Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK

A. Pengertian
Motorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan
lengan pada bayi berupa gerakan menendang,menjejak , meraih, mengangkat
leher, dan menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus terus di pantau dan di
stimulasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang optimal.

B. Urutan perkembangan motorik kasar pada anak.:


1. Menggerakkan kaki tangan saaat berbaring
Sejak lahir bayi sudah memiliki reflex untuk menggerakkan kaki dan
tangannya secara sederhana. menginjak usia 1 bulan dia mulai blajar
menggerakkan kaki dan tangannya ke atas.

2. Menggangkat kepala telungkup


Mengangkat kepala saat telungkup umumnya baru bis di lakukan bayi berusia
2 bulan, namun tidak menutup kemungkinan jika sebelum usia 2 bulan
bahkan 1 bulan.

3. Memiringkan badan saat telungkup


Memiringkan badan saat telungkupumumnya sudah dapat dilakukan bayi usia
3-4 bulan. Latihlah gerakan ini denagn membunyikan mainan dari arah
samping / memanggil namanya.

4. Telungkup sendiri
Bayi berusaha untuk telungkup sendiri pada umumnya dapat dilakukan di
usia 4-5 bulan, dan membutuhkan bantuan orangtua. menstimulasi berulang
kali sampai melakukannya sendiri.

5. Duduk
Di usia 4-6 bulan bayi belum bias duduk sendiri, namun orangtua sudah bisa
memposisikannya duduk saat si kecil di gendong. usia 6-7 bulan mampu

1
duduk sendiri meski Cuma sebentar tanpa di bantu. Usia 8 bulan sudah dapat
duduk kurang lebih 10 menit dan usia 9-10 bulan duduk sendiri.

6. Merangkak
Kemampuan merangkak bayi usia 8-10 bulan meski beberapa bayi sudah
dapat merangkak pada usia 6-7 bulan, tapi tidak semua bayi dapat merangkak
melalui tahapan kemampuan ini sebelum berdiri dan berjalan.

7. Berdiri
Di usia 4-5 bulan, bayi sangat senang bila diberdirikan di atas pangkuan kita.
Berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya pada usia 9 bulan lalu usia 10-12
bulan sudah berdiri sendiri tanpa bantuan.

8. Berjalan
Umumnya anak dapat berjalan di rentang usia 13-15 bulan

C. Empat Stimulasi Motorik Kasar


1. Jalan
Sebelum orangtua memberikan stimulasi pada anak, pastikan anak
sudah melalui perkembangan sebelumnya, seperti duduk, merangkak, dan
berdiri. Pada kemampuan motorik kasar ini, yang harus distimulasi adalah
kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan ke belakang, berjalan
berjingkat, melompat/meloncat, berlari, berdiri satu kaki, menendang bola,
dan lainnya. Berjalan seharusnya dikuasai saat anak berusia 1 tahun
sementara berdiri dengan satu kaki dikuasai saat anak 2 tahun.
Untuk berjalan, perkembangan yang harus dikuatkan adalah
keseimbangan dalam hal berdiri. Ini berarti, si kecil tak hanya dituntut
sekadar berdiri, namun juga berdiri dalam waktu yang lebih lama (ini
berkaitan dengan lamanya otot bekerja, dalam hal ini otot kaki).
Bila perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan baik, anak akan
mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil jadi cenderung kurang percaya
diri dan ia pun selalu menghindari aktivitas yang melibatkan keseimbangan
seperti main ayunan, seluncuran, dan lainnya. Sebaliknya, anak lebih memilih
aktivitas pasif seperti membaca buku, main playstation, dan sebagainya.

2
Cara Stimulasi :
 Orangtua berdiri berjarak dengan anak sambil memegang mainan yang
menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan gambar-gambar yang
menarik di lantai. Minta anak untuk menginjak karpet/lantai. Misalnya,
“Ayo Dek, injak gambar gajahnya!”
 Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bisa didorong-dorong juga
bisa membantu anak belajar berjalan.

2. Lari
Perkembangan lari akan memengaruhi perkembangan lompat dan
lempar serta kemampuan konsentrasi anak kelak, Pada tugas perkembangan
ini, dibutuhkan keseimbangan tubuh, kecepatan gerakan kaki, ketepatan 4
pola kaki-(heel strike/bertumpu pada tumit, toe off/telapak kaki mengangkat
kemudian kaki bertumpu pada ujung-ujung jari kaki, swing/kaki berayun dan
landing/setelah mengayun kaki menapak pada alas)dan motor planning
(perencanaan gerak).
Lalu apa hubungan perkembangan lari dengan kemampuan
konsentrasi? Begini, pada perencanaan gerak (salah satu syarat tugas
perkembangan lari) dibutuhkan kemampuan otak untuk membuat
perencanaan dan dilaksanakan oleh motorik dalam bentuk gerak yang
terkoordinasi. Nah, kemampuan perencanaan gerak tingkat tinggi (seperti lari)
akan memacu otak melatih konsentrasi.
Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik, anak akan
bermasalah dalam keseimbangannya, seperti mudah capek dalam beraktivitas
fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-tugas yang
melibatkan konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan kemampuan mental
seperti memasang pasel, tak mau mendengarkan saat guru bercerita (anak
justru asyik ke mana-mana), dan lainnya.
Cara Stimulasi :
 Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak berada pada fase jalan, sekitar usia
12 bulan ke atas. Aktivitasnya bisa berupa menendang bola, main sepeda
(mulai roda 4 sampai bertahap ke roda 3 dan kemudian roda 2) serta naik
turun tangga.

3
3. Lompat
Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah keseimbangan
yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor planning (perencanaan
gerak). Contoh, saat anak ingin melompati sebuah tali, ia harus sudah punya
rencana apakah akan mendarat dengan satu kaki atau dua kaki. Kalaupun satu
kaki, kaki mana yang akan digunakan.
Jika anak tidak adekuat dalam perkembangan melompat, biasanya
akan menghadapi kesulitan dalam sebuah perencanaan tugas yang
terorganisasi (tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan motor planning).
Cara Stimulasi :
 Lompat di tempat atau di trampolin. Jangan lompat-lompat di tempat tidur
karena meski melatih motorik namun “mengacaukan” kognitif. Dalam
arti, mengajarkan perilaku atau mindset yang tidak baik pada anak.
Karena seharusnya tempat tidur bukan tempat untuk melompat atau
bermain.
 Lompatan berjarak (gambarlah lingkaran-lingkaran dari kapur atau
gunakan lingkaran holahop yang diatur sedemikian rupa letaknya). Minta
anak untuk melompati lingkaran-lingkaran tersebut, gradasikan tingkat
kesulitan dengan memperlebar jarak dan menggunakan kaki dua lalu satu
secara bergantian.

4. Lempar
Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan, rasa sendi
(proprioseptif), serta visual. Peran yang paling utama adalah proprioseptif,
bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau aktivitas. Umpama, pada saat
anak melempar bola, seberapa kuat atau lemah lemparannya, supaya bola
masuk ke dalam keranjang atau sasaran yang dituju.
Jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik, anak
akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstrimitas atas
(bahu, lengan bawah, tangan dan jari-jari tangan). Seperti, dalam hal menulis.
Tulisannya akan tampak terlalu menekan sehingga ada beberapa anak yang
tulisannya tembus kertas, atau malahan terlalu kurang menekan (tipis) atau
antarhurufnya jarang-jarang (berjarak). Dalam permainan yang membutuhkan
ketepatan sasaran pun, anak tidak mahir. Umpama, permainan dartboard.

4
Aktivitas motorik halus lainnya juga terganggu semisal pakai kancing baju,
menali sepatu, makan sendiri, meronce, main pasel, menyisir rambut,
melempar sasaran, dan lain-lain. Intinya, stimulasi pada perkembangan ini
yang tidak optimal berindikasi pada keterampilan motorik halus yang
bermasalah.
Gangguan lain berkaitan dengan koordinasi, rasa sendi dan motor
planning yang bermasalah. Contoh, ketika bola dilempar ke arah anak, ada
dua kemungkinan respons anak, yaitu tangan menangkap terlambat sementara
bola sudah sampai. Atau tangan melakukan gerak menangkap terlebih dahulu
sementara bola belum sampai. Seharusnya, respons tangkap anak sesuai
dengan stimulus datangnya bola dan anak bisa memprediksinya. Bila ada
gangguan berarti anak bermasalah dalam sensori integrasinya. Sensori
integrasi adalah mengintegrasikan gerak berdasarkan kemampuan dasar
sensori anak. Tentunya ini dapat diatasi dengan terapi yang mengintegrasikan
sensori-sensorinya.
Cara Stimulasi :
 Main lempar tangkap bola (gradasikan tingkat kesulitannya) yaitu posisi,
besar bola, berat bola, dan jenis lambungan. Pada posisi bisa dilakukan
sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila, duduk kaki seperti huruf W
ke belakang, jongkok, dan bahkan berdiri. Pada jenis lambungan, bisa
dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau lambungan dari
bawah.
 Main dartboard atau lempar panah. Gunakan jenis dartboard yang khusus
buat anak-anak (yang aman dan tidak tajam), seperti jenis dartboard yang
terbuat dari papan velcrow dan anak panahnya diganti dengan bola yang
bervelcrow.

D. Tugas Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak


1. Pada anak usia 1 tahun :
a. Anak bisa bergerak di tempat yang rata
b. Berdiri dan berjalan beberapa langkah
c. Bejalan lancar atau cepat
d. Bisa langsung duduk saat jatuh
e. Merangkak di tangga
f. Menarik dan mendorong benda yang besar
g. Melempar bola

5
2. Pada usia 2 tahun :
a. Meloncat
b. Berjalan mundur
c. Menendang bola
d. Memanjat sofa
e. Berjalan jinjit
f. Berdiri sebelah kaki
g. Bangun tidur langsung duduk
h. Naik tangga
i. Duduk di sepeda
j. Mengayuh sepeda

3. Tugas perkembangan motorik kasar pada usia 3 tahun :


a. Berjinjit sambil berjaln tanpa jatuh ( seimbang)
b. Melompat dengan satu kaki
c. Melompat dengan satu kaki lebih dari 5 detik
d. Berjalan menyusuri papan titian.
e. Melempar bola jarak jauh
f. Melampar bola besar
g. Mengendarai sepeda roda tiga

4. Pada anak usia 4 tahun :


a. Sudah boleh menuruni tangga
b. Berjalan mundur dengan lurus

E. PENYEBAB KETERLAMBATAN MOTORIK KASAR


Keterlambatan motorik kasar menunjukkan adanya kerusakan pada susunan saraf
pusat seperti serebral palsi( gangguan motorik yang di sebabkan oleh kerusakan
bagian otak yang mengatur otot –otot tubuh) :
 Kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi selama hamil
 Bayi terlalu lama di jalan lahir, bayi terjepit jalan lahir, bayi menderita caput
sesadonium, bayi menderita cepal hematom
 Kurang asupan nutrisi (ASI), menderita penyakit infeksi, asfiksia, ikterus.

Gejala-gejala keterlambatan perkembangan motorik kasar pada anak :


 Bayi terlalu kaku
Perhatikan bila si kecil terus berbaring tanpa melakukan gerakan apapun serta
kepalanya tidak dapat di angkat saat di gendong. Ini menunjukkan motorik
kasar si kecil terlalu parah.
 Gerakan anak kurang aktif
Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika di bndingkan dengan anak sebaya
nya.

F. PENATALAKSANAAN

6
Jika memang ditemukan adanya keterlambatan dalam perkembangan motorik
kasar si kecil, harus segera ditelusuri. Faktor-faktor penyebabnya sebelum
menentukan apa yang harus dilakukan.
1. Pola Asuh
Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh atau protektif, maka
pertama-tama yang harus dirubah adalah sikap orang tua . Orang tua harus
membiarkan anak bergerak bebas sebatas tidak membahayakan si kecil. Dengan
upaya ini si kecil semakin terpicu untuk melatih semua tahap perkembangan
motorik kasarnya

2. Kelainan Tubuh
Kalau penyebab keterlambatan tersebut karena kelainan tubuh tertentu maka
harus dikonsultasikan dengan dokter anak. Berbagai kelainan tersebut
misalnya otot yang tidak berkembang secara optimal atau karena adanya
gangguan saraf tepi, kelainan sumsum tulang belakang, kurangnya tenaga
untuk beraktivitas, ukuran kepala bayi yang abnormal serta kerusakan
susunan saraf pusat. Melalui berbagai pemeriksanaan dokter dapat
mendiagnosa penyebabnya dan mengatasi gangguannya.

3. Kurang Bergerak
Keterlambatan perkembangan motorik kasar si kecil dapat pula disebabnya
kurangnya ia bergerak atau kurangnya rangsangan. Kalau hal ini yang terjadi
tatalaksana yang dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi medik antara lain
melalui fisiotherapi. Fisiotherapi dapat menjadi salah satu alternative jalan
keluar yaitu dengan melatih otot-otot tubuh si kecil sehingga kemampuan
motorik kasarnya di harapkan berkembang optimal.

4. Kecukupan Gizi
Gizi yang seimbang harus diberikan dengan baik agar bertumbuhan fisik anak
optimal. Kondisi ini memungkinkan kemampuan motorik pun akan terasah
dengan baik, sebaliknya kondisi gizi yang kurang atau buruk tentu akan
sangat berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan kemampuannya secara
umum.

5. Kematangan Otot
Bayi yang memiliki kematangan otot sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan kemampuan motorik kasarnya. Hal ini akan sulit pula untuk

7
menstimulasinya. Yang perlu dilakukan hanyalah memberikan fisiotherapi
okupasi ditambah terapi obat-obatan jika memang dianggap perlu.

6. Berat Tubuh
Berat tubuh berlebihan berkemungkinan membuat bayi menjadi sulit
mengembangkan kemampuan motorik kasarnya. Yang diperlukan adalah
menjaga asupan makan si kecil agar berat bandannya mendekati angka ideal
sehingga ia lebih nyaman bergerak.

7. Kenyamanan
Kekurang nyamanan bisa disebabkan ada sesuatu yang melekat di tubuh bayi.
terkadang bayi menjadi sulit menggerakkan kaki karena terikat bedong. Saat
mengajaknya belajar berjalan sebaiknya lepaskan kaos kaki dan kenakan kaos
atau sepatu yang tidak licin.

8. Pengalaman Negatif
Pengalaman negatif misalnya saat belajar merangkak, si kecil pernah terjatuh
yang membuat gusinya berdarah. Kejadian ini dapat membuatnya trauma dan
enggan melakukan latihan sehingga kemampuannya menjadi terlambat
muncul.

9. Sakit
Bayi sering mengalami sakit, diantaranya infeksi telinga, batuk, pilek maupun
radang tenggorokan yang akan membuat perkembangan motoriknya terlambat
disbanding bayi seusiannya.

G. PATOFISIOLOGI

INTRANATAL
ANTENATAL POST NATAL
L
Bayi terlalu lama di jalan lahir
Kurang asupan nutrisi
Kurang asupan , bayi terjepit di jalan
nutrisi , terserang ( ASI) ,Bayi menderita
penyakit infeksi lahir,bayi menderita kaput
penyakit infeksi
selama hamil sesadonium, bayi menderita
asfiksia,dan ikterus
sepal hematom
Nutrisi yang diterima
janin sedikit Trauma saat Lahir
Suplai zat-zat nutrient ke
organ-organ tubuh
Pertumbuhan otak tidak terutama otak dan otot
Kerusakan
8 pada Otak
optimal berkurang
H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas data umum
Umur : menyerang anak diusia tumbuh kembang
Status ekonomi : nutrisi yang kurang merupakan salah satu penyebab dari
gangguan motorik kasar.
Pendidikan : Orang tua yang sibuk biasanya menggunakan pengasuh
Kultur/ suku : suatu kebiasaan yang biasanya ada larangan untuk
mengkonsumsi makanan pada masa tumbuh kembang .
b. Keluhan Utama
c. Riwayat kehamilan dan kelahiran
 Prenatal : kurang asupan nutrisi, terserang penyakit infeksi
selama hamil
 Intranatal : Bayi terlalu lama di jalan lahir, terjepit jalan lahir,
bayi menderita caput sesadonium, bayi menderita cepal
hematom
 Post Natal : kurang asupan nutrisi, bayi menderita penyakit
infeksi , asfiksia, ikterus
d. Riwayat Masa Lampau
1. Penyakit waktu kecil
2. Pernah dirawat dirumah sakit
3. Obat-obat yang digunakan
4. Tindakan ( operasi )
5. Alergi
6. Kecelakaan
7. Imunisasi
e. Riwayat Keluarga
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
1. Lingkungan tempat tinggal, pola sosialisasi anak
2. Kondisi rumah
g. Riwayat psikososial spiritual

9
1. Yang mengasuh
2. Hubungan dengan anggota keluarga
3. Hubungan dengan teman sebayanya
4. Pembawaan secara umum
5. Pelaksanaan kesuatu spiritual

2. Pengkajian menggunakan KMS,KKA, dan DDST


a. Pertumbuhan
BB  bulan  8
Kaji BBL,BB saat kunjungan( )
2
1) BB normal (1-3 tahun) – 2 a x b (12-4)
 th7  7  5 
2) BB normal ( 6-12 tahun ) umur  
 2 
3) kaji berat badan lahir dan berat badan saat kunjungan TB = 64 x 77R =
usia dalam tahun
4) LL dan luka saat lahir dan saat kunjungan

b. Perkembangan
1) lahir kurang 3 bulan = belajar mengangkat kepala, mengikuti objek
dengan mata, mengoceh.
2) usia 3- 6 bulan mengangkat kepala 90 derajat, belajar meraih benda,
mengais, tertawa, dan meringis.
3) usia 6-9 bulan = duduk tanpa dibantu, tengkuarap, berbalik sendiri,
merangkak, meraih benda, memindahkan benda dari tangan satu ke
tangan yang lain dan mengeluarkan kata-kata tanpa arti.
4) usia 9-12 bulan = dapat berdiri sendiri menurunkan sesuatu mengeluarkan
kat-kata, mengerti ajakan sederhana, dan larangan berpartisipasi dalam
permainan.
5) usia 12-18 bulan = mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya menyusun 2-
3 kata dapat mengatakan 3-10 kata, rasa cemburu, bersaing.
6) usia 18-24 bulan = naik –turun tangga, menyusun 6 kata menunjuk kata
dan hidung, belajar makan sendiri, menggambar garis, memperlihatkan
minat pada anak lain dan bermain dengan mereka.

10
7) usia 2-3 tahun = belajar melompat, memanjat buat jembatan dengan 3
kotak, menyusun kalimat dan lain-lain.
8) usia 3-4 tahun = belajar sendiri berpakaian, menggambar berbicara
dengan baik, menyebut warna, dan menyayangi saudara.
9) usia 4-5 tahun = melompat, menari, menggambar orang , dan menghitung.

3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perkembangan motorik berhubungan dengan :
1) penurunan perkembangan fisik atau ketergantungan di sebabkan karena
adanya kerusakan pada system tubuh ,atau penyakit tertentu
2) kurangnya stimulasi dari orang tua
3) perubahan lingkungan
4) keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi atau
bermain atau pendidikan.

4. Intervensi Dan Implementasi Keperawatan


 Tujuan dan Kriteria Hasil :
a. orang tua mengerti tentang tugas tentang perkembangan sesuai dengan
kelompok usia. Anak bisa melakukan perawatan diri sesuai usia
b. anak dapat bersosialisasi sesuai dengan usia
 Rencana tindakan :
a. Ajari orang tua terhadap tugas perkembangan sesuai dengan kelompok
anak
b. berikan kesempatan pada anak bermain dengan teman sebayanya
c. berikan stimulasi dengan menggunakan bermacam-macam mainan
d. berikan waktu istirahat dan lakukan observasi kepada orang tua selama
interaksi dan makan
e. anjurkan perawatan diri sendiri.

5. Evaluasi
Anak menunjukkan perubahan dan perkembangan yang lebih dan terjadi
pencapaian dalam tugas perkembangan sesuai dengan klompok usia dan ukuran
fisik sesuai batasan ideal anak.

11
Sumber : SCRIBD

12

Anda mungkin juga menyukai