi


alergi (terutama infeksi cacing)
 Basofil : Mengandung granula berwarna biru dan berperan pada reaksi
alergi
 Netrofil (Batang dan Segmen) : Disebut juga sel Poly Morpho Nuclear dan
berfungsi sebagai fagosit

2). Agranulosit : Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula.

Terdiri dari :

 Limfosit : Berfungsi sebagai sel kekebalan tubuh, yaitu


Limfosit T : Berperan sebagai imunitas seluler
Limfosit B : Berperan sebagai imunitas humoral
 Monosit : Lekosit dengan ukuran paling besar

Fungsi lekosit ada dua, yaitu :


 Fungsi defensip yaitu fungsi untuk mempertahankan tubuh
terhadap benda-benda asing termasuk mikroorganisme penyebab
infeksi.
 Fungsi reparatif yaitu fungsi yang memperbaiki / mencegah
terjadinya kerusakan terutama kerusakan vaskuler / pembuluh
darah.
c). Trombosit (keping darah / sel darah pembeku)
Jumlah pada orang dewasa 200.000 – 500.000 sel/μl darah.
Bentuknya tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada
sum-sum tulang dan berperan dalam proses pembekuan darah.
2. Bagian cair (plasma / serum)

 Plasma adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan


cara memutar sejumlah darah yang sebelumnya ditambah dengan
antikoagulan.
 Serum adalah cairan berwarna kuning muda yang didapat dengan
cara memutar sejumlah darah yang dibiarkan membeku tanpa
penambahan antikoagulan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ANEMIA

1. Pengertian anemia
anemia adalah pengurangan julmal sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan
volum pada sel darah merah (hematokrit) /100 ml darah (price, 1996).
2. Etiologi anemia

Berkurangnya sel darah merah dapat disebabkan oleh kekurangan kofaktor untuk
eritropoisis, seperti : asam folat, vitamin b12 dan besi. Produksi sel darah merah juga
dapat turun apabila sumsum tulang tertekan(oleh tumor atau obat) atau rangsangan yang
tidak memadai karena kekurangan eritropoitin. Peningkatan penghancuran sel darah
merah dapat terjadi akibat aktivitas sistem retikuloendotelial yang berlebihan.

3. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yag disebabkan oleh kurangnya mineral Fe
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit

4. Etiologi anemia defisiensi besi

 Asupan besi yang kurang pada jeniis makanan Fe non-heme, muntah berulang pada
bayi, dan pemberian makanan tambahan yang tidak sempurna
 Malabsorbsi pada enteritis dan proses malnutrisi (PEM)
 Kehilangan atau pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan saluran cerna kronis
seperti pada diventrikulum Meckel, poliposis usus, alergi susu sapi, dan infestasi
cacing.
 Kebutuhan besi yang meningkat oleh karena pertumbuhan yang cepat pada bayi dan
anak, infeksi akut berulang, dan infeksi menahun.
 Depo besi yang kurang seperti pada berat badan lahir rendah, kembar
 Kombinasi dari etiologi di atas
5. Faktor Predisposisi

a. Status hematologic wanita hamil


b. Berat badan lahir rendah
c. Partus , dimana terjadi kelahiran abnormal dan pengikatan
tali pusar terlalu dini
d. Pemberian makanan yang tidak adekuat karena
ketidaktahuan ibu, perilaku pemberian makan, keadaan social, jenis makanan.
e. Infeksi menahun dan infeksi akut berlangsung
f. Infestasi parasit, seperti ankilostoma, trichuris trichiura,
dan amuba

6. Manifestasi Klinis

Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, mudah lelah, pucat, sakit kepala, atau
iritabel. Pucat terlihat pada mokusa bibir, faring, telapak tangan, dasar kuku, dan
konjungtiva. Papil lidah atrofi, jantung agak membesar. Tidak ada pembesaran limpa dan
hati, serta tidak terdapat iastesis hemoragik.

7. Pemeriksaan Penunjang

Kadar hemoglobin kurang dari 10g/dl, mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel


target, serum iron (SI) rendah, dan Iron Binding Capasity (IBC) meningkat.

Hasil pemeriksaan sumsum tulang sistem eritropoitek hiperaktif dengan sel normoblas
poikromatofil yang predominan.

8. Diagnosis

Ditegakkan atas dasar ditemukannyapenyebab defisiensi besi dari anamnesis dan


secara klinis didapatkan pucat tanpa organomegali, gambaran erirosit mikrositik
hipokrom, Si rendah, dan IBC meningkat, tidak terdapat besi dalam sumsum tulang, dan
bereaksi baik terhadap pengobatan dengan preparat besi.

9. Penatalaksanaan
a. Pengobatan kausal
b. Makanan yang adekuat
c. Pemberian preparat besi (sulfas perosus) 3 x 10 mg/ kg BB perhari.
d. Tranfusi darah diberikan bila Hb kurang 5 gr/dl dan disertai dengan keadaan buruk

10. ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA


a. Pengkajian

a. Aktivitas / Istirahat

 Keletihan, kelemahan otot, malaise umum


 Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
 Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat
 Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya
 Ataksia, tubuh tidak tegak
 Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang
menunjukkan keletihan

b. Sirkulasi

 Riwayat kehilangan darah kronis, mis : perdarahan GI


 Palpitasi (takikardia kompensasi)
 Hipotensi postural
 Disritmia : abnormalitas EKG mis : depresi segmen ST dan pendataran atau
depresi gelombang T
 Bunyi jantung murmur sistolik
 Ekstremitas : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut,
faring, bibir) dan dasar kuku
 Sclera biru atau putih seperti mutiara
 Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan
vasokonsriksi kompensasi)
 Kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)
 Rambut kering, mudah putus, menipis
c. Eliminasi

 Riwayat pielonefritis, gagal ginjal


 Flatulen, sindrom malabsorpsi
 Hematemesis, feses dengan darah segar, melena
 Diare atau konstipasi
 Penurunan haluaran urine
 Distensi abdomen

D. Makanan / cairan

 Penurunan masukan diet


 Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)
 Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia
 Adanya penurunan berat badan
 Membrane mukusa kering,pucat
 Turgor kulit buruk, kering, tidak elastic
 Stomatitis
 Inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah

E. Neurosensori

 Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan


berkonsentrasi
 Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata
 Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki
 Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis
 Tidak mampu berespon lambat dan dangkal
 Hemoragis retina
 Epistaksis
 Gangguan koordinasi, ataksia

F. Nyeri/kenyamanan
 Nyeri abdomen samar, sakit kepala

G. Pernapasan

 Napas pendek pada istirahat dan aktivitas


 Takipnea, ortopnea dan dispnea

b. Diagnosa Keperawatan

Perubahan perusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler


yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam anak menunjukkan


perfusi yang adekuat

Kriteria Hasil :

 Tanda-tanda vital stabil


 Membran mukosa berwarna merah muda
 Pengisian kapiler
 Haluaran urine adekuat

Intervensi :

Intervensi Rasional
1. Ukur tanda-tanda vital, observasi memberikan informasi tentang keadekuatan
pengisian kapiler, warna kulit/membrane perfusi jaringan dan membantu kebutuhan
mukosa, dasar kuku intervensi.

dispnea, gemericik menunjukkan CHF karena


2. Auskultasi bunyi napas regangan jantung lama/peningkatan kopensasi
curah jantung.
iskemia seluler mempengaruhi jaringan
3. Observasi keluhan nyeri dada, miokardial/potensial resiko infark.
palpitasi
4. Evaluasi respon verbal melambat, mengindikasikan gangguan perfusi serebral
agitasi, gangguan memori, bingung karena hipoksia

5. Evaluasi keluhan dingin,


pertahankan suhu lingkungan dan tubuh vasokonstriksi (ke organ vital) menurunkan

supaya tetap hangat. sirkulasi perifer

6. Observasi hasil pemeriksaan mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan


laboratorium darah lengkap pengobatan/respons terhadap terapi.

7. Berikan transfusi darah


meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen,

lengkap/packed sesuai indikasi memperbaiki defisiensi untuk mengurangi resiko


perdarahan
8. Berikan oksigen sesuai indikasi memaksimalkan transpor oksigen ke jaringan

9. Siapkan intervensi pembedahan transplantasi sumsum tulang dilakukan pada


sesuai indikasi. kegagalan sumsum tulang/ anemia aplastik.

Diagnosis Keperawatan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna
atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah (SDM) normal.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak mampu mempertahankan


berat badan yang stabil

Kriteria hasil :

 Asupan nutrisi adekuat


 Berat badan normal
 Nilai laboratorium dalam batas normal Albumin : 4 – 5,8 g/dL
 Hb : 11 – 16 g/dL
 Ht : 31 – 43 %
 Trombosit : 150.000 – 400.000 µL
 Eritrosit : 3,8 – 5,5 x 1012

Intervensi :

Intervensi Rasional
1. Observasi dan catat masukan mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan
makanan anak konsumsi makanan

2. Berikan makanan sedikit dan makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan
frekuensi sering meningkatkan asupan nutrisi

3. Observasi mual / muntah,


flatus. gajala GI menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ

4. Bantu anak melakukan oral meningkatkan napsu makan dan pemasukan oral.
higiene, gunakan sikat gigi Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan
yang halus dan lakukan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut diperlukan
penyikatan yang lembut bila jaringan rapuh/luak/perdarahan.

5. Observasi pemeriksaan
laboratorium : Hb, Ht, Eritrosit, mengetahui efektivitas program pengobatan, mengetahui

Trombosit, Albumin sumber diet nutrisi yang dibutuhkan

bila ada lesi oral, nyeri membatasi tipe makanan yang


6. Berikan diet halus rendah serat,
dapat ditoleransi anak.
hindari makanan pedas atau terlalu
asam sesuai indikasi

7. Berikan suplemen nutrisi mis :


ensure, Isocal meningkatkan masukan protein dan kalori.

Diagnosis Keperawatan

Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses
pencernaan.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak menunjukan perubahan pola
defekasi yang normal.

Kriteria hasil :
 Frekuensi defekasi 1x setiap hari
 Konsistensi feces lembek, tidak ada lender / darah
 Bising usus dalam batas normal

Intervensi :

Intervensi Rasional
1. Observasi warna feces, konsistensi, frekuensi membantu mengidentifikasi penyebab /
dan jumlah. factor pemberat dan intervensi yang tepat

2. Auskultasi bunyi usus. bunyi usus secara umum meningkat pada


diare dan menurun pada konstipasi.
3. Hindari makanan yang menghasilkan gas. menurunkan distensi abdomen

serat menahan enzim pencernaan dan


4. Berikan diet tinggi serat mengabsorpsi air dalam alirannya
sepanjang traktus intestina
5. Berikan pelembek feces, stimulant ringan, mempermudah defekasi bila konstipasi
laksatif sesuai indikasi. terjadi

6. Berikan obat antidiare mis : difenoxilat


hidroklorida dengan atropine (lomotil) dan menurunkan motilitas usus bila diare terjadi
obat pengabsorpsi air mis Metamucil.

Diagnosis Keperawatan

Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman)


dan kebutuhan.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak melaporkan peningkatan


toleransi aktivitas.

Kriteria hasil :

 Tanda – tanda vital dalam batas normal


 Anak bermain dan istirahat dengan tenang
 Anak melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan
 Anak tidak menunjukkan tanda – tanda keletihan
Intervensi :

Intervensi Rasional
manifestasi kardiopulmonal dari upaya
1. Ukur tanda – tanda vital setiap 8 jam jantung dan paru untuk membawa jumlah
oksigen adekuat ke jaringan.
2. Observasi adanya tanda – tanda keletihan :
takikardia, palpitasi, dispnea, pusing, kunang – membantu menetukan intervensi yang
kunang, lemas, postur loyo, gerakan lambat dan tepat
tegang

3. Bantu anak dalam aktivitas diluar batas toleransi


anak. mencegah kelelahan

4. Berikan aktivitas bermain pengalihan sesuai meningkatkan istirahat, mencegah


toleransi anak kebosanan dan menarik diri

Diagnosis Keperawatan

Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh sekunder leucopenia,
penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam infek tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

 Tanda – tanda vital dalam batas normal


 Leukosit dalam batas normal
 Keluarga menunjukkan perilaku pencegahan infeksi pada anak

Intervensi

Intervensi Rasional
1. Ukur tanda – tanda vital setiap 8 jam. demam mengindikasikan terjadinya infeksi.

2. Tempatkan anak di ruang isolasi bila mengurangi resiko penularan mikroorganisme


memungkinkan dan beri tahu keluarga kepada anak.
supaya menggunakan masker saat
berkunjung

3. Pertahankan teknik aseptik pada setiap


prosedur perawatan. mencegah infeksi nosokomial

lekositosis mengidentifikasikan terjadinya infeksi


4. Observasi hasil pemeriksaan leukosit. dan leukositopenia mengidentifikasikan penurunan
daya tahan tubuh dan beresiko untuk terjadi infeksi
Evaluasi Keperawatan

a. Mempertahankan perfusi jaringan adekuat


b. Mempertahankan asupan nutrisi adekuat dan berat badan stabil
c. Menunjukkan pola defekasi normal
d. Mengalami peningkatan toleransi aktivitas
e. Infeksi tidak terjadi

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi
untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri.
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah).
      Plasma Darah (bagian cair darah) terdiri dari plasma.
Korpuskuler (bagian padat darah) terdiri dari :
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
3. Keping Darah (Trombosit)
Darah didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1.   Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa
metabolisme, hormon, dan air.
2.   Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke
organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara
36 – 37oC.
3.   Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah
putih.
4.   Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

DAFTAR PUSTAKA

http://nursingprogramupnvj.blogspot.com/2013/10/sistem-hematologi.html

http://www.artikelsiana.com/2014/10/bagian-bagian-sel-darah-fungsi-darah.html#_
http://nuzulwahyudi10.blogspot.com/2013/11/makalah-sistem-hematologi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Darah

 http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/10/fungsi-plasma-sel-darah-merah-sel-darah.html

Anda mungkin juga menyukai