DISUSUN OLEH
MUTIA
NIM : 180101021
DOSEN PEMBIMBING
Ns.SRI AMELIATI.S.KEP
2018/2019
KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah Saya selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan judul
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN. .
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami aspek pelayanan kesehatan di
Indonesia.
Ucapan terima kasih dan puji syukur saya sampaikan kepada Allah dan semua pihak yang
telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah ini..
Saya selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah ini,
namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu saya
memohon saran serta komentar yang dapat kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan
pedoman dimasa yang akan datang.
Pariaman , 15 oktober
2018
MUTIA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Secara umum mutu pelayanan kesehatan di Indonesia masih relatif belum profesional. Hal
ini bisa dilihat dengan adanya kemampuan profesional terbatas, pengaturan tugas yang kurang
efektif, dan fasilitas maupun alat yang kurang memadai. Kondisi seperti ini terjadi akibat relatif
masih kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan maupun adanya krisis moral para perilaku
pelayan kesehatan akibat krisis di berbagai bidang yang berkepanjangan.
Di sisi lain, era globalisasi dengan berbagai konsekuensinya seperti tuntutan pelayanan
rumah sakit yang semakin kompetitif menuntut petugas kesehatan untuk bertindak profesional.
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan, oleh karena itu
manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan.
2. TUJUAN
1.Mahasiswa dapat membedakan antara sistem pelayanan kesehatan masyarakat dengan sistem
pelayanan kedokteran
2. Mahasiswa dapat mengetahui sistem pelayanan kesehatan di Indonesia
3. mahasiswa dapat memahami kebijakan kesehatan era otonomi daerah
PEMBAHASAN
Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit Perhatian utamanya pada penyembuhan penyakit
Sasaran utamanya adalah masyarakat secara Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga
keseluruhan
Boleh menarik perhatian masyarakat Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan
dengan etika kedokteran
Menjalani fungsi dengan mengorganisir Menjalani fungsi perseorangan dan terikat dengan
masyarakat dan didukung dengan undang-undang undang-undang
Penghasilan berupa gaji dari pemerintah Penghasilan diperoleh dari imbal jasa
Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat Bertanggung jawab hanya kepada penderita
Banyak sekali yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di
Indonesia. Salah satunya adalah mengubah paradigma berpikir untuk menjadi seorang dokter.
Banyak orang berniat menjadi dokter untuk memperoleh kekayaan dan kehormatan. Ketika
mereka memutuskan untuk menjalani proses tersebut, ternyata apa yang mereka alami tidak
semudah yang dibayangkan. Banyak proses berat yang harus dilalui. Mulai dari durasi belajar
yang sangat lama, belum lagi harus praktek ke daerah-daerah terpencil. Setelah itu harus membuka
praktek dan melanjutkan sekolah lagi untuk mengambil spesialisasi. Benar-benar jalan yang
sangat panjang dan berliku untuk mendapatkan kekayaan.
Untuk itu, pemikiran dan niat awal dalam menjadi seorang dokter harus dirubah. Menjadi
dokter berarti menjadi pelayan kesehatan. Ya, menjadi “pelayan”. Seorang dokter harus
mempunyai niat yang tulus dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Mereka yang
berniat menjadi dokter haruslah karena panggilan hati untuk menolong orang lain. Tanpa
dorongan dari hal tersebut, pilihan menjadi dokter akan menjadi mimpi buruk bagi yang
menjalankannya.
Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan, lebih mengacu kepada
konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ; perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan
pengendalian (controlling).
Fungsi manajemen yang dilakukan di rumah sakit secara garis besar meliputi ;
perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
a. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena
perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan upaya
pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik yang
dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang disusun
berdasarkan pola konsumsi dan pola epidemiologi, (b) perencanaan tenaga professional
kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga tersebut misalnya ; tenaga perawat dan
bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara lain ; ketergantungan pasen, beban
kerja, dll.
b. Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya yang
dimiliki RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuannya.
Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama hal
dengan di organisasi lainnya.
c. Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama dengan hotel atau
penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen) dan keluarganya, serta
pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita oleh
anggota keluarganya yang sedang dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan
pelaksanaan di RS sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan
kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa pelayanan kesehatan
(customer service), dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan sempurna,
sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan
untuk kepuasan pasen dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat
kompleks,karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
d. Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara terus
menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk
menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar
tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai
hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi tenaga yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter
maupun tenaga administratif.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ; (1) quality of care yaitu
peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan dalam menjalankan
profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang dilakukan oleh organisasi profesi, (2)
quality of service, yaitu peningkatan kualitas yang terkait dengan pengadaan sarana,
dan menjadi tanggung jawab institusi sarana kesehatan (Puskesmas)
e. Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD)
Meskipun Departemen Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM)
menyatakan obat palsu di Indonesia tidak sampai 1 persen dan jumlah temuan kasus terus
menurun dari 268 kasus (tahun 2003) menjadi 219 (2004), 266 (2005), dan 146 (2006),
jumlah dan jenis obat yang dipalsukan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pelayanan rawat jalan: Di antara penduduk yang mengeluh sakit dalam 1 bulan
terakhir 40 % yang melakukan rawat jalan. Pelayanan kesehatan yang banyak
dimanfaatkan untuk rawat jalan adalah praktek dokter dan praktek petugas kesehatan
masing masing 27,5 %, diikuti Puskesmas (23,6 %), Pustu (6,6 %), RS Pemerintah (5,3
%) dan RS Swasta (4 %). Penduduk miskin lebih memanfaatkan pelayanan rawat jalan
Pustu dan praktek petugas kesehatan sedangkan penduduk kaya lebih memanfaatkan
pelayanan RS Pemerintah, RS Swasta dan praktek dokter. Pemanfaatan Puskesmas
hampir merata menurut strata ekonomi. Dibandingkan kawasan Sumatra dan Jawa Bali,
penduduk Kawasan Indonesia Timur lebih banyak memanfaatkan Puskesmas dan Pustu
untuk rawat jalan.
Pelayanan rawat inap: Pelayanan kesehatan untuk rawat inap yang banyak
dimanfaatkan adalah RS Pemerintah (37,1 %) dan RS Swasta (34,3 %) diikuti Rumah
Bersalin ( 13,7 %), Puskesmas (10,7 %). Penduduk miskin lebih banyak memanfaatkan
pelayanan Puskesmas untuk rawat inap sedangkan penduduk kaya lebih akses pada RS
Swasta. RS Pemerintah lebih banyak dimanfaatkan penduduk Kawasan Timur Indonesia.
A. KEBIJAKAN KESEHATAN
1.Definisi
Analisisi kebijakan kesehatan adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau
tidak, dalam mengambil kebijakan di bidang kesehatan berlandaskan atas manfaat yang
optimal yang akan diterima oleh masyarakat.
c.Tujuan
Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna
dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya Tujuan tersebut
dicapai melalui pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan serta pemantapan fungsi-
fungsi administrasi kesehatan yang didukung oleh sistem informasi kesehatan, ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan serta hukum kesehatan
d. Sasaran
Tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman, serta hukum kesehatan yang
menunjang pembangunan kesehatan
Terbentuk dan terselenggaranya sistem informasi manajemen kesehatan yang
ditunjang oleh sistem informasi manajemen kesehatan daerah
Terlaksananya dan termanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan kesehatan
dalam mendukung pembangunan kesehatan
Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan
pengembangan perilaku sehat
Terselenggaranya advokasi dan pengawasan oleh perorangan, kelompok dan
masyarakat dibidang kesehatan
Terselenggaranya sistem surveilans dan kewaspadaan dini serta penanggulangan
kejadian luarbiasa
Tersedianya pembiayaan kesehatan yang cukup , adil, berdaya guna dan berhasil
guna
Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi dan distribusinya
merata.
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (wikepedia.com).
Proses
keperawatan:
Pendidikan klien:
Pencegahan penyakit
Mempertahankan kesehahatan
Informed consent
Rencana pulang/ komunitas
PARTIAL CARE
TOTAL CARE
1) Fungsional
Kelebihannya:
a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik
b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
c. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawatan pada pasien diserahkan kepada perawat junior
Kelemahannya:
a. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
b. Pelayanan keperawatan terpisah- pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan
c. Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan
saja
2) Keperawatan tim
Metode ini menggunakan tim yang tdd anggota yang berbeda- beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien
Kelebihannya:
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Menungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim
Kelemahannya:
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada wakt- waktu
sibuk
b) Pengorganisasian
c) Pengarahan
1. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Dalam sistem ini terdapat tingkat, lembaga, lingkup dan faktor yang mempengaruhi
dalam terlaksananya sistem pelayanan kesehatan tersebut.
2. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta kualitas dari
pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan efektif, itu semua dapat
dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat, dan diharapkan perawat dapat
memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus dan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://ochiecuah.blogspot.com/2015/11/makalah-sistem-pelayanan-kesehatan.html
http://mallatea.blogspot.com/2013/02/perbedaan-pelayanan-kedokteran-dan.html
nanangnugrah4.blogspot.com/2013/01/paradigma-kebijakan-pelayanan-publik-di.html
https://karyatulisilmiah.com/sistem-pelayanan-kesehatan-di-indonesia
https://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/07/09/konsep-manajemen-asuhan-keperawatan/
http://deskjazz.blogspot.com/2016/03/manajemen-asuhan-keperawatan.html